NovelToon NovelToon
Melawan Kematian

Melawan Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Identitas Tersembunyi
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fukano Jr

Seorang pemuda bernama Riu Zin, yang dipenuhi ambisi dan keinginan yang membara untuk mencapai kekuatan yang luar biasa, sehingga ia bersedia untuk melawan bahkan kematiannya sendiri.

Meskipun menghadapi tantangan yang tampak tidak mungkin, seperti melawan Surga yang bagi manusia adalah suatu kemustahilan, namun demi kekuatan yang diimpikannya, ia rela menghadapi segala risiko, bahkan kematian pun sudah menjadi bagian dari kesiapan dan tekadnya. Dengan tekad yang teguh dan semangat yang membara, pemuda ini siap menghadapi segala rintangan dan tantangan, mengejar impian dan ambisinya dengan penuh determinasi dan keberanian yang luar biasa.

Ini bukan tentang mencari kesempurnaan,cerita ini tentang mencari Mati! Ambisi dari seorang Pemuda yang merasa tertantang dan mengikuti seseorang yang menurutnya bisa di andalkan.


Mari baca cerita Pertama ku ya

[ Karya asli]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fukano Jr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Melawan Iblis

Boom

Ledakan besar menggetarkan udara dan tanah seluas tiga ratus meter saat bola api menghantam Iblis. Dengan gesit, Riu Zin berada di bawah, mendorong dirinya untuk mengelak dari dampak ledakan. "Rasakan itu, seharusnya dia sudah terbaring tak berdaya, atau mungkin dia telah menjadi debu," ucap Riu Zin dengan keyakinan akan kekuatannya untuk menghabisi iblis yang masih samar dari ledakan tersebut.

Namun, keheranan kembali melanda Riu Zin saat melihat bahwa Iblis masih berdiri diam tanpa bergerak sedikit pun. "Apa? Bagaimana mungkin, itu teknik bola api membakar fondasi," ujarnya, tetap tidak percaya melihat bahwa Iblis tetap tak tergoyahkan.

Teknik "Membakar Fondasi" merupakan jurus berbahaya yang harus diwaspadai, karena mampu membakar tubuh dan jiwa seseorang yang berada di bawah tingkatan Puncak diri. Bahkan bagi mereka yang selevel dan berada satu tingkat di atasnya, risiko kematian sangat nyata. Hal ini memaksa Riu Zin untuk merenung kembali, seberapa besar sebenarnya kekuatan yang dimiliki oleh Iblis tersebut?

"Sudah susah payah aku mempelajari teknik terlarang ini diam-diam, tapi sekali pakai langsung tidak berguna di hadapan Iblis itu," gumam Riu Zin dalam hati, merasa frustasi karena kekuatan Membakar Fondasi bahkan tidak mampu berbuat apa-apa di hadapan kekuatan iblis.

Teknik itu bahkan pernah dilarang oleh pamannya untuk tidak menggunakannya, karena terlalu berbahaya bahkan untuk penggunanya sendiri. Sedikit bingung, Riu Zin merenung, apa lagi yang harus dia keluarkan; namun, setidaknya dia masih memiliki beberapa jurus andalannya yang bisa digunakan dalam menghadapi kekuatan misterius iblis itu.

Dengan tatapan kosongnya, Iblis memperhatikan Riu Zin, memiringkan kepalanya sedikit, dan bertanya dalam diam, "Apa yang akan dia lakukan?" Sedikit penasaran, Iblis mengamati Riu Zin yang tampak bersiap-siap untuk melakukan sesuatu.

Riu Zin, yang kini terbang ke atas searah dengan Iblis namun dengan jarak yang cukup jauh di antara mereka, meluruskan tangan kirinya ke depan. "Gerakan apa itu?" ucap Iblis dengan suara pelan, sementara tatapannya tetap kosong.

Aura merah mulai terkumpul penuh di tangan Riu Zin, membentuk roh busur panah yang elegan dengan polesan api yang membara. Di tangan kanannya yang memegang pedang, ia memasangnya di busur panah seolah menjadi busur yang panjangnya siap untuk meluncur ke arah iblis. Segala persiapan dan kekuatan yang terpancar dari Riu Zin menciptakan ketegangan yang memenuhi udara, menandai momen krusial dari pertarungan yang akan segera terjadi.

Kecepatan Riu Zin begitu memukau, seolah melintas seperti kedipan mata, saat ia melepaskan pedang yang diselimuti api dari tangan kanannya yang membentuk busur panah roh api.

Dentum!

Busur pedangnya kembali menghantam iblis yang tegar tidak menghindar, energi besar kembali mengguncang sekitar. Riu Zin masih belum puas, teringat kegagalan sebelumnya dengan Teknik Membakar Fondasi yang tak berguna.

Meskipun Teknik Membakar Fondasi jauh lebih kuat dalam aspek kekuatan, bahkan dari Teknik Roh Panah, namun Teknik Roh Panah memiliki potensi untuk melampaui kekuatan tersebut jika Riu Zin mencapai tingkat Lanjutan, sebuah tingkatan yang lebih tinggi dua tingkat dari tingkatan Puncak diri.

Iblis hanya diam, tanpa reaksi yang jelas. "Cuman itu yang bisa kau lakukan?" tanyanya dengan suara pelan namun sangat menusuk di telinga lawannya, membuat Riu Zin kehilangan kendali sejenak. Dengan wajah yang mencerminkan kegelisahan, Riu Zin menggigit rahangnya kuat, menahan gelombang amarah yang meluap.

Dengan tatapan tajam, ia memperhatikan sekeliling, mencari celah untuk serangan berikutnya. Namun, kekuatan dan tenaganya mulai menipis, darah mulai mengalir dari mulutnya, akibat dari penggunaan teknik terlarang yang membahayakan dirinya sendiri.

