NovelToon NovelToon
Mamaku Simpanan Suamiku

Mamaku Simpanan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Wanita Karir / Romansa / Pelakor jahat
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Simpanan Suamiku selama ini ... MAM4?!!! nggak mungkin, nggak mungkin mam4 tega melakukan ini padaku. Aarrgghhh!!!"

Ungkapan kekecewaan Kimberly terdengar melalui jeritan kerasnya setelah menemukan kebenaran yang tersembunyi di ponsel suaminya. Mam4 yang selama ini dihormatinya dan sangat disayanginya, ternyata adalah simpanan dari suaminya sendiri.

Bagaimana jadinya jika orang yang kau anggap sebagai mam4 tiri yang begitu kau cintai melebihi siapapun, dan kau perlakukan dengan penuh kasih sayang seperti mam4 kandungmu sendiri, tiba-tiba menjadi sumber konflik dalam pernikahanmu?

Di depannya ia terlihat begitu baik, namun di belakangnya ia bermain peran dengan licik. Penasaran dengan kisahnya? Segera simak perjalanan emosional Kimberly hingga akhir cerita!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11. Kembali Merebut Posisi

Dengan senyuman miring di bibirnya, dan pandangan mata yang tajam, wanita itu alias Kimberly terus mengikuti Dania. Awalnya, ia merasa lega karena Dania pulang ke rumah. Namun, setelah sampai di rumah dan mengantarkan Tasya masuk, Dania kembali masuk ke dalam taksi yang kemudian pergi.

Kimberly semakin merasa curiga saat terus mengikuti mobil yang ditumpangi oleh Dania, hingga akhirnya mobil tersebut berhenti di sebuah hotel berbintang.

"Mau ngapain dia kesini?" Kimberly tetap berada di dalam mobilnya, mengawasi gerak-gerik Dania yang mulai masuk kedalam hotel itu.

Setelah Dania berada di dalam hotel, Kimberly dengan cekatan mengambil ponselnya dari dalam tasnya untuk menghubungkan dengan alat penyadap suara yang telah dipasangnya di tas milik Dania.

Setelah alat penyadap tersebut aktif, Kimberly mulai mendengar langkah-langkah Dania menuju ke sebuah ruangan. Di sekitar, hanya terdengar suara langkah kaki yang mengenakan sepatu hak tinggi, tanpa suara lain yang mengganggu.

"Pasti dia mau ketemuan sama mas William," gumam Kimberly sembari tetap fokus mendengarkan suara dari penyadap suara di ponselnya. Tiba-tiba, pintu dari seberang terbuka dan Dania masuk. Saat pintu tertutup, Kimberly dengan jelas mendengar suara seorang lelaki yang tak lain adalah William.

Dari penyadap suara ...

"Halo, Sayang. Kamu udah nunggu lama ya? maaf tadi aku nganterin Tasya dulu. Dia di rumah sekarang," 

"Sama siapa dia di rumah? Sendirian?" 

"Iya, tapi yaudahlah, nanti Kimberly juga pulang kok. Nggak usah khawatir." 

"Ehmm yaudah deh, sayang, kamu cantik banget sih malam ini,"

"Kamu s3ksi, mempesona banget di mata aku," 

"Oh ya? kalo sama Kimberly s3ksian mana, Sayang?" 

"Cantik kan mana dia sama aku?" 

"Body goal mana?" 

Pertanyaan ini semakin membuat Kimberly meradang. Dia benar-benar ingin membanting ponselnya jika tidak sedang memata-matai mereka dan mencari tahu lebih banyak tentang hubungan mereka.

"Ya s3ksian kamu lah. Kamu jauh lebih cantik dari Kimberly. Dia nggak ada apa-apanya dibandingkan sama kamu. Dia tep0s, gada s3ksi-s3ksinya." 

"Dulu waktu main dia gampang keluar, gampang lemes, bikin gak selera aja." 

"Aku main sama dia cuma buat kewajiban aja tau. Nggak ada nafsv aku sama dia sekarang."

"Ehm, gitu. Yaudah kalo emang ga nafsv kita main yuk. Dah nggak tahan nih. Gat3l nih buah peach aku. Pengen di tvsuk sama kamuuu," 

Setelah dari seberang mengatakan kata main, Kimberly segera melepas earphone yang dipasang di telinganya dan melemparkannya dengan kasar. Wajahnya memerah, mencoba menahan amarah yang meluap.

