NovelToon NovelToon
My Little Happiness

My Little Happiness

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Dokter Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

Beberapa hari kemudian, Cindy sedang disibukkan dengan beberapa revisi skripsinya dan juga masih juga mendaftar untuk mendapatkan waktu untuk dia wisuda. Setiap saat Cindy diteror dengan sejumlah panggilan dari Ariel yang membuatnya tidak nyaman dan sekarang terjadi lagi.

"Gimana sudah selesai?"

"Tinggal sedikit lagi pak"

"Saya tunggu hari ini hasil revisi kamu"

"Kok gitu pak"

"Kenapa? Kamu ngga pengin lulus"

"Mau pak tapi kenapa hari ini"

"Suka-suka saya"

"Iya pak nanti saya selesaikan"

"Ya sudah kamu fokus mengerjakan"

"Baik pak"

Ariel menutup panggilannya dengan Cindy, Cindy cukup tertekan dengan ini setelah menerima tekanan dari Ariel selama dia magang hingga revisi sekarang. Sebenarnya Ariel tidak seperti itu namun setelah mengetahui Cindy berpacaran dan juga Ariel pernah dipergoki oleh Jinan sedang berduaan dengan Cindy yang membuat Ariel seperti sekarang dan Cindy menjadi bahan pelampiasannya entah dengan tujuan apa.

Cindy tidak pernah cerita tentang ini pada Jinan karena dia tahu jika Jinan mengetahuinya maka tidak segan-segan Jinan akan bertemu dengan Ariel dan berkonfrontasi padanya yang Cindy tidak inginkan itu terjadi.

"Ya Allah berikan hamba kemudahan" batin Cindy

*

Dilain tempat, Jinan sekarang dia sudah kembali normal dan dapat bekerja kembali, selagi dalam pemulihan Jinan sering dinasehati dan juga diingatkan oleh Cindy dan juga adiknya karena dia mabok dan itu tidak bagus untuk dia jadi Cindy cukup bawel pada Jinan dan Jinan menerimanya walaupun dengan terpaksa.

Sekarang Jinan sedang di kantornya mengecek beberapa rekam medis pasiennya yang belum dia periksa selama pemulihan dirinya. Saat sedang membaca, tiba-tiba Zee masuk ke dalam kantor dengan berlari.

"Bos" panggil Zee dengan nada tergesa-gesa

"Kenape Lo buru-buru amat?" Jinan yang bingung melihat Zee seperti otu

"Itu bos Indira kritis" jawab Zee setelah mengatur nafasnya

"Bawa ke ruang operasi Sekarang" pinta Jinan

Zee menganggukkan kepalanya, "Ok bos"

Zee kembali berlari menuju ruang rawat Indira diikuti dengan Jinan menuju ruang operasi untuk melakukan tindakan operasi pada Indira.

Pasiennya itu mengalami saraf kejepit pada bagian tulang belakangnya yang menyebabkan dia lumpuh, namun tidak tidak terlalu parah yang mengakibatkan dia lumpuh permanen jadi Jinan menjanjikan Indira dapat kembali normal.

Sekarang dia sudah menggunakan pakaian operasinya diikuti oleh dokter anestesi, dan beberapa perawat untuk membantunya kemudian mereka semua memulai jalannya operasi.

*

Selama Cindy sedang sibuk mengerjakan revisi, Dia ditemani oleh Ayana di ruang tamu yang juga sedang membuat konten untuk Youtubenya. Sebenarnya Cindy cukup terganggu namun mau gimana lagi Jinan sedang bekerja dan dia tidak bisa fokus jika sendirian jadi dia paksakan untuk menerima Ayana jadi temannya.

Selama mengerjakan memang Ayana sering cekikikan karena kontennya yang cukup beragam dan juga banyak konten komedi menjadikan dirinya sering tertawa apalagi jika kontennya itu mereaksi video lucu berasal dari fans nya yang mengirimnya.

Ayana juga sempat ingin mengajak Cindy untuk bergabung membuat konten bersama namun Cindy menolak karena dia merasa tidak cocok dan gugup di depan kamera walaupun Ayana memujinya namun tetap Cindy menolaknya.

Setelah menyelesaikan revisinya Cindy menuju dapur untuk membuat makanan karena sedari pagi dia belum memakan sesuatu dan terlalu fokus untuk menyelesaikan revisiannya.

