NovelToon NovelToon
Another Life

Another Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam / Si Mujur
Popularitas:149.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Caca Lavender

Bagaimana jika kamu yang seharusnya berada di ambang kematian justru terbangun di tubuh orang lain?

Hal itulah yang terjadi pada seorang gadis bernama Alisa Seraphina. Ia mengalami kecelakaan dan terbangun di tubuh gadis lain. Alisa menjalani sisa hidupnya sebagai seorang gadis bernama Renata Anelis Airlangga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca Lavender, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3

‘Rena is calling…’

Kejadian bertukar tubuh saja sudah benar-benar tidak masuk akal. Apalagi membayangkan dua jiwa yang tertukar berinteraksi. Membayangkan berbicara dengan sosok yang menempati tubuh kita dan mendengarkan suara kita sendiri—oke, itu mengerikan.

Dengan tangan gemetar, Rena pun menggeser tombol berwarna hijau. Kemudian, ia pun mendekatkan ponsel itu ke telinga kanannya.

“H-halo…,” ucap Rena dengan jantung bergemuruh.

“Alisa?”

Rena langsung menutup mulutnya terkejut. Jiwa Alisa yang berada di tubuh Rena mencelos mendengar suara miliknya sendiri dari sebrang telepon.

“R-rena?” jawab Rena.

“Astaga, syukurlah, kita berdua masih sama-sama hidup,” ucap Rena yang berada di tubuh Alisa.

“Bagaimana kondisimu? Apa yang terjadi di sana?” tanya Rena khawatir.

“Aku sudah sadar sejak kemarin, tapi aku baru bisa menghubungimu sekarang karena tidak tahu kunci pola ponselmu,” terdengar kekehan pelan dari seberang telepon, “tadi sahabatmu datang dan membuka ponselmu.”

“Joana?” tanya Rena memastikan.

“Iya, Joana,” jawab Alisa.

“Syukurlah, aku dulu sempat menunjukkan kunci pola kepadanya,” kata Rena, “eum… ngomong-ngomong, bagaimana dengan ayah dan ibuku?”

“Mereka langsung datang saat diberi tahu kamu masuk rumah sakit. Sekarang mereka sedang pergi keluar mencari makan,” jelas Alisa.

Rena menghela napas lega, “huft… aku benar-benar mengkhawatirkan mereka.”

“Al,” panggil Alisa.

“Hmm…,” sahut Rena.

“Kamu… punya orang tua yang sangat baik.”

Walau tidak bisa melihat raut wajah gadis yang bertukar tubuh dengannya, tapi Alisa yang berada di tubuh Rena tahu bahwa gadis di seberang sana sedang meratap sedih. Tentu saja Rena yang asli akan terharu karena memiliki orang tua baru yang penyayang, tidak seperti orang tua konglomeratnya yang arogan.

“Ren,” panggil Rena (Alisa asli), “kita sama-sama tidak tahu kenapa kita bisa tertukar seperti ini. Tapi untuk saat ini, Aku adalah Rena, dan kamu adalah Alisa. Kita berdua harus menjalani kehidupan sekarang dengan baik. Setidaknya sampai kita berdua tahu bagaimana caranya kembali ke tubuh masing-masing.”

Sempat tidak ada jawaban dari seberang, hingga akhirnya Alisa (Rena asli) kembali berucap, “Al, maafkan aku karena kamu harus menjalani hidupku yang penuh derita. Dan… aku benar-benar minta maaf… aku menyukai hidupmu sebagai Alisa yang penuh dengan kasih sayang ini.”

Rena memejamkan mata merasakan hatinya yang seolah tertusuk oleh perkataan Alisa. Ia mengerti maksud Alisa. Sosok Rena asli yang kini menempati raganya terdengar enggan melepaskan hidup yang seharusnya adalah miliknya. Tapi mau bagaimana lagi, Alisa tidak punya pilihan selain hidup sebagai Rena. Menjalani kehidupan milik Renata Anelis Airlangga yang sepertinya tidak akan mudah ke depannya.

“Aku akan menjalani hidup sebagai Rena dengan baik. Tapi aku juga butuh bantuanmu,” ucap Rena, “ceritakan semuanya tentang dirimu, tentang keluargamu, tentang segalanya, supaya aku bisa bertahan di sini.”

“Ceritanya akan sangat panjang, Al,” jawab Alisa dari seberang sana, “tapi kamu berhak tahu segalanya. Bukan aku yang akan bercerita, tapi buku diaryku.”

“Buku diary?”

“Iya, ada di belakang komputer. Aku pakai gembok angka untuk mengunci diary. Buka saja, kodenya 5805.”

“5805? Itu tanggal lahirmu? Tanggal lahirku juga 5 Agustus 2005,” ucap Rena bersemangat.

“Oh iya, pas sekali,” seru Alisa.