Dengan tatapan tajam, Kimberly segera menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan tempat tersebut menuju pulang ke rumahnya.

.................................

Setibanya di dalam rumah, Kimberly melihat adiknya, Tasya, sedang asyik menonton televisi sendirian di ruang tengah. Matanya terpaku pada kartun yang sedang diputar di layar, sehingga tidak menyadari kedatangan Kimberly.

Dengan langkah gontai, Kimberly mendekati Tasya dan duduk di sebelahnya.

"Sendirian aja dek?" tanya Kimberly ramah.

Sambil menikmati tayangan kartun di layar televisi, Tasya dengan cepat membalas tanpa mengalihkan pandangannya. "Iya, tadi mama bilang mau ada urusan di luar. Aku suruh nungguin kakak pulang," balas Tasya.

"Dasar gil4! anak sekecil ini malah di tinggal sendirian di rumah. Emang bener-bener ya, semenjak tau mereka ada hubungan, aku ngerasa kalo mama ada berubah. Dia lebih mentingin nafsv daripada anak." batin kesal Kimberly sembari menatap tajam ke depan.

"Ehm, Sya, kamu laper nggak? kakak laper nih, kita makan di luar yuk." ajak Kimberly sembari tersenyum manis. Perilaku ramah dan senyum manis dari Kimberly pada Tasya kali ini terasa berbeda dari biasanya. Biasanya, hubungan antara Kimberly dan Tasya seperti Tom and Jerry.

Dengan senyum cerah, Tasya cepat memalingkan wajahnya ke arah Kimberly. "Mau kak. Yuk kita makan di luar. Tadi aku udah makan sebenarnya, tapi Tasya takut malem-malem di rumah sendirian," balas Tasya.

Kimberly tersenyum ramah sambil mengangguk. "Yaudah yuk kita makan di luar. Mumpung belum malem banget kita berangkat sekarang aja," ujarnya.

Dengan senyum cerah di wajahnya, Tasya langsung melonjak kegirangan, "Yeyyyyyy, ayo, kak!"

Setelah itu, Kimberly dan Tasya pun segera bersiap-siap untuk pergi makan di luar. Mereka memilih restoran favorit mereka yang tidak terlalu jauh dari rumah. Saat tiba di restoran, mereka langsung duduk di meja yang nyaman dan memesan makanan favorit masing-masing.

"Sekarang kamu udah nggak takut lagi kan, Sya?" tanya Kimberly sambil tersenyum.

Tasya mengangguk mantap. "Iya, kak. Aku udah nggak takut lagi. Soalnya sekarang aku ada kakak dan tempatnya rame, banyak orang hehe."

Kimberly tertawa mendengar jawaban Tasya. "Ya ampun, Tasya. Kamu lucu banget sih! baguslah kalau sekarang kamu udah nggak takut. Ehm, makanannya dimakan gih,"

Mereka pun makan dengan lahap sambil sesekali bercanda dan tertawa. Kimberly merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama adiknya, meskipun sebenarnya mereka sering bertengkar dan ribut.

Setelah selesai makan, mereka pun pulang ke rumah dengan perut kenyang dan senyuman yang terus mengembang di wajah mereka. Saat tiba di rumah, mereka disambut oleh mama mereka yang baru saja pulang.

"Kalian udah makan di luar ya? Makasih udah jaga adik kamu, Kimberly," ucap Dania sambil tersenyum.

Kimberly mengangguk. "Iya, Ma. Tadi aku sama Tasya makan di luar, sekalian jalan-jalan bentar cari angin," 

Dania tersenyum lega mendengar ucapan Kimberly. "Oh syukurlah. Terima kasih ya, Nak. Mama harus pergi karena ada urusan penting tadi."

Kimberly mengangguk tanpa menunjukkan ekspresi atau kepedulian. "Iya, Ma. Tapi jangan tinggalin Tasya sendirian lagi ya, nanti dia takut."

Dania mengangguk setuju. "Iya, Nak. Mama akan lebih perhatian lagi ke Tasya."

Dengan ekspresi muka yang acuh dan sedikit dingin, Kimberly memasuki kamarnya untuk bersiap-siap tidur.

