Siapa yang menyangka jika bryan memiliki papa seorang pengusaha.
setelah meninggalnya ibu yang dia sayangi bryan bersama sahabat yang seperti saudara ke kota mengadu nasib dan kisah mereka akan semakin berwarna.
yuuk ikuti terus kisah bryan sang ahli waris dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahza rumaissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
"Sayang kamu sudah bangun. " kata mira kepada putranya
Bryan melihat ibunya sudah menyiapkan sarapan untuknya, hal yang sudah lama tidak mira lakukan.
"Mandi dulu, terus sarapan.!" kata mira dengan senyum kepada putranya yang sedari tadi termenung melihatnya.
Bryan makan sarapan dan berangkat sekolah, mengendarai motor kesayangan yang di belikan ibunya untuk bersekolah.
Sebuah motor vixion berwarna merah dan bryan selalu merawat motor itu yang sudah tiga tahun menemaninya.
"Bry... pinjam PR Matematika, aku masih dua lagi no 3 dan 5." kata doni
"Makanya jangan tidur waktu guru menerangkan," kata bryan
"Tidur. mana berani aku, di pelajarannya pak adam, aku memang ngk tahu rumusnya saja. " kata doni memberikan alasanya.
"Bisa aja ngelesnya." kata bryan
Mereka berjalan bersama memasuki kelas mereka, dan doni buru buru menyalin PR yang bryan berikan kepadanya.
Di jam istirahat bryan bersama teman yang lain berada di dalam kantin, seperti biasa bryan selalu mendapatkan titipan makanan dari penggemarnya jika berada di kantin.
Ada saja siswi yang memberikan sesuatu dan menitipkan kepada teman bayan seperti hari ini doni membawa minuman dan makanan ringan di tangannya.
"Bryan, ini dari para penggemar. Aku tidak enak hati menolak mereka. " kata doni
Bryan yang sedang makan bakso hanya diam dan tidak menanggapi pemberian dari siswi yang mencari perhatian kepadanya melalui doni.
"Sayang kalau ngk di makan, sikat aja geas mubazir nanti,walaupun bryan tidak menginginkan toh siapa yang peduli mereka (penggemar) tidak tahu ini. " kata doni yang sudah memakan kue dari salah satu penggemar bryan.
Memang siapa yang peduli, mereka tidak ingin menyia nyiakan makanan dan minuman untuk di berikan kepada bryan, bahkan bryan tidak pernah memakan apa yang mereka berikan.
Akhirnya makanan dan minuman habis di makan para teman bryan dan bryan hanya tersenyum dengan tingkah temannya.
Bryan melihat siswi yang berada di depannya walaupun jauh dia ingat jika dia adalah yang kemarin terkena bola basketnya.
Gadis manis dengan poni dan rambut tergerai membuat bryan sesekali melirik adik kelasnya itu yang kata nya anak pindahan dari kota jakarta.
Bryan dan teman temannya pergi setelah mereka selesai menghabiskan makanannya dan masih ada waktu sepuluh menit sebelum bel berbunyi tanda jam istirahat berakhir.
"Bro duluan aku akan ke toilet. " kata bryan
Mereka berjalan ke kelas dan bryan pergi ke toilet dekat kantin karena memang sedari tadi dia ingin buang air kecil.
Sampai di toilet bryan mendengar suara aneh di dalam toilet yang tertutup dan bryan memang tahu betul jika itu adalah suara desahan seseorang
"Benar benar tidak tahu tempat " kata bayan dalam hati
Entah siapa yang sedang melakukan hal aneh aneh di sekolah padahal mereka adalah anak anak sekolah yang seharusnya mencari ilmu bukannya mencari kesenangan "sungguh tak ada otaknya"
Bryan cepat menyelesaikan hajatnya dan menggedor pintu yang sedang tertutup itu lalu berlalu pergi kekelas di mana bel sudah berbunyi.
"Kenapa bro kayaknya kesal sekali.?" tanya doni
"Apes." kata bryan
"Kenapa kok apes.?" tanya doni lagi karena tingkat kekepo an doni memang sangat tinggi.
"Tau ...ah lain kali jika ke kantin coba kamu mampir ke toilet kantin sendiri nanti jika beruntung kamu akan tahu sendiri," kata bryan yang enggan mengatakan apa yang dia dengar tadi.
