Transmigrasi Carra

Tringgg...

Istirahat pertama Carra dan Terra langsung pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar, teman sekelasnya juga sudah berhamburan ke kantin, hanya ada beberapa murid saja yang dikelas.

Setelah sampai dikantin terlihat semua siswa/siswi melihat kearah mereka berdua tepatnya kearah Carra. Mereka semua yang melihat kearah Carra menatap kagum, terpesona dan juga iri. Jelas saja Carra memiliki rupa yang sangat cantik jadi tidak heran jika Carra menjadi pusat perhatian.

"Lihat tuh Car, mereka semua terpesona sama kecantikan lo" Terra bangga karena dia bisa menjadi teman pertama Carla yang cantik ini.

"Jalas! gue memang selalu mempesona" Carra menggidikan bahunya acuh, dia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, jadi tidak heran lagi karena itu makanan sehari-hari dia di dunianya dulu.

"Dasar sombong" Terra terkekeh, ternyata teman barunya ini sangat narsis juga.

Mereka berdua lalu beranjak kearah meja yang menghadap lapangan langsung.

"Mau pesen apa Car?"

"Ada bakso gak Ter?"

"Ada. Lo mau pesen bakso?"

Carra mengangguk. "Iya deh, minumannya es teh ya Ter" Terra pun beranjak ke stand makanan yang menjual bakso sesuai pesenan Carra.

Kantin DHS ini ada dua, satu dilantai dua dan satunya lagi di lantai tiga. Carra dan Terra memilih kantin yang berada dilantai dua yang paling dekat dengan kelasnya. Sebenarnya mereka hanya malas jika harus ke kantin yang berada dilantai tiga, apalagi kelas mereka ada dilanti satu. Jadi sangat membuang-buang waktu jika harus ke kantin yang berada di lantai tiga. Sekolah DHS ini memiliki tiga lantai, lantai pertama untuk kelas 10, lantai ke dua untuk kelas 11 dan lantai ke tiganya untuk kelas 12.

Setelah beberapa saat Terra datang membawa pesanan Carra dan juga Terra tentunya.

"Ini pesenan lo Car" Carra mengambil mangkuk bakso yang disodorkan Terra.

"Thanks Ter"

"Yoi" Terra duduk di depan Carra. Lalu mereka berdua menikmati makanan mereka.

Baru beberapa suap mereka makan langsung dikagetkan dengan kehebohan kantin yang melihat kedatangan Arka dkk.

"Kyaa.. Arka tampan banget sih"

"Gila! badan Black kekar banget ya ampun, adek kuat beberapa ronde bang"

"Duh calon imam gue kenapa pada ganteng banget sih"

"Dek gak bosen apa ganteng terus? hati kakak berdebar-debar nih"

"Ke KUA yok dek"

Teriakan heboh para siswi terus bergema di kantin, sedangkan yang diteriaki terus berjalan dengan Bailen, Abino, Valo, dan Adrisna yang terus tebar pesona, hanya Arka dan Black saja yang hanya menunjukan raut dingin dan datarnya. Mereka terus berjalan hingga melewati meja yang di duduki Carra dan juga Terra, mereka berhenti sejenak untuk menyapa Carra.

"Halo cantik" Sapa Valo ke arah Carra.

"Buaya mulai beraksi" Gumam Terra menatap malas ke arah Valo.

Carra menaikkan sebelah alisnya lalu balik menyapa Valo. "Hai juga tampan" Ucapnya menyeringai manis.

Terra yang mendengar balasan Carra menganga tak percaya, Hem.. pelatih nih pasti si Carra. Terkekeh tak percaya Terra dengan teman barunya ini, dia pasti tidak akan mudah luluh dengan bujuk rayu playboy di depan mereka ini. Hampir saja dia mengkhawatirkan Carra akan luluh dengan rayuan mereka.

"Gila! gue di bilang tampan dong!" Ujar Valo heboh kearah teman-temannya.

"Dih pd banget lo"

"Cih Syirik aja lo Len"

"Mana ada syirik, gue aja gak nyembah patung" Sinisnya.

"ITU MUSYRIK GOBL*K!" Emosi Valo mendengar ucapan Bailen. Temannya satu ini suka sekali memancing emosinya heran.

"Udah lah cok, ribut bae lo berdua" Lerai Adrisna menatap jengah kearah mereka berdua yang sering sekali adu bacot.

Abino melihat kearah Carra lalu menyodorkan tangannya. "Hai kenalin gue Abino Sakana, cowok terganteng diantara mereka" Ucapnya tersenyum manis.

Carra menjabat tangan Abino. "Gue Carla, lo udah tau nama panjang gue bukan, jadi gue gak usah jelasin lagi kan" Abino mengangguk.

Plak..

Abino berdecak kesal dengan Bailen yang memisahkan tautan tangannya dengan Carra, padahal dia sedang menikmati tangan halus Carra tapi karena Bailen tautan tangannya dengan Carra harus terpisah. "Kalo gue Bailen Skylan, cowo termanis diantara mereka" Ucapnya dengan senyum playboynya.

"Ralat si najis maksud dia" Timpal Valo.

"Diem lo Val! ganggu aja" Bailen melotot kesal kearah Valo.

"Minggir lo" Valo menyenggol Bailen lalu gantian menjabat tangannya dengan Carra. "Kalau gue Valo Sadery, panggil aja aa, ayang, atau bebeb juga boleh" Ucapnya dengan menyugar rambutnya kebelakang.

