Perjalanan hidup keluarga Pak Diharjo yang sehari harinya sebagai penyadap karet.
Keluarga pak diharjo adalah keluarga sederhana bahkan terkesan sangat sederhana, namun begitu cukup bahagia sebab anak anaknya rukun dan saling sayang.
Pak diharjo memiliki enam orang anak, satu laki laki lima perempuan.
Bu kinasih adalah istri Pak diharjo memiliki watak yang sabar dan penyayang walau pun sedikit cerewet.
Sabar terhadap suami, penyayang terhadap suami dan anak anaknya namun cerewet hanya kepada anak anaknya saja.
Adira adalah anak sulung Pak Diharjo dan Bu Kinasih memiliki watak yang keras pemberani tegas galak namun penyayang juga.
Dimas anak kedua Pak harjo dan Bu asih juga wataknya juga keras kepala pemberani namun sedikit kalem tidak ugal ugalan seperti anak anak remaja seusianya.
Dimas adik yang cukup perhatian pada kakaknya, suka dukanya sejak kecil slalu ia lalui berdua dengan sang kakak.
Namun kebahagiaan keluarga itu berubah sejak dimas memutuskan untuk menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syahn@87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendapat Bukti
Setelah terduduk adira melihat ponsel sang suami disamping kepalanya, adira pun mengambilnya dan membukanya
Matanya menatap datar pada satu nomor tanpa nama yang begitu mencolok ayat ayatnya....
Adira menyimak semua isi pesan itu dari awal sampai akhir.
"Sejujurnya nyai masih sayang banget sama aa bayan" pesan dari nimas.
"Apa lagi aa, aa ga bisa lupa malam saat aa nginap di kosan nyai waktu mau jemput neng nina dulu, asal nyai tau waktu itu istri aa pengen ikut jemput neng nina tapi kata aa ga usah, dan neng nina juga bilang aa ga usah bawa istri biar aa bisa nginep di rumah nyai sampai si neng nina tiba di bandara" balas rian.
Adira tak terkejut membaca pesan itu, karna ia juga tau betul bahwa malam saat ia pamit mau jemput adiknya ia tau suaminya itu nginap dirumah mantan yang masih terus ia hubungi.
Hanya saja adira baru tau kalo rian nginap di kosan nimas itu atas permintaan adiknya sendiri.
Dan kini adira mulai berfikir, lantas untuk apa rumah tangga ini masih dijalani kalo keluarga nya sendiri slalu berusaha memisahkan.
Seperti malam saat ia dipaksa tidur dirumah kakak iparnya tanpa sebab musabab.
Adira dipaksa tidur di kontrakan kakak iparnya sedang rian sendiri tetap tidur di rumah bersama orangtuanya.
Dan dirumah kakak iparnya adira hanya dibiarkan tidur didepan TV beralaskan karpet lantai yang sangat tipis tanpa bantal tanpa selimut bahkan tidak walau hanya sekedar kain panjang pun, hingga adira tak bisa tidur sampai pagi karna menggigil kedinginan.
Tak ada airmata lagi bagi adira saat mengingat itu semua, hatinya seperti sudah mati.
"Kapan atuh aa mau nginap dirumah nyai lagi? " pesan dari nimas.
"Do'ain aja aa bisa cepat pulang lagi ke subang, biar aa bisa nemuin nyai lagi, nyai kangen ya sama punya aa?" balasan dari rian.
*hmmm sudah ku duga* bisik hati adira.
"Iya atuh aa, emangnya aa ga kangen sama punya nyai?" balas nimas.
"Ya jelas kangen dong sayang" jawab rian.
"Aa ini emang lagi dimana? kok lancar amat aa SMS nyai emang nya istri aa ga tau?" tanya nimas.
"Tenang aja, dia udah tidur, aa baru pulang main makanya dia ga tau aa sms nyai" terang rian.
"Aa sebenarnya lebih sayang sama siapa sich? aa nyariin nyai terus tapi aa nikahnya sama adira!" tanya nimas.
"Aa nyariin kamu karna aa masih cinta sama kamu." balas rian.
"Kalo aa cinta sama aku kenapa atuh masih sama adira?" tekan nimas.
"Aa juga cinta sama adira, tapi nyai tenang aja aa bakal adil kok sama nyai" jelas rian.
"Ya udah nyai istirahat dulu ya, udah malam juga kan? lanjut besok lagi aa juga udah ngantuk ini." pinta rian.
"Ya udah kalo gitu nyai mau tidur juga." balas nimas.
"I love you nyi itengku" SMS terakhir rian.
"Love you to kabayan ku" balas nimas.
