Terpaksa menikah dengan pria yang tak dicintai dan mencintainya
tifany larasati harus bergelut dengan perasaannya sendiri mempertahankan rumah tangganya.
demi keluarga yang diambang kehancuran tifany merelakan menikah muda dengan cavero abraham.
sosok angkuh dan egois yang tak mau melepas masalalu walaupun setelah menikah.
dengan semangat dan dukungan keluarga, tifanya menguatkan diri untuk tidak bercerai dari cavero.
bisakah tifany membuat cavero mencintainya atau hanya akan tetap menjadi pemilik raga tapi tidak hatinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pisah Ranjang
setelah semalaman tifany dan cavero tak bisa tidur karena harus satu kamar dan tak mau saling berbagi ranjang.
Keduanya memutuskan untuk menonton tv bersama sampai pagi karena keduanya sepakat untuk tidak bermusuhan namun juga tidak mau saling akrab
"mau kemana?" tanya cavero
"cari makanan, saya lapar!" jawab tifany sekenannya. Tifany turun ke lantai satu mencari dapur untuk membuat kopi
"anak mama sudah bangun, ini masih pagi nak" ucap mama melia
"tifany butuh kopi ma, mama ada kopi?" tanya tifany
"ada dong! Kan papa sama suamimu harus minum kopi kalau pagi sama malam. Mama buatkan ya, duduklah!" ucap mama melia
Tifany tak mau merepotkan mertunya dan menolak secara halus pada mama melia "ngga usah ya ma, tifany mau bikin sesuai selera tifany aja. Mama mau sekalian dibuatkan?"
Tifany menawarkan pada mertuanya. Mama melia menggelengkan kepalanya " tidak usah nak, mama ngga biasa ngopi. Buatkan saja untuk suamimu, cavero lebih suka yang agak pahit" mama melia memberitahukan pada tifany kesukaan anaknya
"iya ma, tifany buatkan sekalian sepertinya mas cav butuh kopi" ide jahil muncul di pikiran tifany untuk suaminya
Dengan cekatan tifany membuatkan kopi dan menyiapkan ke meja makan
Cavero yang sudah turun dan ikut bergabung di meja makan bersama mama dan papanya.
"ini mas kopi sesuai resep dari mama, spesial untuk suamiku" ucap tifany dengan senyum menyeringai pada cavero
Cavero mencurigai tifany memasukan sesuatu didalam kopi yang dibuatkan. Namun cavero tak mungkin menolak meminumnya saat didepan orang tuanya
"tifany seperti mamamu cav, sangat pengertian sama suami. Minumlah kopinya pasti tifany sangat bersemangat saat membuatkannya untukmu" ucap papa hilman yang secara langsung meminta anaknya untuk meminum kopi buatan menantunya
"benar kata papa, mama tadi lihat tifany membuatnya sambil tersenyum sangat manis saat membuatnya. Mama yakin pasti sangat enak rasanya" mama melia menambahkan
"iya mas, aku udah buat dengan penuh cinta loh buat kamu mas" tifany tak mau kalah mendorong cavero mencoba kopi buatan tifany
"i-iya saya minum!" cavero mengangkat cangkir dan mulai menyeruput kopinya
Tak ada yang aneh dalam kopinya justru sangat pas dilidah cavero
"enak!" ucap cavero tanpa sadar keluar begitu saja dari bibirnya
"terima kasih!" jawab tifany
"oh ya ma, pa hari ini cavero mau pindah sama tifany ya ma, soalnya besok sudah harus kekantor dan tifany harus kuliah. Kalau dari sini cukup jauh kasian kan!" cavero menyebut nama tifany agar orang tuanya setuju padahal itu hanya siasatnya agar dapat bertemu dengan lidya dengan bebas
"bener fan, Kamu kejauhan dari sini?" tanya mama melia
Cavero memberikan kode pada tifany agar mengiyakan ucapannya dan semua rencana cavero berjalan mulus
"sebenarnya mas cav ma yang ingin buru-buru pindah, entahlah katanya biar bisa quality time sama pacarnya eh sama tifany ma!"
