Ratu Gyeo Wol adalah ratu yang tidak pernah mendapat kasih sayang Yang Mulia Raja Hyeon. Mereka menikah karena politik. Raja Hyeon menikahi Ratu Gyeo karena mebutuhkan kekuatan militer dari panglima perang Kyung Sam yang tidak lain adalah kakak kandung sang ratu.
Selama menjadi ratu, Gyeo Wol tidak pernah disentuh oleh Hyeon. Hal tersebut tentu saja ia sembunyikan dari sang kakak karena dia tidak ingin membuat kakaknya khawatir.
Gyeo Wol pun memilih diam hingga sebuah peristiwa membuat dirinya bangkit dan melawan.
" Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 4. Mengubah Peraturan
Di sebuah tempat tepatnya ujung timur kerajaan milik Hyeon, sekelompok orang tengah berlatih menggunakan pedang dan senjata mereka yang lain. Terlihat pemimpin mereka yang langsung memimpin jalannya latihan tersebut.
Hiyaaaa
Hiyaaaa
Syuuuut
Teriakan semangat diikuti ayunan pedang semakin menambah atmosfer latihan.
" Lebih keras! Apa kalian seorang wanita!"
" Siap, bukan ketua!"
Mereka pun berteriak lebih keras. Hawa dingin seakan tidak terasa di kulit tubuh mereka. Keringat deras bercucuran.
Seseorang dengan tergopoh-gopoh menghampiri ketua itu dan membisikkan sesuatu tepat di telinga sang ketua. Pria dengan tinggi sekitar 185 yang memiliki kulit putih dan rambut panjang itu hanya menyeringai. Ia kembali melanjutkan latihannya dan orang yang tadi membisikkan sesuatu padanya pun segera pergi dari tempat tersebut.
Lembah Gwisin menjadi tempat mereka bersembunyi. Kali ini mereka benar-benar memperkuat diri agar bisa memasuki wilayah kerajaan.
" Aku harus mendapatkan apa yang seharusnya jadi milikku."
Pria tersebut bergumam pelan. Ya, mereka adalah kelompok pemberontak yang berada di wilayah timur kerajaan. Kelompok tersebut dipimpin oleh seorang pria yang bernama Jin Sang. Pria tersebut berwajah tegas. Sorot matanya memancarkan ambisi dan kebencian.
" Bagaimana Ketua, apa yang harus kita lakukan sekarang. Saya tadi menengok ke gudang, persediaan makan kita mulai menipis."
Tangan kanan Jin Sang yang bernama Sung Im mendatangi Jin Sang dengan tergesa. Sudah beberapa hari ini mereka tidak mendapat apapun saat menjarah karena wilayah yang mereka datangi dijaga oleh prajurit kerajaan.
Jin Sang mengetuk-ngetukkan pedangnya di sebuah batu. Tampak sekali dia sedang berpikir dan mencari jalan keluar.
" Mari kita masuk ke hutan dan berburu."
" Tapi ketua, hutan di lembah Gwisin ini terkenal dengan keangkerannya. Maka dari itu orang-orang bahkan tidak berani menginjakkan ke lembah ini."
" Tck, tubuhmu saja yang besar rumor hantu yang belum jelas kau sudah takut."
Sung Im menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kemudian ia mengingat sesuatu.
" Ketua, bukankah 2 hari lagi akan ada pertemuan di kerajaan tetangga. Mari kita merampok mereka yang melintas?"
Jin Sang diam sejenak mencoba untuk mencerna apa yang dikatakan oleh Sung Im. Ia menimbang tentang hal itu. Satu-satu nya yang melewati Lembah Gwisim adalah rombongan dari Raja Hyeon. Apakah dia benar-benar akan menyerang saat itu? Jin Sang masih ragu.
" Jangan sekarang. Kita lebih baik berburu saja untuk sementara ."
Bukannya takut tapi Jin Sang punya banyak pertimbangan. Jika ia menyerang saat Raja Hyeon melakukan perjalanan menuju perjamuan, maka akan terjadi keributan. Bisa-bisa dia dan kelompoknya habis di babat oleh kerajaan lain, meskipun Jin Sang sendiri tidak tahu apa rencana raja tetangga mengundang para raja untuk jamuan makan.
vilain nya nih Jin Sang /pict. Pinteres
🌿🌿🌿
Di kediaman Ratu Gyeo Wol, wanita cantik itu tengah membaca beberapa peraturan yang ada di harem. Ia menemukan sesuatu yang janggal di sana. Gyeo pun menandai apa ynag ia baca tersebut saat kasim Ho memberitahu bahwa Yang Mulia Raja Hyeon datang berkunjung.
