NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

03. Mau nikah

Nevan tidak mau ikut ke kantin bersama dengan keempat sahabatnya, tidak ada yang tahu alasan Nevan tidak mau ikut pergi ke kantin. Karena Nevan memang tidak memberitahu mereka. Hal itu membuat duo kampret semakin penasaran saja.

"Lo mau bikin konten diem-diem," tuduh Jeno.

"Atau jangan-jangan lo mau ngintip semut mandi," sahut Calvin.

"Kepo." Nevan menatap datar duo kampret yang ada di depannya.

"Ssssth." Iqbal menempelkan jari telunjuk di hidung dan mulutnya.

Baik Jeno, Calvin, Sean, maupun Nevan langsung melihat ke arah Iqbal dengan tatapan penasaran.

"Kenapa?" tanya Sean.

Iqbal menunjuk lantai. "Ada semut, jangan-jangan mau mandi."

Calvin langsung menepuk keningnya. "Iqbal malkissssst! Gue pikir semutnya mau nikah."

"Wah bagus tuh, bisa dibuat bahan konten ... resepsi resepsi, semutnya mau resepsi" Jeno terlihat begitu bersemangat.

"Semutnya lagi nafas." Setidaknya Sean tidak ikut gila, dan yang dikatakannya adalah fakta.

Nevan mendegus pelan, ia ingin protes karena Sean yang ikut-ikutan tidak waras. Tapi di sisi lain yang dikatakan Sean ada benarnya, apalagi Iqbal. Lelaki itu terlihat polos, padahal Evin dan Sella sama sekali tidak polos.

Evin adalah raja oreo, sedangkan Sella adalah ratu roma kelapa, dan lahirlah Iqbal sang pangeran malkist. Mungkin otak Iqbal sudah tertukar biskuit, makannya agak berbeda dari yang lain.

"Gue ada urusan." Nevan hendak pergi namun tangannya dicekal oleh Calvin.

"Bilang dulu urusan apa." Bukan Calvin jika tidak kepo.

"Iya, urusan apa?" Jeno ikut-ikutan memegang tangan Nevan yang satunya lagi.

Nevan berdecak pelan dan berusaha menarik tangannya. "Lepasin."

"Epan nggak ke kantin? Kalau nggak makan nanti cakit, terus bundanya Epan cedih." Suara Iqbal terdengar begitu menggelikan.

Nevan melotot. "Ngomong kayak gitu lagi, gue ratain semua malkist abon lo."

"Heh Iqbal malkist, itu kata-kata gue." Yang biasanya memanggil Nevan dengan sebutan Epan adalah Calvin.

"Minjem, jangan pelit lo!" Jiwa lelaki Iqbal langsung keluar saat sensi.

"Harusnya gue yang sewot." Calvin tidak terima.

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, dengan teganya Nevan menginjak kaki Jeno dan Calvin. Jeno yang tadinya hanya diam memperhatikan kini langsung memekik kesakitan, Nevan sudah kabur duluan. Sedangkan Calvin memegangi kakinya sambil bergumam tidak jelas.

"Emang kelinci tuh si Epan." Calvin di larang orang tuanya untuk menyebut nama hewan yang diharamkan oleh agama islam.

"Kucing jelmaan set---"

Sean memotong ucapan Jeno. "Istighfar, Nevan mau nemuin Nazma." Bukan Sean jika tidak tahu segalanya.

"Ngapain?" tanya Iqbal.

"Mau dipinang," balas Sean asal.

***

"Mana." Nevan mengulurkan tangannya.

Nazma menaruh paper bag di tangan Nevan, paper bag itu berisi jaket Nevan yang dipinjamkan kepada Nazma karena waktu itu seragam Nazma basah.

"Jaketnya udah aku cuci."

"Boong ginjal lo gue ambil." Nevan mengeluarkan jaketnya dari paper bag tersebut.

Nevan mencium bau jaket yang sudah di cuci oleh Nazma.

"Aku nggak boong, aku beneran udah cuci jaket kamu sampek bersih."

