NovelToon NovelToon
Naik Ranjang Dengan Mantan

Naik Ranjang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Menikah dengan Musuhku / Menikah Karena Anak
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Imamah Nur

Takdir seakan mempermainkan kehidupan Lintang Arjuna, ia yang dulu harus merelakan Danu, sang kekasih untuk menikahi kakaknya, kini ia harus terlibat hubungan kembali dengan pria di masa lalunya.

Lintang terpaksa naik ranjang dengan mantan kekasihnya karena permintaan sang ibu demi bayi kembar yang dilahirkan Libra, sang kakak.

Bagaimana Lintang mampu bertahan dalam pernikahannya di tengah kebencian Danuar Anggara yang masih memuncak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imamah Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Pertengkaran

"Lintang!" sentak ayah dan aku tidak mempedulikan seruannya. Aku semakin mempercepat langkah naik ke atas tangga. Sampai di lantai dua rumahku, aku tidak langsung masuk ke dalam kamarku melainkan mengecek kedua keponakanku yang sudah terbangun.

Aku menyiapkan susu untuk keduanya kemudian menyiapkan air hangat. Setelah keduanya meminum susu sampai habis aku segera membuka baju bayi tersebut untuk dimandikan.

"Lihatlah aku seperti mama muda aja," ucapku kepada mereka seraya terus membersihkan tubuh Lilac sedangkan Lula sudah selesai dimandikan dan tubuhnya berbalut handuk.

"Andai mama kalian masih hidup, aku tidak akan repot seperti ini, tapi tidak apa-apa, Tante sayang kok sama kalian," ucapku seraya tersenyum manis.

"Dan pernikahan kita tidak akan terjadi." Suara dari arah pintu kamar mandi mengejutkanku. Aku menoleh, tatapan mata kami bertemu dan sorot mata dinginnya membuat kebencianku yang timbul tenggelam muncul kembali.

"Ya, dan mungkin sekarang aku masih bebas mencari dan menentukan pilihan," ucapku. Dia mendengus dan memalingkan muka. Kena mental, kan? Suruh siapa dia menantang?

Ketika aku membawa Lilac ke dalam kamar, Mas Danu menggendong putri yang satunya menyusul di belakangku. Dia meletakkan Lula di samping Lilac dan dia sendiri ikut duduk di sampingku.

Berdekatan seperti ini membuat degup jantungku tidak dapat terkontrol. Detak itu lebih cepat dari biasanya. Sial, kenapa perasaan semacam ini masih saja sama seperti yang dulu?

Aku mengganti handuk Lilac dengan pakaian setelah memberinya minyak telon dan bedak tabur bayi. Mas Danu juga melakukan hal yang sama pada Lula. Kami seperti keluarga harmonis yang kompak berbagi tugas. Kalau orang lain melihatnya, mereka bisa merasa iri dan menganggap ini adalah pernikahan yang bahagia. Sayangnya, ini tidak seperti yang terlihat. Mas Danu melandasi pernikahan ini dengan kebencian, dan aku? Aku hanya bisa mengikuti alur.

Aku meliriknya, tampangnya yang tampan dengan rahang tegas itu selalu membuat hatiku tak karuan, dia juga melirikku dengan tatapan datar. Namun, aku segera memutus kontrak mata agar dia tidak kepedean menjadi orang.

Sekian menit kami duduk berdampingan, tak ada satupun dari kami yang bicara. Hanya ada keheningan ditemani detak jantung kami yang seakan berlomba dengan waktu. Kedua bayi di depan kami pun tidak mengeluarkan suara seakan ingin memberikan suasana yang senada dalam kebisuan kami.

"Besok kalian harus ikut denganku, bersiaplah," ucapnya dengan suara dingin, menyingkap keheningan yang tercipta, namun membuat hatiku membeku.

"Ya." Aku hanya menjawab singkat. Dari awal sebelum menikah aku sudah tahu pasti keputusan ini yang akan Mas Danu ambil. Lagipula pekerjaanku juga berada di kota, jadi semua ini tidak masalah bagiku.

