NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta CEO

Terjerat Cinta CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / CEO
Popularitas:22.7k
Nilai: 5
Nama Author: ainaa

"Al..." Elen mengguncang bahu Al pelan saat bocah itu sedang bermain ponsel, "Pikirin cara buat nolak dong, Al. Mama gak mau nikah!" Adu Elen agak bersungut-sungut.

Al menggelengkan kepala, "Jangan gangguin Al, ma. Nanti afk." Sahut bocah itu tidak ingin diganggu.

"Ih kesel banget." Elen mendengus menatap kesal putranya lalu menoyornya pelan.

"Kan, Al udah bilang mama lihat nanti aja. Kalau pertemuannya lancar jadi nikah kalau enggak ya udah batal."

Ini baru awal dari kisah mama Elen yang dikejar secara brutal dan ugal-ugalan oleh Daddy Aksa, seorang CEO perusahaan. Dan juga masih ada dua remaja nakal bin ajaib bernama Calvin Chris Marin dan Arkana Ephraim Axelle yang akan merecoki hidup Elen dan Aksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Bab 24

Acara dinner berjalan sangat lancar. Aksa langsung membuat keputusan akan menikahi Elen dalam waktu 2 Minggu paling lama satu bulan. Tidak bisa lebih cepat dari itu karena ternyata Aksa mempunyai jadwal bisnis keluar negeri dalam waktu dekat. Selain itu mereka juga harus mengurus berkas-berkas syarat menikah. Aksa juga akan menemui Rissa dulu. Keempat orang itu juga saling bertukar nomor ponsel agar mudah menghubungi satu sama lain, Al yang paling antusias diantara mereka bahkan langsung membuat grub chat dengan nama OTW keluarga cemara yang isinya Aksa, Arka, Al, Elen dan Rissa.

'OTW KELUARGA CEMARA'

[Apaan, nih?]_Rissa

Rissa yang tidak tahu apa-apa menjadi orang pertama yang mengirim pesan di room chat tersebut.

[Sesuai nama, grub khusus untuk otw keluarga cemara,Tan.]_Al

[Oh, hai calon kakak ipar dan calon ponakan. Welcome to the club. xixixi]_Rissa

[Hm]_Aksa

[Hm(2)]_Arka

[Anjir, lo mungut dua kulkas dimana, sih, mbak? ( Emot ngakak)]_Rissa

[Salah, kita kali yang mereka pungut-_-]_Elen

Al dan Rissa langsung membalas pesan itu dengan emot ngakak sampai nangis. Sementara Elen jangan ditanya, sepanjang perjalanan pulang dia memberengut sebal. Sudah tidak ada cara baginya lari dari Aksa. Karena semua orang terdekatnya mendukung Aksa.

"Udah nggak usah cemberut, terima saja nasib kamu menjadi istri saya." Ujar Aksa yang melirik Elen masih tampak kesal, sambil mengusap puncak kepala Elen.

"Nggak akan ada yang berubah setelah kita menikah. Kamu tetap masih bisa mengurus bisnis kamu, jalan dengan teman-teman kamu, atau melakukan apapun yang kamu suka. Saya tidak akan melarang." Imbuh Aksa.

Elen langsung menoleh, raut kesal di wajahnya perlahan memudar, "Serius?' Tanya Elen. Memang ada beberapa kekhawatiran di diri Elen jika menikah dengan Aksa salah satunya adalah hidupnya tidak bebas lagi, tidak bisa bekerja dan menemui teman-temannya mengingat bagaimana Aksa sangat suka memaksa. Tapi, untungnya semua itu hanya kekhawatiran tidak berguna karena Aksa sendiri tidak akan mengekang Elen.

"Hm. Asal..."

"Asal apa?" Potong Elen cepat.

"Selalu izin sama saya kemanapun."