Doni diam karena masih bingung dengan apa yang di katakan bryan walaupun penasaran dengan apa maksud yang di katakan teman sebangkunya itu.
Seperti biasa bryan setelah pulang sekolah dia akan langsung bekerja karena hari ini bukan lah jadwal latihan basket.
Dengan menaiki motor bryan menuju kafe tempat dia bekerja dan langsung berganti seragam setelah menyapa karyawan lainnya.
Seperti biasa saat bryan yang sudah mulai bekerja banyak pelanggan berdatangan sepertinya mereka hafal betul kapan bryan ada di kafe dan kapan bryan tidak sedang bekerja di kafe.
"Kak pesan minuman red velvet dan kentang dua ya, ehe... sekalian boleh ngk kenalan," kata gadis yang sepertinya masih duduk di bangku SMP.
Bryan hanya menunjukkan nama yang tertulis di bajunya dengan tersenyum ramah kepada gadis kecil itu.
"Bryan." kata gadis itu yang membaca nama dengan melihat nama tag di baju bryan dan dengan mata yang berseri gadis itu mengenalkan dirinya.
"Kalisya namaku kalisya kak jangan lupa dengan namaku ya kak.!" kata kalisya bahagia bisa berkenalan dengan pemuda tampan di depannya itu.
Bryan hanya tersenyum dengan tingkah lucu gadis di depannya, begitu bersemangat dan bahagia seolah mendapatkan hal yang sangat berarti dalam hidupnya.
Setelah membungkus pesanan kalisya yang memang dia memesan makanan makanan untuk di bawa pulang, bryan bertanya kepada gadis kecil itu.
"Sudah kelas berapa kalisya.?" tanya bryan
"Aku kelas tiga SMA kak." jawab kalisya
"What. dia seumuran denganku dong," bryan hanya bisa menyimpan rasa terkejut nya dengan senyuman di wajahnya.
Kalisya pergi meninggalkan kafe dan menuju mobil pajero yang sudah menunggunya dari tadi.
Pertemuan singkat yang membuat bryan tersenyum dan sungguh penilaiannya kali ini sangat jauh, sebelumnya dia mengira bahwa gadis mungil itu adalah anak SMP dan ternyata dia seumuran dengannya.
Bryan melanjutkan pekerjaannya dan melayani pelanggan yang memang hari ini kafe sangat ramai
kawlisya tersenyum, ini pertama kalinya dia melakukan hal yang mrnurutnya cukup berani yaitu meminta berkenalan dengan seorang pria.
Sebelumnya dia merasa penasaran dengan teman temannya jika ada cafe yang selalu ramai di kunjungi anak sebaya mereka dan katanya lagi salah satu karyawan di sana sangat tampan.
Untuk menghilangkan penasaran di hatinya lisya mendatangi kafe itu yang kebetulan dia juga akan membeli buku di gramedia.
Saat masuk di kafe lisya memang melihat banyak pelanggan terutama gadis gadis dan saat melihat antrean yang panjang ada seseorang pria tampan dan juga ramah tidak berhentinya memberikan keramahan kepada pembeli.
Melayani semua pembeli dan sesekali terdengar teriakan bahagia karena bisa berbicara dan berkenalan dengan beban.
"Bryan. " kata kalisya tersenyum
"Non sudah sampai di toko kue. " kata pak gani sopir kalisya
Kalisya yang sedang melamun tersadar dengan ucapan pak gani dan segera turun untuk membeli kue pesanan maminya.
Kalisya adalah putri seorang pengusaha kaya di Surabaya dan sebentar lagi akan kuliah ke london setelah lulus dari SMA.
Memiliki keluarga yang kaya tidak membuat kalisya menjadi sombong dan dia adalah pribadi yang ramah dan sangat di senangi oleh banyak teman temannya.
Sampai di rumah kalisya langsung ke kamarnya setelah menyerahkan kue kepada maminya.
Di kamar kalisya masih memikirkan pertemuannya dengan bryan,selama ini dia begitu cuek dengan yang namanya pria tapi saat melihat bryan entah mengapa hatinya berdebar dan ini adalah pertama kalinya dia rasakan.