REVENANT—Bangkit Kembali

Keesokan harinya.

Ibu Ratih masih dalam perawatan di rumah sakit.

Kayla dan Amarilys juga kembali ke sekolah setelah dua hari ijin tidak masuk sekolah. Khususnya Kayla yang sudah kelas tiga, dirinya diharapkan tidak terlalu banyak mengambil ijin tidak masuk sekolah karena persiapan ujian masuk universitas juga sudah dekat.

Saat Kayla masuk ke kelas, dia menemukan Nathan yang duduk tidak seceria biasanya.

Astaga. Aku sampai lupa tentang Nathan dan janjiku untuk menghubunginya.

Kayla merasa bersalah, jadi dia menyapa Nathan duluan dengan nada ramah.

“Halo, Nat.” Sapa Kayla saat duduk di kursi belakang.

“Halo.”

Nathan terlihat tidak bersemangat seperti biasanya. Jawabannya saja sesingkat itu.

Waduh. Kayanya dia marah ya.

“Ehm. Maaf aku lupa untuk mengabarimu. Soalnya keluargaku benar benar dalam kondisi yang sulit dijelaskan. By the way kamu kapan mengembalikan motorku ke rumah Nat?”

Jangankan janji menelepon Nathan, Kayla saja sampai lupa kalau dirinya menitipkan motor ke Nathan. Fokus Kayla hanya ke kondisi ibunya dan calon adik selama di rumah sakit soalnya.

Saat Kayla pulang dari rumah sakit, dirinya terkejut motor Kayla sudah terparkir rapi di dalam rumah. Jadi Kayla pikir Nathan yang berbaik hati mengembalikan ke rumah.

“Ck. Pacarmu yang mengambilnya dan mengantarkan ke rumah. Bukan aku.”

Rasanya baru kali ini saja Kayla mendengar Nathan menjawab dengan tidak ramah. Bukan itu saja. Perkataan Nathan yang tadi juga cukup aneh. Kayla sampai berpikir dia salah dengar jadi mencoba mengulang lagi untuk memastikan.

“Hah. Pacarku?”

“Pria yang waktu itu menghalangi dengan mobil. Dia bukan pacarmu?” Nathan bertanya lagi.

Apaan deh. Kok bisa bisanya Nathan mikir gitu. Aneh banget.

“Bukan lah. Dia sekretaris Ayahku.” Kayla mengklarifikasi dengan singkat.

Saat berbincang dengan Nathan sudut mata Kayla juga melihat suasana kelas sekitar. Kayla melihat Sheryl dan teman temannya sedang memandang tajam ke arah Kayla dan Nathan. Sepertinya hubungan mereka belum benar benar membaik.

Aduh mereka sedang melihatku.

Ingat Kay, kesepakatan yang sudah berjalan ini jangan disia siakan. Demi ketenangan di sekolah. Kayla membatin.

“Oh ya Nat. Hari ini hari rabu kan, kita main basket lagi ya setelah jam olahraga."

"Yes seperti biasa kan? Siap Kay!" Ternyata Nathan sudah kembali ramah lagi.

Kayla bersyukur Nathan memang orang yang baik dan ramah, sepertinya murid tampan itu sudah memaafkan Kayla dengan cepat.

Setelah mengajak Nathan, Kayla juga mengajak Sheryl, Katty, Chacha, Monic dan Putri. Sesuai kesepakatan, Kayla akan menjadi agent agar mereka juga bisa dekat dengan Nathan.

Sekaligus membuktikan bahwa hubungan Nathan dan Kayla murni berteman, tidak ada ke arah asmara sama sekali.

Tidak perlu menjadi teman baik Sheryl dan lainnya, semua sudah cukup kalau Kayla tidak dibenci dan menjadi sasaran perundungan lagi.

Begitulah niat Kayla menawarkan kesepakatan itu.

Cukup nekat, tapi sangat efektif untuk membuat ketenangan di sisa masa sekolahnya.

...🌻🌻🌻...

Setelah seminggu mendapat perawatan terbaik, Ibu akhirnya pulang ke rumah.

Ayah masih belum mengizinkan ibu kembali bekerja. Jadi sampai waktu yang belum ditentukan Ibu akan beristirahat di rumah.

Sampai saat ini Kayla masih menunggu hasil dari penyelidikan tentang siapa pelaku yang mengirimkan makanan berisi obat penggugur kandungan untuk Ibu.

Tapi baik Ayah maupun Ibu tidak terlihat mau membahasnya. Bahkan Kayla sudah bertanya ke sekretaris Gala, tapi dirinya juga tidak mendapay jawaban yang diinginkan.

Sekretaris Gala hanya mengatakan, bahwa semua hasil penyelidikan sudah selesai dilakukan, dan hasilnya sudah di sampaikan ke Ayah Arya.

Lantas kenapa mereka berdua masih tidak mengatakan apapun?

Karena Kayla juga ingin mendengar hasilnya, Kayla akan coba bertanya kepada Ayah dan Ibu saat makan malam hari ini.

Saat makan malam tiba. Kayla melihat situasi dulu sebelum bertanya. Hari ini tetap terlihat biasa saja, sama seperti sebelumnya.

Tidak ada tanda tanda mereka akan menyampaikan tentang hal yang ingin Kayla ketahui. Jadi Kayla memberanikan diri memulai bertanya.

"Ayah, Ibu. Apa boleh aku bertanya sesuatu." tanya Kayla.

"Tentu Kay. Tanya saja sayang." jawab ayah lembut.

"Apa sudah ada hasil dari penyelidikan tentang siapa pelaku yang mengirimkan obat itu."

Ayah dan Ibu terlihat kaget. Mereka berhenti makan dan saling memandang satu sama lain. Seperti berkomunikasi dalam diam.

Amarilys juga terlihat gugup mendengar pertanyaan Kayla. Amarilys dengan tiba tiba menghentikan makannya dan mengambil minum mungkin itu dilakukan untuk menutupi kegugupannya.

"Kami belum tahu hasilnya Kay. Nanti kita bahas ya." jawab Ayah tanpa kontak mata.

Tidak. Ini tidak benar. Mereka pasti sudah tahu, tapi kenapa harus menyembunyikannya?

"Apa lama sekali untuk mengetahuinya Yah? Kalau begitu kita lapor polisi saja."

Kayla dengan nada menahan marah kearah Amarilys yang sepertinya ketakutan mendengar kata polisi.

Kali ini kamu harus dihentikan Ly.

Kayla sudah bertekat kuat.

Bersambung

Arigatouu 🌻

Ku usahakan update tiap hari ya. Happy reading