Ratu Ular

Mbah Rejo menghidupkan senter kepala agar bisa melihat jalanan yang mulai gelap karena hutan memang terasa sangat angker. suara hewan malam mulai terdengar dan ini pasti nya sudah azan maghrib juga, ada rasa menyesal karena tadi tidak sholat dulu baru lah pergi kehutan mencari kambing nya, namun mau bagai mana lagi karena sudah masuk juga kedalam sini. mau pulang pun sudah tanggung karena sekarang sudah separuh perjalanan, yang membuat Mbah Rejo semangat itu dia mendengar suara kambing nya dari kejauhan dan itu pasti kambing milik nya, maka pria tua ini segera makin masuk kedalam hutan untuk mendatangi sumber suara kambing nya tadi.

Selain dia pemberani, Mbah Rejo juga punya sesikit pegangan sehingga dia merasa mampu untuk mengatasi bila nanti ada iblis yang usil untuk mengganggu nya, dalam hati berharap agar jangan mbah Sarmi penunggu hutan dekat air terjun saja yang datang untuk mengganggu nya karena dia pasti kalah telah di buat siluman tua yang menjadi momok menakutkan. Mbah Rejo semakin mempercepat jalan nya karena suara kambing itu menjerit bagai kan sedang kesakitan, tembak sudah ia siapkan bila saja ada hewan buas yang siap membunuh nya dan juga kambing peliharaan nya yang sangat besar dan juga sangat ia sayangi karena itu yang paling bandot.

"Aduh kemana to kambing ku ini?" keluh Mbah Rejo yang sangat pusing sekali.

Sampai akhir nya masuk kian dalam dan dia melihat apa yang sedang terjadi pada kambing nya, di depan sana si kambing sedang memek8k kesakitan karena perut nya di koyak oleh manusia bertubuh ular, bahkan dengan rakus nya dia memakan semua isi perut nya seolah tak ada rasa jijik. Mbah Rejo tidak bisa bergerak dari tempat nya karena dia sudah terpaku dengan apa yang sedang ia lihat ini, bagai mana bisa kambing masih hidup tapi perut nya di robek dan di makan dengan sangat rakus sekali.

Bukan daging nya yang di makan oleh siluman ular ini, melainkan jeroan nya saja sampai dengan usus yang panjang menjuntai, ibarat kan orang yang sedang makan mie instan lezat nya tak bisa di ungkap kan oleh kata kata. mual dan juga ketakutan lah yang di rasakan oleh Mbah Rejo, detik itu juga siluman ular langsung menatap dia sengit akibat lampu senter yang menyorot kearah nya, lagi enak makan makanan lezat tapi malah di ganggu dengan sorot lampu maka marah lah siluman ular ini, dia bangkit dengan ekor nya yang sangat besar berjalan mendekati Mbak Rejo yang belum juga bisa bergerak.

"Kau berani sekali mengganggu aku yang sedang makan." geram Sekar.

"J-jangan sakiti aku, aku datang kemari hanya untuk mencari kambing ku." ujar Mbah Reso.

"Kambing mu sudah ku makan, mau apa kau?" Sekar berputar mengelilingi Mbah Reso.

"Ambil saja, ambil lah karena aku hanya ingin memastikan saja." Mbah Reso kian takut karena ekor ular itu membelit nya dari kaki.

"Memang sudah ku ambil, tapi sekarang aku masih lapar." bisik Sekar di telinga pria tua ini.

"Aku punya anak di rumah, tolong kasihani lah kami." hiba Mbah Reso.

Kraaaak.

Detik itu juga tubuh Mbah Reso berderak karena di belit dengan ekor nya Sekar yang sangat besar, dia tak memberikan pengampunan pada manusia yang sudah melihat wujud nya, siapa pun itu harus mati di tangan nya dan dia akan memakan jeroan yang sangat lezat dan juga nikmat. rasa nya tidak ada makanan lain di dunia ini selain jeroan yang paling enak, hanya satu itu dan tak ada dua nya lagi.

Ekor Sekar yang lancip bagai kan tombak itu menusuk bagian perut dan membelah nya sehingga darah pria tua ini mengucur begitu saja, setelah itu dia mengorek dengan tangan nya tepat pada bagian hati makanan favorit nya yang begitu gurih dan empuk sekali.

"Hmmmm enak sekali, kau yang menawarkan nyawa padaku tadi." lirih Sekar duduk di sebelah mayat.

Memakan camilan itu dengan sangat santai sekali seolah itu memang makanan biasa yang setiap orang biasa makan, bahkan setan lain yang sedang melihat Sekar pun jadi insecure karena mereka tidak pernah makan jeroan manusia dan juga hewan.

Makanan para iblis ini adalah bangkai hewan yang sudah membusuk, Sekar mana level makanan begitu karena dia mau nya yang masih segar dan fresh agar krenyes saat di kunyan di mulut ini, bila ada suara kriuk kriuk nya dia akan sangat senang sekali dan itu seolah membuat candu.

"Jangan sampai cari gara gara dengan dia, ku dengar Lembu iblis sudah di makan jeroan nya sama dia." ujar genderuwo pada istri nya.

"Aku takut sekali sekarang kalau sampai papasan dengan dia, oh aku sangat tidak bisa membayangkan sakit nya bila hati ku ini di ambil." Wewe gombel ketakutan sendiri.

Para iblis jadi berbincang tentang Sekar yang menurut mereka begitu menakutkan untuk di lihat, rasa nya mereka akan selalu waspada bila suatu saat kena masalah dengan siluman ular satu ini, sedangkan yang sedang di bicarakan hanya santai saja menikmati ginjal nya Mbah Reso yang sangat manis di lidah nya.

"Bodoh sekali kau, Arya! hidup jadi iblis seenak ini kok malah susah payah jadi manusia." sinis Sekar.

Rasa nya memang Arya bodoh sekali karena memilih jadi manusia saja, padahal jadi iblis tidak lah seseram yang orang lain lihat, mungkin saja orang lain akan takut melihat mereka yang sangat seram. Sekar juga bingung kenapa semua nya takut pada dia, padahal kan dia adalah iblis kemarin sore yang bisa di bilang masih bocah ingusan. tapi semua iblis sudah takut, nanti susah nya saat rumor tentang dia sudah tersebar dan ada iblis kuat yang ingin mencoba maka mau tak mau Sekar harus menghadapi nya.

"Ku rasa nanti setiap hari akan ada duel di sini." tebak siluman babi.

"Susah nya kalau dia membuat onar dan memakan semua hati iblis, kan bisa habis nanti iblis di alas ini." cemas Wewe gombel.

"Suruh saja dia makan semangka mu itu, dari pada tergantung besar dan membuat mu bungkuk." seru genderuwo.

"Jangan sembarangan kau ya, ku tampar juga mulut mu itu lama lama." kesal Wewe gombel karena genderuwo main fisik.

Semua nya sibuk bergosip riang karena ulah nya Sekar yang makan jeroan, bukan hanya milik hewan saja, dia juga makan milik sesama iblis dan juga bangsa manusia.