NovelToon NovelToon
Dara, The Posesif Dokter With Ex-Boyfriend

Dara, The Posesif Dokter With Ex-Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:berondong / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:73.3k
Nilai: 5
Nama Author: Isma Wati

Dulu Dara sangat membenci laki-laki yang menjadi pacarnya karena usia laki-laki itu lebih muda lima tahun darinya. Setelah lama tidak bertemu, laki-laki itu kini menjadi kepala rumah sakit ditempatnya bekerja.

Tapi di pertemuan kali ini, laki-laki itu seolah tidak mengenali Dara lagi membuat Dara jadi bertanya-tanya. Dan karena sikap cueknyalah yang membuat Dara bertekad membuat laki-laki itu jatuh cinta lagi padanya. Dapatkah Dara melakukan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Mingguan

Bangun tidur, hal pertama yang dilakukan Dara adalah mengecek ponselya berharap ada pesan dari seseorang memintanya datang karena membutuhkannya. Sayangnya tak ada yang mengirim pesan seperti itu. Hanya grup khusus para dokter dan grup khusus Ugd saja yang ramai hingga 99+. Dara hanya menscroll tanpa membaca isi grup tersebut kemudian menghapusnya.

Kringgggg... Kringgggg Panggilan dari Aira.

"Iya, Ai."

"Huaaaaa, Ra. Gue patah hati."

"Why? Kok bisa?" Dara berjalan membuka hordeng jendela, duduk disana siap mendengarkan curhatan sepupunya.

"Lo inget kan sama Mr Alex yang pernah gue ceritain?"

"Mister misterius itu?"

Aira disana mengangguk. "Dia nolak Gue. Sakit, Ra. Sakiiitt hati gue."

"Serius? Lo udah nembak dia? Daebak emang Lo."

"Tau nggak yang lebih bikin gue sakit hati lagi? Dia deket sama Lyla ketua tim gue." Terdengar Aira disana menangis.

"Wah parah. Ini nggak bisa dibiarin." Dara mengompori Aira bukan menenangkanya. "Gue sih gak terima."

"Gwencana, gwencana yo. Gue nggak akan nyerah sampe bisa dapetin dia." Hampir setengah jam Aira curhat padanya, nampaknya sinyalnya Aira tak bermasalah. Pasti gadis itu naik ke bukit agar bisa mendapat sinyal yang bagus.

"Ganbatte, Gue tahu Lo pasti bisa luluhin si mister misterius itu."

"Lo sendiri gimana sama Brondong Lo?" Aira menanyakan hubungan Dara dan Zyan.

"Nasib kita sama, Zyan nyuekin Gue."

"Ganbatte, Dara Danuarta. Gak ada kata menyerah buat-"

Tut ... Tut ... Tuttt ...

"Ck, gak ada sinyal lagi?" Desah Dara kesal karena masih ada yang ingin ia ceritakan pada sepupunya.

* * *

Dengan percaya diri Dara berjalan melenggak-lenggok di koridor rumah sakit menuju ruanganya. Dara menyadari jika dia menjadi pusat perhatian, namun ia tak perduli karena dia sendiri suka menjadi pusat perhatian padahal orang menatapnya dengan pandangan aneh.

"Dokter Dara kok pake rok? Emang nggak baca grup kalau kita sekarang nggak boleh pake rok?" Tegur Sarah, perawat yang berdiri di balik meja resepsionis.

"Kata siapa? Siapa yang buat peraturan aneh begitu?" delik Dara tidak percaya.

"Ya pak Zyan lah, Dok. Masa satpam didepan."

Dara melotot. "Kapan dia buat peraturan begitu?"

"Semalam."

Dara buru-buru mengambil ponselnya dari dalam tas untuk mengecek grup chat, namun sayangnya ia sudah menghapus semuanya. "Aishhhh, udah kehapus lagi."

"Hey, You." Dara menoleh menyadari jika orang tersebut memanggilnya. Dara memutar mata malas ketika tahu orang itu Emilio. "Kamu nggak baca ya? kalau mulai hari ini pak Zyan sudah membuat peraturan kalau semua karyawan Tiara Medika. Baik petugas medis maupun non medis nggak boleh pakai rok?"

"Maaf, Bapak ... Dengan Bapak siapa?" tanya Dara karena dia memang belum tahu nama Emilio.

"Nggak perlu tau," jawab Emilio.

"Saya nggak sempat baca, karena udah ketumpuk sama chat yang lain."

