NovelToon NovelToon
DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mata Batin / Ahli Bela Diri Kuno / Ilmu Kanuragan / Pulau Terpencil
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Sebelum membaca novel ini, diharapkan membaca novel BUHUL GHAIB, sebab ini ada hubungan dengan kisah sebelumnya, agar tidak bingung.

kisah Delapan orang bersahabat yang melakukan pertualangan ke sebuah pulau yang terkenal dengan keindahannya, tetapi bencana tiba-tiba memporak-porandakan rencana mereka karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelekaan, sehingga mereka terdampar disebuah pulau yang berbeda.

Dipulau itu mereka mengalami kejadian demi kejadian yang mengerikan dan membuat mereka harus bertahan hidup dari sebuah rahasia misteri yang sangat mengerikan.

sanggupkah mereka keluar dengan selamat? ikuti kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DA-4

Darmadi tak menggubris ocehan pemuda itu. Ia bergegas menghampiri ular sanca yang hampir saja melahap Yudi.

Ular bertubuh gempal.itu menggeliat untuk melepaskan dirinya dari pisau yang tertancap dan ia hendak kabur, tetapi Darmadi mencoba melumpuhkannya.

Yudi mengambil pisau lipat yang baru saja dipulangkan oleh Guntur padanya, dan melukai punggung hewan melata tersebut.

Craaas....

"Ular sialan! Enak saja kau ingin memakanku, kini giliranmu yang ku makan," ucapnya dengan geram.

"Kita sembunyikan saja ular ini, nanti kita ambil lagi setelah mendapatkan air," saran Darmadi.

Yudi tercengang. "Maksudmu kita beneran makan ular ini? Aku kan cuma bercanda tadi," bantahnya.

"Ini hutan. Emang kamu bisa pesan ayam geprek kemari?" jawab Darmadi dengan nada dingin.

Seketika Yudi merasakan perutnya mual. Niatnya ingin bercanda, justru dianggap serius oleh Darmadi yang berkeinginan memasak daging ular tersebut.

"Jangan banyak protes, ayo simpan daging ular ini dibalik semak itu, nanti kita ambil." Darmadi menarik ular sepanjang 4 meter itu dibalik batang pohon yang tumbuh tinggi menjulang.

Keduanya kembali berjalan. Lalu menyusuri jalanan dan mereka mendengar suara gemericik air tak jauh dari tempat mereka berada.

Keduanya saling pandang, dan ini merupakan kabar baik bagi mereka. Keduanya bergegas menuju sumber suara dan ketika melihat dari dekat, seketika Yudi berlonjak senang. Ia berlari menuju tepian sungai dan meminumnya dengan sangat dahaga, lalu berniat untuk menceburkan diri.

"Tunggu," Darmadi mencoba menahan pemuda konyol itu. "Kita tidak tahu apa yang didalam sungai iru," cegah Darmadi. Lalu ia mengambil sebatang kayu lapuk dan melemparkannya ke sungai berair jernih tersebut.

Seketika sesuatu menyambutnya dengan sangat cepat dan terlihat jika itu adalah seekor buaya berukuran besar.

Yudi tercengang. Sudah dua kali ia hampir menjadi santapan hewan buas. Kali ini hewan itu adalah rekan sendiri, hanya bedanya ia didarat dan buaya itu diair.

"Jangan ceroboh ditempat yang kita sendiri tidak tahu atau tidak faham kondisi medannya," pesan Darmadi.

Yudi hanya tercengang, karena debaran didadanya masih menderu kencang, mengalahkan debaran hatinya saat berdekatan dengan Emy yang selalu membuatnya kesal.

Belum sempat mereka untuk berdebat lebih jauh, ternyata buaya raksasa itu telah naik ketepian. Kayu yang dilemparkan oleh Darmadi barusan membuatnya kecewa karena tak sesuai ekpektasi. Ia mengira itu adalah daging buruan.

"Hah, dia naik," seru Yudi kencang keduanya terpaksa berlari menghindari kejaran buaya tersebut. "Buaya sialan! Bercanda Lu gak lucu," maki pemuda itu dengan kesal.