"Dih si najis!" Sinis Bailen.

"Gue Adrisna Ibay Kalana" Adrisna menjabat tangan Carra, melepaskan jabatan tangannya lalu menunjuk kearah Arka dan juga Black yang memasang wajah dingin dan datarnya. "Nah kalau mereka berdua Arka Lengka Daneswa biasa dipanggil bos sama kita. Kalau disebelahnya itu Black Clovis Rodriguez" Jelasnya. Carra mengangguk mengerti.

Arka memandang Carra sejenak lalu mengalihkan pandangannya, berjalan ke meja belakang diikuti oleh Black dan juga teman-temannya yang lain.

"Duluan ya cantik" Ujar Bailen.

Setelah kepergian mereka Terra yang sedari tadi hanya mendengarkan interaksi Carra dan juga Arka cs langsung mendekatkan wajahnya kearah Carra.

"Car! lo harus jauhin mereka ber-enam!" Ujarnya dengan raut wajah yang serius.

Carra menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Mereka semua itu berbahaya!"

"Berbahaya? coba lo jelasin!" Terra mengangguk lalu mulai menjelaskan.

"Lo lihat mereka" Tunjuknya kearah Arka cs. Carra menolehkan kepalanya kebelakang. "Itu Arka yang tadi dikenalin Adrisna, dia itu bos mereka, sifatnya itu dingin dan misterius, dia orang yang berkuasa di sekolah ini, walaupun masih kelas 10 tapi dia sudah ditakuti oleh murid laki-laki di sekolah ini, waktu itu pernah ada kakak kelas yang menyinggung Arka dan keesokannya dia di kabarkan sudah meninggal dengan keadaan kepala nya yang terpisah dari badannya. Karena berita itu mereka para siswa laki-laki semuanya takut jika bersinggungan dengan Arka" Jelasnya lalu telunjuknya bergeser kearah Black.

"Kalau dia sama seperti Arka cuman bedanya aura Black lebih mengerikan, dia terlihat dingin dan tenang tapi ketenangannya itu sangat menghanyutkan. Dia jarang ngomong tapi dia lebih suka langsung menggunakan tindakan. Contohnya, pernah ada orang yang ingin menyabotase motornya saat Black akan tanding balap motor, dan lo tau apa yang Black lakukan?" Terra melihat kearah Carra yang serius mendengarkan, lalu lanjut menjelaskan lagi. "Dia menabrak orang itu dengan sadis menggunakan motornya lalu setelah menabraknya dia malah dengan santainya turun dari motor lalu memfotonya. Sepertinya untuk dia koleksi foto orang-orang yang berniat buruk dengannya"

"Ko lo bisa tau?"

"Gue jelasin dulu, lo diam dulu oke?" Carra mengangguk, lalu Terra mulai menjelaskan lagi.

"Nah kalau empat temannya itu.." Tunjuknya kearah Adrisna, Abino, Valo, dan Bailen. "Aura mereka memang friendly ke semua orang, tapi.. lo jangan salah sangka, justru karena sifat mereka itu untuk menggaet para kaum hawa untuk mendekat, dan setelah mendekat mereka semua akan memacarinya, tapi yang membuat mereka berbahaya adalah setelah dua minggu pacaran dengan mereka ntah kenapa semua cewek yang dipacarinya itu pasti meninggal setelah mereka putuskan pas sudah genap dua minggu" Jelasnya, Terra mengambil es teh nya lalu meminumnya, capek juga menjelaskan panjang lebar.

"Sepertinya lo tau banyak tentang mereka. Tau dari mana?!" Tanya Carra penasaran. Sebenarnya Carra sudah mengetahui sifat mereka dari novelnya saat temannya menceritakan novel itu, tapi Carra merasa ada yang janggal dengan semua ini, ntahlah dia pun bingung apa yang membuat dia merasa janggal.

"Gue tau dari Bokap, ortu gue sama ortu mereka itu partner bisnis jadi begitulah" Carra mengangguk mengerti lalu melihat kearah Arka dkk. Carra merasa ada yang aneh dengan ini tapi apa?.

Tanpa Carra sadari ada seseorang yang menatap penuh arti kearah mereka, tatapannya sangat misterius hingga mampu membuat orang yang melihatnya menaruh curiga kearahnya. Orang misterius itu lalu beranjak dari mejanya dan pergi entah kemana.

"Yok Car ke kelas, udah bel juga" Carra mengalihkan pandangannya ke Terra lalu berdiri dari kursinya. Mereka berdua segera keluar dari kantin kearah kelas mereka.

Setelah kepergian mereka terlihat si setan muncul di sudut pojok kantin.

"Hihi.. dia mulai beraksi" Ucapnya penuh arti lalu dia segera menghilang lagi.

...

"Pulang sama siapa car?" Saat ini Carra dan juga Terra sudah berada di parkiran sekolah, setelah bel pulang berbunyi mereka berdua langsung bergegas menuju parkiran untuk pulang.

"Gue di jemput. Lo duluan aja"

"Oke. Duluan ya besty!" Terra langsung menuju ke mobilnya dan melajukannya.

Carra melihat supirnya sudah datang lalu segera beranjak pergi dari tempat parkiran menuju mobil jemputannya.