NovelToon NovelToon
Aleesya

Aleesya

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cinta setelah menikah / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Trauma masa lalu
Popularitas:247.2k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Kecelakaan mobil menewaskan kedua orangtua Aleesya saat berusia 5 tahun. Hanya Aleesya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Dia diasuh oleh tante dan om-nya yang jahat.

Siap-siap banjir airmata yaa Readers !
Bagaimanakah nasib Aleesya selama ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tinggal bersama (?)

"Hari ini kamu tidak usah bekerja lagi di toko, kamu bekerja disini sesuai kesepakatan kita kemarin!" Ucap Alarich melirik tajam Aleesya.

"Tapi pak, saya belum ijin sama om dan tante saya. Pasti mereka khawatir saya tidak pulang!" Lirih Aleesya

"Kamu yakin mereka khawatir kalau kamu engga pulang huh?" Ucapan Alarich sungguh menusuk jantung Aleesya. Aleesya menunduk lemas, ia tak mampu menjawab lagi.

"Saya akan mengantar kamu ke rumah om kamu, saya akan bicara dengannya !" Tegas Alarich. Aleesya tidak menjawab lagi dia menurut.

-

-

Selesai sarapan pagi, Alarich dan Aleesya pergi kerumah om Lukman. Sepanjang jalan Aleesya hanya menunduk meremas ujung bajunya. Perasaannya tidak baik, dia takut om dan tantenya akan marah. Tiba-tiba tangan Alarich menggenggam tangan Aleesya.

Aleesya menoleh, hatinya berdesir, tangan kokoh itu menautkan jarinya ke jari Aleesya. "Kamu tenang saja, ada saya! Mereka tidak akan bisa macam-macam jika masih ingin hidup!" Seringai Alarich yang begitu menakutkan bagi Aleesya. Ucapan Alarich seperti b*m waktu yang sewaktu waktu akan meledak.

-

-

Aleesya dan Alarich sampai dirumah omnya. Bastian juga ikut turun mengekor dibelakang bossnya. Tante Mira yang kebetulan membuka pintu rumah, melihat Aleesya pulang.

Dengan penuh amarah, tante Mira menghampiri Aleesya

PLAK

"Bagus yah, baru pulang sekarang! Kemana aja kamu hah? Dasar anak sampah! Bikin repot aja!" Ketika tante Mira ingin menampar lagi, Alarich menahan tangan tante Mira.

Alarich balas menampar tante Mira dengan keras. Membuat semua orang disana melongo termasuk om Lukman yang juga baru keluar rumah karena mendengar ribut-ribut diluar. Aleesya juga reflek menutup mulutnya.

PLAK PLAK !

"Jangan pernah anda menyentuh wajah calon istri saya! Jika anda berani melakukannya lagi, saya pastikan perusahaan suami anda tutup detik ini juga!" Seringai Alarich dia menarik Aleesya kedalam dekapannya. Dia juga menyentuh pipi Aleesya yang sudah merah itu. Aleesya menitikan airmata mendapatkan perhatian dari Alarich.

"Tu-tuan Alarich, maafkan istri saya!" Ucap om Lukman memohon maaf dari Alarich. "Pah, kenapa minta maaf? Pipi mamah sakit pah, beraninya dia nampar mamah!" Geram tante Mira.

"Kamu yang keterlaluan mah, beliau tuan Alarich. Beliau yang sudah menjadi investor besar di perusahaan kita mah!" Om Lukman pucat pasi

Tante Mira juga melongo mendengar kenyataan itu. Bagaimana bisa Aleesya bisa bersama Alarich? Muncul ide jahat di benak Tante Mira, dia menyeringai licik sambil memegang pipinya yang panas

"Maaf Tuan, maksud anda apa yah Aleesya calon istri anda?" Tanya Om Lukman. "Dia memang calon istri saya. Mulai hari ini Aleesya tidak akan tinggal dengan kalian lagi. Sebentar lagi kami akan menikah! Ayo sayang !" Alarich langsung menarik Aleesya, juga Bastian yang ikut bossnya

Om Lukman dan tante Mira hanya bisa bengong tanpa mengeluarkan kata-kata lagi.

