NovelToon NovelToon
After Divorce

After Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Wanita Karir / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:109.2k
Nilai: 5
Nama Author: Desy kirana

Setelah 3 tahun bercerai dengan Dimas Anggara. Anna Adiwangsa harus kembali ke kota yang menorehkan banyak luka. Anna dan Dimas bercerai karena sebuah kesalah pahaman. Tanpa di sadari, ke duanya bercerai saat Anna tengah hamil. Anna pergi meninggalkan kota tempat tinggalnya dan bertekad membesarkan anaknya dan Dimas sendirian tanpa ingin memberitahukan Dimas tentang kehamilannya.
Mereka kembali di pertemukan oleh takdir. Anna di pindah tugaskan ke perusahaan pusat untuk menjadi sekertaris sang Presdir yang ternyata adalah Dimas Anggara.
Dimas juga tak menyangka jika pilihannya untuk menggantikan sang ayah menduduki kursi Presdir merupakan kebetulan yang membuatnya bisa bertemu kembali dengan sang mantan istrinya yang sampai saat ini masih menempati seluruh ruang di hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 (Revisi)

Sekitar pukul setengah 9, alarm yang ku pasang di ponsel berbunyi. Aku bergegas menuju ke pantry, meminta OG untuk menyiapkan minuman dan di ruang meeting. Setelah itu, aku menuju ke ruang meeting untuk mengecek semua kesiapan.

Ketika dirasa semuanya siap, aku menuju ke ruangan Dimas untuk membantunya bersiap.

Tok

Tok

"Masuk!" titahnya dari dalam.

Aku menekan handel pintu, lalu masuk dengan bibir tersenyum tipis. Aku melihatnya masih duduk santai di kursi nya, dan menatapku dengan tatapan yang entah. Aku tak perduli hal itu, mau bagaimanapun dia berpikir tentangku, aku benar-benar tidak perduli.

Aku berdiri di depan meja kerjanya dan menunduk sopan. "Tuan, rapat akan segera di mulai." ucapku, Kemudian bergeser ke samping untuk mengambil jas miliknya yang tergantung di capstok. Lalu membantunya memakaikannya ketika dia berdiri. Merapihkan dasi dan juga penampilannya.

"Apa mereka sudah datang?" tanya nya, dengan suara dingin, ketika aku masih merapihkan penampilannya.

"Hanya tuan River dan asistennya tuan."

Jawabku apa adanya dengan senyum yang tak memudar, tanpa menatap wajahnya.

Dimas menarik tanganku, dan melepaskannya dari jas nya yang sedang ku perbaiki penampilannya, kemudian berjalan mendekati pintu lalu menguncinya. Ia membalikkan badannya dan menatapku dengan tatapan sayu.

Aku di buat kebingungan dengan sikapnya. "Ada apa tuan? Kenapa pintunya di kunci? rapat akan di mulai pukul 9 sekarang ini." ucapku, dengan perasaan tak menentu.

"Aku ingin berbicara sebentar denganmu!" ucapnya. Tanpa mengalihkan pandangannya dariku.

"Apa yang eemmm!" belum sempat aku menyelesaikan perkataan ku. Dimas sudah lebih dulu membungkam bibirku dengan ciumannya.

Kejadian nya begitu cepat, sehingga aku tidak bisa mengelak dari ciumannya.

Aku memukul-mukul dadanya agar ia mau melepaskan bibirnya. Namun kedua tanganku malah di cekal. Ia mendorong tubuhku, hingga menempel tembok. Kemudian mengunci kedua tanganku diatas kepala.

Aku dibuat kewalahan dengan ciumannya yang sangat bringas, aku merasakan kerinduan yang membuncah dari ciuman yang Dimas berikan. Akupun merasakan hal yang sama, merindukan Dimas meskipun aku membencinya.

Namun, rasa benciku masih saja mendominasi. Meskipun hatiku masih menyayanginya.

Setelah nafasku mulai habis, barulah Dimas melepaskan ciumannya. Aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca karena kecewa dengan tindakannya.

"Dulu kau membuangku seperti sampah! Dan kali ini kau juga memperlakukanku seperti wanita murahan. Belum cukupkah kau membuatku hancur dan terluka." ucapku dengan suara serak.

Aku melihatnya menatapku dengan tatapan penuh penyesalan. "Maafkan aku Anna, aku tidak bisa menahan diriku. Aku sangat merindukanmu An. Aku masih mencintaimu." ucapnya.

"Cih!" aku berdecih, dengan senyum hambar.

"Cinta?"

"Sebaiknya fokus lah pada pernikahanmu dan Lisa. Aku dan kamu tidak lagi memiliki hubungan apapun. Kita hanya sebatas atasan dan bawahan tidak lebih, jadi aku mohon sekali. Jaga batasanmu." ucapku ketus. Lalu mendorong tubuhnya, dan bergegas keluar dari dalam ruangannya.

