NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 9.

Arhan mengambil kemejanya dan bergegas mengenakannya. Dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi di apartemen itu. Pengakuan Aina tadi membuat dadanya sesak.

"Aku pergi, jaga dirimu dan anak itu dengan baik. Selamat atas pernikahanmu, semoga kalian bahagia."

Arhan menelan air matanya, suaranya terdengar berat. Dia mengusap pucuk kepala Aina dan mengecupnya sebagai salam perpisahan. Hal itu membuat keduanya larut dalam kesedihan di hati masing-masing.

Aina mencoba meraih punggung Arhan yang sudah menjauh dari pandangannya. Namun lidahnya kelu tak bisa berkata-kata.

Setelah Arhan menghilang, Aina menumpahkan semua tangisannya. Hatinya hancur, mana mungkin dia sanggup menghadapi semua ini sendirian. Namun dia juga tak bisa menahan Arhan untuk tetap di sisinya.

"Maafkan aku, aku terpaksa berbohong padamu. Aku belum menikah, ini anakmu, anak kita."

Aina terisak sembari mencengkram lengannya kuat. Apalagi yang bisa dia lakukan. Dia sadar Arhan tidak sepadan dengannya, mana mungkin air dan minyak bisa bersatu.

Di waktu yang bersamaan, Arhan terduduk lesu di parkiran. Dadanya sesak mengingat perkataan Aina tadi.

Entah kenapa hatinya tiba-tiba hancur berkeping-keping, harapannya untuk memulai kehidupan baru bersama Aina lenyap begitu saja.

Aina sudah menikah, bahkan tengah hamil saat ini. Apalagi yang dia harapkan. Hal itulah yang terlintas di pikirannya.

Dalam kesakitan yang tengah menghujam jantungnya, Hendru datang dan turun dari mobil menenteng sebuah kantong.

"Tuan, apa yang terjadi denganmu?" tanya Hendru menautkan alisnya. Tak biasanya Arhan terlihat kacau seperti ini.

"Antar obat itu pada Aina, kita akan pulang ke Jakarta malam ini juga!" perintah Arhan, kemudian bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam mobil.

"Baik Tuan," sahut Hendru, kemudian melangkahkan kakinya.

Sesampainya di depan pintu, Hendru menekan tombol bel. Selang beberapa menit, pintu itu terbuka dan Aina berdiri dengan matanya yang sudah sembab.

"Permisi Nona, maaf mengganggu waktunya. Aku datang mengantar obat ini untukmu."

Hendru memberikan kantong itu kepada Aina, dia kebingungan melihat raut wajah Aina yang aneh. Sama seperti Arhan yang dia lihat tadi.

"Terima kasih," jawab Aina, kemudian mengambil kantong itu dari tangan Hendru.

"Kalau begitu saya permisi dulu, kami harus kembali ke Jakarta malam ini juga." ucap Hendru pamit.

Aina tak menyahut, wajahnya terlihat semakin gusar. Mungkin ini adalah jalan terbaik yang semesta gariskan untuknya.

"Oh ya, aku tidak tau apa yang terjadi dengan kalian berdua. Tapi satu hal yang harus anda tau, Tuan Arhan itu sebenarnya orang baik."

"Sejak kejadian malam itu, dia benar-benar marah dan menyuruhku mencari anda. Dia tidak pernah berniat menyakiti anda."

"Selama sebulan ini dia selalu murung, perasaan bersalah itu selalu menghantui jiwanya. Dia sudah berusaha mencari anda kemana-mana."

"Jika memungkinkan, tolong maafkan dia! Hanya itu yang ingin saya sampaikan, kalau begitu saya pamit dulu. Semoga kita bisa bertemu lagi di kemudian hari."

Hendru membungkukkan tubuhnya, kemudian berjalan meninggalkan Aina yang masih terpaku di tempatnya berdiri.

Aina kembali menitikkan air matanya. Ucapan Hendru tadi menggetarkan hatinya, dia bingung dan tidak tau harus berbuat apa.

Hendru sudah masuk ke dalam mobil, dia menginjak pedal gas dan berlalu meninggalkan parkiran apartemen.

Saat mobil itu tiba di gerbang, Aina berlarian mengejarnya. Namun usahanya sia-sia, mobil itu terus melaju dan menghilang begitu saja dari pandangan Aina.

Aina terduduk lesu di lantai, air matanya tumpah tak terbendung. Penyesalan itu datang setelah Arhan pergi darinya. Ayah dari anak yang dia kandung saat ini.

Tangisan Aina pecah menggema ke setiap sudut parkiran. Dia terisak melepas kepergian Arhan dari hidupnya.

Aina memukul lantai dengan tangannya yang mengepal erat. Dia marah, kecewa, dan berteriak sejadi-jadinya.

"Jangan pergi, aku mohon! Aku tidak bisa menjalani semua ini sendirian, aku membutuhkanmu."

Nasi sudah jadi bubur, hatinya yang keras menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Siapa sangka semuanya akan berakhir seperti ini.

Arhan dan Hendru sudah berada di dalam perjalanan pulang. Sebelum berangkat, keduanya kembali ke hotel mengemasi barang-barang.

Sepanjang perjalanan, Arhan tak banyak bicara. Dia merebahkan jok ke belakang dan memilih memejamkan matanya.