-

-

-

Kepala Aleesya dipenuhi banyak pertanyaan. Tentang ucapan Alarich barusan. "Calon istrinya? What ?" Mungkin Tuan Alarich lagi ngantuk" Aleesya menepis semua pikiran itu. Didalam mobil Aleesya masih takut untuk bertanya.

"Eum ... Maaf pak, tadi maksud bapak apa yah saya calon istri anda? Terus ,saya juga enggak bawa baju-baju buat kerja sama bapak!" Tanya Aleesya dengan wajah polosnya.

"Saya bukan bapak kamu!"

"Eumm ... Tuan ?"

Alarich bak anak kecil yang sedang dibujuk mamahnya. Dia ingin panggilan yang romantis dari bibir ranum itu. Aleesya bingung kenapa Alarich ngambek. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Eumm ... Kalau mmass Al gimana?" Tanya Aleesya dengan hati-hati.

Bastian yang sedang menyetir hanya mengulum senyum pertama kalinya bossnya itu seperti anak kecil hanya karena panggilan.

"Bo-boleh .. Bagus juga ekhem !" Alarich berusaha memalingkan wajahnya. Dia berdesir saat Alessya menyebutnya mas . Hatinya berbunga-bunga hanya karena sebuah panggilan

-

-

Alarich membawa Aleesya ke kampusnya. Hari ini ada jadwal dia mengajar. Ketika memasuki area kampus swasta ternama, tatapan Aleesya berbinar, dia melogo ke kaca mobil.

"Pak kok kesini ?" Aleesya menoleh ke Alarich.

"Saya ada kelas, kamu tunggu diruangan saya!" Alarich tak bicara lagi. Aleesya berbalik lagi ke kaca mobil. Tatapannya menyedihkan, impian Aleesya dari dulu bisa kuliah. Tapi karena kendala biaya jadi dia mengubur dalam-dalam impiannya.

"Wahhh bagus yah kampusnya. Seaindainya papah mamah masih ada, mungkin sekarang Alee bisa kuliah!"

Gumam Aleesya pelan yang masih bisa didengar Alarich. Alarich menoleh ke arah Aleesya. Seperti merasakan penderitaan Aleesya.

-

-

Aleesya dan Alarich menjadi pusat perhatian. Gimana tidak? Alarich pertama kalinya membawa wanita cantik ke dalam kampus dan juga Alarich menggenggam tangan Aleesya menuju ruang sekertariat. Aleesya sangat malu sebenarnya, tapi dia juga tidak berani ngomong lagi lebih baik menurut.

Alarich membuka passcode pintu ruangan itu. Dia membawa Aleesya kedalam, menyuruhnya duduk di sofa. Mata Aleesya tertuju pada lemari buku yang terletak dekat sofa panjang itu. "Mm-mas... Boleh enggak aku lihat bukunya?" Tanya Aleesya sembari menunjuk buku-buku bimbingan punya Alarich.

"Boleh ambil aja, beresin lagi udahnya. Saya enggak mau berantakan, mengerti?" Aleesya mengangguk pelan dia tersenyum. Dia mulai ke lemari buku itu. Membuka satu-satu buku itu. "Wah... Jadi kalau buku buku kuliah kayak gini." Gumam Aleesya.

"Teknik kimia !" Gumam Aleesya lagi. "Ini pelajaran apa? Ohhh hukum? Banyak juga yah !" Alarich melirik Aleesya yang tengah mondar mandir membuka buku disana satu satu.

Alarich mendekati Aleesya. Dia mengambil buku itu menyimpannya lagi ketempatnya. Aleesya menunduk, apa ada yang salah? Perasaan Aleesya tidak berbuat kesalahan. Alarich maju mengikis jarak dengan Aleesya. Aleesya sendiri makin mundur hingga terpojok di rak lemari buku.

Alarich mengecup bibir cantik itu. Dia tidak tahan melihat bibir kenyal nan indah itu. Aleesya melongo mulutnya bahkan menganga. Jantungnya berdegup kencang. Pertama kalinya ada yang mencium bibirnya.