Menuju ke kamar mandi, untuk meluapkan tangisanku yang tertahan. Aku merasa Dimas benar-benar telah menginjak harga diriku.

Setelah puas melepaskan sesak di dadaku, aku membasuh wajahku dengan air, untuk menghilangkan jejak airmata, kemudian keluar.

Aku kembali ke meja kerjaku, untuk membawa berkas yang di perlukan di dalam rapat tersebut. Setelah itu menuju ke ruang meeting. Karena melihat ruangan Dimas sudah kosong, aku yakin sang pemilik.sudah berada disana.

...🌸🌸🌸🌸🌸...

Sekitar pukul 5 sore, aku sudah bersiap untuk pulang ke rumah. Aku mendengar telepon di mejaku berbunyi.

"Halo!" kataku.

"Masuk ke ruangan ku sekarang!" ucap Dimas dari seberang telepon.

"Baik tuan." aku menutup telepon, dan berdiri dari kursi untuk mendatangi ruangan Dimas.

Tok

Tok

Setelah mengetuk pintu ruangannya, aku membukanya, tanpa menunggu persetujuannya. "Ada apa tuan memanggil saya?" tanyaku dari ambang pintu.

"Ada hal yang ingin aku bicarakan. Masuklah."

Aku merasa ragu kali ini, masuk atau tidak. "Aku tidak akan melecehkanmu lagi An, masuklah." ucapnya kemudian. Mungkin ia tau apa yang aku pikirkan.

Aku mengangguk kan kepalaku sekali, kemudian masuk dan menutup pintu ruangannya.

"Duduk!" titahnya.

Aku duduk di kursi depan meja kerjanya. Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiranku kali ini.

"Ada apa tuan memanggil saya?" tanyaku. Masih bersikap profesional.

"Kita hanya berdua An, tidak perlu berbicara formal seperti itu."

"Lagi pula, ini sudah lewat jam kerja." lanjutnya, dengan menatap arloji di lengannya.

Aku menarik nafas panjang, dan menghembuskan nya perlahan. "Ada apa kamu memanggilku?"

Dimas mencondongkan tubuhnya kehadapanku. Menatapku dengan tatapan sendu. "Maafkan aku An?" ucapnya kemudian.

Aku mengerutkan keningku.

"Maafkan aku, karena tidak mempercayaimu!" ucapnya lagi.

Aku masih diam, belum berminat menanggapi ucapannya.

"Aku menyesal An!"

"Aku menyesal karena telah menceraikanmu tanpa mau mendengar penjelasanmu!"

Aku masih diam berusaha tenang. Namun jantungku bergemuruh karena kembali mengingat momen beberapa tahun lalu, ketika Dimas menceraikanku.

Dimas meraih tanganku yang ada diatas meja. Namun aku menariknya.

"Maaf! Aku harus pulang. Jika tidak ada yang penting lagi, sebaiknya aku keluar sekarang." ucapku dengan nada datar. Kemudian berdiri dari tempat dudukku.

Menunduk sopan sebelum akhirnya aku memutuskan keluar dari ruangannya. Ketika menutup pintu ruangannya, aku melihat Dimas menatapku dengan tatapan sendu, dan mata merah. Namun aku tidak perduli, aku tetap keluar dan langsung menyaut tas diatas meja.

Berjalan dengan perasaan berkecamuk menuju lift. Aku menepuk-nepuk dadaku yang sesak, karena kembali mengingat peristiwa beberapa tahun lalu.

1
Heri Wibowo
jangan lama-lama updatenya kak.
Heri Wibowo
selalu di tunggu updatenya kak desi.
Dinar
Seruu banget ceritanya, dari kemarin bolak-balik cek sekarang dikasih double up terimakasih author 🙏
Dinar
Jadi ga sabar ikutin cerita rumah tangga Brian dan Anna 🥰🥰
andi nita
lah knp jg ngegantung thor mlah tamat
Eny Yuniati Ningsih
luar biasa
Annie Soe..
Knapa dimas ga cek/liat cctv ?
Ratna Dewi
ayo Brian kasih liat surat dari dimas ke anna
andi nita
jan lama2 updateny thor
Nursyella Faizah Rizky
sukkka
Heri Wibowo
gaspol Brian
Heri Wibowo
kok Ana memanggil suaminya hanya dengan namanya saja ya
Piet Mayong
semoga bahagia selalu ya ann
Heri Wibowo
Selamat atas pernikahan Anna dan Bryan, semoga jadi keluarga yang Samawa ya.
Heri Wibowo
akhirnya Setelah sekian lama menunggu Ana doamu terkabul juga ya Bri.
Heri Wibowo
gugup ya Ana
Heri Wibowo
lanjut kakak
Ratna Dewi
males baca lanjutan nya kalo pemeran utama nya meninggal kayak gini
Ratna Dewi
ayo anna langsung terbang ke singapura ajak yesa .Dady Dimas butuh suport kalian
Piet Mayong
dilema ya ann??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!