maheer yang seorang pria yang sudah lama menduda jatuh cinta pada seorang gadis yang datang melamar pekerjaan ke perusahaan nya, yang ternyata adalah teman dari putra tunggal nya yang juga ternyata di cintai secara diam-diam oleh sang putra nya.
Syifa gadis cantik yang hanya hidup berdua saja dengan sang ibu yang sering sakit-sakitan jatuh cinta pada seorang pria paruh baya yang adalah Daddy dari teman nya, yang ternyata juga mencintai nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indra Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
" Syifa bangun nak nanti kamu terlambat masuk kerja Syifa. "
Ibu Syifa membangunkan Syifa putri nya, dengan suara nya, yang begitu lembut karna memang dirinya yang terlihat begitu lemah karna sedang dalam keadaan sakit'.
Syifa yang sedang tertidur di samping ibu nya, terbangun saat mendengar suara dari ibu nya, yang terdengar begitu lemah.
" Syifa hari ini enggak masuk kerja bu Syifa sudah meminta ijin semalam sama pemilik kafe tempat Syifa bekerja bu. "
Syifa yang sudah bangun dari tidur nya, memeluk ibu nya, dengan manja sambil memberi tau kan ibu nya, tentang diri nya, yang tidak akan masuk bekerja hari ini.
" kenapa kamu tidak pergi bekerja hari ini Syifa apa kamu ada acara nak. "
" tidak ada acara apa-apa bu' hari ini kita kan harus ke rumah sakit untuk pemeriksaan mingguan ibu seperti biasa nya, bu' Karna itu Syifa meminta ijin semalam untuk tidak masuk bekerja hari ini bu' karna Syifa akan menemani ibu ke rumah sakit bu. "
Syifa terus bicara pada ibu nya, sambil memeluk tubuh ibu nya, dari samping dengan manja Tampa berniat untuk melepaskan nya, sedikit pun.
ibu Syifa yang mendengar hal tersebut memiringkan sedikit tubuh nya, melihat ke arah Syifa dengan mata yang berkaca-kaca karna selalu merasa bersalah pada sang putri yang harus hidup susah karna dirinya yang selalu sakit-sakitan selama ini.
" maaf kan ibu Syifa gara-gara ibu yang selalu sakit-sakitan kamu jadi harus hidup susah seperti ini nak' seharusnya saat ini kamu sedang menikmati masa-masa kuliah mu nak tapi itu hanya bisa menjadi impian mu saja gara-gara ibu nak. "
Ibu Syifa bicara sambil terus mengelus pipi Syifa dengan lembut hingga Tampa terasa air mata keluar begitu saja.
Syifa yang melihat ibu nya, menangis dengan cepat menghapus air mata ibu nya, yang terlihat begitu sedih.
" ibu bicara apa bu' Ibu itu lebih penting dari apapun bu' Untuk apa Syifa kuliah kalau ibu tidak ada di samping Syifa bu. "
Syifa menghibur ibu nya, agar tidak lagi menangisi hidup mereka berdua' yang hanya bisa hidup pas-pasan semenjak ayah Syifa meninggal' dulu saat ayah nya, masih hidup walaupun ibu nya, sering sakit-sakitan tapi mereka masih bisa hidup layak karna sang ayah yang memiliki pekerjaan tetap namun semenjak ayah nya, meninggal dalam sebuah kecelakaan Syifa dan ibu nya, harus hidup pas-pasan agar bisa terus membawa ibu nya, berobat karna uang pesangon sang ayah yang sudah habis sejak lama karna terus di pakai untuk mengobati ibu nya, yang harus selalu berobat.
Setelah membantu ibu nya, memakai pakaian nya, setelah selesai mandi' Syifa pun mandi dan memakai pakaian nya, yang begitu sederhana karna Syifa hampir tidak memiliki barang yang mewah sama sekali karna dirinya yang harus hidup berhemat agar bisa terus membelikan ibu nya, obat.
Jadi Syifa hanya memiliki barang-barang yang bisa di katakan sangat sederhana kecuali barang-barang yang di berikan oleh Malik teman nya, tersebut yang selalu memberikan untuk nya, walaupun dirinya sering menolak nya, karna takut Malik salah faham pada nya, tapi Malik tetap memberikan nya, dengan alasan hadiah untuk nya.
Ibu Syifa memandangi putri nya, dengan penuh tanda tanya saat melihat Syifa putri nya, sedang menggunakan sepatu baru yang terlihat begitu pas di kaki putri nya, yang terlahir sebagai gadis yang bisa di katakan beruntung karna terlahir dengan kulit yang begitu indah.
" sepatu siapa itu nak apa kamu yang membeli nya, Syifa. "
Ibu Syifa bertanya pada Syifa karna takut putri nya, membeli sepatu itu dari uang yang tidak benar karna setau ibu Syifa harga sepatu yang sedang di pakai Syifa putri nya, tersebut sangat lah mahal.
" tidak bu' ini... Hadiah dari Malik' yang baru saja pulang dari berlibur bu' Syifa merasa tidak enak bu.. Untuk menolak kebaikan dari nya, yang sudah capek-capek membawa nya, dari luar negeri bu. "
Ibu Syifa tersenyum pada putri nya, karna merasa lega saat mendengar malik teman putri nya, semenjak masih sekolah di SMP yang memberikan nya, pada Syifa putri nya, tersebut.
" Malik itu anak yang sangat baik' dia selalu memberikan mu banyak hadiah nak' tapi kamu harus tetap menjaga hati mu nak' agar tidak pernah jatuh cinta pada nya, Syifa' ingat lah selalu kita itu dari keluarga rendahan' sangat berbeda jauh dengan Malik yang berasal dari keluarga konglomerat nak. "
Syifa yang sedang menyisir rambut nya, menoleh pada sang ibu yang terlihat sedang berjalan dengan begitu pelan menuju ke arah pintu luar kamar mereka yang mereka tempati berdua.
Tampa Syifa sadari ibu nya, yang sedang berjalan keluar dari kamar mereka terlihat menghapus air mata nya, yang mengalir begitu saja di pipi nya, Tampa di minta.