Emilio geleng-geleng kepala dengan alasan klasik Dara. "Kamu dipanggil sama Pak Zyan keruanganya," uajar Emilio berbalik badan menuju lift diikuti Dara.

"Aku yakin kamu tuh jadi dokter karena ordal." Sindir Emilio melirik Dara ketika di dalam lift. "Masa seorang dokter nggak baca teliti pesan sepenting itu. Bagaimana kalau meriksa pasien, bisa-bisa sakitnya apa diagnosanya apa."

"Aneh ya di gedung segede gini kok bisa ada suara jangkrik." Mata Emilio mendelik mendengar jawaban Dara, sayangnya ketika dia ingin membantah lagi ucapan wanita itu pintu lift keburu terbuka dan Dara sudah keluar lebih dulu.

"Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?" ujar Dara bertanya pada Zyan.

"Kenapa masih pakai rok?" tanya Zyan dengan ekpresi datar.

Dara terdiam sesaat dengan pertanyaan Zyan, kenapa laki-laki itu bisa tahu dia pakai rok? Tahu darimana? Namun Dara tak bisa menahan senyumnya menyadari jika Zyan memperhatikanya.

Dara memasang wajah memelas lalu mengatakan alasanya. "Maaf Pak, saya tidak mem-"

"Cepat ganti sana," perintah Zyan memotong ucapan Dara dengan menggerakkan kepalanya. Baru Dara mau bertanya ganti pakai apa, Zyan sudah bicara lagi. "Pakai celana itu." Zyan menggerakkan dagunya menunjuk sebuah paperbag yang ada diatas meja belakang Dara.

Oh my.... oh my.... Kenapa Zyan? Dara melongok tak percaya.

"Saya ganti di sini, Pak?" tanya Dara lagi belaga bego. Zyan mendelik sedangkan Dara hanya cengengesan. "Hehehe dibawah ada toilet ya Pak?" Dara pun mengambil paperbag itu lalu keluar dari sana.

Entah apa alasan Zyan membuat peraturan dengan melarang dokter dan para staff memakai rok, dan mengganti dengan celana panjang? Yang pasti itu akan terus menjadi pertanyaan dikepala Dara untuk mencari jawabanya.

"Aish, ngapain juga aku mikirin itu? Zyan yang sifatnya berubah aja aku masih nggak tahu?" dumel Dara sendiri. "Apa dia udah punya pacar? Terus menjaga perasaan pacarnya?" Dara berasumsi sendiri. Membayangkan itu saja dadanya terasa panas.

Dara membuka paperbag yang dibawanya tadi, namun alangkah kagetnya Dara mengira jika Zyan sudah menyiapkan celana yang mahal dan bagus untuknya. Namun celana yang diberikan Zyan malah celana laki-laki itu yang mana ukurannya dua kali lebih besar dari ukuran celana Dara.

"Hah, nggak mungkin kan gue pake celana ini? Yang ada gue bukan fokus ngurusin pasien, tapi sibuk megangin biar gak melorot." Desah Dara.

Karena memang tak mungkin memakai celana yang diberikan Zyan, Darapun tetap menggunakan apa yang ia pakai dari rumah.

Sebagai dokter umum yang jaga di bangsal UGD, sudah pasti Dara lebih sibuk dibandingkan dokter spesialis. Setiap hari ia menangani bermacam-macam pasien dengan berbagai macam keluhan dan penyakit, dan Dara selalu melayani pasienya dengan ramah seperti pesan maminya. 'Senyum dan keramahan kita kadang lebih manjur dari obat.'

"Dok, ini seragam baru buat kita." Suster yang jaga bersama Dara memberikan dua stel seragam diatas meja Dara ketika pasien mulai berkurang. Dara hanya melirik seragam itu tanpa berminat membukanya. "Gercep juga ya Dok kepala rumah sakit kita yang sekarang. Baru tiga hari tugas udah buat peraturan yang bagus, saya setuju kalau kita semua pakai celana panjang. Jadi nggak ada tuh yang pamer-pamersama udah buat seragam juga, sat set sat set." Suster tersebut tak berhenti memuji Zyan. "Beruntung banget yang jadi istri pak Zyan nanti. Udah ganteng, pinter, kaya lagi. Paket komplit banget."

Dara menarik sudut bibirnya, lihat saja nanti. Dia yang akan menjadi wanita beruntung tersebut.