Nazma bahkan mencuci jaket Nevan hingga dua kali, itu semua ia lakukan agar Nevan tidak marah. Nazma ingin urusannya dan Nevan cepat selesai, Nazma tidak tahu saja jika Nevan tidak akan melepaskan gadis itu dengan mudah.

"Asem." Hanya itu yang keluar dari mulut Nevan.

"Aku nggak punya uang buat beli sabun cuci yang mahal." Sejak tadi Nazma terus menunduk.

"Lo kenapa nunduk terus?" Nevan menatap Nazma tidak suka.

"Seorang wanita kan emang nggak boleh memandang laki-laki yang bukan mahram nya."

"Kata siapa nggak boleh? Boleh kalau nggak di sertai syahwat dan nggak mandang aurat laki-laki. Jangan-jangan lo suka lihat yang nggak-nggak makannya nggak berani natap gue."

Nazma menggeleng cepat dan langsung menatap Nevan, tapi dengan tatapan takut. Nevan langsung bisa melihat mata Nazma, jujur saja hanya melihat mata Nazma sudah membuat gadis itu terlihat cantik di mata Nevan.

Nevan sedikit berpaling, pipinya tiba-tiba terasa panas. Apa mungkin Nevan baper ditatap oleh Nazma? Tentu saja tidak mungkin. Di sisi lain Nazma tidak menyangka jika Nevan mengetahui ilmu agama, padahal dari luar Nevan terlihat sholehot.

"Kamu belajar ilmu agama?" Nazma memberanikan diri untuk bertanya.

"Iyalah, lo pikir gue cowok apaan?!" Nevan sangat sewot. "Sehabis maghrib gue sama saudara gue biasanya di ajarin nyokap isi al-qur'an, hadis-hadis, hukum-hukum islam, sama cerita islam."

Detik berikutnya Nevan tersadar. "Kenapa gue jadi curhat sama lo, nggak usah kepo lo sama idup gue!"

"Aku cuma nanya." Jelas sekali jika Nazma terlihat ketakutan. "Sekarang aku boleh pergi?"

"Nggak boleh, karena lo udah nyuci jaket gue walaupun baunya asem tapi gue tetep ada hadiah buat lo." Nevan menjeda ucapannya. "Hadiahnya, gue jadiin lo istri gue."

Nazma reflek menggeleng cepat membuat Nevan melotot.

"Ngapain lo geleng-geleng? Nggak sudi jadi istri gue?!" Nevan terlihat sangat galak.

Nafas Nazma tercekat. "Nevan aku nggak mau nikah---"

"Nggak mau nikah sama gue? Lo harusnya mau!" Nevan terus saja ngegas. "Lo dapet hukuman karena udah bikin gue marah ... hukumannya, kasih gue nomer hp lo."

Nazma menggigit bibir bawahnya di balik cadarnya, hukuman dan hadiah dari Nevan sama-sama aneh dan tidak benar.

'Aku nggak mau terjebak dalam kehidupan Nevan,' batin Nazma.

***

Saat di tikungan koridor tangan Nevan tiba-tiba ditarik oleh dua orang, dan pelakunya adalah Calvin dan Jeno. Nevan menatap kedua orang itu malas, tidak hanya ada Calvin dan Jeno, tapi juga ada Sean dan Iqbal.

"Cie ... demi malkist, jadi jaket yang dipakek Nazma itu punya lo?" Iqbal tersenyum jahil.

"Bukan," sangkal Nevan.

"Terus itu apa coba?" Calvin menoel paper bag yang dibawa Nevan.

"Apa sih?!" Nevan menyembunyikan paper bag itu.

"Cie Nevan suka cewek, sini divideoin dulu buat dokumentasi." Jeno mengarahkan kamera ponselnya pada wajah Nevan.

Sean terkekeh. "Lo serius mau nikahin dia? Lo beneran anggep serius tantangan itu?"

Nevan terdiam sejenak, mengamati wajah keempat sahabatnya. Semuanya tampak serius dan menunggu jawaban Nevan, mereka ingin tahu Nevan serius atau hanya main-main. Nevan sendiri bingung, lelaki itu sangat ingin menjadikan Nanaz sebagai istrinya.