Melihat Cindy sedang membuat makanan, Ayana menghampiri Cindy dan ingin mengetahui Cindy ingin membuat makanan apa.

"Lagi ngapain kak?" Tanya Ayana melihat Cindy sedang membuat sesuatu

"Astaghfirullah ay ngagetin aja, mau bikin sushi nih" Cindy yang terkejut melihat Ayana disana

"Lah kakak bisa?" Ayana yang heran

"Mau nyoba aja sih" jawab Cindy tiba-tiba ingin membuat sushi

"Mau oh kak" Ayana yang kegirangan

"Boleh tapi bantuin yah" pinta Cindy

"Mau kak, oh iya gimana kalo dibikin konten aja?" Usul Ayana

"Ngga mau ay" tolak Cindy

"Gpp kak, kan muka kakak ngga keliatan"

"Tapi ay..."

"Gpp kak tenang aja nanti aku shoot bagian tangan kakak aja" janji Ayana

"Beneran yah"

"Iya kak"

"Ya udah kakak ngiapin bahannya kamu siapin alat shootingnya" pinta Cindy

Ayana memberikan isyarat 'ok' pada Cindy

Cindy kembali menyiapkan beberapa bahan membuat sushi-nya dan Ayana mengambil kamera, tripod, mic, dan lighting untuk mempersiapkan shooting kontennya. Melihat banyaknya alat yang akan digunakan membuat dapur Cindy terasa sempit.

"Ay harus sebanyak itu yah alatnya" Cindy yang terkejut Ayana menempatkan banyak alat shootingnya pada dapur

"Iya dong kak, kan biar hasilnya memuaskan" balas Ayana yang ingin hasilnya memuasy

"Tapi ngga gini juga kali, ngga nyaman jadinya" keluh Cindy dia tidak bisa bergerak bebas

"Hmmm ok deh aku keluarin dulu beberapa"

"Nah gitu dong"

Kemudian Ayana mengeluarkan lighting dan tripodnya, dan menyisakan kamera mic dan lighting kecil untuk dipasangkan pada kameranya.

"Udah kak" ucap Ayana dengan memegang kameranya

"Terus kamu gimana?" Cindy yang bingung

"Aku yang ngerekam kak, kakak yang masak"

"Kok gitu"

"Kan tadi udah aku keluarin yang ganggu jadi sisa ini aja" Ayana menunjukkan apa yang dia pegang

"Haduhh ribet yah" Cindy yang tidak habis pikir

"Nanti gantian deh" usul Ayana

"Ya udah deh, kita mulai yah"

Cindy mulai membuat sushi-nya dan Ayana merekamnya, sesekali mereka bergantian posisi dan sebaliknya. Dengan tanpa sengaja Ayana sempat menunjukan wajah Cindy pada saat sushi mereka sedang dibuat dan saat itu Ayana belum sadar bahwa dia telah merekam wajah dari Cindy.

*

Beberapa jam kemudian, akhirnya operasi yang dilakukan pada Indira oleh Jinan dan para tenaga medis telah selesai. Operasi ini memang tidak biasa yang memakan waktu sangat lama dan juga sulit karena lokasi tempat operasi di tulang belakang dan juga jika salah sedikit maka akan mengakibatkan hal buruk pada Indira.

"Alhamdulillah akhirnya bos" ucap Zee yang merasa lelah

"Biasa aja kali" balas Jinan tidak merasa lelah

"Biasa gimana, ini dari jam berapa sampe jam berapa ya" keluh Zee

"Kalo gw sih udah biasa" Jinan melihat jam dinding di depan pintu ruang operasi

"Lo mah robot" ejek Zee

"Apa Lo bilang" Jinan mendengar ucapan Zee

"Ehh bos santai"

Tiba-tiba ada perawat yang menghampiri mereka berdua. "Dokter Jinan"

"Iya kenapa sus?"

"Wali dari Indira datang" jawab perawat itu

"Datang?" Jinan yang bingung

"Iya dok, kemaren saya telah menghubungi walinya dan sekarang dia sudah datang" perawat itu menjelaskan

"Ohh gitu, ok gpp bilang ke ruangan praktek saya saja"

"Baik dok"

Perawat itu meninggalkan mereka berdua, mereka kebingungan dengan dengan pernyataan perawat tadi.

