NovelToon NovelToon
Aku Mencintainya Lebih Dulu

Aku Mencintainya Lebih Dulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Laura dan Morgan telah menjalin hubungan sejak mereka duduk dibangku SMA. Bahkan, Morgan berjanji ketika dewasa kelak dirinya akan menikahi Laura. Namun nasib berkata lain, tiba-tiba saja Morgan dijodohkan oleh orang tuanya dengan wanita lain.

Bagaimana nasib Laura kedepannya? Yuk simak kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabur Dari Rumah

Laura menghela napas panjang sambil memungut pecahan gelas kaca dengan hati-hati. Entah berapa banyak gelas kaca yang sengaja dilempar oleh Ibu Ani dan entah berapa banyak luka yang harus Laura pendam atas apa yang telah Ibu Ani perbuat.

Setiap detik tinggal bersama Ibu Ani bagaimana neraka yang tidak ada ujungnya. Apapun yang Laura lakukan, selalu salah dimata Ibu tirinya itu.

“Aku harus kabur dari rumah ini, kalau aku tetap berada disini bagaimana aku melanjutkan hidupku dengan tenang,” ucap Laura bermonolog.

Setelah membersihkan pecahan gelas kaca yang berserakan di lantai, Laura bergegas membuangnya ke halaman belakang rumah. Kemudian, Laura mencuci beberapa pakaiannya yang kotor agar segera kering.

“Laura!” panggil Ibu Ani berteriak kencang.

“Iya, Bu.” Laura berlari secepat mungkin menghampiri Ibu Ani yang baru saja memanggil namanya.

“Kamu ngapain dibelakang?” tanya Ibu Ani yang sedang duduk seraya menonton televisi.

“Laura sedang mencuci baju, Bu.”

“Baju Ibu juga cuci ya, besok mau dipakai untuk jalan-jalan.”

Laura mengiyakan dan bergegas mengambil pakaian kotor Ibu Ani yang berada di dalam kamar.

Melihat baju yang berserakan dilantai dengan jumlah yang cukup banyak, membuat Laura hanya bisa menghela napas panjang.

Alasan terbesar Laura untuk pergi dari rumah adalah bahwa dirinya diperlakukan layaknya budak. Semua pekerjaan rumah Laura lah yang mengerjakan tak terkecuali pakaian kotor milik Ibu Ani.

Usai mencuci pakaian dan menjemurnya, Laura tidak langsung istirahat. Gadis cantik berprestasi itu harus menyetrika pakaian milik Ibu Ani dan tentu saja harus rapih tanpa ada sedikitpun pakaian yang kusut.

“Ibu, Laura dari jam 3 pagi belum istirahat. Izinkan Laura tidur 15 menit saja,” ucap Laura memelas.

“Selesaikan dulu setrika bajunya, baru setelah itu kamu boleh tidur,” balas Ibu Ani yang tak peduli sedikitpun dengan Laura.

Laura tak bisa membantah, daripada ia kembali mendapatkan kekerasan lebih baik dirinya melanjutkan menyetrika pakaian tersebut.

Usai menyetrika pakaian, barulah Laura mengistirahatkan seluruh tubuhnya dan berharap waktu bisa berhenti sejenak agar ia dapat tidur lebih lama.

Keesokan pagi.

Keluarga Rani datang untuk menjemput Ibu Ani. Sebelum mereka datang, Ibu Ani lebih dulu meminta Laura untuk tetap didalam kamar dan tidak diperbolehkan keluar dari kamar sebelum mereka benar-benar pergi meninggalkan rumah.

“Tante, Kak Laura mana?” tanya Rani karena tidak melihat Laura dirumah itu.

“Laura tidak bisa ikut, padahal Tante sudah paksa dia buat ikut. Tapi, dia malah memilih untuk menginap dirumah temannya,” jawab Ibu Ani.

Laura yang berada didalam kamar hanya bisa menelan pahit ucapan Ibu Ani. Ternyata, keluarga Rani mengajaknya untuk ikut pergi jalan-jalan. Namun, Ibu Ani lah yang tak membiarkan untuk ikut bergabung.

“Apa Laura sering tidur dirumah temannya?” tanya Mama Ranty, Mama kandung Rani.

“Iya Dek Ranty, dia lebih suka tidur dirumah temannya daripada menemani aku. Mungkin karena aku Ibu tirinya dan bukan Ibu kandungnya,” jawab Ibu Ani seraya meneteskan air mata buaya.

“Mbak yang sama sabar ya menghadapi sikap Laura. Dulu Laura anak yang sangat baik dan sopan terhadap orang tua. Mungkin, Laura seperti itu karena belum terima dengan kematian orang tuanya,” ujar Mama Ranty.

“Mungkin saja, Dek Ranty.”

Mereka akhirnya pergi meninggalkan rumah itu dan Laura pun keluar dari kamar dengan mata yang sudah bengkak.

