Transmigrasi Carra
Carra Fransiska Atmajaya gadis cantik dan cerdik yang memiliki pesona luar biasa hingga mampu membuat para kaum adam yang melihatnya pun terpesona hanya dalam sekali melihat. Wajahnya yang cantik jelita itu mampu menggaet kaum adam untuk mendekat kepadanya, hingga Carra yang memang memiliki julukan "sang penakluk para pria" itu pun memutuskan untuk memacari semua pria yang menembak dirinya, entah sudah berapa banyak pria yang memiliki hubungan dengannya.
Namun kejadian tak terduga menimpanya yang dimana tiba-tiba saja dirinya terbangun ditubuh seorang gadis cantik jelita pemilik rambut silver kebiruan dengan mata berwarna biru pekat sepekat lautan dalam yang menghanyutkan.
Menyadari ada hal aneh yang terjadi pada dirinya tentu membuat Carra syok tak bisa berkata-kata! bagaimana dirinya bisa terbangun ditubuh yang berbeda! Yah.. Carra akui pemilik tubuh ini sungguh lah sangat cantik, ah.. tidak! bukan hanya sangat cantik! melainkan memang benar-benar sangat cantik! sampai Carra pun tak bisa berkata-kata. Mungkin jika dibandingkan dengan dirinya yang pada dasarnya juga cantik pun akan kalah jika di sandingkan dengan pemilik tubuh ini.
"Apa ini! kanapa dia mengikuti gerakan gue!?" Telihat seorang gadis cantik yang sedang memandang dirinya di depan cermin terkejut dengan bayangan dirinya yang ada didepan cermin yang mengikuti dirinya. Pasalnya wajah yang ada di depan cermin itu bukanlah dirinya! melainkan wajah seorang gadis yang amat sangat cantik! tapi mengapa dia mengikuti gerakannya!?.
Gadis yang masih terkejut melihat bayangan dirinya didepan cermin itu adalah Carra. yah.. Carra Fransiska Atmajaya. Gadis yang dijuluki sang penakluk para pria.
Terbangun di tubuh yang berbeda tentu membuat Carra terkejut! pasalnya seingat dirinya dia sedang tidur di rumah sahabatnya, setelah lelah mendengar cerita yang diceritkan sahabatnya yang menceritakannya sebuah cerita novel yang berjudul "Pengendali Takdir" ber-genre Trailer-Romance.
Namun apa ini, kenapa dia terbangun di raga yang berbeda!?
Bukannya dia sedang tidur dikasur sahabatnya?.
Tiba-tiba saja kepala Carra mendadak sakit luar biasa. "AKHH.." Carra mengerang kesakitan memegang kepalanya yang berdenyut itu. Sekilas ingatan pemilik tubuh memasuki fikiran Carra.
"Car-la! berjanjilah ja-ngan percaya de-ngan orang disekitar mu, ter-masuk keluargamu!"
"Ungkalah semu-anya Carla! dan hidup-lah bahagia!" Ucap seorang wanita terbata-bata.
"Pergi Car-la! lari-lah! selamat-kan dirimu!" Teriak seorang wanita didalam mobil yang kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak darah berceceran di mobil dengan kondisi mobil terbalik serta kaca yang pecah.
Seorang gadis dengan berderai air mata disertai darah yang menetes dari kepalanya itu pun mencoba melangkahkan kakinya dengan tertatih-tatih untuk menjauh dari mobil yang sudah mengeluarkan banyak asap itu.
Tak lama suara ledakan pun terjadi.
DUARRR..
Suara ledakan mobil yang sangat besar itu meledak tepat di hadapan seorang gadis yang dipanggil Carla itu.
"Ukhh.. ingatan macam apa ini!, mengerikan sekali!" Carra duduk di tepi kasur, mencoba mencerna ingatan yang baru saja pemiliki tubuh ini berikan kepadanya.
"Jadi.. nama pemilik tubuh ini Carla?" Ucapnya kediri sendiri.
"Carla siapa anjir gue gak kenal ini orang! kenapa gue bisa berada ditubuhnya?!" Sungguh sial sekali nasibnya ini! Carra mengacak rambutnya frustasi.
Ceklek..
Suara pintu yang dibuka dari luar mengalihkan fokus Carra kearahnya.
Terlihat pasangan paruh baya menghampirinya dengan raut wajah khawatir menatap kearahnya diikuti seorang pria yang Carra yakini itu dokter.
"Ya ampun sayang kamu sudah sadar!?" Seorang wanita paruh baya menghampiri Carra dengan raut wajah khawatir.
"Sayang ada yang sakit hemm?" Sekarang gantian pria paruh baya yang bertanya kepadanya.
Carra yang diberikan pertanyaan oleh kedua pasangan paruh baya di depannya ini tentu saja bingung ingin merespon seperti apa. Pasalnya kenal saja tidak woi lah!.
"Kalian siapa?" Carra memandang bingung kearah pasangan paruh baya di depannya.
Terlihat pasangan paruh baya itu terkejut mendengar ucapannya.
