Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
"Hay Hana, kamu mau ngapain kesini?" tanya Diana.
"Mau daftar seminar nih. Gimana judul kamu sudah di ACC oleh Kaprodi atau belum?" tanya Hana.
"Sudah Hana. Yee terima kasih banyak Hana, karena bantuan kamu aku bisa lanjut buat Proposal. Kemarin itu stafnya telfon aku katanya judul aku sudah di ACC oleh Kaprodi. Mungkin bentar lagi Ni'mah nyusul." jelas Diana.
"AlhamduLillah. Sama², semua juga berkat usaha kalian kan! Kamu bisa kok, semangat ya." ujar Hana.
"Tapi bantuin ya buat Proposalnya!" ucap Diana memelas sambil mengedikan satu matanya.
"Ih genit, nanti diusahakan, gak janji ya!" ujar Hana.
"Janji dong supaya jadi, kalau kamu gak boleh keluar biar kami deh kesana, ya!" masih usaha.
"Hhmm nanti aku tanya suamiku dulu."
"Cie yang sudah punya suami, Hana! Nanti aku bujuk deh suami kamu biar mau bantu, khususnya Proposalku."
"Iya iya nanti diusahakan." jawab Hana sambil geleng kepala melihat tingkah temannya yang somplak itu.
"Hana tunggu! Mau kemana?" tanya Diana.
"Mau mendaftar Diana, ada apa lagi sih?" tanya Hana geram.
"Hehehe." Diana nyengir tanpa rasa bersalah. "Ayo aku temani." lalu berjalan beriringan dengan Hana.
"Permisi kak, boleh masuk?" tanya Hana sopan ketika tiba diruang staf.
"Masuklah pengantin baru." ujar kak Sandra. "Ada yang bisa saya bantu de?" tanyanya.
"Mau daftar seminar hasil kak, ini berkasnya! Coba kakak cek, apakah masih ada yang kurang?" tanya Hana.
"Dicek dulu ya de! Tunggu sebentar." ucap kak Sandra sambil mengecek berkas yang disetor oleh Hana. "Gimana pengantin baru, tinggal dimana?" tanyanya sambil melakukan tugasnya.
"Alhamdulillah bahagia kak, masih di rumah mertua kak karena ada keluarga suami yang sakit." jawab Hana jujur.
"Betah jiki de?" tanyanya memancing.
"Betah sih kak, disana ramai banyak orang kak." jawabnya singkat.
"Bukan itunya Hana, tapi sikapnya de?"
"Bagus kak, semua baik kok."
"Baguslah kalau begitu, semoga Sakinah Mawaddah Warahmah ya de!" doa kak Sandra tulus.
"Aamiin." Ucap Hana dan Diana.
"Kamu bagaimana Diana?" tanya kak Sandra.
"Sudah ACC judul kak, mau buat Proposal dulu baru ajukan pembimbing." jawab Diana.
"Gerak cepat ki de, ditinggal Hana ki itu!" ujar kak Sandra.
"Sudah ditinggal memang mi kak, tinggal nikah, tinggal Proposal, malah ditinggal penelitian mi juga kak." ucapnya semangat. "Tapi bagus juga kak, kalau selesai duluan kan enak nanti gantian kami yang dia ajari." ucapnya bangga.
"Iya ide bagus juga itu, hanya tidak seru jika tidak bersamaan ki wisuda." kata kak Sandra. Diana nampak berpikir!
"Sudah terlanjur juga tertinggal kak, sekarang tinggal jalani saja." ujar Diana sendu.
"Semangat." ucap Kak Sandra sambil tersenyum melihat Diana yang nampak sedih.
"Itu Ni'mah datang." ucap Hana mengalihkan pembicaraan, Hana melihat ada ketegangan di wajah temannya yakni Diana.
"Hai, aku terlambat ya?" tanya Ni'mah.
"Gak kok, ini Judulnya tinggal buat Proposalnya." jelas Hana.
"Kenapa saat ajukan judul tidak langsung buat Proposalnya de?" tanya kak Sandra.
"Masih bimbang kak, judul mana yang akan di ACC." jawab Ni'mah Jujur.
"Kalau Hana dia serba cepat, ada judul maka ada Proposal." jelas kak Sandra. "Makanya waktu ACC judul langsung kasih masuk Proposalnya untuk dibuatkan SK (surat keputusan) buat Pembimbing, jadi hanya dua atau tiga hari bimbingan mi Hana." jelas kak Sandra lagi.
