NovelToon NovelToon
Terjebak Obsesi Dua Cogan

Terjebak Obsesi Dua Cogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa / Gangster
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

Seorang model cantik menjadi incaran 2 pria tampan yang terobsesi ingin memilikinya namun cara mencintai kedua pria tersebut membuat Azzura gadis cantik itu tidak nyaman dalam kehidupannya. Siapakah yang akan di pilih oleh Azzura?
🌸🌸🌸
Nantikan kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Zian mulai panik mendengar suara Azzura yang semakin kencang itu hingga orangtuanya merasa curiga.

"Jelas-jelas ada orang didalam. Cepat buka!" kata ayahnya menjadi geram.

Di depan orangtuanya Zian tidak bisa berkutik lalu membuka pintu kamar itu.

Dengan air mata yang berlinang Azzura berlari keluar dari kamar namun tersungkur karena kakinya yang lemas.

"Astaga! Azzura?" ucap ibunya Zian terkejut.

"Zian! apa-apaan ini?" tanya ayahnya marah.

Ibunya Zian membantu Azzura berdiri lalu membawanya duduk di sofa.

"Tante.. tolong bawa Zura pergi" ucapnya ketakutan.

"Iya.. kamu tenang dulu Zura.. coba katakan apa yang sudah Zian lakukan?" jawab ibunya Zian merasa cemas.

Ayahnya Zian membawa Zian untuk duduk bersama dan menjelaskan semuanya.

Plak!

Tamparan keras itu mendarat di wajah tampan Zian hingga merah.

"Apa ayah mendidikmu untuk bersikap kurang ajar seperti ini? hah?!" ucap ayahnya sangat marah.

"Ayah.. ini bukan seperti yang ayah pikirkan. Aku tidak mau kehilangan Azzura, aku mau menikahi Azzura tapi banyak orang lain yang mendekati Azzura" jawab Zian.

"Astaga.. dari mana kamu memiliki sifat seperti itu Zian? bukan begitu caranya kalau kamu mencintai seseorang. Zura maafkan kelakuan anak Om, ya? kamu pasti sudah menderita selama ini" ucap ayahnya merasa frustasi dengan kelakuan Zian.

Azzura hanya menangis mendengarkan semua yang mereka bicarakan dengan bersandar di bahu ibunya Zian.

"Zura.. Om harap kamu bisa membiarkan masalah ini meski perbuatan Zian sangat berlebihan. Apapun yang kamu inginkan Om siap memberinya dan Zian akan kami bawa keluar negeri agar dia tidak mengganggumu lagi" ucap ayahnya lagi.

"Apa?! apa maksudnya ayah? aku nggak mau jauh dari Azzura, gimana bisa ayah berbuat kejam ke anaknya?" kata Zian tidak terima.

"Diam!! kamu tidak berhak bicara lagi disini" pekik ayahnya Zian melirik ke arahnya dengan tatapan yang tajam.

Azzura kini merasa sedikit lega karena orangtua Zian tidak membela perbuatan anaknya yang salah.

"Aku mau pulang" pinta Azzura masih menangis.

"Baiklah, Om dan tante akan mengantarmu pulang!" jawab ayahnya Zian.

"Kalian cepat pegang anak nakal itu!" perintah ayahnya Zian ke anak buahnya yang ikut bersamanya.

"Siap Bos" jawab mereka serentak.

"Tunggu! apa yang kalian lakukan? ayah? ibu? Zura?" ucap Zian.

Azzura di bawa keluar dengan di dampingi ayah dan ibunya Zian lalu di antar kerumahnya dengan meminta maaf ke Azzura yang hidup sendirian karena orangtuanya tidak tinggal bersamanya jauh diluar kota.

Zian pun akhirnya di kirim ke luar negeri untuk introspeksi diri dan di berikan kesibukan untuk menjalankan bisnis keluarganya.

Hingga akhirnya setahun berlalu dengan cepat dan Zian kembali menemui Azzura malam itu.

"Seperti itu ceritanya Pak" ucap Azzura setelah menceritakan semuanya.

"Astaga.. aku tidak tahu kamu melewati hal seperti itu Azzura. Kedepannya jika orang itu mengganggumu lagi, jangan ragu untuk menghubungiku. Ini nomorku" jawab Aidan merasa iba.

"Tapi sekarang handphone dan dompet saya tertinggal di mobilnya Pak"

"Yasudah kamu jangan khawatir nanti kita cari solusinya setelah makan, ya?"

"Iya terimakasih Pak"

Dengan perasaan lega setelah bercerita, Azzura pun makan makanan buatan Aidan dengan lahap.