"Ni orang tua dua siapa sih!" Ucap Carra membatin.
"Hiks..Sayang kamu gak kenal Mama?" Wanita paruh baya itu memandang sendu kearahnya.
"Ya kagak lah, pake nanya lagi" Batinnya.
"Kamu gak kenal Papah juga sayang" pria paruh baya bertanya kearahnya dengan tatapan sendu juga.
Carra memutar bola mata malas mendengar pertanyaan yang terus dilontarkan dari kedua pasangan paruh baya di depannya ini.
"Apa sih! Mama Papah apa? orang kedua ortu gue udah meninggal kok! ngaku-ngaku aja ni dua orang tua" Batinnya kesal.
"Dok cepat periksa anak saya! kenapa bisa dia tidak mengenali kedua orang tuanya!" Ucap pria paruh baya kearah Dokter yang sedari tadi diam di belakangnya.
Dokter itu pun segera maju untuk memeriksa keadaan Carra.
"Sepertinya nona Carla mengalami Amnesia Tuan, Nyonya" lapor sang dokter setelah memeriksa keadaan Carra.
"Amnesia apaan! orang gue inget nama gue itu Carra, ngadi-ngadi nih Dokter" Batin Carra sambil memutar bola mata malas melihat ketiga orang didepannya.
Wanita paruh baya itu menangis di dekapan sang suami setelah mendengar penuturan dokter.
Pria paruh baya itu mencoba menenangkan sang istri dengan terus mengelus punggungnya agar tetap tenang, lalu pria paruh baya itu melihat kearah dokter sambil bertanya.
"Jadi kapan ingatan anak saya bisa kembali lagi Dok?"
"Amnesia yang dialami nona Carla tidak permanen Tuan, jadi sebaiknya Tuan dan Nyonya harus sering mengajak nona Carla ke tempat yang sering nona datangi atau tempat yang memiliki banyak memori menyenangkan agar memancing ingatan nona Carla cepat kembali" Jelas sang dokter.
Mendengar penjelasan sang dokter kedua pasangan paruh baya itu mengangguk mengerti.
Setelah dirasa tidak ada hal lain lagi Dokter itu pun pamit undur diri.
Kini hanya ada tiga orang yang berada dikamar itu.
"Jadi nama aku siapa?" Tanya Carra setelah tadi terjadi keheningan diantara mereka bertiga.
Carra bertanya hanya untuk mengetahui nama pemilik tubuh yang sekarang sedang ditempatinya, dia tidak boleh gegabah dalam bertindak, apalagi mengingat sekilas ingatan pemilik tubuh yang tadi diberikan kepadanya yang mengatakan tidak boleh percaya pada siapa pun termasuk kepada keluarganya sendiri membuatnya harus berhati-hati apalagi dirinya tidak tau apa-apa tentang kehidupan pemilik tubuh ini.
Sudah dibilangkan Carra itu bukan hanya cantik namun dia juga cerdik dan penuh kehati-hatian, walaupun memiliki sifat yang cerewet, pemarah, dan jail. Tidak menutup kemungkinan bahwa Carra sangatlah pandai membaca situasi.
Pasangan paruh baya itu saling tatap "Biar aku saja yang menjelaskan Pah, sebaiknya papah keluar saja" Pria paruh baya itu mengangguk.
Setelah kepergian pria paruh baya itu, kini wanita paruh baya itu mulai menjelakan latar belakang Carra dan alasan mengapa pemilik tubuh ini dianggap amnesia oleh dokter.
Setelah selesai menjelaskan kepada Carra, wanita paruh baya itu pun pergi meninggalkan Carra sendirian di kamar, tak lupa mengecup dahi Carra singkat sebelum pergi.
"Jadii... raga yang gue masuki ini bernama Carla Ransiska Atmaja?" Ucapnya tak percaya dengan kenyataan yang ada.
Ya raga yang ditempati Carra adalah raga milik Carla Ransiska Atmaja. Putri dari keluarga Atmaja, dan nama kedua paruh baya tadi adalah Sandrio Atmaja dan Laras Atmaja yang menjabat sebagai kedua orang tua Carla.
Dan untuk alasan mengapa dokter mengatakan jika Carla hilang ingatan adalah karena sebelumnya Carla sempat pingsan tak sadarkan diri ditoilet dengan pelipisnya yang mengeluarkan banyak darah. Mungkin Carla tak sengaja terpeleset yang mengakibatkan kepalanya terbentur lalu pingsan.
Carra faham sekarang, ternyata dia masuk kedalam novel yang dibacakan sahabatnya sebelum dirinya tertidur.
"SIALAN! kenapa gue harus masuk kedalam novel itu sih anj"
Gila! ini bener-bener gila!, bagaimana bisa dirinya masuk kedalam novel yang isinya semua penuh dengan adegan pembunuhan? serta orang-orangnya yang tidak waras semua!.
"Huaa..sial sekali nasib gue!" Carra berteriak frustasi menghadapi kenyataan yang menimpa dirinya ini.
Jadi sekarang dia akan menjalani hidupnya sebagai Carla?
