"Ini semua salah ku!, aku pantas mendapatkan semua ini" Suara hati Faela, tubuhnya terjatuh dari lantai tempat tinggal istri selingkuhannya.
Darah mengalir dari kepalanya dengan deras, dan dia menghembuskan nafas terakhir nya dengan mata terbuka memandang awan biru.
Tiba-tiba saja Faela melihat cat warna merah menyirami tubuhnya.
"Kamu tidak apa-apa? " Tanya Siska, teman kuliah Faela.
Faela lalu mengusap matanya dengan kain lap yang diberikan Siska.
Lalu dia melihat sekelilingnya dan dia berada di kampus lamanya.
Apa yang terjadi pada Faela?, Bagaimana kisah cinta Faela yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ms. simple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria misterius.
Akhirnya mobil mereka sampai ke sebuah perdesaan, Hugo yang heran dengan Fa ela untuk apa dia kemari.
"Sebenarnya tempat apa ini? " Tanya Hugo yang penasaran.
"Katanya kamu mau tahu siapa pacar simpananku?, disini tempat tinggal pacarku" Jawab Fa ela.
Hugo hanya terdiam dengan wajah yang ditekuk, Fa ela yang melihat ekspresi Hugo hanya tersenyum sendiri.
Tak beberapa lama mobil mereka berhenti di sebuah rumah perdesaan yang cukup besar, dengan beberapa ternak didepan rumahnya.
Hugo dan Fa ela lalu keluar dari mobil, dan mengambil barang yang dibawa Fa ela.
Mereka berdua langsung berjalan kearah rumah itu, Hugo melihat sekelilingnya dan dia melihat punggung seorang pria memakai jaket dengan tudung kepala berwarna hijau.
Ekspresi wajah Fa ela pun berubah dan meletakkan barang yang dia bawa di tanah. Dan berlari menghampiri pria tersebut.
"Apa dia kekasih Fa ela sekarang? " Pikir Hugo.
Fa ela lalu memeluk punggung pria itu, dengan senyuman lebar diwajahnya.
"Aku merindukanmu! " Seru Fa ela.
Pria itu terkejut dengan sikap Fa ela. Dan menoleh kearah Fa ela.
Dan membuka tudung kepalanya, dan ternyata dia bukan Rafi ayah Fa ela.
"Siapa kamu? " Tanya Fa ela yang terkejut.
Dan dia memundurkan langkahnya, Hugo pun menjadi kesal melihat Fa ela memeluk pria muda.
Saat Hugo akan menghampiri Fa ela, tiba-tiba dia terhenti karena ayah Fa ela keluar dari rumah itu.
"Fa ela! " Panggil Rafi sambil membawa keranjang sayur ditangannya.
"Ayah, siapa dia? " Tanya Fa ela.
Rafi pun berjalan mendekati Fa ela.
"Dia Jason, dia anak warga desa disini dan juga dia fans berat mu" Jawab Rafi.
Jason lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Fa ela, dan Fa ela menyalami tangan Jason.
"Saya fans Ela" Ucap Jason dengan tatapan bahagia.
"Salam kenal, kenapa kamu bisa tahu rumah ayahku? " Tanya Fa ela sambil tersenyum.
"Sebenarnya saya libur kuliah dan jalan-jalan kemari dan bertemu dengan om Rafi, setelah tahu kalau om Rafi ayah Ela aku jadi seperti takdir bisa bertemu dengan orang tua artis favorit ku" Ucap Jason.
Tiba-tiba Hugo menyela pembicaraan mereka berdua, dan berdiri di depan Fa ela dengan menutupi Fa ela terhadap Jason.
"Takdir apanya!, ini cuma kebetulan saja" Ucap tegas Hugo dengan nada marah.
"Justru aku yang mau tanya, siapa pria yang datang denganmu? " Tanya Rafi.
"Dia Hugo, teman kuliahku dan dia mau melihat suasana perdesaan jadi aku bawa kemari. Siapa tahu bisa membantu-bantu kita? " Ucap Fa ela.
Akhirnya Hugo mengenalkan dirinya kepada ayah Fa ela dengan sedikit kaku dan gugup, bagaimana pun juga dia pernah membenci Rafi.
Akhirnya mereka semua disuruh masuk, dan disambut hangat oleh Rafi dirumahnya.
Saat Fa ela dengan ayahnya berasa di dapur rumah Rafi.
"Siapa dia?, katakan jujur pada ayah" Ucap Rafi.
"Dia Hugo penerus grup GJ, yang pernah aku ceritakan pada ayah dulu" Jawab Fa ela.
"Oh, cinta pertama mu itu! " Seru Rafi.