Keduanya terpaksa berlari untuk menghindari kejaran buaya tersebut.

Karena paniknya, Yudi tak menyadari jika kakinya tersangkut akar kayu yang tumbuh melintang.

Braaaak...

Ia terjerembab dan tidak dapat melepaskan jeratan akar yang menahan pergelangan kakinya.

Darmadi yang menyadari hal itu terpaksa berbalik dan mencoba menyelamatkan pemuda itu.

Buaya raksasa tersebut sudah sangat dekat dengan mereka, sedangkan Darmadi merasa jiak maut sudah hampir dekat dengan Yudi.

"Heeei! Kemari kamu, Sialan!" maki Darmadi mencoba mengecoh buaya itu. Ia mengambil bongkah kayu lapuk dan melemparkannya ke arah buaya itu agar mengalihkan perhatiannya pada sahabatnya.

Binatang reptil raksasa itu menggelengkan kepalanya. Terlihat mulutnya menganga dengan lebarnya, memamerkan giginya yang runcing dan tidak pernah disikat menggunakan odol.

Ia sepertinya lebih tertari pada Yudi. Karena aroma dagingnya dianggap sangat manis.

"Heeeeh! Jangan makan aku! Dagingku liat dan pahit! Pergi, pergi!" usir Yudi ditengah keputusasaannya.

Darmadi terus melempari buaya itu dengan berbagai potongan kayu dan apa saja yang ia temui. Bahkan tanpa sadar ia melemparkan benda bulat bersisik tebal kearah buaya tersebut, dan saat bemda itu berbenturan, ternyata hewan trenggiling yang sedang bobok cantik harus terusik mimpinya dan bergegas kabur dengan wajah kesal.

Semua yang dilakukan Darmadi tampak sia-sia. Buaya itu semakin dekat jaraknya dengan Yudi yang saat ini tinggal sekali hab saja.

Hewan raksasa itu mengangakan mulutnya saat ia sudah mencapai kepala Yudi. Pemuda itu tampak sangat pasrah dengan segala lantunan doa yang begitu khusyu'.

"Jangan makan aku, please. Kita kan temenan," ucap Yudi diakhir doanya, sembari memejamkan matanya. Ia memohon belas kasih hewan tersebut.

Wuuuuuuusssh....

Tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan menancap ditanah tepat dibagian kaki depan hewan tersebut.

Seketika buaya raksasa itu menghentikan aksinya. Ia merunduk dan terdiam. Saat bersamaan seorang wanita cantik melesat bagaikan angin dan mendarat tepat dihadapan buaya tersebut.

Tatapan mata wanita cantik bagaikan seorang peri itu mampu menembus insting sang buaya.

Seketika buaya itu menundukkan kepalanya pertanda ia tunduk dan patuh akan apa yang diinginkan oleh sang wanita.

Yudi membuka matanya. Alangkah terkejutnya ia melihat satu sosok wanita cantik berdiri dihadapannya dengan busur dan anak panah yang terlihat begitu keren baginya.

Darmadi sama terkejutnya. Bagaimana tidak, buaya itu beranjak pergi dan menuju sungai untuk kembali kehabitatnya.

"Wah, buaya air saja patuh, apalagi buaya darat," Yudi kecepolsan.

Wanita itu tampak diam, lalu memandang kedua pemuda tersebut. Rasanya jantung Yudi ingin lepas saat melihat keindahan wajah yang terukir dengan begitu sempurna. kedua matanya memiliki pancaran sinar bak bintang kejora, jernih bagaikan embun pagi uang tertimpa cahaya mentari pagi. Bulu matanya begitu lebat dan lentik, sungguh ciptaan yang begitu indah.

Tetapi nyali pemuda itu menciut setelah melihat sebuah pedang yang terselip dipinggangnya, dan dipunggungnya ada tergantung anak panah dengan busur ditangannya.

"Terimakasih," ucap Darmadi memberanikan diri mengucapkan kalimat itu pada sosok wanita yang sudah beberapa kali ia lihat.

Wanita itu menjawab. Tetapi ia mengambil pedang yang terselip dipinggangnya dan diarahkan kepada Yudi.