Rena segera menghampiri komputer gaming di kamar itu, lalu ia merogoh ke belakangnya. Dan benar saja, sebuah buku tebal yang dilengkapi kunci gembok ada di sana.

“Eum… Alisa, aku harus mengatakan ini kepadamu.”

“Apa?” tanya Rena sambil memasukkan kode sandi gembok itu.

“Aku tidak yakin apakah keluargaku memberitahumu tentang ini atau tidak…”

Rena masih setia mendengarkan apa yang akan diucapkan oleh Rena asli itu. Dan ketika tangannya berhasil membuka kunci buku diary, saat itu jugalah ia mendengar sebuah fakta yang membuat jantungnya seolah berhenti berdetak.

“… sebenarnya aku tenggelam karena bunuh diri.”

...----------------...

Matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat. Warna jingga cakrawala pun sudah berangsur-angsur menggelap. Hanya ada secercah cahaya alami yang masuk ke jendela kamar Rena, tetapi gadis itu masih enggan beranjak dari bibir ranjang hanya untuk sekedar menyalakan lampu.

Kedua tangannya tampak mengepal geram ketika ia membalik satu per satu halaman buku diary milik Rena. Buku diary yang menjadi saksi bisu atas luka yang dipendam oleh si pemilik. Sudah tidak terhitung berapa kali punggung tangan Rena menghapus tetes air mata yang sejak tadi turun bergantian.

Satu kalimat terakhir di buku diary itu menggambarkan betapa menyedihkannya hidup Rena.

Aku tidak menginginkan kehidupan seperti ini. Lebih baik aku menghilang saja.

Setelah membaca seluruh isi diary Rena, kini jiwa Alisa tahu kenapa Rena yang asli memutuskan untuk melompat ke laut dari yacht pribadi Airlangga saat liburan keluarga. Perlakuan tidak adil dari keluarga, tekanan sang papa untuk masuk fakultas kedokteran, tekanan sang mama untuk mengubah penampilan yang dianggap buruk rupa, tekanan dari kakak-kakak yang selalu memandang rendah dirinya, dan bahkan perundungan yang ia alami di sekolah. Tidak ada tempat yang bisa disebut ‘rumah’ oleh Rena selama 18 tahun hidup di keluarga Airlangga.

Tok… tok… tok…

Rena menoleh saat mendengar pintu kamarnya diketuk.

“Nona Rena, waktunya makan malam,” panggil Bibi Eli dari luar kamar.

“Iya, Bi,” balas Rena.

Rena pun segera menghapus jejak air mata di pipinya, lalu menyimpan kembali buku diary itu dengan aman di rak buku. Setelah itu, ia pun keluar kamar dan menuruni tangga untuk bergabung dengan keluarganya di ruang makan.

Saat berjalan menuruni tangga, Rena bisa melihat papa, mama, dan kedua kakaknya sudah duduk di ruang makan. Mereka berbincang seperti keluarga bahagia pada umumnya. Tanpa dirinya. Tulisan di buku diary yang tadi ia baca langsung memenuhi kepalanya.

Papa memukulku kalau aku pulang dengan nilai ujian kurang dari 100. Sayang sekali aku tidak pernah mendapat nilai lebih dari 80. Jadi papa memukulku hampir setiap hari.

Mama membatasi makanku menjadi dua kali sehari. Tidak peduli aku kelaparan, ia akan memarahiku kalau tahu aku mengambil makanan dari kulkas.

Kak Flo selalu menghinaku. Aku tahu aku tidak secantik dia, tapi seharusnya dia tidak memanggilku gajah bengkak atau badak bau. Itu menyakitkan.

Kak Leo… kenapa kamu hanya melihat saja saat aku dipukul papa? Kenapa kamu selalu memandangku dengan hina? Kenapa kamu hanya sayang kepada Kak Flo? Bukankah aku juga adikmu?

“Rena, kenapa melamun di situ?”

Suara sang mama membuat Rena tersadar dari lamunannya. Gadis itu semakin merasakan kebencian menyeruak di dadanya saat semua anggota keluarga hanya menatapnya acuh.

“Cepat duduk,” perintah Hendra dengan nada dingin.

Rena berjalan sambil menatap papanya dengan penuh kebencian. Dimana senyum yang tadi pria itu berikan kepada istri dan kedua anaknya? Kenapa si bungsu selalu diberi bentakan dan hardikan saja?

Hanya ada kursi di samping sang mama yang tersisa, jadi Rena pun memutuskan untuk duduk di situ. Wanita cantik nan elegan itu segera mengambilkan makanan untuk si anak bungsu. Tidak banyak, hanya nasi dan sayur. Bahkan lauk berupa ayam goreng pun tidak disertakan di piring Rena.

“Makan sayur yang banyak ya, Nak, biar cepat sehat,” ucap Yohana dengan nada lembut.

