Kinan ibu muda berumur dua puluh enam tahun harus terjebak pada hubungan terlarang dengan seorang laki- laki karena keadaan ekonomi keluarganya yang sedang kacau. Dia terpaksa meminjam uang untuk biaya operasi sang anak dengan imbalan menyerahkan tubuhnya pada laki- laki tersebut karena dia tidak mampu mengembalikan uangnya. Sedangkan sang suami yang sejak dua tahun kena PHK harus kerja serabutan tiba- tiba menghilang entah ke mana. Mampukah Kinan menjalani hari- harinya seorang diri di tengah permasalahan yang tiada habisnya...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Belum ada kabar
Kinan bergegas meninggalkan apartement Andrew dengan perasaan tak menentu. Dia masih saja memikirkan ucapan sang majikan. Dua pilihan yang benar- benar sulit untuk dia lakukan. Membayar hutang secara tunai dalam waktu dua minggu atau membayar dengan tubuhnya. Oh benar- benar membuat hati Kinan cemas.
Dia hanya bisa berdoa semoga saja Rangga sang suami cepat pulang dan bisa membawa uang agar bisa mengembalikan pada Andrew. Di tengah kekalutan hatinya tiba- tiba Kinan tak sengaja melihat Wandi yang sedang duduk di warung kopi. Kinan pun segera menghampirinya.
"Mas Wandi.. " Seru Kinan.
Wandi yang merasa namanya dipanggil pun menoleh.
"Kinan.." sahut Wandi.
"Iya mas, untung saya ketemu mas Wandi di sini. Ada yang mau saya tanyakan..." ucap Kinan.
"Ada apa Kinan...?"
"Mas Wandi kemarin ngajak suami saya kerja ke Bandung kan ..?"
"Iya, kenapa.?"
"Mas Rangga nya mana mas..? Kok dia belum pulang sedangkan mas Wandi sudah ada di sini..?" tanya Kinan.
"Belum pulang..? Masa sih..?" tanya Wandi heran.
"Lha gimana sih..? Kan kemarin dia berangkat sama mas Wandi..?"
"Iya kemarin hari selasa siang dia berangkat sama saja. Tapi saya kan sopir jadi cuma ngantar barang sama para pekerja trus saya balik lagi ke sini soalnya saya harus nganter barang lagi ke Bogor. Nih saya baru pulang dari Bogor ..." jelas Wandi.
"Harusnya hari rabu sore Rangga sudah pulang Kinan, sama pekerja yang lain. Cuma yang bawa mobil bukan saya ada teman saya namanya Karso..."
"Tapi sampai sekarang mas Rangga belum kembali mas. Ditelpon juga nomornya nggak aktif dari kemarin siang.."
"Kok bisa sih. Nanti saya coba tanya ke teman saya yang kemarin Kerja bareng Rangga ya..."
Wandi lalu menelpon temannya untuk menanyakan soal Rangga. Hingga panggilan ke empat tidak ada jawaban.
"Telponnya nggak di angkat , mungkin orangnya lagi tidur..." ucap Wandi.
"Trus gimana dong mas, saya cemas nih.."
"Sabar Kinan nanti saya hubungi teman saya lagi. Nanti kalau sudah ada kabar saya kasih tahu kamu ya. Mudah- mudahan nggak ada papa..." ucap Wandi menenangkan Kinan.
"Bener ya mas, tolong cari tahu soal mas Rangga, saya tunggu kabarnya..."
"Iya kinan..."
Kinan lalu melanjutkan pulang ke rumahnya. Sampai di depan rumah sudah ada bu Lulu sedang duduk di teras rumah yang sejak tadi menunggu Kinan.
"Hei Kinan..! Dari mana saja kamu..! Kamu sengaja mau menghindari saya ya..! Saya sudah hampir satu jam menunggu kamu di sini lho..!" bu Lulu langsung marah begitu melihat Kinan.
"Maaf bu Lulu, saya tadi ada perlu sebentar..." jawab Kinan.
"Mana uang sewa rumahnya..!"
"I..ini bu.."
Bu Lulu langsung mengambil amplop berwarna coklat dengan kasar dari tangan Kinan. Bu Lulu langsung membuka dan menghitung uang tersebut lalu tersenyum.
"Nah gitu dong, kalau janji tuh ditepati biar saya nggak emosi terus..." ucap bu Lulu.
"Tapi bu, itu masih ada kembalian tiga ratus ribu. Itu uangnya ada tiga juta, kan bayar sewanya cuma dua juta tujuh ratus ribu..." ucap Kinan.
"Halah sudah cuma tiga ratus ribu aja diributin. Anggap saja itu sebagai bunga karena kamu sudah nunggak tiga bulan..." sahut bu Lulu kemudian pergi meninggalkan Kinan.
"Tunggu bu Lulu, tapi saya sudah tidak ada uang lagi..." Kinan menangis.
"Ya cari lagi lah, kerja sana..!" sahut bu Lulu kemudian bergegas pergi dengan langkah cepat.
Kinan hanya bisa nangis dengan perlakuan bu Lulu.
"Ibu..." ucap Raka membuka pintu rumah.
"Raka..." Kinan lalu menghapus air matanya lalu menghampiri Raka.
"Raka, tadi lihat ayah pulang nggak..?" tanya Kinan.
"Enggak, ayah belum pulang.." jawab Raka.
"Ya Alloh mas, kamu di mana...?" ucap Kinan dalam hati.
"Ibu ...ayah di mana..?"
"Ayah lagi kerja sayang.." Kinan memeluk Raka.
"Kok kerjanya lama banget nggak pulang- pulang..." ucap Raka.