* * *

Tepat di malam minggu, Dara yang jam tujuh malam sudah ada dirumah pun keluar lagi.

"Mau kemana sayang?" tanya Daniel yang sedang duduk di ruang keluarga pada putri tersayangnya yang menentang sebuah paperbag ditanganya.

"Ada perlu sebentar, Pi." Jawab Dara.

"Perlu apa? Sama siapa?" tanya Daniel ingin tahu detailnya.

"Temen, mau balikin bajunya."

"Papi anter." Daniel berdiri siap mengantar anaknya. Biasanya Dara keluar bersama Aira, Daniel tidak bisa membiarkan Dara keluar sendiri, biasanya ada Aira. Namun sekarang sepupunya itu sedang ada di luar pulau.

"Nggak usah, Pi. Aku cuma sebentar."

"Tetep Papi antar." Daniel tetap memaksa.

"Ihhh Papiii." Dara menghentakkan kakinya seperti anak kecil. "Kan aku bilang cuma sebentar." Dara menoleh pada Denisa yang sejak tadi cuma jadi pendengar. "Mi, bilangin sama Papi aku nggak bakal kenapa-napa." Rengek Dara minta tolong pada maminya. "Malam ini aja."

"Kamu ada ketemuan sama cowok? Mana cowoknya? Jangan jadi pengecut ngajakin anak gadis orang tapi nggak izin sama orang tuanya. Sini suruh menghadap Papi!" Sikap Dara yang seperti itu malah membuat Daniel makin curiga.

Bukan tanpa alasan Daniel bersikap overprotektif pada Dara. Dara sering bergonta-ganti pacar, gadis itu juga sering menangis karena disakiti oleh pacar-pacarnya itu. Terakhir, Daniel malah menangkap basah laki-laki itu memacari Dara dan Aira secara bersamaan tanpa kedua gadis itu ketahui. Sebagai mantan playboy tentu Daniel tidak rela anak gadisnya dipermainkan pria hidung belang.

Tapi, melihat wajah Dara yang sedih. Daniel berubah pikiran. "Jam sembilan sudah ada dirumah." Tegas Daniel memberi izin dengan syarat.

Wajah murung Dara seketika berubah ceria. "Thank you, Papi." Dara mencium pipi papinya. "Aku janji jam sembilan udah sampe rumah."

"Mau naik mobil yang ma--"

"Dara naik go-jek." Potong Dara berlari keluar.

Mau tahu kemana tujuan Dara? Kerumah Zyan dengan alasan mengembalikan celana laki-laki tersebut.

1
Yuliana Purnomo
heeemm ,,be akal' jua dara ,,agar Zayn perhatian
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Rupanya Dara mogok makan sampai sakit🙈
Tapi dpt perhatian dari Zyan kan Dara 🤗🤗🤗
Terima kasih upnya🙏🌷
Muhammad Dimas Prasetyo
sebelum dan sesudah menikah perlakuan Daniel ke dara sama aja,jadi berbesar hati ya zyan untuk menghadapi kelakuan mertua mu
Marni Pulpis
Mksih thor atas up nya.
elizanty arni
Boleh gak sih up lagi thor ekwkkwk
sundusiyah86
yaah kasian pengantin baru mas nginep nya d RS bukan hotel wkwkwkw lanjut Thor lanjut
Rachmawati 8281
Bininya sakit gegara dicuekin, dah baikan ...
Rachmawati 8281
bagus gitu, kasih shock terapi Zyan tuh istrinya biar kapok ...
Rachmawati 8281
anak nackal, maunya dikasih shock terapi dulu nih Dara, biar gak ngeyel ...
Nunung Sutiah
Crazy up...
Muliati Muliati
penasaran SMG sgr baikan dan menyadr kesalahan masing²
Yuliana Purnomo
nahh loooh,,bini sakit jadi nya kan gara 2 dicuekin
Yuliana Purnomo
nikah,,tapi dingin,, sakit gak. tuuuhh
Yuliana Purnomo
heemmm mony Marsha is the best
Jeffri Fajaruddin
lanjut thor
aca
cerai aja dara nikah gk di anggap. sakit
@Biru791
rajin up lah thour jangan gantungin aku
Marni Pulpis
Suka sekali q sama author karena up nya bnyk.
Muhammad Dimas Prasetyo
dara capek dengan kelakuan kamu zyan
Muhammad Dimas Prasetyo
zyan yakin mendiamkan dara..sayang lho dah halal tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!