NovelToon NovelToon
Lemme Love You

Lemme Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Triple.1

Berniat ingin mengelabui sang ayah, Amber justru terjun bebas masuk ke dalam rencana dadakannya sendiri. Pria yang baru dikenalnya dan dimintai tolong untuk berpura-pura menjadi kekasihnya malah bersedia menikah dengannya.

Parahnya lagi, pria itu adalah seorang CEO muda yang sangat terkenal, kaya, tampan, dingin, dan tanpa emosi. CEO itu adalah Caesar Juan. Di usianya yang tidak muda lagi, dia malah terjebak dengan permainan seorang gadis kecil.

Namun, pernikahan mereka sangat dirahasiakan dari pihak Caesar.

Mengapa Caesar merahasiakan pernikahannya?

Bagaimana rumah tangga yang akan dijalani Amber bersama pria yang dia panggil paman itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triple.1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Paman baik, tolong aku!

Bzzt!

Bzzt!

Gadis cantik itu segera meraih ponsel yang terus bergetar di saku depan jaketnya. Entah sudah berapa kali panggilan masuk terus mendesak si gadis agar segera menjawab. Amber tidak perlu repot-repot melihat layar ponsel untuk mengetahui siapa yang terus menghubunginya. Ponsel itu terus bergetar di genggamannya seolah berdemo untuk segera dijawab. Saat ini, dia masih menunggu dua sahabatnya yang sudah berjanji akan membantunya.

"Aduh! Pada kemana sih?" kesal Amber.

Kedua netranya memandang nanar ke segala arah mencari bayangan dua sahabatnya itu. Waktu yang dijanjikan hampir tiba. Tidak mungkin Amber mengelak janji kali ini. Janji yang terpaksa dia penuhi.

Ingin menghubungi kedua sahabatnya, dia tidak bisa. Jika dia membuka ponsel otomatis status online langsung muncul. Bisa-bisa dia disemprot habis-habisan oleh si penelpon yang dari tadi menerornya.

"Aduh, Rose, Leon! Kalian berdua kemana sih?" Amber menggigit bibir bawahnya hingga memucat lalu memerah setelah dia lepaskan.

Jarum jam di tangannya menunjukkan hampir pukul empat sore. Waktu yang dijanjikan untuk bertemu di restoran yang telah ditentukan oleh si penelpon. Amber sudah berada di restoran ternama itu sekitar satu jam yang lalu karena janji temu dengan kedua sahabatnya. Namun, hingga waktu menjelang pukul empat, batang hidung kedua sahabatnya belum terlihat.

Karena terlalu lama menunggu di luar restoran, Amber memilih masuk ke dalam lebih dulu dan memilih tempat di sudut. Tempat yang cukup jauh dari pandangan. Gadis itu mengetuk-ngetuk meja dengan pandangan menerawang jauh ke luar restoran hingga tidak memperdulikan seorang pelayan wanita yang sedang melayaninya.

"Permisi mba, ini menunya," ucap si pelayan sopan.

Melihat si pengunjung tak menghiraukan, sang pelayan berusaha sekali lagi untuk mendapat perhatian.

"Permisi mba, ini menunya," ulang si pelayan sopan seraya mengikuti arah pandang si gadis cantik.

"Lagi nunggu orang kalinya?" si pelayan bergumam nyaris tak terdengar.

"Eh, kucing!" seru Amber sambil menepuk dadanya pelan akibat terkejut dengan sosok seorang perempuan yang berdiri di sampingnya. Saking fokusnya melihat pintu utama restoran, dia tidak menyadari kehadiran si pelayan.

"Ya ampun, mba! Bikin kaget saja," ucap Amber

"Mba-nya lagi nungguin seseorang ya?" tanya si pelayan sambil senyam-senyum.

"Iya," jawab Amber sambil tersenyum.

"Sama kek om-om yang di sana," tunjuk si pelayan ke arah kanan Amber.

Tanpa aba-aba, Amber mengikuti ujung jari telunjuk si mba pelayan. Benar saja, ada seorang pria yang sedang duduk sendiri yang berjarak dua meja darinya. Amber tidak bisa melihatnya dengan jelas karena pria itu duduk sejajar dengan dirinya dan sedikit tertutup oleh tubuh si pelayan yang berdiri di sampingnya.