"Kamu mau kuliah ?" Tanya Alarich. Seketika Aleesya membeku bengong. Alarich menggoyangkan bahu Aleesya dari lamunannya. "Hah apa?" Aleesya masih shock dengan kejadian tadi.

"Kamu mau kuliah?" Tanya Alarich sekali lagi. "Itu dulu mas, sekarang ...udah enggak!" Jawab Aleesya yang menunduk. Alarich menaikan dagu Aleesya supaya menatapnya.

"Kamu boleh kuliah disini gratis, tapi ada syaratnya!"

"Syarat? Apa?"

"Menikahlah denganku !" Ucap Alarich lalu pergi sembari tersenyum kecil meninggalkan Aleesya sendirian di ruangannya. Aleesya mematung.

-

-

Aleesya menunggu diruang kerja Alarich. Dia membaca baca lagi buku buku yang ada disana. Tidak ada photo Alarich atau keluarganya diruangan itu. Cukup lama Aleesya membaca hingga dia ketiduran di sofa panjang itu dengan buku diatas dadanya. Alarich cukup lama meninggalkan Aleesya disana sekitar 2 jam lamanya.

Ketika Alarich masuk kedalam, dia melihat Aleesya tertidur dengan kaki menggantung ke bawah sofa. Alarich mendekat ke wajah cantik itu. Dia merapihkan anak rambut Aleesya. Dia juga membetulkan posisi kaki Aleesya. Dan juga buku yang masih dipegang Aleesya. Alarich menyelimuti Aleesya dengan jasnya. Karena diruangan itu tidak ada selimut.

Alarich kembali ke mejanya, dia menelepon Bastian.

"Bas, gimana?" Tanya Alarich penasaran

"Saya dan Evan sedang mencari bukti yang kuat Boss untuk menjerat Tuan Lukman!" Ucap Bastian di seberang telepon.

"Baik ...lakukan dengan benar jangan sampai ada yang terlewat !" Tegas Alarich pada asistennya itu.

Tatapan Alarich beralih ke Aleesya lagi. Di kursi kebesarannya dia terus memandang wajah ayu itu. Wajah yang teduh, dan penuh luka batin. "Apa yang menimpamu Aleesya? Sudah berapa lama kau terluka?" Gumam Alarich dalam hatinya

1
Lisda Diawan
g usahlah thor cari yg baru aja.yg setia tegas mapan.kenapa harus kembali sama yg pernah menyakiti hati kita.
ira rodi
berarti dalangnya si revan ini sama silukman dgn iming2 harta adiknya naina....
merry jen
gilaa pengaman ketatt bgtt mntpp jdii musuhh gk bs nyerangg ,,Bastian peka bgtt Dann jgg setia,,dan aldrich gk tangung tangung memperkerjakan bnykk orgg untuk membantu klurga mrkk
Aty
Bukannya anaknya Nathan sama Tara kembar ya, Kok yg lahir cuma 1.😠😠😠
merry jen
Bastian kocakk bgtuu Koo mau tdrr SM Anita buknn y anitaa selimgkhnn y lukmann yaa mauu ahh Bastian ccipin Bks Lukman 😂😂😂
Siti Mutmainah
Luar biasa
Siti Mutmainah
Lumayan
Aty
😆😆😆😆 rasain dikerjain sama bumi.. 😂😂😂
Aty
ternyata warisan almarhum dan almarhummah alee byk juga. ckckck
Aty: Maksudnya almarhum dan almarhummah orang tuanya alee, maaf salah ketik
total 1 replies
Aty
kasian sekali hidup alee yg penuh penderitaan yg diberikan oleh om dan tantenya.
Uswatul Khasana
lanjut
Ummi Rizki
produksi anak
Malika Shareefaputri27
Ceritanya keren kak
Malika Shareefaputri27
Semangat kak 🧡
Laluna
semangat terus ka
Muztafa Aly
masik penasaran SM jln ceritanya...
siapa alarich itu ..
Uswatul Khasana
lanjut
Yuningsih Nining
Kecewa
Yuningsih Nining
Buruk
Uswatul Khasana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!