Elen mengangguk setuju, suasana hatinya berubah lebih baik. Dia tidak lagi galau. Selanjutnya keheningan kembali menerpa sampai mobil yang dikemudikan Aksa berhenti tepat di depan rumah Elen. Gerbangnya masih terbuka lebar jadi Aksa bisa langsung berhenti di pekarangan.

"Makasih." Ucap Elen seraya melepas seatbeltnya. Begitupun Al yang juga mengucapkan terimakasih. Al lalu turun lebih dulu dari mobil Aksa.

"Kamu nggak ada niatan kasih night kiss ke saya?" Tahan Aksa saat tangan Elen akan membuka pintu.

"Mesum banget, sih om-om." Omel Elen menepis tangan Aksa, "Jangan aneh-aneh, sana pulang udah malem." Usirnya kemudian.

Aksa malah terkekeh kecil dan mengacak surai Elen lalu dia turun dengan cepat dari mobil membukakan pintu untuk Nabila.

"Langsung tidur baby." Ucap Aksa.

"Iyaa, sana pulang." Aksa mengangguk dan kembali masuk ke dalam mobil. Perlahan mobil pria itu meninggalkan pekarangan rumah Elen. Setelah mobil Aksa menghilang dari pandangannya barulah Elen masuk ke dalam rumah. Tanpa sadar Elen menarik dua sudut bibirnya membentuk senyum tipis. Entahlah, perasaannya malam itu tidak bisa dijabarkan. Kekhawatirannya pun perlahan memudar.

"Cieee, yang bentar lagi nikah senyum-senyum sendiri..." Goda Rissa membuat Elen yang tengah senyum-senyum tipis itu jadi salah tingkah. Semburat merah di pipinya sebagai bukti seberapa malunya dia kepergok Rissa sedang senyam-senyum sendiri.

"Apaan, sih."

"Cini-cini coba cerita dulu sama adek tadi dinner nya gimana?" Rissa yang sedang duduk di ruang keluarga melambaikan tangan agar Elen menghampirinya.

Elen sendiri langsung menghampiri Rissa dan duduk di sebelah Rissa, "Kenapa kamu jadi senyum-senyum gitu, sih? Merinding Ris, mbak lihatnya

"Ha ha ha, aku tuh lagi mau godain kamu tahu mbak." Balas Rissa.

"Mbak jadinya nikah." Celetuk Elen membuka percakapan serius tentu dengan wajah seriusnya.

"Bagus dong, Rissa ikut seneng dengernya. Finally ya mbak, kamu bakalan nikah lagi tapi kali ini bukan untuk memperjuangkan Al." Rissa merangkul Elen, dia sangat menyayangi Elen.

"Rissa harap pernikahan ini membawa keberkahan dan kebahagiaan untuk kamu, Al dan kita semua, mbak." Imbuh Rissa berkaca-kaca. Dia yang paling tahu selama ini bagaimana Elen sangat bersusah payah membangun usahanya demi kesejahteraan Al dan keluarga mereka. Bahkan mendapat gunjingan sana-sini karena batr satu tahun menikah sudah menjadi janda, tapi Elen bisa melewatinya.

"Aamiin." Balas Elen lirih. Semoga saja. Ya, semoga saja apa yang didoakan Rissa terwujud.

"Kamu jangan sedih, mbak. Harus bahagia, meskipun kisah awal mbak sama Daddy nya Arka kurang baik bukan berarti kalian nggak bisa mewujudkan kisah akhir yang baik. Happy ending itu nyata kok, mbak. Percayalah. Anggap saja mbak saat ini sedang mengikuti garis takdir, dan mungkin Daddy nya Arka memang takdir kamu mbak." Beber Rissa.

Elen mengangguk kecil, "Terima kasih, Ris. Kamu dan Al, sudah jadi penyemangat mbak selama ini." Kan, Elen malah jadi menangis. Tidak dipungkiri membesarkan Al dari umur 6 tahun juga tidak mudah apalagi Elen hanya mempunyai pengalaman satu tahun saja menikah, selebih nya dia membesarkan Al bersama Rissa. Melewati huru-hara drama yang tidak sedikit. Keluargalah yang membuat Elen kuat selama ini.