"Eum.. enak banget! ternyata Pak Aidan pintar masak, ya?" ucapnya sangat senang.

"Aku hanya terbiasa masak untuk di makan sendiri tapi syukurlah kalau menurutmu enak"

Setelah selesai makan mereka pun bersiap untuk pergi. Kali ini Aidan tidak menggunakan motornya karena takut Azzura kedinginan lagi sehingga dia menggunakan mobilnya untuk mengantar Azzura pulang kerumahnya.

Sesampainya di depan rumah Azzura, disana sudah tampak Zian yang sedang menunggu Azzura.

Azzura gemetar ketakutan melihat Zian hingga Aidan menyadari bahwa Zian lah orang yang sebelumnya di ceritakan oleh Azzura.

"Apa itu orangnya?" tanya Aidan merasa kesal.

"Iya Pak, terimakasih atas bantuannya Pak. Sepertinya mau tidak mau saya harus menemuinya" ucap Azzura hendak membuka pintu mobil.

"Tunggu!" Aidan menahan tangan Azzura.

"Kenapa Pak?" tanya Azzura.

"Aku juga akan turun, takutnya dia berbuat nekat" kata Aidan.

Tidak ada pilihan lain yang bisa di ambil Azzura sehingga dia mengiyakan ucapan Aidan.

Melihat Azzura turun dari mobil bersama pria lain membuat Zian sangat marah.

"Zura! kemana kamu semalam? aku kan cuma mau antar kamu pulang, kenapa kamu malah lari? dan.. siapa pria ini?" ucap Zian melirik tajam ke arah Aidan.

"Aku nggak percaya lagi sama kamu, Zian!" jawab Azzura dengan ketus.

Grep!

"Apa maksudnya? aku hanya ingin kita memulai lagi dari awal Zura, aku sudah berubah" jawab Zian menarik tangan Azzura.

Sret!

Aidan menarik tangan Zian agar tidak menyentuh Azzura lagi.

"Apa-apaan ini? jangan ikut campur!" ucap Zian marah.

"Apa anda tidak mengerti kalau Azzura tidak mau lagi berhubungan dengan anda?" kata Aidan dengan membusungkan dadanya.

Tubuh Aidan yang kekar dan berotot itu tak sebanding dengan Zian namun Zian tidak takut dengan apa yang Aidan lakukan untuk mengintimidasinya.

"Hey! lebih baik anda pergi karena ini antara saya dan Azzura, orang asing lebih baik pergi"

"Sudah jangan ribut" ucap Azzura merasa muak.

"Pak.. terimakasih atas bantuannya. Saya pamit masuk ke dalam rumah" kata Azzura ke Aidan.

"Tapi Azzura" Aidan tidak bisa berbuat banyak dan mencampuri urusan Azzura.

Namun dia masih berdiri di depan rumah untuk memastikan keselamatan Azzura jikalau Zian berbuat nekat lagi.

Kemudian Azzura berjalan ke arah depan rumahnya namun diikuti oleh Zian.

Zian mengambil tas Azzura untuk di kembalikan dan berharap Azzura mau menerimanya.

"Eum... pasti Zura mau membela ku kan? baiklah, aku datang kesini untuk mengembalikan tas dan handphone mu, pasti kamu kesulitan. Zura, aku menantikan hari dimana kita bisa menjalin hubungan lagi, aku sangat menderita jauh darimu Zura"

"Zian.. aku capek! apa nggak bisa biarin aku istirahat" pinta Azzura dengan kesal tanpa menoleh ke belakang setelah tasnya sudah kembali ke genggamannya.

"Oke.. aku nggak akan mengganggumu sayang tapi apa kamu mau memberiku kesempatan?"

"Semua tergantung sikapmu Zian. Jangan bahas sekarang! aku benar-benar lelah"

"Baiklah, istirahat yang cukup dan aku menantikan pertemuan kita selanjutnya"

Azzura menjawabnya dengan kata ambigu agar Zian berhenti mengikutinya karena jika dia menolak langsung pasti Zian akan berbuat nekat sama seperti sebelumnya.

Brak!

Azzura menutup pintu rumahnya dengan kencang tanpa menoleh.

Dia merasa tidak tenang setelau Zian kembali lagi dalam hidupnya yang sebelumnya damai tanpa dirinya.

Namun kini dia harus bersiap menghadapi obsesi pria yang mencintainya lebih dari apapun namun dengan cara yang salah.

Azzura kini harus bisa lebih pintar dalam menjawab pertanyaan dari Zian dan bersikap dengan benar jika ingin hidupnya tidak di kekang kembali olehnya.

1
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!