NovelToon NovelToon
Selalu Menunggu

Selalu Menunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Windia

Seorang perempuan yang selalu menunggu kedatangan lelaki tercintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendekatan

Kikkkkkkk...

Suara mobil sport Devan berhenti di halaman rumah Lila. Hening sesaat keduanya langsung keluar dari dalam mobil.

"Thanks yah Uda mau nganterin gue". Ucap Lila

"It's okey" jawab Devan santai

"Emm yah udah gue masuk duluan yah". Ucap Lila

"Tunggu dulu itu gue udah ngefolback Lo di Ig kalo gitu gue pamit pulang dulu bye". Ucap Devan

"Byee". Ucap Lila merasa penasaran dengan omongan Devan dia mengingat bahwa dia pernah mengikuti salah satu cowok yang sudah menarik perhatiannya di Instagram. Apa jangan-jangan.........

Di dalam mobil Devan mengingat kejadian yang terjadi tadi saat dia memegang tangan Lila tidak tahu apa yang dia rasakan dan yang pasti nyaman. Yah satu kata itu yang membuat Devan galau sekarang.

...........

Kringggg

Bel masuk kelas berbunyi semua siswa siswi pun langsung segera menuju kelasnya. Terlihat Lila yang sedang kebingungan mencari buku fisikanya yang tidak ada di dalam tasnya.

"Dri Lo gak ngeliat buku fisika gue yah?" Tanya Lila dengan raut wajah yang panik.

"Gak tau Lo lupa masukin ke tas Lo kali" jawab Indri. Lila berusaha mengingat-ingat dimana terakhir bukunya ia simpan.

"Kayaknya buku gue ketinggalan di rumah" ucap Lila.

"Mampus Lo sekarang kan pelajaran fisika bakal dihukum Lo sama pak Bambang". Ucap Indri menakut-nakuti Lila. Kini Lila semakin panik akibat ucapan Indri tadi.

"Nih pake buku gue aja" ucap Devan menyerahkan bukunya kepada Lila.

"Trus Lo gimana?". Tanya Lila dengan ragu Lila mengambil buku di tangan Devan.

"Gue ada dua".

"Makasih" ucap Lila dan diangguki oleh Devan kemudian pergi meninggalkan Lila.

"Demi apa Lil Devan minjemin Lo catatan, gak salah liat gue". Kaget Indri melihat apa yang terjadi barusan.

"Kenapa sih?" Tanya Lila saat melihat Indri begitu terkejut.

..........

"Sekarang kumpulkan tugas kalian semuanya". Kata pak bambang dengan tegas.

Semua siswa dan siswi segera maju ke meja guru secara bergantian.

"Siapa yang tidak mengumpulkan tugas, silahkan maju kedepan ?" Ucap pak Bambang melihat jumlah buku yang hanya ada 41 buku sedangkan jumlah siswa siswi yang ada dalam kelas 12 sejumlah 42 orang.

Hening.

Dan mengejutkan seorang siswa maju ke depan dan sekarang telah berdiri di depan semua siswa dan yang lebih mengejutkan lagi adalah siswa itu adalah Devan.

Deg

Lila yang sekarang melihat Devan berdiri di depan kelas kini merasa bersalah.

"Lil liat no si Devan bela-belain berdiri di kelas cuman ngelindungin Lo supaya gak kena hukuman, cieeeee kiw kiwww". Ucap Indri sambil mencolek-colek pinggang Lila.

Lila tidak mengubris ucapan Indri akan tetapi yang di katakana Indri ada benarnya. Tapi kenapa Devan melakukan semua ini kita berdua juga masih baru kenalan belum terlalu Deket tapi kenapa sikap Devan sampe segitunya batin Lila.

"Kamu yakin Devan tidak mengerjakan tugas ini?" Tanya pak Bambang karena baru kali ini seorang Devan yang terkenal selalu mengerjakan segala tugas yang diberikan oleh semua gur dan baru kali ini dia tidak mengerjakannya.

"Yah pak saya minta maaf atas kelalaian saya". Ucap Devan dengan wajah datar.

"Yah sudah sekarang kamu berdiri di depan kelas sampe jam pelajaran saya selesai" ucap pak Bambang dengan tegas.

"Baik pak". Ucap Devan.

Kringgg

Bel istirahat pun berbunyi siswa siswi keluar kelas dan melakukan aktivitas masing-masing.