"Dari tadi tuh om-om sendirian aja," timpal si pelayan.

"Sama kayak mba deh. Sama-sama nungguin orang keknya," oceh si pelayan semakin tak karuan.

Amber sedikit terkejut mendengar penuturan si pelayan. Kenapa dia dan si pelayan malah bergosip. Anehnya, dia tidak merasa terganggu oleh tingkah pelayan itu justru merasa sedikit terhibur. Sejenak, Amber melupakan kegelisahan di hatinya hingga sosok yang selalu dia hindari dari tadi muncul dari pintu masuk restoran.

"Gawat!" seru Amber

Dengan tangkas dia mengambil buku menu yang tergeletak diatas meja lalu menutup wajahnya dengan sesekali menatap sosok itu.

"Kenapa mba?" tanya si pelayan heran.

"Ngga kenapa-kenapa mba," jawab Amber sambil menyembunyikan wajahnya dibalik buku menu.

"Lha! Ngga kenapa-kenapa, kok sembunyi mba?" si pelayan terkekeh melihat tingkah lucu gadis cantik itu.

Sosok itu memasuki restoran dengan elegan. Di samping pria itu ada seorang wanita yang merangkulnya dengan mesra. Wanita itu terlihat sangat anggun dan cantik di usianya yang sudah menginjak kepala empat.

"Aduh! Benar-benar apes dah!" gerutu Amber.

"Mba! Mba!" seru si pelayan.

"Sst!" Amber meletakkan telunjuk kanannya di depan bibir.

"Kenapa sih mba?" bisik pelayan.

"Bapak dan ibu yang baru masuk tadi sudah duduk belum?" balas Amber berbisik.

Si pelayan langsung mengedarkan pandangan ke arah tamu yang dimaksud.

"Sudah mba. Sekitar tujuh meja dari sini, di bagian tengah," jawab si pelayan. "Oala, jangan-jangan mba agen mata-mata!" timpal si pelayan sambil menutup mulut.

Amber bergidik geli mendengar si pelayan memandang tinggi dirinya. "Kau terlalu memandang tinggi diriku, mba Meita," jawab Amber malas.

"Mereka orang tuaku," timpal Amber.

"Saya pikir mba lagi buntutin mereka," jawab si pelayan sambil terkekeh.

"Eh, kok mba tahu nama saya?"

Amber menunjuk bagian dada kanan atas si pelayan.

"Hehehe, saya lupa kalo ada name tag," jawab si pelayan malu-malu.

"Jadi, mba sudah mau pesan makanan atau belum?" Si pelayan memastikan tugas utamanya selesai. Meski dia senang dengan pengunjung yang satu ini namun tugasnya sebagai pelayan harus diselesaikan.

"Air sejuta umat tapi hangat ya, mba."

"Hah! Air sejuta umat? Di dalam menu ngga ada namanya air sejuta umat, mba."

Amber menepuk kening sambil menggeleng geli. Dari sekian banyak tempat makan yang dia datangi, semua pelayan tahu apa itu air sejuta umat. Kecuali, pelayan yang satu ini.

"Itu loh mba. Air teh," jawab Amber santai.

"Ya ampun, mba!" ucap Meita sambil menepuk kening mengikuti gerak Amber tadi. Seumur hidupnya baru kali ini dia mendengar air sejuta umat itu julukan untuk air teh. Sungguhpun dia tinggal di kalangan menengah ke bawah. Teman-temannya tidak pernah menjuluki air teh sebagai minuman sejuta umat.

"Tapi dibuat hangat ya, mba," Amber mengingatkan si pelayan.

"Baik, mba. Saya permisi," jawab Meita sambil geleng-geleng kepala.

"Ada-ada aja," timpalnya sambil meninggalkan meja Amber.

Baru saja dia bernapas lega, ponselnya kembali bergetar. Jantung gadis cantik itu kembali berpacu dua kali lipat dari biasanya. Amber memicingkan mata dan mengukur berapa waktu dan jarak yang dibutuhkan untuk melakukan aksinya. Menurut perkiraannya tidak sampai dua menit, kedua orang tuanya akan mengetahui keberadaannya. Dia harus mengambil langkah seribu sebelum terlambat.

