“ Pak tolong lepaskan. “ Ucap Kezia ketakutan, ia sudah menangis saat ini. Kezia sudah berteriak tapi tidak ada satu orang pun yang mendengarnya karena tidak ada satu orang pun berada di sekitar Kezia. Kevin tidak menghiraukan tangisan Kezia, ia tetap menarik Kezia dengan paksa untuk memasuki apartemennya.
Saat mereka sudah berada di depan apartemen pria itu, Kevin dengan keadaan mabuk dapat membukanya dengan mudah dan kemudian menarik Kezia memasuki apartemennya. Di situ ketakutan Kezia terjadi, mahkotanya yang sudah ia jaga selama 22 tahun direnggut paksa oleh pria mabuk itu. Kezia rasa hidupnya sudah berakhir sekarang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIRAKSA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 04 : KEHAMILAN
“ Aku hamil. “
“Hah? Apa yang kamu bicarakan zia? Jangan bercanda. “
“ Aku hamil Katherine. Apa yang harus ku lakukan sekarang. “
Mendengar itu Katherine langsung memeluk Kezia yang kembali menangis. Tanpa dicegah Katherine juga ikut meneteskan air mata saat menyaksikan seberapa terpuruknya sahabatnya itu sekarang. Ia sangat terkejut dengan pernyataan sahabatnya itu. Bagaimana hal ini bisa terjadi. Katherine sangat mengenal Kezia, jangankan melakukan seks berpacaran saja tidak ada di kamus seorang Kezia athara. Lalu kenapa sekarang Kezia dinyatakan hamil. Apakah ia punya pacar yang tidak Katherine tahu selama ini. Tapi meskipun memiliki pacar sekalipun ia sangat yakin Kezia tidak akan memberikan tubuhnya disentuh begitu saja. Terlebih bila ia melakukan dengan pacarnya kenapa Kezia terlihat sangat terpuruk sekarang, ia hanya perlu meminta pertanggung jawaban dari pacarnya. Apakah Kezia mengalami pemerkosaan. Tapi kapan itu terjadi, kenapa Kezia tidak memberitahunya. Apa hal ini yang membuat Kezia terlihat murung belakangan ini. Katherine terus memeluk Kezia dengan erat diiringi usapan pada punggung gadis itu untuk menenangkannya.
Setelah kembali tenang, Kezia mulai menceritakan hal yang menimpanya sekitar satu bulan yang lalu dimana keperawanan Kezia direnggut paksa oleh seseorang yang tidak ingin Kezia ingat untuk saat ini. Karena hanya mengingat pria itu, semua kenangan buruk kembali terlintas tanpa izin di pikiran Kezia seperti kaset rusak.
“ Dia harus bertanggung jawab. “ ujar Katherine sambil mengurai pelukannya untuk melihat wajah sahabatnya yang sangat basah karena air mata. Katherine mengusap air mata di wajah Kezia dengan perlahan. Hatinya sangat sakit sekarang.
“ Aku tidak mau. “ Ucap Kezia dengan lirih hampir tak terdengar. Kezia sama sekali tidak bisa berpikir dengan benar. Pikiran Kezia buntu sekarang, ia tidak tahu harus melakukan apa kedepannya. Kezia sangat benci keadaannya sekarang, dimana ia terlihat sangat tidak berdaya.
“ Mau bagaimana lagi zia, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatan bejatnya. Kamu mau membesarkan anakmu sendiri? Atau kamu berpikir untuk menggugurkannya?. “ ucap Katherine sambil menatap mata Kezia.
“ Aku tidak pernah sama sekali berpikir untuk menggugurkannya, anak ini tidak bersalah sama sekali walaupun ia ada karena kesalahan sekali pun. “ Ucap Kezia sambil memegang perutnya. Walaupun bayi dalam kandungannya ada karena kesalahan dan waktu yang tidak tepat Kezia rasa ia akan berusaha menerima bayi dalam kandungannya.
“ Lalu apa yang akan kamu lakukan? “ Tanya Katherine sambil merapikan rambut Kezia yang menutupi wajah gadis itu.
“ Aku tidak tahu, aku tidak bisa berpikir dengan baik untuk saat ini tapi meminta pertanggung jawabannya aku rasa bukanlah hal yang baik. “ Lirih Kezia terdengar sangat sangat frustasi, ia terus menunduk meremas tangannya dengan kasar. Katherine yang melihat itu langsung menggenggam tangan Kezia. Kezia yang mendapat sentuhan itu menaikkan pandangannya untuk melihat wajah sahabatnya yang menunjukkan kekhawatiran.
Kezia sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Katherine yang selalu ada untuknya. Menemani ia dikala senang dan susah. Seperti saat ini, Katherine yang sangat kelelahan sepulang bekerja langsung datang ke rumah sakit saat mengetahui keadaan Kezia.