"Kepo." Jawaban Nevan begitu menyebalkan, selalu itu kata andalannya.

"Bos, mending jangan deh. Jadi asisten kita aja, dinego deh jadi asisten nya seminggu aja. Nikahin anak orang terlalu menantang Bos." Kali ini Calvin dalam mode serius.

"Ketua Jevister dan anak sultan kayak gue, lebih suka yang menantang." Nevan berucap dengan santai.

"Tante Ajwa nggak bakal izinin lo nikah muda," ucap Sean.

***

Nevan berada di kamarnya sambil memperhatikan jaket yang telah di cuci oleh Nazma, lelaki itu juga mencium bau jaket tersebut. Sial sekali, wanginya begitu candu. Padahal Nazma hanya mencuci jaket itu dengan rinso seribuan.

Ternyata benar, kasmaran bisa membuat orang sinting. Nevan menggaruk telinganya yang tidak gatal, wajahnya memerah seperti orang yang sedang jatuh cinta. Nevan tiba-tiba teringat dengan mata Nazma yang begitu indah, gadis itu sangat cantik.

"Astagfirullah." Nevan langsung beristighfar.

Ajwa bilang lelaki tidak boleh membayangkan wanita yang bukan mahramnya dengan perasaan senang, karena itu bisa menyebabkan dosa.

"Gila nggak sih? Masa iya gue suka sama dia?"

Nevan menggeleng cepat. "Gimana kalau yang dibilang Calvin bener? Gimana kalau misal tuh cewek item, giginya maju, jelek, dekil, terus upil nya banyak?"

"Iyuuuuh." Nevan bergidik ngeri.

"Tapi gimana kalau dia cantik?" Definisi suka memandang fisik.

Senyum Nevan mengembang, tatapannya tertuju pada jaket itu. Disisi lain Arthan diam-diam membuka pintu kamar Nevan, anak laki-laki itu lantas masuk ke dalam kamar.

"Bunda, Abang gila! Masa jaket di senyumin!" teriak Arthan.

Nevan melotot dan langsung turun dari kasur, sementara Arthan sudah kabur terlebih dahulu.

***

Arthan sudah duduk dipangkuan Altair, sementara Nevan duduk di sofa paling pojok. Nevan memasang wajah memelas agar Ajwa tidak mengomelinya, wanita itu mengomelinya karena Nevan telah menjewer telinga Arthan.

"Lain kali jangan kasar, bisa kan adiknya dibilangin baik-baik. Arthan itu masih kecil, kamu sebagai Abang harusnya ngalah." Nada suara Ajwa terdengar lembut.

Arthan diam-diam menjulurkan lidah, padahal tadi sempat menangis. Nevan sudah menduga jika itu adalah air mata buaya.

"Bunda, dia ngejek Nevan." Nevan menunjuk Arthan.

Arthan menangis dan menyembunyikan wajahnya di dada Altair. "Ayah, Abang jahat."

Altair mengelus punggung Arthan. "Gapapa, jangan nangis. Biarin aja, entar Abang Ayah beliin pesawat."

"Keenakan dong Kak, harusnya Kakak nasehatin Nevan." Ajwa menatap Altair tak habis pikir.

"Nevan kamu jangan bikin adik kamu nangis, awas aja kalau bikin adik kamu nangis. Ayah beliin kamu bom nuklir sekerdus," ancam Altair.

Nevan berusaha untuk bersabar, orangtuanya tidak tahu saja jika anak kecil itu sangat menyebalkan. Apalagi Arthan, dia itu walaupun kecil tapi sangat pintar berdrama.

"Kamu ngerti Nevan?" Ajwa menatap putranya.

"Yes." Nevan menggeleng.

Melihat hal itu Altair berdecak pelan. "Kamu ini yang nurut dong Nevan, udah julit, ngomongnya nggak pernah difilter, kamu itu maunya apa?"

"Mau nikah," ceplos Nevan.

Altair memasang wajah galak. "Heh ngomong apa kamu barusan? Ulang coba!"

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!