"Lil Lo mau ikut gue ke kantin gak". Ajak Indri

"Gak Lo duluan aja ntar gue nyusul". Jawab Lila

"Yah udah kalo gitu gue duluan". Ucap Indri langsung pergi meninggalkan Lila yang sedang memikirkan sesuatu. Tak lama Lila terdiam di tempat duduknya kemudian dia bangkit dan berjalan mencari keberadaan seseorang. Lila berjalan menuju rooftop kemudian melihat seseorang yang kini menjadi tujuan pencariannya. Devan memang selalu berada di rooftop setiap istirahat karena menurut dia rooftop satu-satunya tempat untuk menenangkan diri.

Deg

Lila dengan rasa ragu berjalan menghampiri Devan yang sedang duduk santai. Devan yang menyadari kedatangan seseorang pun dia langsung berbaik badan melihat ke arah Lila.

Devan menatap seseorang yang berada di hadannya saat ini dengan tatapan teduh yang membuat Lila menjadi salah tingkah.

"Ee e Devan, gue ma mau minta maaf gara-gara gue Lo jadi dihukum. Ucap Lila merasa bersalah.

"Gak ada yang salah gue emang niatnya ngegantiin Lo" jelas Devan. sambil mengisyaratkan kepada Lila untuk duduk di sampingnya. Tak lama Lila pun duduk berdampingan dengan Devan. Tiba-tiba Devan menyandarkan kepalanya di bahu Lila membuat gadis itu menjadi grogi.

"Gue minjem bahu Lo yah, gue mau istirahat bentar". Ucap Devan mohon kepada Lila agar gadis ini tidak merasa kebaratan dengan posisi Devan saat ini. Lila pun tak membantah sama sekali. Tak lama Devan menarik tangan Lila agar bisa ia genggam. Sontak Lila terkejut dengan tingkah Devan yang sangat berbeda.

"Lil menurut Lo orang tua kita boleh gak ngatur masa depan kita?" Tanya Devan yang membuat Lila termenung sebentar kemudian menjawab pertanyaan Devan.

"Kalo menurut gue sih justru kita sendiri yang berperan dalam menata dan memilih masa depan soalnya kan yang ngejalaninnya kita sendiri yah kalo orang tua biasanya menjadi support didalam setiap keputusan anaknya yang benar dan meluruskan keputusan anaknya yang salah". Jawab Lila begitu panjang menjelaskan semuanya pada Devan. Devan yang mendengar itu sedikit tersenyum karena merasa lega dia memiliki tempat ternyaman dalam bercerita dan mencari solusi.

"Kenapa Lo tiba-tiba ngomong kayak gitu?" Tanya Lila yang penasaran dengan pertanyaan Devan barusan.

"Karena gue lagi di posisi itu". Jelas Devan.

"Yah apapun keputusan orang tua Lo itu sih pasti yang terbaik" ucap Lila singkat.

Devan yang merasa sudah terlalu lama dalam posisi bersandar kini dia mengangkat kepalanya dan menatap Lila. Dan kini yang ditatap merasa tersipu malu.

Buggghh

"Gak usah liatin gue kayak gitu". Ucap Lila sambil memukul lengan Devan karena Lila mati-matian menahan rasa malunya saat ini.

"Cantik" ucap Devan yang membuat Lila bangkit dari duduknya dan ingin pergi meninggalkan Devan Karena sudah membuat perasaannya campur aduk.

Melihat Lila yang bangkit dari duduknya Devan pun berdiri dan menahan tangan gadis itu.

"Lil gue tau gue baru kenal sama Lo tapi gue gak tau kenapa kalo gue ada di samping Lo gue ngerasa aman dan nyaman". Ucap Devan.

Lila yang mendengar ucapan Devan yang membuat jantungnya berdisko ria.

"Gak usah coba-coba buat ngeluluhin hati gue". Ucap Lila dengan nada sinis tapi nyatanya sekarang dia ingin terbang ke langit ke tujuh sekarang juga.

"Gak usah galak-galak gue cuma ngungkapin isi hati gue apa gue salah". Ucap Devan dengan jujur. "Emm ee udah- udah gue mau pergi dulu udah di tungguin Indri dari tadi di kantin". Ucap Lila dan pergi meninggalkan Devan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!