“ Aku rasa kita harus meminta pertanggung jawabannya, pertanggung jawaban bukan hanya dengan melakukan pernikahan zia. Kita perlu dia untuk kedepannya, kita bisa cari jalan keluar dari masalah ini. Hal ini akan sangat merugikan kamu zia, jadi mau tidak mau dia harus ikut andil dalam masalah ini.” “ Akhh kenapa aku terdengar sangat keren saat mengatakannya. “ ucap Katherine di akhir ucapannya diiringi dengan kekehan kecil yang membuat Kezia tersenyum melihat tingkah sahabatnya tersebut.
Kezia mengiyakan ucapan Katherine. Mau tidak mau ia harus menemui pria itu untuk meminta pertanggung jawabannya. Tapi kenapa Kezia sangat takut sekarang.
“ Kezia apa kamu masih mengenalnya? Kita tidak bisa meminta pertanggung jawabannya kalau kamu lupa dengan orang itu. “
Kezia yang mendengar pertanyaan Katherine menjadi bingung, apakah ia harus mengatakannya. Katherine akan sangat terkejut saat mengetahuinya. Tapi ia harus memberitahunya karena masalah ini tidak akan selesai tanpa pria yang tidak ingin Kezia ingat lagi.
“ Pria itu pak Kevin. “ Ucap Kezia dengan suara yang nyaris tidak terdengar.
“ Mas Kevin? Kevin Forenza yang aku kenal? “ Katherine sangat kaget saat mengetahui siapa pria yang telah melakukan hal bejat terhadap sahabatnya. “ Bagaimana bisa zia? “ Tanya Katherine lagi.
Kezia menghembuskan nafasnya secara perlahan sebelum mulai bercerita. “ Itu terjadi saat aku ingin pulang dari apartemen mu. Aku baru tahu pak Kevin tinggal di gedung yang sama. Kami bertemu tanpa sengaja dengan keadaan ia yang sedang mabuk. Dan kejadiannya terjadi begitu saja. “ Kezia kembali meneteskan air mata saat mengatakannya, memori yang tidak ingin Kezia ingat berputar begitu saja di pikirannya. Sungguh Kezia tidak ingin terlihat sangat lemah, tapi entah kenapa air matanya selalu menetes tanpa izin saat kembali mengingat kejadian itu.
Katherine yang mendengar pernyataan Kezia diliputi rasa bersalah. Kezia mengalaminya saat ia berada di sekitar apartemennya. Jika hari itu ia tidak malas untuk mengantar Kezia sampai lobi seperti biasanya hal ini tidak akan terjadi. Apakah hal yang menimpa Kezia merupakan salah Katherine. Perlahan butiran hangat juga ikut keluar dari mata gadis itu, menangisi takdir buruk Kezia.
“ Kezia maafkan aku, hal ini terjadi karena aku. Kalau aku menemani mu untuk turun seperti biasa hal ini tidak akan terjadi. Zia maafkan aku. “ Katherine memeluk Kezia dengan erat melampiaskan rasa bersalah yang ia rasakan.
“ Ini sama sekali bukan salahmu Katherine. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, mungkin ini memang bagian dari takdirku.”
Kezia tidak ingin Katherine merasa bersalah karena ini memang bukan salahnya. Hal ini terjadi sama sekali tanpa sepengetahuan Katherine. Mungkin memang Tuhan sudah merencanakan hal ini di kehidupan Kezia. Ujian yang harus Kezia lewati untuk menjadi manusia yang lebih kuat. Kezia harap Tuhan memberikannya kekuatan yang besar untuk menghadapi masalah ini.
“ Aku akan memastikan ia bertanggung jawab akan perbuatannya Zia. Aku tidak akan diam saat ia melukaimu. “ ucap Katherine sangat menggebu-gebu sekarang, rasanya ia ingin meninju wajah Kevin saat ini juga. Beraninya pria itu memperlakukan sahabatnya seperti ini.
“ Terima kasih karena sangat peduli padaku Kath. “ Ucap Kezia mengeratkan pelukan mereka.
“ Kenapa harus berterima kasih. Sudah seharusnya aku melakukannya karena aku sahabatmu. “
“ Aku beruntung memiliki sahabat seperti mu.”
“ Kamu harus beruntung, karena aku sangat cantik dan baik hati. “
Kezia hanya tertawa mendengar ucapan Katherine. Apapun yang terjadi kedepannya ia akan menghadapinya dengan sekuat tenaga. Perlahan Kezia mengendurkan pelukan mereka, ia mengulurkan tangan kanannya menyentuh perut datarnya. Walaupun berat menerima kenyataan ia harap ia bisa menjadi ibu yang baik untuk bayi di kandungannya.
