WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 4 - SEAN
Lalu CEO baru itu langsung pergi dari ruangan Devisi keuangan ke Devisi lain. Sambil mengecek pekerjaan mereka dan menghafalkan tata letak kantor yang di dampingi oleh sekretaris seksinya.
"Huftt. Akhirnya boss itu pergi juga." sahut Dinda.
"Iya!! Tatapan matanya mengintimidasi banget. Dedek gak kuat lihat yang begitu" jawab Mela asal yang mengundang gelak tawa seisi ruangan kecuali Tasya yang terbengong.
"Udah-udah ayo semua kembali bekerja. Jangan sampai kita semua dipecat sekarang. Saya belum nikah nih, Tasya masih belum mau diajak Abang nikah!" kata Dimas menggoda Tasya.
"Apaan sih pak Dim, udah ah. Aku mau ngerjain laporan keuangan bulan ini." jawab Tasya ketus.
"Kapan sih kamu peka Sya?. Udah-udah ayo semua balik keperjakaan masing-masing." sahut Dimas.
-----------
Jam menunjukan pukul 5 sore, itu berarti jam bekerja telah habis. Para karyawan berhamburan keluar ruangan menuju parkiran.
Begitu juga dengan Tasya, gadis cantik satu ini sudah berada di dalam mobilnya untuk menuju jalan pulang. Tapi sebelum pulang, iya sempatkan untuk menuju ke restoran untuk membeli makan malam untuk adiknya.
Dan sampailah Tasya di rumahnya, atau lebih tepatnya rumah peninggalan kedua orang tuanya yang sudah 6 tahun lalu meninggal.
Sesak. Itulah yang Tasya rasakan jika ia menginjakan kakinya dirumah mewah ini. Bayang-bayang kedua orang tuanya selalu menghantuinya.
Langkah kaki gadis cantik ini berhenti di meja makan dimana Adiknya sudah duduk manis menunggu makan yang dia bawakan.
"Akhirnya kakak pulang, mana kepiting asam manis pesanan adik?" tanya Lula riang.
"Ini kakak bawain kepiting asam manis, udang balado, kerang lada hitam, cumi krispi sama ikan bakar buat adik, kakak yang paling kakak sayang." jawab Tasya.
Dengan riang Lula mengambil bungkusan yang ada ditangan Tasya dan memindahkannya di piring. Tak butuh waktu lama kini makanan Seafood itu sudah tersaji diatas meja.
"Selamat makan!" suara Lula menggema di rumah itu.
Melihatnya makan dengan lahap, dapat membuat air mata seorang Tasya jatuh begitu saja.
Aku akan membuatmu terus bahagia, dek. Kamu tenang saja. Batin Tasya.
---------------------------------------------
Keesokan harinya di Perusahaan CFD Corp seorang pria bertubuh atletis yang tertutup setelan jas itu sedang berkutat dengan laptop ditangannya.
Tapi entah kenapa pikiran masih berada di gadis itu, ya gadis yang mempunyai mata coklat yang sangat cantik.
Tidak...tidak....
Bukan hanya matanya tapi semua yang ada di tubuhnya sangat cantik.
Entah mengapa pria ini ingin sekali melahap bibir pink Cherry milik gadis itu, ya Tasya adalah gadis itu.
Tok...tok..tok..
Lamunan pria itu terbuyarkan karna ketukan pintu di ruang kerjanya.
"Masuk!" suara dingin pria itu menggema di ruangannya.
Terbukalah pintu itu, terlihatlah sang sekretaris yang berpakaian seksi dan tak senonoh. Berjalan mendekati pria itu sambil menggoda si pria.
"Selamat pagi, tuan Sean. Ini berkas yang harus ditandatangani untuk hari ini." ujar wanita itu sambil sedikit mendesah untuk bermaksud menggoda Sean.
"Taruh di meja! Kau keluar." jawab Sean acuh.
"Tapi..."
"KELUAR!!!!" teriak Sean.
Sekretaris yang bernama Siska itu langsung berlari terbirit-birit menuju ke ruangannya dengan muka merah padam menahan marah.
'Awas saja kau Sean! Akan ku buat kau bertekuk lutut padaku!' batin Sisa.
"Dasar wanita menjijikan!" gumam Sean.
Sean mengambil handphone yang ada di meja kerjanya dan menelepon asisten pribadinya yang bernama Alden.
"Keruangan. Sekarang!"
"Baik, tuan." jawab Alden.
Tut...
Sambungan telfon pun terputus.
Tak lama setelah telfon dimatikan, masuklah pria berkulit coklat manis keruangan Sean.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya Alden.
"Bacakan jadwalku!"
"Baik tuan. Pada pukul 9 anda ada rapat intern dengan devisi Pemasaran. Jam istirahat meeting dengan GH Group. Dan pada pukul 3 anda akan berada di peresmian Hotel di Jakarta Selatan."
"Good Alden. Lalu bagaimana dengan saham kita di KS Corp? " Tanya Sean.
"Kita memiliki 47% saham disana. Kemungkinan 73% pemilik saham lain akan berpihak pada kita. Tuan tenang saja. Semua akan berjalan sesuai dengan keinginan tuan!" jawab Alden.
Sean tersenyum puas. Memang di usia yang terbilang cukup muda sebagai seorang CEO berusia 29 tahun. Selain menjadi CEO dia juga memiliki 27 hotel yang tersebar luas di Indonesia.
Tapi itu semua tak mampu membuat Sean puas, menurutnya itu semua masih belum cukup. Dia sangat terobsesi menjadi kaya raya. Baginya uang adalah segalanya. Dan cinta adalah sebuah kebohongan.
Masa lalu lah yang membuat dirinya begini.