Dia menghela napas, berdiri seraya mengendong putrinya dan keluar. Aku menatap kepergiannya dengan tatapan hampa. Aku memejamkan mata, seakan dengan cara seperti ini dapat menghilangkan rasa perih di dalam hati. Bukan pernikahan seperti ini yang aku inginkan, ingin sekali aku menjerit, tetapi aku tidak sanggup.

"Ya Tuhan, hamba ingin bahagia. Jika dia bukan jodohku kenapa kami harus bersatu dalam tali pernikahan suci ini?" Tak terasa air mataku menetes. Segera aku mengusapnya. Aku takut dia kembali dan melihat ini. Betapa malunya aku kalau kepergok menangis. Ah, mungkin egoku terlalu tinggi, tetapi aku tidak mungkin mengatakan perasaanku yang masih bersemayam seperti dulu, sementara di hatinya hanya tersisa kebencian.

"Mas Danu, bisakah kamu melepaskanku dalam belenggu cintamu ini?" lirihku. Mungkin jika aku tidak mencintainya semua akan baik-baik saja. Aku menarik napas panjang lalu menggendong Lilac dan membawanya berjemur di balkon kamar. Kedua bayi tersebut lahir kuning dan dokter menyarankan agar dijemur di pagi hari. Sayangnya kedua bayi terlambat bangun dan mungkin ibu tidak tega menjemur mereka dalam keadaan masih tidur, sementara aku justru bangun kesiangan.

Dari atas aku melihat Mas Danu sedang menggendong Lula di bawah sinar matahari. Pria tegap itu menyapa ibu-ibu yang lewat dengan senyuman manisnya. Kenapa dia bisa bersikap seperti itu pada mereka sementara pada istrinya sendiri tidak? Aku terpaku di tempat menyadari posisiku hanya sebatas istri status, hingga tidak sadar seorang ibu melambaikan tangan dan memanggil namaku.

"Neng Lintang! Kok melamun aja?"

Aku tersentak kaget. Mas Danu menatapku dengan alis berkerut.

"Pagi-pagi jangan melamun nanti disapa yang lewat," ujar ibu tersebut dan aku hanya tersenyum tipis. Moodku sedang tidak bagus untuk menanggapi candaan orang-orang.

"Ini sudah disapa oleh yang lewat," ujar Mas Danu dan ibu tersebut cekikikan.

"Maksudnya setan gitu Mas Danu, bukan saya," ralat ibu tersebut dan Mas Danu hanya

mengangguk-angguk.

"Dia nggak mempan sama setan Bu, Ibu," jawab Mas Danu ikut bergurau.

"Eh gimana Mas Danu semalam dengan Mbak Lintang?" Aku merasa pertanyaan ibu yang lain kurang ajar. Padahal itu mungkin hanya perasaanku yang sensitif, sementara orang-orang desa kami bercandanya memang seperti itu, omongannya tidak difilter.

"Alhamdulillah," jawab Mas Danu dan itu membuat senyum di bibir ibu-ibu terbit.

"Pasti lebih keren dari Mbak Libra, kan?" celoteh seorang ibu. Mas Danu menatap ke atas, tepat padaku, dan aku tidak ingin mendengarkan pembicaraan mereka. Jadi aku mundur ke belakang dan masuk ke dalam kamar si kembar. Aku meletakkan bayi yang sudah kembali tidur itu pada keranjang bayi.

"Apa yang mereka tanyakan? Apa mereka tidak tahu Mas Danu bahkan tidak mau menyentuhku? Jika dibandingkan dengan Kak Libra, aku tidak ada apa-apanya. Dia adalah perempuan cantik dan anggun, sementara aku ... Aku hanya wanita sederhana yang sedikit tomboi. Walaupun sekarang penampilanku lebih feminim, tetapi itu tidak akan pernah mengubah pandangan orang lain terhadapku.

Aku tetap Lintang yang dulu.

"Kenapa kamu masuk kamar? Apa Kamu cemburu pada almarhumah kakakmu?" Ketika aku merenung Mas Danu masuk dengan masih menggendong bayi Lula.

"Cemburu?" ulangku. Ya aku memang cemburu setiap kali Mas Danu dikaitkan dengan Kak Libra, tetapi aku tidak mau mengakui hal itu pada Mas Danu.