***

Pukul 11.00 malam, yang artinya sudah satu jam setelah Elen dan Al pulang dari dinner. Al mengendap-endap keluar dari kamarnya. Memakai hodie dan masker berjalan sangat pelan melewati ruang keluarga, ruang tamu yang lampunya sudah dipadamkan. Elen dan Rissa sudah berada di kamar masing-masing, mungkin sudah tidur. Kaki Al yang kesleo sudah sembuh jadi bocah itu sudah nyaman beraktivitas, dan sudah dipastikan Al yang mengendap-endap itu pasti akan kabur.

Dia berjalan ke samping rumah. Memanjat tembok yang biasa digunakan untuk kabur, tidak mungkin lewat gerbang karena sudah dikunci sama mamanya.

"Lama banget sih lo, Al." Ujar teman Al yang menunggunya sambil menyerahkan helm pada Al.

"Nunggu mama sama tante tidur dulu, Bang." Jawab Al lalu menerima helm tersebut dan memakainya. Al langsung naik ke atas motor.

"Lo yakin mau ikut balapan, Al?" Tanya Siba, teman Al itu.

"Iyalah, bang. Mereka 'kan nantangin, Bang. Lagian lumayan bang kalau kita maju berdua, uangnya bisa buat tambah-tambah kebutuhan anak panti." Jawab Al.

"Makasih, Al. Lo udah banyak banget bantu kita, kemarin aja tante Rissa transfer 20 juta. Kata tante Rissa itu uang juga dari lo."

"Itu tante Rissa yang pinter, Bang." Kekeh Al teringat ulah Rissa yang mengibuli tantenya Toni.

"Tapi lo juga babak belur karena itu." Siba sendiri sudah tahu cerita Al dan Toni yang duel karena menghina mamanya Al.

"Kalau demi mama, babak belur itu nggak seberapa, Bang." Dia 'kan aslinya bucin berat sama mamanya. Namun sering diaplikasikan dengan sering membuat Elen emosi saja. Tapi, harus digaris bawahi ya bucinya Al ke Elen bukan seperti wanita ke pria tetapi anak ke ibu. Meskipun bukan anak kandung Elen, Al menyayangi Elen seperti ibu kandungnya sendiri.

"Iya, gue juga kalau ibu panti dihina pasti gak bakalan tinggal diam." Sahut Siba cepat, "Oh, iya. Gue bakalan jarang nongkrong kalau siang Al. Soalnya gue baru dapat kerjaan."

"Kerjaan apa, bang, part time?" Tanya Al.

"Bisa dikatakan seperti itu, Al. Gue kerja sama tante Rissa. Bantuin take foto sama video untuk barang endorse." Bebernya. Siba memang memiliki skill fotografer. Saat Rissa menawarkan pekerjaan untuknya tentu dia senang dan langsung menerima. Apalagi dia butuh uang banyak untuk membantu operasional panti juga membantu pengobatan salah satu anak panti yang sakit keras. Makanya Al sering sekali membantu Siba karena tahu bagaimana kerasnya hidup Siba.

"Bagus dong, Bang. Kapan-kapan Al ikutlah, bang. Mau lihat tante Rissa kerja."

"Boleh, satu bulan kedepan jadwal tante Rissa full. Weekend aja kita ada jadwal pemotretan Al, dari pagi malahan. Soalnya kalau hari-hari biasa gue sekolah, tante Rissa juga kuliah." Al mengangguk membenarkan. Dia juga tahu tantenya si selebgram 2 juta followers itu cukup sibuk apalagi followersnya semakin naik setiap harinya.

