Revenge Of Queen Devil

1 bulan berlalu dengan cepat setelah berita kematian Lydia,Lucy yang awal nya selalu menangis menunjukan wajah sedih dan lesu,kini berubah menjadi dingin,bahkan saat dia di cambuk pun tidak ada setetas air mata yang mengalir turun dari kedua mata Lucy yang kini hanya memancarkan kebencian yang amat dalam itu,membuat para bawahan Nicolas menjadi bingun dan memilih menelfon Nicolas yang tenga sibuk berkerja....

"Ada apa? Kenapa kalian mengangguku saat meeting?" tanya Nicolas melalui ponsel dengan marah.

"Ma-maaf Tuan,tapi kami punya kabar buruk," ucap bawahan Nicolas dari seberang ponsel.

"Kabar buruk apa? Cepat jelaskan," desak Nicolas yang sedang terburu-buru.

"A~anu,Tuan,Nyonya eh! Maksudku Nona Lucy hari ini tidak menampilkan reaksi apa-apa saat di cambuk," lapor bawahan tersebut terbata-bata.

"Cih! Cuman itu saja kalian panik,dasar tidak becus! Kalau dia tidak beraksi berarti kalian lemah,cepat beri dia hukuman 10 cambuk lagi dengan keras,atau aku yang akan kesana dan mencambuk kalian semua," desis Nicolas dengan kesal lalu mematikan ponsel begitu saja.

"Apa kata Tuan?" tanya teman nya dengan penasaran.

"Tu-tuan bilang kita cambuk lagi Nona itu,tapi-"

"Tapi kenapa?" tanya teman nya semakin penasaran.

"Tapi Nona itu terlihat sangat kurus dan lemah,kalau di cambuk terus menerus dia akan mati," jelas bawahan itu menunduk sedih.

"Hah,itu juga yang aku pikirkan saat ini,tapi mau bagaimana lagi,kita hanya bawahan,jadi kita hanya melakukan tugas kita,sebelum kita yang akan mengantikan tempatnya," ujar teman nya sambil menghela nafas berat.

Dan ya,Lucy pun kembali di cambuk 10 kali sampai pungung nya mengeluarkan darah segar dan terluka parah,namun tetap saja tak ada air mata yang keluar,kecuali suara desis....

"Hah,aku sudah tidak kuat lagi,Nona apakah kamu terbuat dari batu?" tanya bawahan Nicolas yang mulai kelelahan.

Lucy tidak menjawab apa-apa,ia hanya terdiam membisu,membuat para bawahan itu jengkel sendiri memilih duduk dan beristirahat,dan tidak sadar kalau Lucy sudah mendapatkan kunci borgol dan pintu ruangan yang terjatuh saat mereka sibuk mencambuk Lucy....

"Nicolas,berdoalah agar saat aku keluar nanti,kau bisa lolos dariku," batin Lucy tersenyum smirk.

Dan mereka pun kembali memapa tubuh lemas Lucy menuju ruangan,namun saat hendak membuka pintu teman nya menjadi kebingunan sendiri karna tidak mendapatkan pintu ruangan yang ia gantungkan di celana nya....

"Astaga gawat! Kunci nya hilang," ucap nya dengan wajah panik sambil meraba seluruh tubuh nya.

"Pasti kamu lupa menaru nya di ruangan interogasi tadi,sana cepat ambilkan," perintah bahawan dengan santai.

"Memang nya kamu tidak apa-apa kutinggalkan sendirian bersama dia?" ucap teman nya sebelum berbalik.

"Cih! Dia cuman Nyonya gila yang tidak diangap,jadi tidak perlu dihiraukan," ujar teman nya mengangap remeh Lucy.

"Baiklah kalau begitu,aku pergi dulu," bahawan itu pun berbalik dan pergi meningalkan mereka.