“Ibu kenapa harus memfitnah Laura sekejam itu? Kenapa aku harus diperlakukan seperti ini?”

Laura sudah tak tahan lagi, gadis cantik itu masuk ke dalam kamar dan mengambil tas ransel miliknya yang sudah penuh dengan pakaiannya. Kemudian, ia juga membawa koper kecil yang berisi beberapa foto keluarga, berkas-berkas penting dan buku akademik miliknya.

Laura bertekad untuk tidak kembali ke rumah itu sebelum dirinya sukses dan membuat Ibu tirinya menyesal karena sudah mendzalimi dirinya.

Dengan bermodal tekad dan uang senilai 50 ribu, Laura pergi mencari tempat tinggal untuknya beristirahat sementara waktu.

Malam Hari.

Langkah demi langkah ia lalui, sampai akhirnya ia tiba di sebuah masjid yang cukup besar.

“Darimana, Mbak?” tanya seorang wanita paruh baya ketika melihat Laura yang terlihat kelelahan.

Laura yang hampir kehilangan tenaganya karena berjalan kaki tanpa arah hanya bisa tersenyum seraya mengatur napasnya yang berantakan.

“Mbak cantik, darimana dan mau kemana?” tanya wanita itu lagi sambil memberikan sebotol air mineral kepada Laura.

Laura yang memang sangat haus seketika itu menerima sebotol air mineral dan menghabiskan dengan cepat.

“Terima kasih, Bu. Terima kasih,” ucap Laura.

“Mbak ini darimana mau kemana? Kok kelihatannya capek sekali.”

Laura tidak bisa berkata jujur, karena ia takut jika dirinya berkata jujur, dirinya akan diantar pulang ke rumah dan Laura tidak mau kembali ke rumah dimana dirinya selalu disiksa oleh Sang Ibu tiri.

“Saya dari solo dan datang kesini untuk mencari pekerjaan, Bu,” jawab Laura terpaksa berbohong.

“Jadi, Mbak ini tidak ada saudara didekat sini? Seharusnya Mbak datang kesini ketika sudah dapat pekerjaan, kalau datang hanya bawa badan sepertinya susah.”

“Iya Bu, saya terlalu bersemangat untuk datang ke kota ini. Maaf ya Bu, saya izin mau sholat dulu. Kebetulan saya belum sholat isya,” ucap Laura.

Beberapa saat kemudian.

Laura telah selesai melaksanakan sholat dan ketika hendak pergi meninggalkan masjid, pandangannya tak sengaja tertuju pada sebuah amplop kecil tepat berada dibawah sandal jepit milik Laura.

“Apa ini?” tanya Laura kebingungan.

Laura perlahan membuka isi amplop tersebut yang ternyata didalamnya ada uang sebesar 200 ribu. Entah siapa orang baik yang sengaja meletakkan uang tersebut dibawah sandal jepit milik Laura.

Laura mencoba mencari orang disekitar area masjid, barangkali amplop tersebut tak sengaja jatuh. Namun, setelah cukup lama mencari ternyata tidak ada satupun orang yang berada di sekitar masjid.

“Ini bukan milikku, aku harus meletakkannya kembali disini,” ucap Laura bermonolog.

Ketika Laura hendak melanjutkan perjalanannya yang entah kemana. Wanita paruh baya yang sebelumnya menyapa Laura, memanggil Laura seraya menyerahkan amplop tersebut.

“Kok tidak diambil amplopnya, Mbak? Ini sengaja Ibu berikan buat Mbak dan Ibu taruh dibawah sandal karena Ibu mendadak sakit perut, yang mengharuskan Ibu harus segera mengeluarkannya,” ucapnya sambil tertawa ramah.

“Ibu untuk apa memberikan saya uang? Lebih baik uang ini Ibu pergunakan untuk kehidupan Ibu sehari-hari saja,” balas Laura menolak secara halus.

Laura tidak tega menerima uang tersebut, terlebih lagi yang memberikannya adalah seorang ibu paruh baya yang jelas-jelas lebih membutuhkan uang tersebut daripada dirinya.

“Tolong diterima ya Mbak, kalau Mbak tidak menerimanya Ibu akan sedih. Anggap saja Ibu sedang memberikan uang ini kepada anak Ibu sendiri,” ujarnya sambil terus memaksa agar Laura mau menerima uang pemberiannya itu.

1
Anonymous
Updet dong
Agustin Indah Setiyaningsih
jijik ya sama kelakuan mu Rani..sdh tahu ndk cinta,masih ajj nemplok kaya parasit.
Levita Sari
lanjuttt kk😁
ISTRI SIRI TUAN RIZAL: Siap Kk 😍
total 1 replies
Bai ye
tokoh inspiratif untuk para wanita. Laura hebat bisa ngadepin semuanya dg jiwa raga yg super cool
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!