Riu Zin kembali memasang pedangnya di Roh Panah yang dihadirkannya kembali di tangan kanannya, tanpa jelas apa yang tengah dipikirkannya setelah sebelumnya tekniknya tak berdaya terhadap lawannya.

Dengan gerakan halus, ia melepaskan pedang yang dilapisi aura busur, membelahnya menjadi tiga busur yang melesat cepat menuju Iblis, hasilnya sudah dipastikan.

Iblis memperhatikan keberadaan Riu Zin yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya. "Boleh juga dia," gumam Iblis pelan, dengan satu tangan dia langsung menahan serangan pedang dari Riu Zin yang tiba entah dari mana muncul di belakangnya.

"Aku harus bisa menghabisi mu," ujar Riu Zin tegas, tanpa mendapat reaksi dari Iblis di hadapannya. Dengan gerakan lincah, Riu Zin mencoba menghantam bertubi-tubi dengan keahlian pedangnya. Meskipun puing-puing aura api berjatuhan di tanah, gerakan cepat Riu Zin belum mampu mengenai targetnya, sementara Iblis terus menghindar dengan lincah.

Pertarungan yang gesit membuat keduanya bergerak cepat melintasi langit, meninggalkan jejak energi yang membelah udara. Pohon-pohon di sepanjang hutan tampak seperti bayangan kabur saat keduanya meluncur melalui hutan dengan kecepatan yang luar biasa.

"Doom, Doom!"

Suara dentuman gemuruh bergema saat keduanya melintasi pohon-pohon dengan cepat, meninggalkan jejak aura merah dan hitam yang mempesona di langit cerah.

Bahkan, dentuman energi dari benturan keduanya saling bertabrakan, menciptakan tekanan besar yang dahsyat, membuat pohon yang mereka lintasi terhempas dengan kekuatan yang menakjubkan.

Satu lesatan pedang berhasil mengenai perut Iblis tepat di tengah, namun perutnya begitu keras sehingga tebasan kuat dari Riu Zin membuat pedangnya terpantul, dan tangannya yang memegang pedang gemetar seakan tersambar petir.

Riu Zin melompat ke pohon, tangan kirinya mencoba meredakan kejang tangan kanannya yang gemetar. "Tangan ku tidak bisa berhenti bergetar," ujarnya dengan cemas, meskipun tanpa tanda ketakutan. Meskipun mulai pasrah, gemetar tangan itu bukanlah karena ketakutannya.

"Apa kau ingin menyudahi perlawanan yang tidak berguna ini?" Iblis sudah berada di sebelahnya, bahkan duduk santai tepat di samping Riu Zin di batang pohon tanpa disadari oleh Riu Zin.

Wus!

Riu Zin kembali menebas pedangnya ke arah Iblis, tidak menyerah, sehingga batang pohon yang dipijak terpotong menjadi beberapa bagian dari satu tebasan Riu Zin.

Saat sedang melakukan serangan kembali, Riu Zin tiba-tiba teringat sesuatu, mulutnya terbuka sedikit seolah mengingat sesuatu yang penting. "Seharusnya pertarungan ini masih bisa dirasakan hingga ke kota, tapi mengapa tidak ada yang datang, satu pun yang datang?" Suaranya terdengar hingga telinga Iblis yang mendekatinya dengan cepat, sudah berada di samping telinganya.

"Jadi kau sudah mulai ketakutan ya, dan berharap bantuan akan datang," ujar Iblis dengan suara pelan dan serak, menusuk hingga membuat Riu Zin sedikit terkejut, seolah menerima fakta yang diungkapkan.

Riu Zin kembali menggerakkan pedangnya menyerang Iblis, mencoba menunjukkan senyum sinis nya, menegaskan bahwa dia tidak akan gentar. "Maaf saja, tapi perkataanmu terlalu berlebihan. Aku belum sepenuhnya mengeluarkan kekuatanku, aku hanya tidak ingin menimbulkan kehebohan di kota," ucapnya mantap.

Iblis tersenyum, namun tatapannya tetap kosong. "Kalau begitu, keluarkan lah semua jurus mu. Wilayah ini telah ku segel sejak awal pertarungan kita, dan tidak ada yang mengetahui." 

Mendengar itu, Riu Zin tertawa besar, seolah mendapat kabar gembira, seluruh tubuhnya diselimuti aura api yang membara. Dengan tatapan tajam namun sinis, dia menatap Iblis dan berkata dengan suara serak, "Aku akan mengantarmu sendiri ke neraka."

 

1
Aether Kong
MC-nya makin OP 😲
Aether Kong
MC-nya keren 😎
Aether Kong
yah kabur /Doge/
Aether Kong
lagi seru diganggu 🗿
Aether Kong
sikat bang...😎
Luka Ingin Mencintai
Semangat nulis, sampai tamat ceritanya 😘🥰
Gilang Alfritz
Sepertinya ada politik dalam para keluarga ini
Fuka ingin dicintai: Mungkin saja🤔
total 1 replies
Gilang Alfritz
Keadaan genting ini
Gilang Alfritz
jangan maksa lah bg
Gilang Alfritz
Betul juga🤔🤣🤣
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
hahaha gadis kucing?
Fuka ingin dicintai: siluman itu kak😊
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Rongsokan?
Aether Kong
mantap 👍
Aether Kong
latihan mlawan Kematian ya thor
Aether Kong
wah keren 😎
Aether Kong
wkwkwk siluman kucing rupanya
Aether Kong
awas jatuh bang
Aether Kong
namnya bikin laper Thor 🤤
Aether Kong
knp gak mau bunuh, iblisny galau ya
Aether Kong
Ibisny ngulue waktu, knp gak lngsung ambil aja jantung si Rui Zhin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!