"Bos bukannya dia sendirian yah" Zee yang bingung

"Ngga tau juga sih, ya udah gw ke ruangan dulu" Jinan juga yang bingung kemudian pamit pada Zee

"Iya bos"

Kemudian Jinan mengganti pakaiannya menjadi pakaian kerjanya dan Zee menuju kantin karena kelelahan setelah melakukan operasi panjangnya. Sesampainya di ruangannya ternyata orangtua Indira telah menunggunya.

"Maaf menunggu lama" ucap Jinan meminta maaf

"Gpp kok dok...." Balas orang tua Indira namun ucapannya tertahan setelah melihat siapa dokter yang menangani anaknya

"Gita?"

"Jinan?"

"Astaghfirullah Lo baru keliatan?" Lanjut Gita

"Ya gw disini aja" jawab Jinan dengan nada datar

"Lo dari mana aja nan, gw hilang kabar dari Lo sejak kita lulus SMA" ucap Gita berusaha ramah pada Jinan

"Kan kita kuliah" Jinan yang masih datar

"Iya nan"

"Lo siapanya Indira?" Tanya Jinan tentang status Gita pada Indira

"Gw walinya"

"Wali?"

"Iya, sebenarnya gw Tante dari ibunya"

"Emang orangtuanya kemana?"

"Mereka meninggal"

"Meninggal?"

"Iya, Indira dan sodara kembarnya Amanda udah ikut gw dari kecil tapi kemaren Indira kabur" Gita menjelaskan siapa Indira pada Jinan

"Emang Lo ngapain?"

"Ngga tau nan, tiba-tiba dia kabur dan ngga ada kabar beberapa hari. Dan kemaren gw dapet kabar dia di rawat disini" ucap Gita tidak mengetahui bahwa Indira telah kabur dari rumahnya

"Jujur sama gw, Lo ngapain dia?"

"Gw ngga tau nan, gw baik sama mereka berdua"

"Ok anggap Lo jujur, Indira tadi habis gw operasi. Dia ada cidera di bagian tulang belakangnya yang menyebabkan dia lumpuh sementara, pas dia masuk ke sini dia udah pingsan dan pada saat dia sadar ngga bisa gerakin beberapa anggota tubuhnya" Jinan menjelaskan tentang kondisi Indira sekarang

"Terus gimana? Udah selesai semua?"

"Udah baru gw operasi tadi dan semua dia bisa kembali seperti semula"

"Alhamdulillah, makasih ya nan"

"Sekarang gw mau Lo jujur, selama dia sama Lo. Lo ngapain?"

"Ok, sebenarnya gw baik sama mereka dan udah anggap mereka sebagai anak gw tapi suami gw entah kenapa bikin mereka ketakutan" jawab Gita sebenarnya

"Maksud Lo?"

"Gw ngga tau juga kenapa tapi gw denger dari tetangga gw gitu dan gw pengin denger dari mereka tapi mereka ngga mau ngomong" lanjut Gita

"Emang suami Lo siapa?" Tanya Jinan siapa suami Gita

"Ariel" jawab Gita dengan menundukkan kepalanya

"Ariel? Pengacara Ariel?" Jinan terkejut setelah mendengar nama itu

"Kok Lo tau?" Gita yang kebingungan kenapa Jinan mengetahuinya

"Gini yah, suami Lo deketin pacar gw" Jinan mulai kesal setelah mendengar nama itu

"Hah?!" Gita terkejut dengan ucapan Jinan

"Kok gw ngga tau?" Lanjut Gita

"Ya gw ngga tau, kelakuan suami Lo itu bikin gw emosi" ucap Jinan yang masih kesal dengan Ariel

"Gw minta maaf ya nan" ucap Gita meminta maaf mewakili suaminya

"Gw ngga perlu minta maaf dari Lo tapi gw mau Ariel jauhin pacar gw" tolak Jinan

"Iya nan nanti gw bilangin"

"Kok bisa sih Lo nikah sama dia" Jinan yang tak habis pikir pada temannya itu

"Sebenarnya gw dikenalin sama adiknya Ariel" jawab Gita kenapa dia bisa kenal dengan Ariel

"Terus"

"Ya gw mulai tertarik sama dia tapi ngga tau dia juga tertarik sama gw juga ngga"

"Lah kenapa Lo nikahin dia?" Tanya Jinan kembali

"Gw dijodohin" jawab Gita

"Hah?! sama siapa?" Jinan yang terkejut

"Kan tadi cerita dikenalin sama adik ya Ariel jadi ortu Ariel maksa buat nikahin gw sama dia terus dia ngga nyaman atau apa gitu jadi ya Lo liat sekarang" lanjut Gita menjelaskan kenapa dirinya bisa menikah dengan Ariel

"Lo ngga ngapain gitu ke dia biar dia ada rasa sama Lo?"