Setelah Kimberly masuk ke dalam kamarnya, Dania pun duduk di ruang tamu bersama Tasya. Mereka duduk di sofa sambil bercengkrama tentang kegiatan mereka hari ini.

"Tasya, kamu senang hari ini jalan-jalan sama kak Kim?" tanya Dania sambil mengelus kepala Tasya.

Tasya mengangguk riang. "Iya, Ma. Kak Kim baik banget sama aku tadi. Dia ajakin aku makan di restoran dan beliin aku permen kapas juga!"

Dania tersenyum melihat kebahagiaan Tasya. "Iya, Kak Kim memang baik. Kamu harus sayang sama kakakmu ya, Tasya."

Tasya mengangguk semangat. "Iya, Ma! Aku sayang sama Kak Kim, walaupun kadang suka nyebelin dan bikin marah."

Mereka pun melanjutkan obrolan mereka dengan penuh keceriaan. Dania merasa lega melihat hubungan antara Kimberly dan Tasya yang semakin baik. Meskipun Kimberly terlihat cuek, dan seperti membenci Tasya, namun Dania tahu bahwa di balik sikapnya itu, Kimberly selalu peduli dan melindungi adiknya.

Malam pun semakin larut, mereka pun bersiap untuk tidur. Dania mengantar Tasya ke kamarnya dan membacakan cerita sebelum tidur. Setelah itu, Dania pun kembali ke kamarnya sendiri dan bersiap untuk tidur.

..............................

Di kantornya, William terlihat lembur setelah sebelumnya berhubungan int-im dengan Dania di hotel. Wajahnya terlihat letih namun juga puas, seolah-olah sebuah beban besar telah terangkat dari pundaknya.

"Hey, Will, kamu terlihat capek banget. Apa yang terjadi?" tanya salah satu rekan kerjanya, Dina.

William mengernyitkan keningnya, mencoba menyembunyikan senyum puas di wajahnya. "Ah, cuma lembur aja nih. Banyak deadline yang harus dipenuhi."

Dina mengangguk mengerti, namun tetap merasa ada yang aneh dengan reaksi William. "Kamu yakin? Aku bisa melihat ada sesuatu yang berbeda denganmu."

William tersenyum tipis. "Ah, kamu terlalu curiga, Din. Memangnya kenapa sih?"

Dina menatap William tajam sebelum akhirnya berkata, "Kamu habis coc0k tanam sama istrimu di rumah, ya?"

William terkejut mendengar pertanyaan tersebut. "Bagaimana kamu bisa tahu?"

Dina tersenyum penuh arti. "Kamu terlalu mudah ditebak, Will. Wajahmu terlihat begitu puas dan senang. Tidak ada yang bisa membuatmu terlihat seperti itu selain hal yang spesial."

William terdiam sejenak sebelum akhirnya mengakui, "Ya, benar. Aku berhubungan int-im sama istriku tadi di rumah sewaktu aku pulang ambil file."

Dina mengangguk mengerti. "Aku bisa melihatnya dari wajahmu. Tapi, apakah ini akan berdampak pada pekerjaan kita?"

William menggelengkan kepala. "Tidak, tentu tidak. Aku masih bisa fokus pada pekerjaan. Ini hanya menjadi semacam pelampiasan untukku."

Mereka berdua kemudian kembali fokus pada pekerjaan masing-masing, namun senyum puas tetap terpancar dari wajah William. Meskipun lembur, ia merasa lega dan bahagia setelah malam yang penuh g4irah bersama Dania.

"Kimberly, maafkan aku. Sosokmu kini di hatiku sudah tergeser dengan Dania, mamamu. Dia kembali merebut posisinya dan si4lnya aku suka dengan semua itu. Maafkan aku Kim, aku harus mengecewakanmu," gumam William sembari memfokuskan pandangannya dan pikirannya pada laptop di hadapannya.

Bersambung ...

1
Ira
Aduh hallu nya jgn keterlaluan msk sekelas artis aja bayaran gk semahal itu jadi wanita panggilan .. Apalagi kelas ibu dpt 75 jt.. Bokis bgt..
◍•Grace Caroline•◍: hehe ini ada daya tariknya tersendiri kak. baca terus ya
total 1 replies
Masitoh Masitoh
isshh muka mu letak d mana dania
◍•Grace Caroline•◍: di dengkul kali ya/Curse//Curse/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!