***

Usai mengantarkan Elen dan Al, Aksa pergi ke club. Dia sering sekali pergi ke club untuk nongkrong dengan ketiga temannya. Hanya nongkrong tidak sampai mabuk. Mungkin minum segelas itu juga kalau pas error saja. Selebihnya hanya ikut nongkrong karena Ervan dan Brian sangat menyukai suasana club jadi mereka seringnya nongkrong di tempat itu.

"Gue mau nikah." Ucap Aksa datar.

Ketiga temannya yang semula berisik langsung menoleh pada Aksa. Mereka terdiam dan menatap Aksa dengan pikiran masing-masing.

"Awal bulan depan." Imbuh Aksa.

Brian langsung mengernyit, "Emang Elen udah setuju?"

"Hm."

"Serius?" Ervan ikut memastikan. Anggukkan kecil menjadi respon Aksa akan pertanyaan Ervan sementara Garry tersenyum tipis lalu menepuk pundak Aksa, " Congrats." Ucap Garry tulus.

"Bangke! Lo punya anak duluan. Sekarang nikahnya juga duluan. Mana cantik lagi dapetnya." Umpat Ervan heboh.

"Lo sih nggak laku-laku." Ejek Brian.

"Kaya lo laku aja, Bri." Balas Ervan. Dia dan Brian 'kan sefrekuensi ya, hobinya gonta-ganti cewek. Pacar mereka juga banyak.

"Gue bukannya nggak laku tapi lagi seleksi aja, cari yang terbaik." Kata Ervan santai.

"Ck." Garry berdecak, "Lo seleksi tapi yang diseleksi cewek yang kenalannya di club, tambah bisa diajak check in lagi. Sehat lo?" Cibir Garry sudah khatam dengan kelakuan Ervan.

"Itu tandanya gue normal, man. Orientasi seksual gue bagus." Jawabnya bangga.

"Serah Lo deh." Garry geleng-geleng kepala tidak habis pikir. Sedangkan Aksa yang juga sudah tidak kaget akan kelakuan Ervan menggeleng kecil.

Drrtt... Disaat yang bersamaan ponsel Aksa berdering, panggilan masuk dari Elen. Telepon yang tidak pernah Aksa duga sebelumnya. Ia saja sampai mengerutkan keningnya.

"Nggak lo angkat, Sa?" Tanya Brian yang ikut melihat layar ponsel Aksa.

"Siapa?" Tanya Ervan.

"Ibu negara." Bisik Brian.

Panggilan telepon dari Elen sampai berakhir karena Aksa lama tidak mengangkatnya.

"Lo kelamaan sih, Sa. Mati, kan?" Omel Brian.

"Kepencet mungkin." Aksa menatap jam di ponselnya, pukul 01.00. Bisa saja Elen mengigau lalu menelponnya.

Namun, ponsel Aksa kembali berdering. Nama Elen kembali muncul sebagai ID si penelepon.

"Angkat keburu mati lagi." Ucap Brian.

Aksa langsung menggeser ikon hijau dan menempelkan ponsel di sebelah telinganya.

"Kenapa sayang?" Jawab Aksa datar.

"Sayangggggg..." Kompak Brian dan Ervan berteriak heboh yang otomatis mendapatkan pelototan tajam dari Aksa.

Terdengar helaan napas di ujung sana.

"Kamu dimana?" Tanya Elen tanpa basa-basi.

"Club. Kenapa, hm? Kebangun?" Tanya Aksa lembut.

"Tolong kamu ke kantor polisi sekarang ya."

"Kantor polisi?" Tanya Aksa memastikan lagi apa yang didengarnya dengan sebelah alis terangkat.

"Hm. Al disana, tolong kamu yang jemput. Aku ngantuk, kamu 'kan ngebet mau nikahin aku jadi itung-itung belajar jadi bapak buat Al." Ucap Elen asal.

"Oke." Jawab Aksa singkat. Sudah mengerti tugas pertamanya sebagai calon suami Elen.

"Ya udah, itu aja. Nanti sekalian anterin Al, dia tadi kabur jadi gak bawa motor." Lanjut Elen.