Alih-alih ingin tidur mengisi perjalanan yang cukup panjang, dia justru teringat dengan Aina. Gadis yang sudah mengisi kekosongan hatinya sejak malam itu.

Bayangan Aina menari-nari di pelupuk matanya. Seberapa kuat dia berusaha menepisnya, tapi bayangan itu tetap muncul di ingatannya.

"Maafkan aku Aina, kenapa menghukum ku seberat ini?"

"Aku menginginkanmu, aku ingin bersamamu. Kenapa kau menikahi pria lain? Apa kejadian malam itu tak berarti bagimu. Kenapa tidak bertahan menunggu kedatanganku?"

Arhan menghela nafas berat. Dia tidak bisa berhenti memikirkan Aina. Bahkan dia sangat berharap anak yang di kandung Aina itu adalah darah dagingnya. Saham yang pernah dia tanam pada malam panas itu.

Sekitar pukul 11 malam, mobil yang dikendarai Hendru sudah terparkir di sebuah garasi. Rumah kediaman Airlangga yang tampak begitu mewah.

Arhan turun dengan wajah lesunya, langkahnya terhuyung memasuki istana megah itu.

Sesampainya di dalam, Arhan disambut oleh Airlangga dan Leona. Keduanya adalah orang tua Arhan, Arhan merupakan anak tunggal dikeluarganya.

"Sayang, kamu sudah pulang. Kenapa wajahnya di tekuk begitu?" tanya Leona bingung.

"Ma...,"

Arhan merentangkan kedua tangannya, dipeluknya tubuh Leona dengan erat dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ma, aku lelah." ucap Arhan lirih.

Airlangga menatap bingung ke arah kedua orang yang sangat dia sayangi itu. Tidak biasanya Arhan bertingkah seperti itu di depannya.

"Apa yang terjadi Nak?" tanya Airlangga heran.

Arhan tak menjawab, dia semakin mempererat pelukannya. Tak terasa air matanya jatuh berguguran membasahi pundak Leona.

"Sayang, apa yang terjadi?" tanya Leona, dia melirik ke arah suaminya yang juga bingung melihat Arhan.

"Aku lelah, kenapa hidupku jadi kacau seperti ini? Semua orang yang aku sayangi meninggalkan aku begitu saja. Apa salahku Ma?" gumam Arhan terisak.

Airlangga meraih tangan Arhan hingga pelukan keduanya terlepas. Dia menarik tangan putra semata wayangnya itu dan membawanya duduk di sofa.

"Ceritakan pada kami! Apa yang terjadi sebenarnya? Tidak biasanya kamu seperti ini." ucap Airlangga.

"Apa yang harus ku katakan pada kalian? Aku sendiri tidak tau harus mengatakan apa." jawab Arhan, dia menyeka wajahnya kasar dan bersandar pada tampuk sofa.

Airlangga dan Leona saling melirik, keduanya semakin bingung mendengar jawaban Arhan.

"Tidak apa-apa kalau kamu belum siap menceritakannya kepada kami. Sekarang masuklah ke kamarmu, bersihkan tubuhmu lalu istirahat!"

"Kapan kamu siap, kami juga siap mendengar keluh kesah mu. Kalau ada masalah, jangan dipendam sendiri!" ucap Airlangga.

Arhan memeluk papa dan mamanya erat, kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah meninggalkan keduanya tanpa berucap sepatah katapun.

1
Nayan Tanjung
buat arahan menjauh SJ...trus dpt cewek lembut n baik hati
Nayan Tanjung
mals bacax klo Aina bgt trus...egois
Nora♡~
lanjut ke bab2 seterusnya...
Zurita Fanani
Luar biasa
Sastri Dalila
👍👍👍
Nova Angel
keren
Dwi Estuning
Thor...tikus kecil...sgt tdk mendidik...bisa diganti...yg lain
Taufik Hidayat
kok didramatisir kayak sinetron..pertama gak ketemu2 si arhan dg aina..kedua masak gak ada feeling dr arhan kl itu anaknya
Chen Aya
baru mampir udah bikin mewek thor
Katherina Ajawaila
norak aina, lagunya malah kaya yg di pela2
Katherina Ajawaila
Aina sok kepede an, coba kalau bener kejadian. nyam2 loh di tinggal gitu aja. 😖
puji puput
seru.....ditunggu kelanjutan kisahnya.../Smile/
Nova Angel
keras kepala sih
Nova Angel
org jgn ambil kesimpulan gitu dl itu kan cuma masa lalu laki lo
Ananda Muthaharoh
lbih baik yg jadi istri si arhan sinayla aja, sikapnya dewasa, walau dia juga anak yg tertindas sm keluarganya, tp sikap nayla mencerminkan kedewasaan, ga kaya si aina, egois bin nyebelin.
Ananda Muthaharoh
si aina ini mesti dikasih jaran goyang kali ya biar dia lulut sm si arhan, kasian babang arhan pnya istri egois.
Nova Angel
mampus lo🤣🤣
Nova Angel
gila yg nyiksa ny bunuh kesel bgt
Nova Angel
jgn sampe celaka thor
Puji Utami
lama2 ga suka tokoh Aina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!