"Ya, tadi saat aku dan orang tuamu membahas dia, kamu juga pergi meninggalkan meja makan. Sekarang saat tetangga membahasnya kamu juga masuk kamar. Apa itu bukan cemburu namanya?"

"Heh." Aku tersenyum sinis. "Hanya orang gila yang cemburu dengan orang mati," ucapku dengan kesal.

"Lintang!" sentaknya. Wajahnya terlihat murka karena aku menyebut Kak Libra sudah mati.

"Apa itu salah Mas? Apa Kak Libra masih hidup?" Aku tidak kalah marah.

"Tapi ucapanmu tidak sopan!"

"Aku tidak suka dibanding-bandingkan apalagi dengan orang yang sudah tiada! Itu lebih tidak sopan!" Napasku tersengal-sengal karena amarah di dalam hati membara.

"Hiduplah dengan bayang-bayang Kak Libra dan aku tidak mau ikut denganmu besok!" teriakku dengan amarah yang masih meluap.

1
Lya Harahap
menarik
Imamah Nur: Makasih banyak
total 1 replies
Rahma Inayah
lanjut thor moga bs up lg penasran
Imamah Nur: Sudah tapi masih direview
total 1 replies
Siti Koyah
kaya nya si libraa deh biang keladi nya
Siti Ariani
othor minta tolong up nya rada banyakan dong biar terobati rasa penasaranku, makin kesini makin ricuh aja hubungan mereka bingung mau ngomong apa 🤔
Rahma Inayah
jgn lama2 dong semoga segera terungkp keslah fahaman ni..daj pengen liat danu bucin sama lintang dan jg gmn nnt posesif nya pas tau klu nnt mp nya ternyata lintang mash virzin ...dan bkn yg danu kira selmaini klu lintang wanita murahan
Siti Ariani
ya Allah kesel banget sama tokoh utama cowoknya pengen ku ulek rasanya 😡
Imamah Nur: Ulek aja Kak, aku mendukungmu.🤣
total 1 replies
Siti Koyah
klo udh tau rasa lapis legit nya dia gk bkln bilang ini trik untuk menggoda pria lain..
Imamah Nur: Mungkin😁
total 1 replies
Rahma Inayah
terlaluan danu mengerjai lintang becanda boleh tp ni sungguh terlalu dmn lintas spot jantung dan bwk2 polisi buat cr kembar nyata nya mrk gk knp2 sehat walafiat
Imamah Nur: Memang menyebalkan dia.🙈
total 1 replies
Rahma Inayah
masa satpam gk tau ada org asing menyusup masuk rumh...apa mkn ada kerja sma org dlm yg menculik sang baby
Siti Koyah
semoga lekas sembuh kk
Imamah Nur: Aamiin, makasih
total 1 replies
Rahma Inayah
lnjut thor
Rahma Inayah
kpn akur nya sllu slah fahan
Rahma Inayah
makn penasran dgn ceritanya lnjutkn
Siti Koyah
masih teka teki tapi kasihan dengan lintang
Rahma Inayah
lintang pulg bkn di tny baik2 dr mb langs main tuduh yg menyakitkan sampai ke hati ..hrs nyq cek tu hp jgn cuma main salhim org ...pasti byk tlp masuk dr lintang ..suami egois .dia malh senang2 sm sekertaris nya entah apa yg dilakukan danu br pulg malm2 pdhl kaki nya sakit..lnjut mkn seru
Siti Ariani
libra mungkin maksudnya o
Imamah Nur: Maaf, typo.
total 1 replies
Siti Koyah
nyesek apalagi kalo d kasih dobel up tambah sedih
Rahma Inayah
duh...nyesek banget ...ya..lintang sdh senang serasa terbang yg tinggi sampai.ke langit ke 7 tiba2 jatuh..ke bawh yg paling dasr...apa gk sakit tu
Rahma Inayah
yg ada nnt bkn nyelametin lula malh lintang dan danu saling berpelukan 🤭🤭 lgian danu gk mkr klu drumh gk ada art
Siti Koyah
semangat KK up nya. apalagi d kasih dobel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!