"Gw udah berusaha tapi ngga tau belum ada perkembangan atau emang ngga ngefek" jawab Gita yang sudah mencoba untuk mengambil hati Ariel namun belum mendapatkan hasil

"Lo juga dulu dingin jadi Lo kena karmanya"

"Enak aja emang gw stelannya udah begini"

"Terserah Lo aja, sekarang ponakan Lo udah gw operasi. Lo bisa kesana"

"Makasih ya nan, Lo temen gw paling baik"

"Ngga usah gitu, udah kewajiban gw dan Lo ngobrol sama suami Lo jangan deketin pacar gw" Jinan memberi pesan pada Gita untuk Ariel

"Iya nan, kalo gitu gw permisi" pamit Gita

"Ya"

Kemudian Gita meninggalkan Jinan di ruangannya dan Jinan juga meninggalkan ruangannya menuju kantin karena rasa lelahnya mengoperasi pasiennya itu. Melihat Jinan menuju kantin, Zee memanggilnya untuk duduk bersama dengan teman-temannya.

"Bos sini" panggil Zee agar Jinan dapat bergabung dengan mereka

"Ngga deh gw disini aja" tolak Jinan yang sedang memikirkan sesuatu

"Kenapa bos?" Tanya Zee

"Gpp gw lagi pengin sendiri aja" jawab Jinan dan memilih meja dekat jendela

"Ok deh" Zee yang mengalah

"Kenapa pak Jinan?" Tanya salah satu teman Zee

"Ngga tau deh, tadi ada wali dari Indira mau ketemu sama dia terus ngga tau deh" jawab Zee yang juga tidak tahu tetapi yang dia ketahui hanya Jinan bertemu dengan wali dari Indira

"Gitu yah, ya udah lanjut makan terus bikin laporan lagi"

"Ohh iya gw lupa bikin laporan tentang tadi" Zee menepuk dahinya karena lupa dengan laporannya

"Hadehh Lo yah kebiasaan"

"Hehehe sorry"

Zee dan teman-temannya melanjutkan makan mereka dan Jinan memainkan makanannya yang entah ingin dia makan atau tidak. Tiba-tiba handphonenya berdering, Jinan melihat siapa yang menghubunginya ternyata dari mamahnya Cindy.

"Assalamualaikum Bu"

"Walaikumsalam nak Jinan lagi sibuk?"

"Ngga kok Bu, ini lagi istirahat makan. Ada apa ya Bu?"

"Kamu lupa hari ini hari apa?"

"Astaghfirullah maaf Bu saya lupa"

"Gpp kok nak, kamu bisa jemput ibu ngga?"

"Jemput? Jemput dimana Bu?"

"Di stasiun Gambir, bisa ngga nak?"

"Ohh bisa Bu, tunggu sebentar yah"

"Iya nak hati-hati yah"

Jinan menutup telponnya dan langsung melahap semua makanan, kemudian dia langsung berlari menuju mobilnya dan melaju menuju stasiun untuk menjemput mamahnya Cindy.

***

Alhamdulillah akhirnya author bisa update cerita ini lagi nih hehehe, maaf yah lama menunggu. Author lagi banyak kerjaan dan deadline jadi masih nyicil buat update kedepannya jadi maaf yah...

Gimana nih kabar kalian sudah lama author tidak tanya kabar kalian hehehe, gimana nih puasanya lancar atau udah ada yang bolong? Kalo author sih ada beberapa hari bolong gara-gara penyakit author kambuh dan terpaksa batal jadi yah udah beberapa hari tapi inget yah bayar hutang puasa kalian setelah puasa ini...

Semoga pahala puasa kita tahun ini diterima oleh Allah SWT dan tetap semangat menjalani aktivitas kalian yah, dan yang mudik hati-hati di jalan serta taati protokol kesehatan juga biar keluarga di rumah dapat terlindungi juga...

Semoga kalian suka part kali ini dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...

Thanks for reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!