NovelToon NovelToon
After Divorce

After Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:21.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desy kirana

Setelah 3 tahun bercerai dengan Dimas Anggara. Anna Adiwangsa harus kembali ke kota yang menorehkan banyak luka. Anna dan Dimas bercerai karena sebuah kesalah pahaman. Tanpa di sadari, ke duanya bercerai saat Anna tengah hamil. Anna pergi meninggalkan kota tempat tinggalnya dan bertekad membesarkan anaknya dan Dimas sendirian tanpa ingin memberitahukan Dimas tentang kehamilannya.
Mereka kembali di pertemukan oleh takdir. Anna di pindah tugaskan ke perusahaan pusat untuk menjadi sekertaris sang Presdir yang ternyata adalah Dimas Anggara.
Dimas juga tak menyangka jika pilihannya untuk menggantikan sang ayah menduduki kursi Presdir merupakan kebetulan yang membuatnya bisa bertemu kembali dengan sang mantan istrinya yang sampai saat ini masih menempati seluruh ruang di hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Dimas langsung melepaskan tanganku. Aku menarik tanganku dan langsung berdiri. "Aku harus pulang sekarang!" kataku.

Dimas ikut berdiri. "Mari aku antar!" ucapnya. Aku mengangguk dan berjalan mengikutinya dari belakang.

Dimas berhenti tepat di depan ranjang, aku mengikuti gerak pandang matanya, ternyata menatap ranjang yang di hias sangat indah dan manis.

"Ada apa?" tanyaku penasaran.

Ia membalikkan badannya dan kembali menatapku. "Aku pikir kita akan menghabiskan malam panas diatas ranjang itu. Mengingat kembali momen malam pertama kita." ucapnya dengan senyum menyeringai. Aku langsung mendelik menatapnya.

Ia terkekeh dan kembali melanjutkan perjalanan menuju pintu. Aku mengikuti langkah kakinya keluar kamar hotel.

Kami sudah berada di dalam perjalanan menuju ke rumahku, aku tak tau bagaimana Dimas tau jalan arah menuju ke rumahku. Sesampainya di depan rumah. Aku langsung membuka pintu mobil dan turun. Tanpa ku sangka, Dimas juga ikut turun bersamaku.

"Anda mau apa?" tanyaku heran.

"Menjadi Daddy nya Yessa, bukankah aku sudah mengatakannya tadi. Kau tidak inginkan Yessa marah karena kau tidak membawa Daddy nya kan." katanya enteng.

"Tapi dia bukan anakmu!"

"Benar, tapi aku bisa berpura-pura menjadi Daddy nya." jawabnya, lalu berjalan meninggalkanku, membiarkan aku membeku di tempatku berdiri. Ia berdiri tepat di depan pintu dan mengetuknya.

Tok

Tok

Tok

Aku takut, aku takut Dimas menyadari jika Yessa anaknya. Kebiasaan mereka sebelum tidur sama, mereka juga memiliki alergi yang sama.

Tapi jika aku melarangnya, akan semakin membuat Dimas curiga. Mau tak mau aku membiarkannya. Aku melangkahkan kaki menyusulnya.

Tak lama kemudian pintu terbuka dan terlihat Yessa berada dalam gendongan Dewi.

"Mommy!" pekik gadisku dengan wajah bahagia. Aku langsung mengambil alih tubuh mungilnya dari gendongan sang pengasuh.

"Kok anak Mommy belum tidur?" tanyaku sambil mengecupi pipi bulatnya.

"Menunggu Mommy dan Daddy, aku ingin bertemu dengan Daddy." jawabnya polos dengan nada kurang jelas.

Lalu Yessa melihat Dimas yang berdiri di sampingku. "Daddy!" panggil Yessa.

Dimas tersenyum dan mengusap pucuk kepala Yessa. "Ya sayang, ini Daddy." Dimas mengulurkan tangannya untuk menggendong Yessa. Yessa terlihat senang dan langsung menyambut tangan Dimas. Dimas menyerahkan kebab yang sebelumnya kami beli pada ku dan aku menerimanya.

