Di sebuah desa di daerah Jawa Barat di era tahun 70 an ketika tarian ronggeng masih mengalami masa jaya,.
Berdiri sebuah paguyuban tari besar yang dipimpin kang jejen.
sanggar tari kang Jejen sangat terkenal bahkan sampai keluar daerah karena penari-penari yang cantik dan ada primadona juga, namanya Dewi berumur 22 tahun, selain cantik ia juga paling pintar menari.
Disitu juga ada penari muda yang baru bergabung bernama sari, ia tidak terlalu cantik tapi ia sombong dan tariannya juga tidak sebagus Dewi jadi ia kurang terkenal.
Sari begitu ambisius, ia akan melakukan apapun untuk memuluskan jalan nya.
Karena ia iri dengan kepopuleran Dewi , sari mencari jalan pintas, ia melakukan pemasangan susuk bahkan susuk yang ia pakai bukan susuk sembarangan.
Susuk itu di dapat nya dari seorang dukun setelah bertapa di sebuah gua yang terdapat makan seorang penari ronggeng.
sari setiap tahun harus menyediakan tumbal seorang lelaki perjaka untuk sosok yang dia sembah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Susuk Nyi ronggeng
Sari memberanikan diri membuka matanya,setelah tidak terdengar suara apapun.
Ia kembali duduk didepan makam sambil terus merapalkan mantra,suasana Gua semakin malam terasa semakin dingin dan mencekam.
"Gimana ini aku takut sekali,aku harus berani,aku harus mendapatkannya,Sari bergumam dan kembali merapal kan mantra, kemudian ia memejamkan matanya berusaha menghilangkan rasa takutnya.
Ketika ia sedang membaca mantra, ia mendengar seperti ada angin yang berhembus, di telinganya,angin itu begitu dingin.
Sari mengencangkan bacaan mantra nya,ia membuka matanya dan melihat kesana kemari,ia ingin menangis tapi itu percuma, ia berada di dalam Gua dan hutan,tidak ada seorang pun yang akan mendengarnya.
Tiba-tiba terlihat satu sosok pocong sudah berdiri didepan nya, wajah pocong itu hitam penuh belatung,ia menatap wajah Sari sambil menyeringai,ia menyeringai dan meloncat-loncat mendekati Sari.
"Akhhhh.. pocong,"Sari terkejut ia kembali menutup matanya sambil terus merapalkan mantra,Sari mengintip membuka matanya sedikit,terlihat pocong itu bukannya pergi malah bertambah banyak.
Sari semakin ketakutan,ia semakin menggigil ketakutan ketika pocong-pocong tesebut mendekati nya," Pergi sana, kalau tau begini aku mikir-mikir lagi,"Sari semakin kencang membaca mantra,ia berusaha menghilangkan rasa takutnya.
" Pergi, pergi, pergi...." Sari membatin terus dalam hati,ia kembali mengintip tapi sosok pocong itu malah sudah ada di depan mukanya.
"Akhhhh.... pocong, pocong, pocong."Sari berteriak histeris, setelah itu para pocong tersebut menghilang seperti asap.
"Kemana mereka,"Sari ia mengedarkan pandangannya ke seluruh arah Gua, sekarang keadaan sunyi kembali.
Sari kembali merapal kan mantra sambil terkantuk-kantuk,ia terus melanjutkan merapal kan mantra.
Entah sudah berapa lama ia duduk sambil merapalkan mantra,tubuh nya lemas, kaki nya sakit,karena ketakutan dan tidak tidur,ia melihat ada setitik cahaya matahari berarti hari sudah siang.
Sari mengedarkan pandangan nya,perut nya melilit karena belum diisi apapun,wajah nya terlihat kuyu,ketika ia sedang melihat ke sekeliling,ia mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya.
"Siapa itu,"Sari terlihat waspada ia beringsut mundur.
Dari arah pintu Gua,terlihat bayangan orang masuk ke dalam Gua,Sari menatap kearah pintu Gua dengan rasa khawatir,terlihat Mbah Jarwo masuk sambil membawa makanan dan minuman,Sari bernafas lega melihat yang datang adalah Mbah Jarwo.