Karna suntuk teman nya itu pun mengeluarkan sebungkus rokok dari kanton,lalu ia berjalan menjauh sedikit dari Lucy dan mulai membakar rokok miliknya,saat sedang asik merokok dia tidak menyadari kalau Lucy sudah berada tempat di belakan nya,tampa membuang waktu Lucy langsung mengunakan rantai yang diikat di kedua pergelangan tangan nya lalu mencekik teman bawahan Nicolas hingga tewas tampa membuat suara....

"Istirahatlah dengan damai," gumam Lucy sambil terseyum smirk sambil melepaskan semua rantai yang ada di tubuh nya hingga selesai,lalu ia pun berjalan pergi.

Lucy yang sudah hafal dimana letaknya semua senjata langsung menuju kesana,dan mengambil beberapa senjata lalu kembali keluar sambil mengendap-ngendap....

Wiuuuu...wiuuuu...wiuuuu...sirens darurat dinyalakan dan mengema di seluruh markas,membuat para bawahan Nicolas berlari berhamburan mengambil senjata masing-masing untuk memburu Lucy....

"Waktunya berpesta," gumam Lucy sambil tersenyum girang lalu bersiap untuk menembak bahawan Nicolas yang berjumlah 20 orang.

Setelah bersiap Lucy mengolesi dirinya dengan oli hitam pekat dan mulai berjalan menelusuri lorong markas sambil memegan dua buah pistol yang sudah dilengkapi peredap suara dan mengalun samurai di belakan nya....

Satu persatu anak buah Nicolas Lucy habiskan dalam hitungan menit,dan kini sisa dua orang,Lucy yang sudah berlumuran dara memilih duduk santai sejenak sambil menyalahkan rokok dan mulai bersiul dengan semangat....

"Nyonya muda,kau sudah menghabisi temanku,maka tidak akan kubiarkan kamu lolos!" teriak bawahan Nicolas dengan emosi.

"Cih! Dasar boca tulang lunak,kau sangat meremehkan ku," desis Lucy dengan kesal lalu menarik keluar samurai yang ia bawa.

Lucy pun menghabiskan rokok miliknya,lalu mulai mencari bawahan Nicolas tersebut,dan tak lama mata tajam Lucy menangkap keberadaan bahawan Nicolas tersebut,lalu berlahan melangka tampa suara dan berdiri tepat di belakan nya....

"Sampaikan salam ku kepada teman mu," bisik Lucy menusuk bawahan Nicolas dari belakan hingga tembus kedepan.

Seketika bawahan Nicolas itu pun tewas di tempat,tampa rasa kasihan Lucy kembali menarik samurai tersebut dan berjalan pergi menuju pintu markas,saat tiba disana ia sudah ditunggui oleh salah satu bawahan Nicolas yang masih tersisa....

"Kamu sudah siap?" tanya Lucy menatap nya dengan dingin.

"Maaf Nyonya muda,tapi aku tidak bisa melawan anda,jika anda ingin mengambil nyawaku maka silahkan saja,tapi aku mohon berikan ini kepada istriku yang sedang mengandun," ujar nya sambil menyodorkan sebuah amplop kepada Lucy.

"Cih! Membosankan," cibir Lucy berlalu pergi.

"Tunggu Nyonya!" cegah bawahan Nicolas berlari kecil menghampiri Lucy.

"Ada apa lagi?" tanya Lucy menghentikan langka kaki dengan kesal menatap nya.

"Aku mohon Nyonya,kalau nyonya tidak menghabisi aku,maka Tuan akan melakukan nya," imbuh nya dengan wajah sendu.

"Hah,baiklah siapkan mobil dan kita pergi ke tempatmu,tapi aku ingin kamu membakar markas ini untuk ku," perintah Lucy memberikan syarat.

"baik Nyonya," sahutnya dengan senang hati dan mulai pergi untuk mencari bensin dan menyiram di seluruh markas,lalu korek api pun dinyalakan.

BOOM...suara ledakan hebat memporak-poranda markas Nicolas,sedangkan Lucy dan salah satu bawahan Nicolas sudah bekendara menjauh dari markas menuju kota....