Keesokan harinya Kinan kembali berangkat kerja di apartement Andrew. Dia berangkat bersama mbok Surti melewati warung bu Narti. Di depan warung ada bu Narti dan bu Warni sedang ngerumpi. Melihat Kinan mereka langsung menghampirinya.
"Hei Kinan, kata bu Lulu kemarin kamu bayar uang kontrakan ya...? Kamu lagi banyak duit...? Kalau gitu sini lunasi hutang kamu sama saya...'' ucap bu Narti.
"Iya sama juga.." sahut bu Warni.
"Maaf bu Narti ,bu Warni uangnya sudah nggak ada lagi. Sudah saya kasih bu Lulu semua. Ibu- ibu sabar ya nanti kalau saya gajian saya langsung lunasi hutangnya..." jawab Kinan.
"Gimana sih kamu..masa bayar uang kontrakan yang jumlahnya jutaan kamu bayar lunas, giliran sama kita yang cuma ratusan ribu kamu bayarnya nyicil..." ucap bu Warni kesal.
"Iya kamu gimana sih..?" sahut bu Narti.
"Kamu kemarin dapat duit dari mana buat bayar sewa rumah...?" tanya bu Warni.
"Saya dapat dari hutang juga bu.."
"Hutang ke siapa lagi..? Memangnya orang sini masih ada yang percaya sama kamu orang yang ucapannya nggak bisa dipercaya...?" tanya bu Narti.
Mak Surti yang melihat bu Narti dan bu Warni mengejek Kinan pun hanya bisa menggelengkan kepala. Dia kasihan sama Kinan tapi dia tidak bisa berbuat lebih.
"Hutang sama majikan saya bu.."
"Apa..? majikan kamu...? Baik bener majikanmu itu, baru kerja beberapa hari udah mau kasih hutang banyak begitu..."
"Iya, memangnya mau bayar pake apa kamu..?" tanya bu Warti.
"Potong gaji bu..."
"Ayo Kinan, kita berangkat takut kesiangan..." ucap mak Surti.
"Mari ibu- ibu.." ucap mak Surti pada bu Narti dan bu Warni.
"Eh bu Narti, itu majikannya Kinan bodoh banget ya mau- maunya ngasih hutang sama si Kinan..." ucap bu Warni setelah Kinan dan mak Surti pergi.
"Iya, ya... Dia belum tahu kali kalau si Kinan tukang bohong..." jawab bu Narti.
Kinan dan mak Surti pun sudah sampai di apartement. Kinan segera menekan bel pintu apartement Andrew. Tak berselang lama Andrew membukakan pintu hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya. Sepertinya dia baru selesai mandi.
Melihat bentuk badan Andrew yang atletis membuat hati Kinan berdebar. Rasa canggung dan malu tidak dapat Kinan sembunyikan. Tanpa mengucap sepatah katapun Andrew langsung masuk ke dalam kamarnya. Sementara Kinan mulai dengan pekerjaannya.
Beberapa waktu kemudian Andrew keluar dari kamar dengan keadaan sudah rapi dan wangi menggunakan jas kerjanya.
"Kinan, kemarilah.." ucap Andrew.
Kinan yang sedang membersihkan lantai dengan vacum cleaner pun menghentikan pekerjaannya lalu menghampiri Andrew.
"Iya tuan..." sahut Kinan.
"Mulai besok saya tidak mau membukakan kamu pintu lagi. Kamu tekan saja angka ini untuk membuka pintu apartemenku.." ucap Andrew menatap tajam ke arah Kinan sambil memberikan secarik kertas bertuliskan empat angka yang merupakan sandi pintu apartementnya.
"Ba..baik tuan..."
"Saya berangkat kerja dulu.."
"Baik tuan hati- hati..." ucap Kinan.
Andrew tidak langsung pergi dia malah menatap tajam wajah Kinan. Dan tatapan itu berpindah ke dada Kinan yang menampilkan dua gundukan kenyal yang berukuran cukup besar.
Kinan pun menjadi risih dan takut dengan tatapan sang majikan.Iya saat ini Kinan memakai kaos lengan panjang dan kulot panjang. Sebenarnya kaosnya tidak terlalu ketet tapi karena dua benda di bagian dada Kinan cukup besar jadi dada Kinan terlihat seksi dan menantang.
Beberapa detik Andrew melihat ke arah dua benda kenyal milik Kinan, dia lalu pergi begitu saja keluar dari apartementnya. Kinan pun merasa lega sang majikan sudah pergi ke kantor.
Walapun selama ini majikannya tidak pernah berbuat senonoh pada Kinan tapi Kinan merasa ngeri dengan tatapan tajam Andrew yang terlihat sangar itu. Tatapannya seperti harimau yang hendak menerkam mangsanya. Kinan lalu melanjutkan pekerjaanya.
Bersambung...
🥰🌺 Jangan lupa kasih vote, like, koment dan dukungannya ya..🥰🌺
wajar kalau Rangga masih ragu... karena masa lalunya Kinan pernah jadi wanita nggak bener.
trus Kinan nggak punya saksi juga. sedangkan seluruh warga percaya sama pak RT... jadi serba salah.. kalau Rangga bela Kinan juga malah dimusuhi orang sekampung entarnya.
emang baiknya nikah sama orang lain. karena Rangga masih kepikiran masa lalu... masih belum bisa melupakan ..
Kinan mending juga cepat nikah... karena kalau dikampung jadi janda tu serba salah...
maaf ya kk, karena aku benar-benar nggak suka sama istri yang berselingkuh. apa lagi sampai hamil dari hasil selingkuhannya...