Mbah Jarwo meletakkan makanan dan minuman di depan sari,"makanlah,kamu butuh tenaga.
Sari yang memang sudah kelaparan langsung mengambil makanan tersebut,ia memakan nya dengan lahap.
"Pelan-pelan makanya,"Mbah Jarwo duduk di dekat Sari," bagaimana,apa yang kamu lihat tadi malam? apakah kamu akan menyerah atau meneruskan nya, tapi menurutku, teruskan saja kalau kamu berhenti itu malah akan membuatmu diganggu sosok Nyi ronggeng.
Sari bingung,"Benar kah Mbah? sekarang apa yang harus aku lakukan mbah,aku takut, tapi aku ingin meneruskannya."
"kalau begitu,lawan rasa takut mu,kendalikan diri mu,"Mbah Jarwo mengambil bekas makanan tersebut,ia kemudian pergi meninggalkan Sari.
"Mbah tunggu,apakah tidak sebaiknya Mbah disini saja aku takut,"walaupun Sari takut sama Mbah Jarwo tapi,ia juga takut pada makhluk-makhluk yang menghampirinya .
"Tidak bisa,apakah kamu tidak takut pada ku,aku bisa berbuat sesuatu padamu,"kata Mbah Jarwo sambil menatap Sari.
"Takut,tapi aku juga takut sendirian disini."Sahut Sari.
"Sudah lah,selesaikan apa yang sudah kamu mulai,setelah kamu bisa menyelesaikannya kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau,"Mbah Jarwo kemudian pergi meninggal kan Sari sendiri lagi.
Sari melihat kepergian Mbah Jarwo,hati nya di penuhi kecemasan.Terlihat Sinar matahari menyeruak masuk di pintu Gua,Sari berusaha menguatkan dirinya,"aku harus bisa," batin Sari,Sari kembali duduk dan merapal kan mantra,iya berusaha menahan kantuk dan lelahnya.
Tanpa terasa sudah 3 hari Sari mengadakan ritual di makam Nyi ronggeng,malam itu Sari merasakan kepala nya sakit,ia melihat sekeliling Gua tampak suasana begitu hening.
Sari berusaha menguatkan hati dan pikirannya,tiba-tiba ia mendengar suara anak-anak kecil dan terlihat mereka sedang berlarian mengelilingi Sari mereka tertawa lalu berhenti dan menatap Sari.
"pergi sana, pergi," sambil pura-pura tidur, dan tidak melihat kehadiran mereka Sari terus membaca mantra, kini anak-anak kecil itu mendatangi Sari, ada yang memainkan rambut Sari, ada yang duduk di depan Sari sambil menjulurkan lidahnya dan menyeringai, terlihat gigi-gigi nya yang runcing.
"Teteh main yuk,"salah satu anak menarik tangan Sari sambil mengusap ingus nya, melihat Sari hanya menatap mereka tidak menjawab anak kecil itu menjadi marah.
"Teteh ayo main,"ia menarik paksa tangan Sari, mata nya menjadi merah menyala.
"pergi sana,pergi jangan ngangu."Sari berusaha menyingkirkan mereka,ia kemudian beringsut mundur.
Ketiga anak kecil itu menyeringai mendekati Sari sambil mengulurkan tangannya,"teteh ayo main, teteh ayo main,ayo main,main,main." suara anak-anak kecil itu seperti banyak menggema dalam ruangan.
"Tidak,aku tidak mau, pergiii...." Sari berteriak sambil menutupi telinga nya dan menutup matanya.
Karena tidak kuat menahan takut dan sakit di kepalanya, dan tubuhnya,akhirnya Sari tidak sadarkan diri.
Sari terbangun,tapi ia kebingungan,"Dimana aku?"Sari seperti berada di sebuah kamar yang sangat indah,ia melihat kesekeliling.