‘cepat sehat atau cepat kurus?!" batin Rena sinis.

Sebenarnya Rena sudah tidak nafsu makan, jiwa Alisa yang berada di dalam raga Rena juga bukan tipe yang suka makan. Tapi mungkin karena menyesuaikan tubuh Rena, ia jadi merasa sangat lapar, mau tidak mau harus makan sesuatu. Dengan gerakan pelan, Rena pun memakan makanannya.

“Tidak perlu menggunakan alasan amnesia untuk bermalas-malasan, besok kamu harus kembali masuk sekolah. Setelah ini, kamu juga harus kembali fokus belajar untuk masuk kedokteran,” kata Hendra.

Tanpa menghiraukan ucapan sang papa, Rena terus memakan makanannya dalam diam. Mama dan kakak-kakak Rena sudah saling melempar lirikan saat melihat Rena mengabaikan sang papa. Itu tidak pernah terjadi sebelumnya karena Rena sangat takut dengan papanya. Hal itu pun membuat situasi menjadi canggung.

“Kenapa tidak menjawab? Kamu dengar papa atau tidak?” tanya Hendra dengan suara yang mulai meninggi.

“Tck, memang aku harus menjawab apa? Tidak bisa menolak juga, kan?” ketus Rena yang membuat semua orang terkejut dengan ucapan membangkang gadis itu.

“Apa kamu bilang?! Berani sekali kamu melawan papa!” bentak Hendra yang dipenuhi amarah.

Kret!!

Suara derit kursi kayu membuat semua orang menoleh ke arah Rena yang berdiri secara tiba-tiba.

“Aku sudah tidak nafsu makan,” ucap Rena, lalu memerintahkan ART yang berada di dapur, “tolong bawakan jus ke kamarku.”

Setelah berkata seperti itu, Rena langsung beranjak ke kamarnya yang ada di lantai dua. Gadis itu mengabaikan teriakan sang papa yang sudah sangat marah, diiringi dengan suara sang mama yang berusaha menenangkan kepala keluarga Airlangga itu.

“Aku, Alisa, selalu menjalani kehidupan yang sempurna dan penuh kasih sayang. Kali ini aku harus hidup sebagai Rena yang tidak pernah merasakan apa itu kebahagiaan. Aku akan membuat hidup Rena sempurna dengan caraku sendiri.”

...----------------...

1
Ade Olif
knp bab nya ga bisa dibuka
iis juarsa
ditunggu up nya author 😊
siti nurkhasanah
lanjutkan Thor keren ceritanya
Nitnot
dapet banget, othor sayang... lanjut yyyy
Nitnot
Luar biasa
Aliyah Rengat
mana lanjut an nya Thor
Ayu Dani
itulah realitanya hidup memang bgtu rena
Ayu Dani
lagian aneh banget si rena asli masa anak orang kaya males segala-galanya cuma main games aja kalo gue sih perawatan biar cantik gak gendut ya Thor wkwkwkwk/Grin//Grin//Grin/
Aliyah Rengat
Thor mana lanjut an nya
Nuryuniati Haryono
setuju banget.. biar p Hendra tambah geram... 😁😁
mentari
huft.. seandainya Nathan itu sebenarnya crazy rich yang cossplay jd artis. kira2 hendra gimana ya reaksinya.
Iis Kurniasih
Author ko Rena yg asli yg ada ditubuh Alisa tidak diceritakan..... bagaimana kehidupannya.... hrsnya diselipkan jg ceritanya Author..... 💕
Caca Lavender: di chapter belakangan ya kak...
total 1 replies
Iis Kurniasih
/Rose//Heart/
alina@
menarik. berharap Nathan nya ada indentitas tersembunyi yang membuat kalah telak 2 keluarga.
Ayu Dani
ngeselin banget apa gunanya coba ternyata sama lemahnya ngeselin dech
Ayu Dani
dasar rena bego pantesan nsif orang otaknya isinya main games Mulu
buat Alisa semangat nikmati hidup jgan kya yg ono nya
Ayu Dani
naif sekali hidup rena pdhl kehidupan asli banyak yg mendambakan hidup bergelimang harta lah ini cm d suruh belajar sekolah sm merubah penampilan mlah .....haddew
Yogi Hasbulah
jangan bilang ini tanda 2 mau balik ketubuh masing-masing
Caca Lavender: tunggu chapter selanjutnya ya kak...
total 1 replies
Weldien Juntak Sasada Part II
terbalik itu thorr.. Alisa untuk jiwa Rena yg di tubuh Alisa dan Rena untuk jiwa Alisa yg di tubuh Rena..
Caca Lavender: gitu deh kak pokoknya, author jg jd bingung huhu... yg penting ngerti lah ya maksudnya
total 1 replies
Siesca Anwar
bagus 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!