"Jangan, jangan bunuh aku. Janji tidak nakal lagi," Ia memohon dengan mengatupkan kedua tangannya didepan wajah.

Wanita itu tak menghiraukan ucapan Yudi. Ia mengambil pedang yang terselip dipinggangnya dan mengayunkannya ke arah Yudi.

Craaaaas....

Satu tebasan mengenai sesuatu dan membuat Yudi begitu takut dan memejamkan kedua matanya.

Ia merasakan sesuatu terlepas dari kakinya. Ternyata wanita itu memotong akar kayu yang sedang menjeratnya.

Seketika kedua pemuda itu tercengang. Bagaimana mungkin ada seorang wanita yang memiliki kecepatan ilmu pedang bagaikan seorang ninja.

Yudi beranjak bangkit. Ia nyengir kuda melihat wanita itu memandanginya.

"Terimakasih," ucap Yudi dengan canggung. Ia tidak sanggup membalas tatapan wanita itu, sangat membuatnya gugup.

Wanita itu hanya diam. Lalu ia mengeluarkan sebuah tabung air yang terbuat dari batang bambu. Ia menyerahkannya pada Darmadi. "Ambillah, dan bersikaplah waspada," pesannya. Lalu ia melesat dengan cepat dan menghilang.

Seketika keduanya tercengang. "Dia siluman atau manusia, sih?" ucap Yudi dengan wajah pucat.

"Bisa ia, bisa tidak, atau mungkin keduanya," jawab Darmadi dengan lirih. Sejujurnya ia masih begitu.gugup karena wanita itu berbicara padanya. Suaranya begitu sangat lembut dan membuatnya meremang.

1
Susi Akbarini
waahhhh..
kok berhenti ceritanya...
mna lanjutannya????
Siti H: kehabisan ide authornya bun.. sabar ya
total 1 replies
🏖⃟⃞🌺 𝐉𝐑
𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐭 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐢𝐧𝐢
🏖⃟⃞🌺 𝐉𝐑
𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐨𝐧 𝐥𝐠𝐢.
𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐜𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐧𝐠𝐤𝐥𝐢𝐧𝐠..
V3
si Asih kmna sich , kok gak nongol-nongol LG ❓❓❓🤔🤔🤔🤔
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
iyavlah.. bang guntur kan bisa tau yg ngga kita tau
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
was was pasti nya ya. serem ih
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
ada apa ya.. kok mencurigakan
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
wiih seru pasti nih
V3
smg ja Edy bisa menyelamatkan semua orang-orang itu , terbebas dr orang-orang kanibal dan cepat keluar dr pulau itu
Heri Wibowo
itu pasti bule pernah masuk kampung makanya tahu buah kecubung
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
masa iya orang barat tau kecubung nieeh di tempat q bukan cuma kecubung hijau hitam pun ada ada yg mauuuuu?
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: udh buat obat mertua q TPI daunya di rebus.. ekekwkkkkk
Ai Emy Ningrum: 🙄🙄 udah dicobain blum tuh kecubung2 nya...💃🏻💃🏻
total 2 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
apa iru loa yahhh
hahaha 4 biji masih di bagi lagi hahahahaa
Tiah Fais
semoga Edy bisa meyelamat kan kedelapan sahabat dan juga Lee dan kawan ny
Susi Akbarini
moga2 edi dapat mengumpulkan lee dan 8 petualang..
dan mereka daoat nyebrang dengan selamat..
❤❤❤
V3
lanjutkan kak 😘😘
Ai Emy Ningrum: siyap /Good/
total 1 replies
V3
si Bule rusuh bgt sich 🤦 mo mengantar kan nyawa nya nih
Tiah Fais
lanjut kak
Ai Emy Ningrum
empat biji mana kenyang ,minimal 4 kilogram atuh makan buah loa nya 🤣🤣🤣🤣 🍈🍈🍈🍈
Ai Emy Ningrum: sodara jauh pokok nya mah,ga keitung lah 😹
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: masih sodaraan sama leeleelawar kali yaak dia /Slight/
total 16 replies
Heri Wibowo
lanjut
Siti H: 😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
Heri Wibowo
perjuangan darmadi CS belumselesai.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!