Gada pilihan lagi mau tidak mau Carra mulai sekarang akan menjalani hidupnya sebagai Carla Ransiska Atmaja!.
Lelah dengan fikirannya sendiri Carla pun memilih untuk tidur agar fikirannya tenang sebelum dirinya kembali bertarung fikiran lagi besok.
Namun belum juga semenit menutup mata, Carra kembali membuka matanya teringat akan satu hal.
Carra terduduk di kasurnya, terbengong sebentar dengan fikirannya yang berkecamuk kembali oleh pertanyaannya sendiri.
Jika dirinya ada disini lalu raganya bagaimana!?.
"Jangan bilang raga gue mati? Tebaknya yang membuat fikiran Carra memikirkan hal-hal terburuk yang belum tentu terjadi.
HUAAA.. GAK MUNGKIN KAN..!?" Teriaknya histeris.
"Gimana nanti nasib cogan-cogan gue disana!"
"Kasian mereka jadi janda.. eh.. duda maksudnya!"
"HUAA.. GUE MAU PULANG! HIKS.." Bukannya menangisi nasibnya yang berada disini malah menangisi para cogannya. Dasar Carra!.
"Bisa gila gue lama-lama!" Carra mengambil bantal lalu memukulnya kuat.
Larut dalam kekesalannya, Carra sampai tidak menyadari ada sesosok arwah yang melayang di depannya dan menyahuti ucapan Carra.
"Hihi.. lo gak perlu khawatir, raga lo hanya mengalami pingsan panjang"
Carra menolehkan kepalanya kedepan, matanya membulat sempurna melihat di depannya ada setan. "HUAAA ADA KUNTI BOGEL!!" Teriak Carra.
Mendengar teriakan Carra si arwah hanya mengelus dada sabar, untung dirinya gak punya penyakit jantung, kalau punya sudah dipastikan dirinya akan mati.. eh tapi kan ia memang sudah mati. Ah sudah lah.
"ANJ...HUAA ADA SETAN..!" Carra mengambil bantal lalu menutup mukanya menggunakan bantal.
Mendengar teriakan Carra, si arwah hanya mendengus kesal. Jadi dirinya setan atau anj? batin si arwah.
"Ets.. kalem dong ah, teriak-teriak mulu lo! meneng ngapa meneng" Ucapnya kearah Carra yang sekarang sedang menutupi mukanya dengan bantal.
Carra yang mendengar ucapan si arwah mencoba mengintipnya dengan menurunkan bantalnya sedikit.
Merasa si arwah tidak berbahaya Carra pun menurunkan bantalnya dan beradu tatap dengan si arwah.
"Ko lo bisa ngomong Tan?" Tanyanya setelah ia merasa sudah tidak takut lagi.
"Tan ten tan ten gue bukan tante lo" Si arwah mendengus kesal. "gue punya mulut ya bisa ngomong lah" lanjut si arwah menjawab pertanyaan Carra.
"Anj lah maksud gue setan nyet!" Jawab Carra sewot.
"Jadi gue anj, setan, atau monyet?" Tanya si arwah bingung.
Carra yang mendengar ucapan si setan menganga tak percaya akan pertanyaannya itu. "Gue bunuh juga lo setan" Ucapnya sambil melemparkan bantal kearah si setan, tentu saja bantal yang Carra lempar itu tembus.
"Ada perlu apa lo setan?" Tanya kepada si setan.
"Tadi gue denger lo ada bilang kalau raga gue pingsan panjang, apa itu benar?" tanya-nya lagi.
Si setan menggangguk membenarkan. "Iya. Raga lo aman. Hanya mengalami pingsan panjang saja sampai lo berhasil mengungkapkan misteri yang ada disini sampai tuntas!" Carra mengernyit tak suka kearah si setan, "Kenapa harus gue yang ngungkap misteri yang ada disini?"
Si setan menatap kearah Carra dengan pandangan yang sulit diartikan "Karena ini memang takdir lo" Carra menatap marah kearah si setan "Gue gak mau! gue mau pulang anj!" ucapnya membentak.
"Ungkap misteri yang ada disini dulu. Itu syarat agar lo bisa pulang keraga lo yang asli" Carra ingin menjawab lagi namun sebelum itu si setan perlahan menghilang.
"Woi setan mau kemana lo, jangan pergi woi! KEMBALIIN GUE DULU..!"
"DASAR SETAN..!" Teriaknya menggema diseluruh sudut kamar, untung saja kamar yang ditempatinya ini kedap suara jadi suaranya tidak sampai terdengar keluar.
Huaa.. terus dirinya harus bagaimana ini, masa dirinya terjebak disini sih.. !?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
🍾⃝ Nͩɪᷞᴋͧᴇᷡɴͣ🤎
Isekai secara tiba-tiba? tanpa harus di tabrak terlebih dahulu? Wih keren sih/Slight/
2024-07-04
2
putri cobain 347
absen kk, follback putri kak
2024-10-27
1
IndraAsya
👣👣👣
2024-11-06
0