Amber mengedarkan pandangan. Tidak ada pilihan lain. Kecuali, pria yang duduk sebaris dengannya. Jika dia tidak salah menghitung, jaraknya kurang lebih lima meter dari tempatnya.

"Sudah ku putuskan!" seru Amber sambil menghambur ke arah target.

"Hai, paman!" sapa Amber.

Dengan cekatan dia merangkul lengan pria yang sedang asyik duduk sendiri. Pria itu terkejut namun dapat menahan keterkejutannya.

"Aku tidak ingat memiliki keponakan," jawab pria itu.

"Tentu saja. Aku bukan keponakanmu," balas Amber.

"Mengapa kau memanggilku paman?" tanya pria itu sambil mengalihkan pandangannya menatap Amber.

Amber terdiam melihat pria yang dia sebut paman. Wajahnya yang tampan mampu menghipnotis kedua netra Amber.

Pria itu menyipit saat tidak mendapat jawaban dari gadis yang memanggilnya paman.

Satu detik

lima belas detik

Satu menit

Pria itu menghela napas tertahan.

"Hei, gadis kecil!" seru pria itu.

Tidak mendapat jawaban, pria itu menaikkan sedikit volume suaranya.

"Hei, gadis kecil!"

Amber tersadar dari lamunannya. Untuk sesaat, dia merasa malu karena tertangkap basah memperhatikan ketampanan pria itu.

"Gawat! Hampir lupa!" seru Amber.

"Dengar, paman! Tolong bantu aku menjadi kekasih sementara!" pinta Amber.

Pria itu lagi-lagi menyipit.

"Untuk apa aku membantu mu?"

"Kumohon! Waktu ku tidak banyak."

"Apa kau sekarat?"

"Hah!" Amber memutar otak mendengar pertanyaan pria itu.

"Tidak juga," timpal Amber secepat kilat.

Pertanyaan pria itu tidak ada salahnya juga. Sekarat yang Amber maksud memang keadaanya saat ini sangat darurat. Pria itu kembali menyipit menuntut jawaban.

"Begini ..."

Bersambung

1
Wahyu Nengsih
😘😘😘
nova sari
aku mampir ka
📴
the next up kak, jgn lama² up nya krn ku sllu menunggu😁
novitanop
lanjut kkaakak
✮тιαɳα☘︎
hareudang hareudang 🔥🔥😅
lanjut kak
Triple.1: /Grin//Facepalm/
total 1 replies
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
bagus cerita'y kk, udh ngebut bca'y dri part 1 smpai yg ini, ayo kak the next up lgi
Triple.1: makasih kak
total 1 replies
Hielmeera🍒⃞⃟🦅
klo yg ganteng aja
💋ShasaVinta💋
Amber gak mau? Sini, aku aja lah yg habiskan uang suami amber ☺️
💋ShasaVinta💋
Di kutub utara robert malah ketemu beruang kutun yg lebih dingin lagi dibanding caesar.
Triple.1: eh, iya ya Mak...🤣🤣🤣
total 1 replies
💋ShasaVinta💋
Juliddd banget sih… masih pagi juga 😒
💋ShasaVinta💋
Yakin nih beneran sedih? 🫣
💋ShasaVinta💋
Olah raga jantung pagi2 ya, Amber 🤣
💋ShasaVinta💋
Terima nasib ajalah amber 🤣
💋ShasaVinta💋
Menang banyak nihhh 😊
Lulu
hati-hati jatuh cinta beneran lohhh...
💋ShasaVinta💋
Tengokin lah ke dalam … kali aja dapat jackpot 🫣
💋ShasaVinta💋
Yeee Si Paman malah ambil kesempatan nih
💋ShasaVinta💋
CEO mana tau warung pinggir jalan gitu amber. Caesar gak termasuk menjadi salah satu dr sejuta umat yg amber maksud 🤣
💋ShasaVinta💋
Untung si paman tampan ya 🤣🤣
💋ShasaVinta💋
Ya kali si amber malah ngobrol ma pelayan 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!