"Lucy,kau harus mengambil minuman yang diberikan untuk papa ku. Jangan sampai papa meminum itu,tolong aku "
Bisik hendri saat hendri melihat Lucy sedang berdiri di balkon aula hotel itu dan menghirup udara malam dari sana, lucy terkejut melihat kehadiran Hendri tapi dia tak bisa mengatakan apa pun .
Lucy yakin kalau minuman itu pasti mengandung sesuatu yang bisa menjebak Pak Hadinata, hingga akhirnya lucy berjalan cepat ke arah pak hadinata dan mengambil gelas yang berada ditangan pria tua itu.
"Lucy,apa yg kau lakukan ? " tanya Hadinata
Lucy bingung,dia menatap semua orang yang berada didekat mereka saat ini . Lucy tidak menjawab dan langsung meminum nya ,kemudian dia pergi dari sana.
Hendri melotot melihat apa yg dilakukan oleh Lucy,lucy ngak perlu meminum nya sehingga saat ini terlihat tubuh lucy yang mulai kepanasan.
Hadinata yg melihat gelagat ngak benar dari lucy,dia pun mengikuti lucy hingga akhirnya dia melihat Lucy yang berjalan menuju lorong kamar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Citra berlari dengan cepat ke arah Hendri,dia memeluk kaki Hendri membuat Hendri mengangkat tubuh gadis kecil itu. Dia menatap wajah Citra yang ketakutan,dia tak tau siapa pasangan paruh baya didepan nya ini tapi melihat ketakutan diwajah Citra dan Regina membuat nya yakin kalau kedua nya pasti pernah berbuat buruk pada mereka.
"Papa ,Citla takut" bisik Citra suara nya yang serak.
"Apa kabar cucu kakek? Kenapa ngak pernah datang kerumah kakek ?"
Terlihat seorang pria paruh baya mendekat ke arah Hendri yang sedang menggendong Citra,Citra memeluk leher Hendri dan membenamkan wajah nya disana. Membuat Hendri mengeratkan pelukan nya saat pria paruh baya didepan nya ingin mengambil tubuh Citra,Hendri bahkan menggeser tubuh nya .
Mata pria paruh baya itu melotot menatap ke arah Hendri yang sudah tersenyum tipis,dia tau kalau pria paruh baya itu sedang marah pada nya tapi dia tak perduli. Dia hanya ingin melindungi Citra dari mereka,dia yakin kalau Citra juga menginginkan hal itu.
"Kau siapa ? Citra cucu ku " bentak pria paruh baya itu dengan ketus membuat tubuh Citra gemetar.
"Kakek,Citra ngak ingin melihat kalian disini . Bisa kah kalian pergi sekarang ?" jawab Hendri dengan tegas ,Regina memejamkan mata nya . Dia memegangi lengan Hendri lagi karena tubuh nya tiba tiba lemas,dia merasa butuh sandaran hingga Hendri yang mengerti langsung merangkul tubuh Regina.
Hendri membawa kedua wanita beda usia itu ke tempat tidur,dia meletakan tubuh mungil citra diatas tempat tidur tapi citra terus menggenggam leher Hendri dengan cukup kuat karena masih ada rasa takut dalam diri nya .
"Tenang lah,papa akan mengusir mereka hhmmm. Citra disini sama mama dulu ya" bisik Hendri dengan lembut,dia membelai rambut milik Citra juga kemudian menatap ke arah Regina yang masih terlihat pucat.
Citra akhirnya menganggukan kepala nya, dia pun memeluk tubuh Regina dan mendekap nya dengan erat. Regina menarik lengan Hendri,dia tak ingin Hendri terlibat dengan keluarga suami nya.
Pasangan paruh baya itu merupakan kedua orang tua mantan suami nya Regina ,mereka menginginkan citra ikut bersama mereka dan meninggalkan Regina karena mantan suami Regina belum juga memiliki anak setelah menceraikan Regina lima tahun yang lalu.
"Jangan pergi,biar kan saja mereka " ucap Regina dengan pelan .
Hendri tersenyum dan mengelus kepala Regina dengan lembut,dia ingin tau apa yang sebenar nya terjadi sehingga Regina dan Citra ketakutan seperti itu .
Cup
"Tenang lah,semua nya akan baik baik saja " ucap Hendri dengan senyuman nya yang manis sambil mengecup kening Regina .