Adira lantas menutup kembali layar ponsel rian dan mengembalikan ponsel itu didekat kepala rian lagi, tak menghapus satu pun pesan yang masuk.
Lantas ia memandang wajah sang suami yang sedang terlelap...
*Kami masih mengharapkan mantanmu ya mas? kalo kamu tak bisa hidup tanpa mantan terus kenapa kamu habiskan waktu mu denganku sampai harus mendukunkan diri hanya untuk bisa bersama ku? sebodoh itu kamu jadi laki laki?
Kamu tersiksa ya ga bisa bersama nyi iteng mu lagi? baiklah mas, aku akan segera mengabulkan keinginanmu.
Tapi maaf, aku sudah ga bisa jadi budak mu lagi* bisik adira dalam hati.
Lalu adira bangkit dari duduknya, ia menuju kamar mandi untuk bersih bersih lalu sholat malam, di dalam sujud terakhir nya inilah adira meminta petunjuk pada Allah.
*'Ya Allah, aku tak tau apakah yang ku minta ini salah atau tidak, tapi aku percaya engkau adalah yang maha tau dari apa yang aku tak tau, engkau Maha melihat ya Allah, jadi aku percaya engkau tau semua yang terjadi atas diriku, bagaimana dzolim nya suamiku pada ku, bagaimana lelahnya aku menafkahi suamiku, bagaimana perlakuan suamiku yang semena mena terhadapku.
Dan bagaimana suamiku saat mengatakan lelah bersama ku lalu dia mengancam ingin berpisah dan saat ku setujui dia malah marah dan ngamuk.
Jika memang dia bukan jodohku ku mohon pisahkan lah kami ya Rabb, tapi jika memang dia jodohku kembalikan lah hatiku yang sudah mati terhadapnya, tunjukkan lah pada ku kebenaran yang sesungguhnya ya Tuhan, tapi jika aku boleh jujur aku sudah lelah bersuamikan rian.
Kalo bisa ambillah rian dari ku ya Allah dan jangan kembalikan lagi dia padaku, aku sudah sangat lelah menjadi pengasuhnya.
Hidup dengannya aku tak merasa seperti punya suami, engkau Maha melihat betapa lelah nya aku ya Allah, ku mohon ya Allah tolong aku.
Tolong lepaskan aku dari parasit yang terus merongrong hidupku.* doa adira setelah sholatnya.
Begitu selesai berdoa adira menyeka airmatanya, ia hanya bisa mengeluarkan airmatanya saat berdoa saja, setelah itu ia merenung, merenungi doa yang baru saja ia panjatkan.
*Doa ku tadi sadis ga ya?*, bisik hati adira.
*Tapi aku kan hanya bicara apa adanya tadi, kalo pun berbohong Allah juga sudah tau kan apa yang ku pikirkan, apa yang aku mau, apa yang sebenarnya terjadi, jadi mana mungkin aku bisa bohong*, bisik hati adira lagi.
Ahk bodo ahk.,lirihnya.
lalu ia bangkit untuk langsung masak, ia harus masuk kerja hari ini karna kemarin sudah libur 2hari.
Tepat adzan subuh makanan untuk sang suami sudah beres terhidang, adira juga sudah wudhu, ia langsung sholat subuh, setelah itu bersiap.
Saat adira mengenakan kaos kaki rian terbangun,,
Yang kamu mau kerja?, tanya rian dengan mata setengah terbuka.
Iya., jawab adira singkat.
Yang hari ini aku libur dulu ya, capek masih ngantuk juga., ucap rian.
Ya sudah., jawab adira singkat sambil berlalu keluar kamar untuk langsung berangkat kerja.
Sementara rian melanjutkan tidurnya.
Dalam gelapnya jelang pagi adira berjalan sendirian menyusuri semak belukar melewati jalan lintas agar cepat sampai.
Adira tak mau terlambat, ia lebih suka sampai lebih dulu dari yang lain, bukan agar disayang mandor atau asisten tapi supaya punya banyak waktu untuk istirahat sebelum kerja setelah lelah berjalan jauh.
Sepanjang jalan yang adira fikirkan adalah cara untuk lepas dari rian.
Kalo minta cerai jelas adira akan disalahkan dan di kira punya cadangan, yang ada rian bakal ngamuk dan adira malas ribut.
40menit berjalan adira pun sampai di pos karyawan, masih agak gelap dan sepi, belum ada satu pun yang datang.
Adira duduk di beranda pos masih merenung sambil menunggu teman teman kerjanya datanya.
Sedang di sisi lain....
Semangat ya buat othor. oiya Kapan2 mampir2 ya kak ke ceritaku juga. 'Psikiater, Psikopat dan Pengkhianatan' mksh