"Oke."

Klik.

"Kenapa, Sa?" Tanya Garry.

"Gue cabut duluan mau ke kantor polisi, Al ketangkep. Mungkin balapan liar." Jawabnya seraya beranjak.

"Perlu gue temenin, Sa?" Tanya Brian.

"Nggak, lo udah mabuk." Tolak Aksa. Memang Brian sudah banyak minum. Ervan? Jangan ditanya, dia dan Brian sebelas dua belas.

"Gue temenin." Ucap Garry ikut beranjak dari duduknya. Dia sama seperti Aksa tidak minum sama sekali. Aksa mengangguk kemudian keduanya melangkah pergi.

Di perjalanan menuju kantor polisi Aksa menelepon Arka. Garry yang menyetir.

"Ya, Dad." Dering pertama langsung dijawab oleh Arka.

"Kamu dimana, boy?"

"Basecamp, Dad. Kenapa?"

"Tidak ikut balapan liar kamu malam ini?"

"Nggak, Dad. Lagi malas."

"Ya Sudah bagus kalau kamu nggak ikut balapan liar, Al soalnya ketangkep. Ini Daddy lagi dijalan mau jemput di kantor polisi." Jawab Aksa.

"Kok bisa?" Arka heran. Bukannya tadi mereka baru saja makan malam. Sudah berada di kantor polisi saja tuh bocah. Emang rada-rada calon adeknya itu.

"Daddy nggak tahu. Ya sudah, Daddy tutup. Kamu pulang sudah hampir jam satu."

"Iya, Dad."

1
Dizzah Afkar
mesem mesem q nyaaa😅😁😁
etina_
semangat terus karyanya sukses selalu
etina_
otor mending si Aksa manggil aku kamu atau ga pake nama kesayangan aja dari pada saya gitu kaya kaku
ainaa: proses ya temen²🥰
total 1 replies
Dizzah Afkar
alllllll
arkaaaaaaa
😁😅👍
Dizzah Afkar
linaaaa,jangan jadoli kompor loooo,,nanti ujung ujungnyaaaa ada si bagassss,,awas Lo Lina 😤
Dizzah Afkar
ayo bang Aksa gas polll,,,guwe suka gaya loooo👍👌👌👌👌
Dizzah Afkar
heleh si Zaki pake bawa mama segala,,,,si Bagas juga apaan siiiiiii kayak ulat bulu looooo.....pusinggggggg pembinornya beterbangan cuiiiiii🤣😤
Dizzah Afkar
helehhhh si zakiii pake bawa mamanya,,ini juga si bagassss kayak ulat bulu Lo,,,,pusing pusinggggg pembinor hus hus😁😤
Dizzah Afkar
lanjut thoorr,,,
suka suka👍
Melati Putri
lanjut thor, berasa kurang bacanya.
suka kali lah pokoknya
Dizzah Afkar
wahhh,,apa pembinornya akan tambah lagi ya,,,,
bang aksaaaa nikahnya yang grecepppppppppp,,,haduhhh kok gemes q sama si bagassssss🤪
Dizzah Afkar
haduuuu mblibetttt,,linaaaa Lo cari masalahhhhhh,,,elennnn kamu mbok Yo yang tegas sama Bagas,oj ngomong ya ya aja kalo diajakkkk,,,,hadeeeeeeee🤣
Lannnn🙈
Lina ko tega ya
Dizzah Afkar
ayo Thor up lagi
elen kamu yang tegas dong ke Bagas,,haduuuuuu buat masalah aja kamu Len lennn
Melati Putri
lanjut thor
Dizzah Afkar
Luar biasa
Dizzah Afkar
bagus,,,suka suka critanya
GK bikin bosen👍
anggita
like👍+☝hadiah iklan. terus berkarya tulis, moga novelnya sukses.
Killspree
Tidak bisa berhenti
Hillary Silva
Alur yang menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!