"Tenang kak, ini judul kalau Hana yang bantu kerja, maka besok saja sudah ajukan proposal buat SK." ujar Ni'mah bangga.
"Eh, kamu lupa Hana sudah nikah?" tanya Diana. Ni'mah hanya cengengesan sambil menganggak dua jarinya membentuk huruf v.
"Kan bisa izin culik Hana dulu." jawab Ni'mah setelah diam beberapa saat.
"Serah kalian dah!" ujar kak Sandra sambil ketawa. "Ini sudah diproses de, tunggu mi jadwa seminar ta nah! Nanti ku kabari jiki itu de." ucap kak Sandra.
"Terima kasih banyak kak." ucap Hana. "Kami pamit. Ayo." ajak Hana pada teman²nya.
"Kita mau kemana Hana?" tanya Diana.
"Situ aja yuk di bawah pohon!" ujar Ni'mah memberi usul. Mereka bertiga duduk di bawah pohon yang sejuk.
"Jadi gimana solusi yang bagus buat kami Hana?" tanya Diana serius.
"Kalau kalian mau dibantu sekarang bisa, ayo kita ke perpus cari referensinya. Kalau kalian mau ajak aku bermalam susah karena aku ada suami!" jawab Hana.
"Ke kantin dulu yuk haus nih, nanti baru lanjut ke Perpus." usul Ni'mah. Mereka bertiga membeli minum dan roti kemudian menuju perpus.
"Aku chat suami aku dulu ya!" pamit Hana pada kawannya. Diana dan Ni'mah saling pandang lalu mengangguk.
Tring
'Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Meninggal Om, kami langsung ke rumahnya. Nanti kamu menyusul saja nah sama Lastri, dia masih di rumah.' chat dari Hasyim sang suami. Hana membaca pesan tersebut sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Ada apa Hana?" tanya Diana dan Ni'mah kompak.
"Itu, om yang dijenguk suami aku meninggal dan sekarang jenazahnya dibawa ke rumahnya." ucapnya lirih. "Maaf ya, kalian bisa kan cari referensi berdua dulu?" tanya Hana tidak enak hati.
"Gak apa² kok! Kami justru yang tidak enak, turut berduka ya Hana, semoga almarhum diterima Allah swt. Aamiin." doa Diana tulus.
"Kalau gitu aku duluan ya!" Hana pulang naik angkutan umum, dan tidak lupa membalas chat suaminya.
'Kami turut berduka, semoga almarhum ditempatkan disisi Allah swt., keluarga yang ditinggal diberi ketabahan.' jawab Chat Hana pada suaminya.
'Iya. Dimana sekarang?' tanyanya.
'Dijalan pulang kak, apa Lastri sudah dikabari?' tanya Hana balik.
'Iya. Lastri sudah ditelfon ibu dan dia sudah bersiap kesini tinggal menunggumu!' jelasnya.
'Baiklah kak.' sampai rumah Hana dan Lastri lanjut ke tempat rumah duka. Usai kegiatan penyelenggaraan jenazah maka malamnya diadakan takziyah hingga malam ketiga.
***
Usai malam ketiga maka Hasyim dapat pindah dengan Hana ke tempat tinggal mereka.
"Bu, kami akan pindah besok." ujar Hasyim mengawali obrolan di ruang tamu usai makan malam.
"Kenapa buru² Hasyim, om kamu saja baru meninggal!" ujar ibu ketus.
"Ibu kenapa begitu sih! Harusnya ibu konsisten dengan ucapan ibu yang sudah mengizinkan kami untuk segera pindah. Kami hanya mau mandiri bu." jelas Hasyim.
"Terserah kamu saja Hasyim." ucap ibu Setia pasrah.
"Ya kalau mau pindah biarlah bu, mereka juga mau mandiri! Nanti sering²lah kemari Hasyim, kamu masih punya orang tua." ujar ayah Limin bijak.
"Iya ayah. Biar setiap hari datang Hasyim masih sanggup yah, bu! Kan dekat. Kalian ini kayak mau ditinggali kemana saja!" ujar Hasyim kesal.
"Jangan sampai setelah nikah lupa orang tua kamu Hasyim." peringat ibu.
"Ya Allah ibu, kenapa malah mancing debat sih!" ucap Hasyim makin kesal. "Aku pamit keluar dulu." ujar Hasyim lalu keluar tanpa menunggu persetujuan orang tua juga isterinya.
"Hana pamit ke kamar bu, ayah!" ujarnya sopan lalu menuju kamarnya.
"Itu anak, belum juga pindah sudah membantah." gerutu ibunya.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