Gyeo Wol segera bangkit dari meja nya dan buru-buru menyambut Hyeon untuk memberi hormat.
" Semoga Pyeha panjang umur dan bahagia selalu."
" Bangunlah."
Gyeo Wol yang mengenakan hanbok berwarna merah muda itu terlihat sangat cantik dengan hiasan rambut phoenix di kepalanya. Sejenak Hyeon terpesona, akan tetapi ia segera mengalihkan pandangannya ke arah meja milik Gyeo Wol yang terdapat beberapa buku diatasnya.
" Apa yang sedang kau lakukan?"
" Tadi hamba sedang membaca mengenai peraturan harem. Hamba menemukan ada beberapa yang menurut hamba kurang cocok, hamba berpikir akan sedikit mengubahnya."
" Lakukan yang menurutmu baik. Aku sudah pernah mengatakan kau memiliki wewenang penuh di istana ini. Terlebih di istana kita ini tidak memiliki ibu suri karena beliau sudah mangkat setelah yang mulia raja sebelumnya juga mangkat."
Gyeo Wol mengangguk paham. Ia sedikit senang meskipun mereka menikah bukan karena cinta tapi paling tidak Hyeon memberikan wewenang penuh mengenai harem. Saat ini urusan dapur istana di pegang sepenuhnya oleh Gyeo Wol.
" Maaf Yang Mulia kalau hamba lancang, tapi ada perlu apa yang mulia berkunjung ke kediaman hamba?"
" Aaah aku hampir lupa, besok tepatnya 2 hari kita akan ke kerajaan tetangga. Ada jamuan makan di sana."
Gyeo hanya mengangguk. Dia tidak banyak bertanya. Apa yang katakan Hyeon sudah cukup jelas. Gyeo juga tidak bertanya apakah para selir Hyeon akan diajak. Selama ini yang ia tahu para selir kan mengikuti setiap acara kerajaan.
Akan tetapi sebenarnya Gyeo sedikit bingung. Raja terdahulu atau ayah Hyeon itu tidak memiliki selir sama sekali. Terbukti posisi ibu suri kosong. Tapi mengapa si Hyeon ini memiliki banyak selir. Meskipun 4 selir masih dalam kategori sedikit bagi seorang raja, namun jika melihat pendahulunya maka terlihat sangat berbeda.
" Dasar mata keranjang," gumam Gyeo dalam hati saat Hyeon sudah melenggang keluar dari kediamannya.
" Mama, apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran anda," tanya Dasom.
" Aku hanya heran, kenapa dia begitu mata keranjang," jawab Gyeo Wol lantang membuat dayang nya itu membulatkan matanya terkejut.
Dasom kemudian meminta Gyeo untuk tidak berbicara sembarang. Takut Raja Hyeon mendengar, dan bisa dipastikan urusannya akan sangat panjang.Bisa-bisa Ratu Gyeo dikirim ke istana dingin.
" Harap Mama jangan bicara sembarangan." ucap dasom kembali mengingatkan Gyeo Wol. Wanita itu hanya memutar bola matanya dengan jengah. Ia kemudian kembali ke meja belajarnya dan membuka lembaran buku yang sudah dia beri tanda tadi.
" Dasom kemari, tolong tumbukkan tinta untukku."
dasom segera menghampiri ratu nya dan melaksanakan perintah tersebut. Gyeo mengangkat kedua sudut bibirnya hingga memperlihatkan sebuah lengkungan senyum.
" Aku akan mengubah peraturan harem ini. Rupanya ada yang memanfaatkan kekosongan ibu suri. Peraturan-peraturan ini aku tahu siapa yang membuatnya."
Gyeo kemudian mulai mencelupkan penanya ke dalam tinta dan kemudian menorehkannya ke dalam kertas. Dasom sedikit terkejut melihat betapa cantiknya tulisan tangan Ratunya tersebut. Namun Dasom urung memuji, dia tidak ingin sang ratu terganggu konsentrasinya. Sungguh Dasom melihat Ratu Gyeo wol adalah perempuan yang berwibawa dan cerdas.
Gyeo Wol begitu serius menulis. Bahkan ia meminta Dasom untuk istirahat terlebih dahulu. Ketika Gyeo Wol memiliki ide maka ia harus segera menuliskannya, jika tidak maka semuanya akan hilang begitu saja. Terlebih ini adalah urusan dalma istana yang mungkin akan jadi peraturan pasti.
Gyeo Wol benar-benar semua teratur rapi. Ia tidak ingin ada intrik di dalam harem. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa ada orang yang sengaja memanfaatkan keadaan tersebut.
TBC
his knp sih ratu hrs punya niat merebut raja...knp enggak di cuekin aja jg pedulikan lagi...jual mahal gitu...