Tiba-tiba terdengar suara seperti sinden menyanyi dan betapa terkejutnya Sari didepan meja rias duduk seorang perempuan cantik masih memakai pakaian penari,ia bernyanyi dengan sangat indah.
Sari mendekati penari itu yang sedang menyisir rambut nya,"apa yang kamu inginkan dariku,"sosok penari itu sedang menyisir rambut nya,menoleh kearah Sari.
"Aku,aku ingin menjadi penari yang hebat dan aku ingin terlihat cantik,maaf apakah Nyai adalah Nyi ronggeng?"Sari pelan-pelan mendekati sosok perempuan itu.
"Hahahaha....
Sosok perempuan itu tertawa,ia lalu berdiri dan mulai menari,"yah aku adalah nyai ronggeng, siapa yang menyuruhmu mendatangi ku.
"Tidak ada Nyai,aku ingin seperti temanku pintar menari,aku tidak mau diremehkan."
Tubuh Nyi ronggeng meliuk indah ketika menari, ia kemudian berbalik menatap Sari,"aku suka perempuan sepertimu, tapi semua tidak ada yang gratis, kamu harus menyembahku, menyediakan sesaji untukku, dan setahun sekali kamu harus menyediakan tumbal."
Sari terdiam, ia bimbang.
"Apakah kamu tidak sanggup? kalau begitu pergilah,"sosok Nyi ronggeng terlihat marah, matanya menjadi merah dan wajah nya berubah menyeramkan.
"Aku sanggup Nyai, aku sanggup,apapun akan kulakukan,asal aku bisa terkenal dan menjadi cantik."
"Bagus Sari, sekarang pergilah dan ingat setiap malam Jumat Kliwon sediakan sesaji untukku dan setiap suro kamu harus memberikan ku tumbal seorang perjaka.... hahaha."sosok Nyi ronggeng itu tertawa dan kembali menari.
"Baik Nyai,"Sari menangkupkan tangannya,kemudian seperti ada yang menghentakkan tubuh nya,Sari tersentak dan bangun,ia kebingungan menatap kesekeliling nya,ia kini berada disebuah kamar kecil hanya ada bale-bale buat tempat tidur nya, seperti kamar Mbah Jarwo.
Sari berusaha mengingat semuanya, yang terakhir ia ingat adalah,ia berada disebuah Gua sedang melakukan ritual, Sari melihat tangan nya seperti menggenggam sesuatu,ia memperhatikannya,"tusuk konde."Sari bergumam sendiri.
"kretek.....
Terdengar suara pintu bambu di buka,terlihat Mbah Jarwo didepan pintu kamar."Kamu sudah bangun?"Mbah Jarwo kemudian mengambil air dan memberikan pada Sari.
"Aku kenapa bisa ada disini Mbah,"Sari menerima minuman sambil bertanya pada Mbah Jarwo.
"Kamu aku temukan pingsan didalam Gua,dan kamu sudah pingsan selama 7 hari.
"Hah.. apa Mbah 7 hari,"Sari terkejut, ia coba kembali mengingat apa yang dialaminya,"aku merasa,aku sedang berada di suatu tempat dan itu pun hanya beberapa jam,Sari terlihat kebingungan.
"Dimensi kita dengan alam dimensi mereka berbeda, bahkan satu hari disana kamu bisa berminggu-minggu disini,lalu apa yang kamu dapat?"Mbah Jarwo menatap Sari dari pintu kamar.
"Ini Mbah,"Sari menunjukkan tusuk konde yang ada di tangan nya.
"Kamu berhasil,simpan dan rawat baik-baik tusuk konde itu, pakailah ketika menari,benda itu akan membuatmu bisa menari dan terlihat cantik."Sahut Mbah Jarwo,sambil pergi meninggalkan Sari.
Sari tersenyum senang,ia segera menyimpan tusuk konde itu kedalam bajunya.
Horor lebih tegang , , , Krn di indo kental dgn Mitos , , , Sukses selalu buat othor nya ....Next BKIN horor lagi yaaaa /Kiss//Kiss//Kiss/