Setelah Yessa berpindah pada gendongan Dimas, kami masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke ruang tengah.

Aku berjalan di belakang Dimas yang langsung akrab dengan Yessa. Ikatan batin mereka sangat kuat ternyata, batinku.

"Mbak, apa benar dia Daddy nya Yessa?" tanya Dewi dengan berbisik.

"Menurutmu?"

"Mereka mirip, pria itu Yessa versi pria. Aku yakin jika dia benar-benar Daddy nya Yessa." jawaban Dewi membuat hatiku gamang. Aku takut Dimas membawa Yessa pergi. Tapi aku juga tidak bisa membohongi Dimas jika nanti dia menanyakan kebenaran tentang Yessa. benar kata Dewi mereka benar-benar mirip.

"Wi, buatkan kopi hitam buat Daddy nya Yessa. Takarannya 2 sendok kopi, setengah sendok gula. Aku mau mandi dulu." kataku lalu menyerahkan bungkusan kebab pada Dewi.

"Baik mbak!"

Aku langsung menuju lantai 2, masuk ke dalam kamar lalu ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Setelah mandi memakai piyama dan rangkaian skincare ku. Setelah itu aku memutuskan untuk turun ke bawah, aku membiarkan rambut panjangku yang sedikit basah tergerai. Di tengah-tengah tangga, aku melihat Yessa sedang menunggangi Dimas bermain kuda-kudaan diatas karpet. Aku tersenyum melihat keakraban ayah dan anak itu. meskipun tidak pernah bertemu tapi ikatan batin mereka begitu kuat.

"Sayang, kasihan Daddy. Badan Yessa kan berat." kataku. Lalu mengangkat tubuh putriku dari atas punggung Dimas.

Tapi Yessa memberontak dan menangis. "Biarkan dia bermain dengan ku. Rasa lelahku hilang mendengar tawanya." kata Dimas.

Mau tak mau aku kembali meletakkan Yessa diatas punggung Dimas. Lalu pergi menuju dapur untuk mengambil brownis di dalam kulkas. Aku memotongnya beberapa dan meletakkan diatas piring.

Dimas menyukai brownis dengan campuran dark chocolate yang terasa sedikit pahit. Bahkan makanan favorit Yessa pun sama seperti Daddy-nya.

"Ini kopinya mbak, dan ini susu Yessa juga." Dewi memberikan kopi dan susu diatas nampan.

"Kamu tidurlah kalau sudah mengantuk. Biar Yessa aku yang urus."

"Baik mbak, aku memang sudah mengantuk." aku mengangguk dan membawa nampan ke ruang tengah.

"Yessa! Minum susunya dulu. Ini sudah malam, waktunya Yessa tidur." kataku. Menghentikan keseruan ayah dan anak itu.

Yessa menurut dan langsung turun dari tubuh Dimas. "Daddy malam ini tidur bersamaku ya!" pintanya dengan tatapan polos.

Dimas memangku Yessa dan mengambil susu di gelas plastik. "Kalau itu, Yessa harus tanyakan pada Mommy. Daddy sangat senang jika bisa menemani Yessa tidur." katanya lalu membantu Yessa meminum susunya.

Setelah susunya habis, Yessa langsung meminta izin. "Mommy, malam ini biarkan Daddy tidur dengan Yessa boleh ya?"

Aku menatap mata coklat seperti milik Dimas dan mengangguk pasrah.

"Yeeeay! Ayo Daddy kita naik ke kamar Yessa." Yessa menggandeng tangan Dimas.

"Aku temani putri kita dulu ya." kata Dimas dengan nada halus. kata-kata Dimas barusan sukses membuatku terkejut dan tersedak air liurku sendiri.

Uhuk

Uhuk

Aku melihat Dimas menggendong Yessa menaiki tangga menuju kamar Yessa. Aku yakin jika Dimas sudah menyadari jika Yessa putrinya.

"Yessa jangan lupa gosok gigi, cuci kaki dan tangan juga sebelum tidur." teriakku sebelum mereka menghilang.