Tifany sengaja mempelesetkan ucapannya untuk menyindir cavero. Namun mertuanya tak menyadarinya
"kamu ini fan, bikin mama kaget saja! Ya sudah kalau begitu ya pa. Mungkin cavero ingin mandiri" ucap mama melia
Walau berat harus merelakan anak dan menantunya pindah
Padahal ia sangat senang saat ada keluarga baru, karena anak bungsunya sedang ke luar negeri
"iya tidak apa-apa kalau kalian mau belajar mandiri, hanya saja rumah itu kan sudah lama. Papa dan mama ingin memberikan hadiah rumah namun belum selesai di renovasi" ucap papa hilman
"tidak usah repot-repot ma, pa! Kita kan hanya satu tahun ya kan mas?" tifany keceplosan
"maksud tifany satu tahun di rumah itu ma, nanti cavero sendiri yang akan membelikan untuk istriku ma, pa" cavero segera memberikan alasan dan menjelaskan yang dikatakan tifany
"oh, baguslah kalau kamu sudah punya rencana itu. Sekarang habiskan sarapan kalian lalu bersiap" papa hilman setuju dengan apa yang cavero sampaikan
Setelah selesai sarapan, keduanya berpamitan karena tak ada banyak barang yang dibawa ke rumah yang cavero beli beberapa tahun lalu untuk di tinggali bersama lidya nantinya
dengan diantarkan supir tibalah di rumah mewah yang tak terlalu besar. Cocok untuk pasangan suami istri baru
"beno, taruh saja kopernya didalam kamu boleh pulang" titah cavero pada supirnya
"maaf den, saya disuruh jadi supir aden dan non tifany sama nyonya dan tuan" ucap beno mengatakan apa yang diperintahkan oleh majikannya
karena tak mau ketahuan oleh orang tuanya cavero menolak untuk diberikan supir dengan banyak alasan. Tifany meninggalkan dua orang yang sedang berdebat, ia tak mau ambil pusing dan menunggu dengan santai didalam
"sekarang kamu pulang ke rumah mama saja, bilang urusan tifany biar jadi urusan saya. Nanti saya yang antar dan jemput oke!" cavero kekeh tak mau ada supir
"baiklah den, kalau begitu saya pulang saja. Kalau butuh supir saya siap" jawab beno yang sudah kalah debat
"iya, nanti saya hubungi kalau butuh supir!"
Beno meninggalkan rumah cavero dan tifany. Cavero masuk ke dalam rumah dan mendapati tifany sudah tertidur di sofa dengan sangat pulas
"dasar kebo!"
Cavero menggoyangkan badan tifany agar bangun dan pindah ke kamar namun sangat sulit untuk bangun
"bocah bangun! Ayo kita bagi kamar" cavero berusaha membangunkan tifany
"apa sih! Ganggu aja" tifany kesal karena masih sangat mengantuk efek semalam
"bangun, saya tunjukan kamarmu cepat!"
Tifany terbangun dan beranjak meski masih terasa mengantuk dan mengikuti cavero
"ini kamarmu dan kamar saya diatas supaya tidak saling ganggu urusan masing-masing. Kamu tidak perlu masak ataupun menyiapkan baju saya.
Kita hanya tinggal satu atap tanpa tau urusan masing-masing dan jangan ikut campur dalam hal apapun
Satu lagi saya tidak menyiapkan art yang tinggal. Jadi loundry saja bajumu dan beli makanan jadi
Nanti setiap bulan akan saya transfer sampai pernikahan kita selesai
Paham!"
"paham! Ada lagi?" jawab tifany cepat. ia ingin segera melanjutkan tidurnya tanpa diganggu
Tak ada sedikitpun protes dari tifany dan lebih ke tidak peduli dengan apa yang cavero lakukan
"dia punya pikiran ngga sih?" cavero heran sendiri dengan istrinya itu
Tapi ia pun tak peduli baginya sekarang sudah berjalan sesuai rencana. Cavero bebas mengajak lidya ke rumahnya tanpa ada yang menegur
Setelah semua beres cavero menghubungi lidya jika semuanya berjalan lancar dan besok keduanya berjanji akan bertemu di kantor
Cavero tak sabar menunggu hari esok ingin segera bertemu dengan sang pemilik hatinya
ada karya baru author loh... jangan lupa kepoin ya mulai besok sudah terbit
"kutukan cinta gadis desa"