Kedua paruh baya itu melotot melihat apa yang dilakukan oleh Hendri,mereka tak percaya kalau ada pria yang dekat dengan Regina. Selama ini mereka selalu memantau kehidupan Regina,tidak ada yang tau kalau selama ini Hendri menyukai Regina hanya saja tidak pernah mendatangi rumah Regina karena takut jika Regina akan marah pada nya dan tak ingin Regina malah menjauhi nya.
"Wah....wah....wah....ternyata kau sudah memiliki kekasih ya ,harus nya kalian bisa membuat anak lagi kan. Jadi berikan citra pada kami " ucap wanita paruh baya dengan tawa yang sudah menghiasi bibir nya ,dia menatap tajam pada Regina dan Hendri.
"Ekhm....Maaf ,bisa saya tau siapa kalian dan ada perlu apa datang ke sini ? jika untuk menjenguk Citra,kami akan menerima nya dengan baik tapi kalau untuk urusan lainnya . Sebaiknya kalian bisa pulang dan kembali saat citra sudah sembuh,karena citra butuh istirahat yang cukup " ucap Hendri dengan tegas sambil berjalan memencet tombol panggilan untuk dokter .
"Kami ingin melihat cucu kami,tapi ternyata kami menemukan sesuatu yang menarik. Apa kau akan menikahi janda itu ? Dia itu miskin dan tidak bisa membantu keluarga mu sama sekali, makanya anak ku meninggalkan nya dan memilih wanita yang cantik juga kaya " jelas pria paruh baya itu.
"Oh....ternyata begitu ya ,hhmm maaf ya kek. Untuk urusan pribadi seperti nya saya ngak perlu memberitahukan nya pada kalian, apalagi kalian bukan lah keluarga dari wanita yang aku cintai . Kalian itu merupakan orang lain yang hanya kakek dan nenek nya anak sambung saya,jadi ngak perlu lah kalian mencampuri kehidupan kami lagi " jawab Hendri dengan santai.
Hendri sudah tau apa yang terjadi dari penjelasan yang diberikan oleh si kakek yang dia panggil,terlihat wajah pria paruh baya itu kesal. Dia ingin membalas ucapan Hendri tapi tiba tiba saja dokter dan perawat datang kesana, mereka menatap ke arah Semua orang secara bergantian.
"Maaf mengganggu,tapi kenapa disini ramai sekali ? Apa ada sesuatu yang terjadi pada Citra ?" tanya dokter itu mendekat pada citra dan Regina.
" Citra baik baik saja kok dok,hanya merasa terganggu dengan kehadiran kedua orang tua ini . Saya yang menekan tombol panggil agar bisa mengusir kedua orang tua ini, mereka membuat keributan dan membuat Citra tak nyaman " jelas Hendri dengan tegas .
Dokter juga beberapa perawat menatap ke arah pasangan paruh baya di belakang mereka,kemudian mereka melirik ke arah citra dan Regina yang terlihat pucat wajah nya.
"Hhmmm.....Citra,bagaimana kabar nya ? Sudah enakan atau ada yang sakit ?" tanya dokter itu dengan senyaman dibibir nya
Citra masih diam ,dia memeluk tubuh mama nya karena masih ada rasa takut di hati nya. Apalagi kakek nenek nya menatap nya dengan tajam,mereka juga menatap tajam pada Hendri tapi Hendri tak perduli sama sekali .
"Apa citra ingin istirahat ? Om Dokter bisa menyuruh kakek dan nenek citra pergi,begitu juga dengan papa citra hhmmm. Citra mau kan ?" tanya dokter itu dengan tatapan ke arah citra
"Citla mau istilahat sama mama dan papa " jawab bibir mungil citra dengan pelan.
"Okey, om dokter akan menyuruh kakek dan nenek citra untuk pulang dulu . Lain kali kakek dan nenek citra bisa menjenguk Citra dirumah saja, begitu kan?" ucap dokter itu dengan lembut ,dia melihat citra menganggukan kepala nya dengan cepat.
Dokter itu berjalan mendekati kedua paruh baya itu,dia memberitahukan pada mereka untuk tidak mengganggu pasien istirahat sehingga mau tak mau mereka pun pergi . Membuat citra dan Regina tenang,mereka menghela nafas dengan panjang karena merasa lega.
"Baiklah, kalau begitu dokter keluar dulu . Nanti kalau ada apa apa ,citra bisa panggil om dokter atau ibu perawat lagi ya" ucap dokter itu dan langsung berjalan keluar bersama dengan para perawat
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘😘😘