"Okay Mommy!" Pekik Yessa.

Aku merebahkan tubuhku diatas sofa dan menghidupkan televisi. Aku bingung dengan perasaanku sendiri saat ini. Aku bahagia karena akhirnya Yessa bisa merasakan bermain dan tidur bersama dengan Daddy-nya, tapi aku juga takut jika Dimas akan merebut Yessa dariku.

Karena tidak bisa tenang, aku memutuskan untuk menyusul mereka di kamar. Aku mengintip mereka yang masih bermain boneka.

"Mommy!"

Aku tersenyum dan membuka pintu kamar lebar-lebar karena aksi ku di ketahui Yessa.

"Yessa, Daddy masih kotor. Biarkan Daddy mandi dulu boleh?" aku tau Dimas tidak nyaman dengan tubuhnya. Dimas bukan type pria asalan. Ia sangat tidak suka jika tubuhnya lengket karena keringat.

Yessa mengangguk setuju. "Daddy mandi dulu ya. Yessa tunggu di kamar sambil main boneka."

"Anak Daddy pinter banget sih. Sebentar ya sayang." Dimas bangun dari atas karpet bulu diatas lantai dan mendekatiku.

"Aku tidak punya baju ganti." katanya.

"Aku punya." Jawabku singkat, lalu membuka pintu kamar di sebelah kamar Yessa.

"Masuklah. Aku akan menyiapkan pakaian ganti untukmu!" kataku. Lalu masuk ke dalam kamarku. Dimas mengikutiku dari belakang dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Aku menggigit bibir bawahku di depan lemari karena ingin menangis. Aku mengulurkan tanganku mengambil piyama milik Dimas yang dulu sempat ku bawa.

Dulu aku sengaja membawa piyama miliknya yang belum di cuci, dulu aku tidak tau jika sedang mengandung Yessa. Aku selalu ingin mencium aroma tubuh Dimas. Maka dari itu aku terpaksa membawa pakaian Dimas yang baru di pakai.

Setelah menyiapkan pakaian untuk Dimas aku keluar menuju kamar Yessa. Aku melihat putriku sedang bermain Barbie kesukaannya. "Sayang sudah gosok gigi?" tanyaku, lalu duduk di atas karpet bersamanya.

"Sudah Mom." jawabnya singkat lalu kembali memainkan boneka kesayangannya.

1
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Ade Riyadi
ngakak sung
Triyas Hayu
sepertinya aura kewibawaan leo lebih dominan daripada dimas
Piet Mayong
bhuahahhahaha...
ada ada aj kau dim
Uthie
Yaa ampun... serba salah jadinya tingkah laku mereka... bikin kocakk /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Jasmine
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ ya allah ngakak q
Heri Wibowo
dimas kalah wibawa sama leo.
Jasmine
Luar biasa
anti sinetron suara hati istri
kalau d islam,perempuan yang hamil haram d talak,jd masih sah sebagai suami istri,idah perempuan hamil itu 40hari setelah melahirkan.jd kalau talaknya habis melahirkan sah"saja
Desy kirana: terimakasih penjelasannya kakak.
total 1 replies
Piet Mayong
hahahhaha...
good job Leo,.maklum lah Dimas kan CEO amatir..
Uthie
Hihiiii.... berhasil di kerjain 😁
Heri Wibowo
sebenarnya Leo sama Dimas levelnya kan sama. sama-sama anak pengusaha.
Heri Wibowo
kok Dimas seperti orang ngidam gitu ya
Uthie
Hahahaaa... kocak 😂
Piet Mayong
hahhahaha...
Leo dikerjain bos yang lagi nyidam...
Sakura 💚🤍
Luar biasa
Piet Mayong
pengen tau marahnyadias ke Leo gimana...
Uthie
mengorbankan diri gara-gara si Leo 😂😂
Heri Wibowo
Emangnya berani menghadapi asisten Leo
Uthie
Yaaa ampun... orang tua mesti kuat jantung menghadapi kelakuan anak jaman sekarang 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!