"Ayah jangan keras-keras, nanti kedengaran dia" Ucap Fa ela.
"Tapi sepertinya disana dia sedang menatap Jason dengan memancarkan laser dari matanya" Ucap Rafi.
"Biarkan, dia tipe posesif. Makanya aku mempertimbangkan untuk membawa hubungan kita kemana? " Ucap Fa ela.
"Tapi sebenarnya dia benar-benar mencintaimu, ayah dulu juga seperti itu pada mamamu dulu. Lalat saja tidak boleh menyentuh kulitnya" Ucap Rafi.
"Tapi ayah, aku ini berkerja di dunia entertainment jika aku punya pacar seperti ayah bisa emosi dengannya" Ucap Fa ela.
"Sudah kita bawa buah ini ke mereka kasihan Jason, dia seperti patung" Ucap Rafi.
"Iya" Jawab Fa ela.
Fa ela pun menghampiri mereka dan mengajak ngobrol Jason, Jason dan Fa ela terlihat akrab dan mereka tertawa bersama.
Hugo yang melihat itu menjadi kesal sendiri, dan Rafi yang melihat ini menjadi senyum sendiri.
"Nak Hugo, bisa kita bicara di luar" Ajak Rafi.
"Baik paman" Jawab Hugo dengan gugup.
Akhirnya mereka berdua berada di teras rumah Rafi.
"Aku mau minta maaf padamu tentang kasus orang tuamu, jujur saja aku membantu tersangka itu hanya faktor kemanusiaan bukan yang lain" Ucap Rafi.
"Apa perlu aku bersujud didepanmu sekarang? " Tanya Rafi.
"Tidak perlu paman, aku juga sudah mulai melupakan masalah itu setelah bertemu dengan Fa ela" Ucap Hugo.
"Kamu masih menyukai putriku? " Tanya Rafi.
Hugo menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum diwajahnya.
"Kalau seperti itu kejar dia, tapi sepertinya Fa ela tidak suka dengan pria yang terlalu posesif" Ucap Rafi sambil menepuk pundak Hugo dengan cukup keras.
"Apa aku terlalu kelihatan? " Ucap Hugo.
"Tentu saja, wajahmu itu terlalu transparan" Ucap Rafi dengan senyum. "Masa remaja benar-benar penuh semangat, aku jadi teringat denganmu Vivian" Pikir Rafi.
Tak beberapa lama Jason kembali pulang, Fa ela lalu melihat Hugo dan Hugo yang tidak mengerti maksud pandangan Fa ela.
"Apa? " Tanya Hugo.
"Kamu tidak pulang? " Tanya Fa ela.
"Sekarang!, tapi aku ini rabun senja jadi tidak begitu jelas melihat jalan. Sepertinya aku akan bermalam disini" Ucap Hugo.
Tiba-tiba Rafi langsung meninggalkan mereka berdua.
"Aku mengantuk, jadi Ela kamu urus tamu mu itu" Ucap Rafi dan langsung menutup pintunya.
"Ayah ini, tidak bantu aku malah mendorongku kearahnya" Pikir Fa ela.
"Kami punya kamar dua,tapi sepertinya ayahku tidak suka tidur dengan orang lain jadi.. " Ucap Fa ela yang saat mau menjelaskan kepada Hugo tiba-tiba terpotong oleh Hugo.
"Disitu kamarmu?, tenang saja aku bisa tidur dengan siapapun! " Ucap Hugo dengan bersemangat, dan langsung menuju kearah kamar tamu.
Saat masuk Hugo melihat satu ranjang dengan ukuran kecil dan bantal dan guling cuma ada satu.
"Yang aku maksud ranjang kamar tamu kami kecil, apa kita bisa tidur disatu ranjang seperti itu? " Ucap Fa ela.
"Tentu saja! " Jawab Hugo yang gugup.
"Kalau begitu aku mau ke kamar mandi dulu" Ucap Fa ela yang buru-buru ke kamar mandi.
Hugo hanya terdiam memikirkan cara mereka berdua tidur diranjang untuk satu orang ini.
Sedangkan Fa ela sebenarnya lebih gugup dibandingkan dengan Hugo, tapi dia berusaha menutupi nya.
Sedangkan ditempat lain sebuah kamar yang dengan foto-foto Fa ela, sehari-hari, dengan lampu kamar yang redup dan seseorang yang sedang menonton video tentang Fa ela.
Yang tertawa dengan senyum, sambil mengigit kuku ibu jarinya, dia tidak terlihat wajahnya karena tertutup dengan kursi sofa besar.
"Cantiknya! " Seru pria misterius itu.
Ha..
Tawa yang menakutkan terdengar mengema di ruang itu.
