FOLLOW IG @THALINDALENA
Jika seluruh wanita di dunia ini sangat mengagumi dan mengidolakan Leo Launder yang merupakan penyanyi solois ternama dunia. Tapi, bagi Danna Capela, Leo tak lebih dari seonggok sampah. Kisah masa lalu Leo yang membuat gadis bernama Danna sangat membenci pria itu.
Tapi, bagaimana jadinya kalau mereka menghabiskan malam panas bersama, hingga pada akhirnya Danna mengandung benih Leo? Apakah Danna akan membuka hatinya atau justru sebaliknya?
Simak kelanjutannya, jangan lupa subcribe agar tidak ketinggalan notif update-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
F*ck!
"Aku iri padamu," ucap Chris kepada Danna yang duduk di sampingnya. Sembari menikmati tequila mereka melihat acara dansa yang sedang berlangsung di tengah ballroom tersebut.
"Kau membenciku?" tanya Danna menatap Chris.
"Aku memang iri padamu, tapi bukan berarti aku benci padamu," sahut Chris. "Kau pantas mendapatkan semua itu, Danna. Kau sangat berjasa kepada keluarga Tuan Lio," sambungnya menatap Danna dengan tulus.
"Bukan hanya aku, tapi kau dan kalian semua juga berjasa untuk keluarga Tuan dan Nyonya Eugino. Sebenarnya bukan hanya aku yang mendapatkan apresiasi seperti ini," jelas Danna, agar gadis di sampingnya itu tidak lagi iri kepadanya. Bukan ingin memberikan pembelaan tapi memang kenyataannya begitu, kalau Tuan Lio dari dulu sangat baik kepada semua pelayan, meskipun sikap Tuan Lio sangat dingin dan menyebalkan.
"Maksudmu?"
"Tanyakan saja kepada pelayan yang sudah lama bekerja di sini. Mereka sudah mendapatkan rumah, dan saham beberapa persen dari perusahaan, tapi mereka tetap bekerja kepada Tuan Lio karena mereka ingin tetap mengabdikan hidup mereka kepada Tuan Lio yang sudah sangat baik hati memberikan apresiasi begitu besar." Penjelasan Danna membuat Chris sangat terkejut bukan kepalang.
"Benarkah itu?"
Danna mengangguk, "Kau masih anak bawang, kau baru bekerja di sini selama 3 bulan!" sahut Danna sambil mengacak pucuk kepala gadis berusia 20 tahun dengan gemas.
"Ah, iya." Chris cemberut karena Danna mengacak rambutnya.
"Aku ingin ke toilet." Danna menenggak tequila-nya hingga tandas lalu beranjak menuju toilet.
.
.
Seorang pria gagah, memakai masker dan kaca mata hitam, memasuki area ballroom hotel tersebut dengan langkah tegap.
"Tunjukan kartu undangan Anda, Tuan," kata seorang bodyguard yang berjaga di depan pintu masuk.
Pria tersebut membuka masker dan kaca matanya lalu menatap bodyguard tersebut.
"Leo Launder!" Bodyguard itu terkejut saat melihat penyanyi idolanya berdiri nyata di hadapannya.
Leo tersenyum seraya berkata, "apakah aku harus tetap menunjukkan undangan kepada, Pak?" tanya Leo.
"Maaf, Tuan Launder, tapi aku harus tetap menjalankan tugas. Anda tidak boleh masuk jika tidak memiliki undangan." Bodyguard itu berkata dengan tegas, meskipun di dalam hati sangat girang karena berjumpa secara langsung dengan penyanyi idolanya.
Leo menghela nafas panjang, ternyata tidak semudah yang ia kira. Ia harus putar otak untuk mengalihkan perhatian bodyguard tersebut agar dirinya bisa masuk ke ballroom hotel. Ia memberikan kode kepada Mack yang berdiri di belakangnya agar mengurus bodyguard tersebut.
Mack berdecak kesal, sudah ia duga kalau Leo akan membuat ulah. Meski begitu, ia tetap menjalankan tugas dari Leo. Ia mendekati bodyguard tersebut, "kau tidak ingin berfoto dengan Leo Launder, Pak?" bujuk Mack.
"Tentu saja aku ingin, tapi aku harus memprioritaskan pekerjaanku," jawab bodyguard tersebut.
"Hei, dengarkan aku..." Mack merangkul bodyguard tersebut, mengalihkan perhatiannya agar Leo bisa masuk ke dalam sana. "Ini adalah kesempatan emas untukmu. Jarang sekali 'kan kau bisa bertemu secara langsung dengan Leo Launder."
Leo segera masuk ke dalam ballroom hotel setelah perhatian bodyguard itu teralihkan.
Lara keluar dari toilet setelah menuntaskan hajatnya. Kembali ke ballroom hotel, langkahnya terhenti saat melihat sesosok pria memakai masker dan setelan tuxedo di tengah keramaian pesta itu. Karena gerak-gerik pria itu sangat mencurigakan maka ia segera mengikutinya.
Leo berjalan di tengah keramaian sembari merogoh kantong jasnya, mengambil serbuk obat, lalu menaburkannya ke dalam minuman Lara. Entah apa yang ia taburkan, yang jelas Leo berniat tidak baik kepada Lara.
"F*CK!" maki Danna saat melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri.
Leo segera pergi dari sana, tapi sialnya langkahnya tertahan saat Danna menghadangnya.
"Di saat orang lain tidak mengetahui kehadiranmu dan juga penyamaranmu, tapi kau tidak bisa mengelabui aku, Sialan!" maki Danna, dengan gerakan cepat menarik masker yang dikenakan oleh pria tersebut.
"Shitt!" maki Leo saat wajahnya kini terpampang sempurna saat Danna menarik maskernya. Ia tidak habis pikir dengan wanita ini yang selalu saja menjadi pengacau dalam hidupnya. Leo segera menyambar masker tersebut sebelum orang lain mengetahui keberadaannya.
"Apa yang kau taburkan ke minuman Nyonya Lar?" tanya Danna pada Lio dengan nada tegas, dan menuntut.
"Obat perang$ang!" jawab Leo, jujur.
"Bajingan!!!" maki Danna, ingin menghajar Leo, tapi niatnya terhenti saat melihat Lara mengambil minumannya. "Sial!!!" Danna segera berlari ke arah Lara, merebut minuman tersebut lalu menenggaknya sampai tandas.
"Danna!!!" seru Lara sangat terkejut dengan aksi Danna.
"Maaf, Nyonya, ini mendesak, aku haus sekali," jawab Danna sambil tersenyum lebar seraya meletakkan gelas yang sudah kosong itu di atas meja.
Danna langsung pergi begitu saja setelah menghabiskan minuman itu.
Sedangkan Leo sangat terkejut karena Danna lagi-lagi menggagalkan rencananya.
"Shitt! Shittt!" maki Leo, sambil berjalan mengikuti Danna. Ia yakin setelah ini gadis itu tersiksa, karena ia memberikan obat perang$ang pada minuman tersebut dengan dosis tinggi.
Visual Leo Launder🥰🔥
walau sebenarnya masih sebel tapi tetep tak dukung karna adanya luis