“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “
“A–aku ?! “
Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.
Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.
Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa wanita, ini ?
Keesokan harinya, Alana dan Opa Cakro bersiap untuk pergi meninjau proyek yang dikabarkan mengalami keruntuhan.
Keduanya berangkat diantar oleh sopir pribadi Alana. Sesampainya di lokasi peninjauan proyek, terlihat karyawan proyek sudah berkumpul disana dengan wajah yang berbeda-beda.
Tak hanya itu, terlihat asisten Jo sedang mengobrol dengan dua sosok pria. Jelas bukan mengobrol hal biasa akan tetapi mereka membahas tentang kehancuran proyek yang sudah setengah jadi.
“Bagaimana bisa seperti ini ? Apa kalian tidak melihat kualitas bahannya ? Mengapa sehancur ini ! Saya rugi miliaran disini ! “ seru pria tampan itu.
“Maaf tuan, dari perusahaan kami sudah membeli bahan yang berkualitas baik bukan yang kualitasnya buruk. “ jelas Asisten Jo tampak berusaha sabar.
“Kalau bahannya berkualitas baik kenapa sekarang bangunannya hancur seperti itu ! “
“Ka—”
“Permisi ! “ ucap Opa Cakro kepada mereka yang disana, dibelakangnya ada Alana yang sudah mengenakan topengnya.
Pria tampan yang bersama asistennya menatap Alana dengan tatapan penasaran.
“Siapa wanita itu, kenapa dia mengenakan topeng diwajahnya. Apa ini CEO dari MG GROUP ? Kenapa mengenakan topeng untuk menutupi wajahnya, dan kenapa jantungku berdetak sangat cepat. Siapa wanita, ini” ucapnya dalam hati.
Bukan hanya pria itu saja, Alana juga merasakan hal yang sama. Dia merasa jantungnya berdebar dan seperti tidak asing dengan pria di hadapan opanya.
“Tuan besar, proyek ini bekerja sama dengan grup AR Group. Tapi sepertinya kesalahan berada di perusahaan kita, “
Opa Cakro mengangguk paham. Kemudia dia berjalan mendekati karyawan yang sudah berbaris rapi.
“Dimana kepala mandor disini ? “ tanya Opa Cakro tegas.
“Tuan, kepala mandornya sudah beberapa hari ini tidak datang ke proyek ! “ ucap Asisten Jo tegas.
Kening Alana mengerut. Dia menatap asistennya dengan pandangan bingung. Bukannya kepala mandor setiap hari datang ke lokasi ? Lalu tatapannya beralih kepada pekerja bangunan.
“Apa itu benar ? “ tanya Opa Cakro tegas.
Semua pekerja disana saling pandang, mereka tidak berani mengeluarkan suara. Hal itu membuat Alana dan pria tampan dari AR Group kesal.
“Kalian punya mulutkan ? “ Mereka semua mengangguk. “ Katakan !! “ titah Alana tegas.
Melihat ketegasan Alana, pria tampan itu sedikit kagum. Tapi dia penasaran dengan sosok wanita di hadapannya yang seperti familiar baginya.
Alana yang tak sengaja melirik ke arah pria itu seketika jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
“Aissss ini jantung kenapa debarannya secepat itu. Nggak mungkin suka, kan ? Kata novel yang dibaca gue, jantung berdebar melihat pria tampan itu tandanya sedang jatuh cinta. Tapi ya masa jatuh cintanya sama duda, sih ! “ batin Alana saat menatap wajah tampan pria itu.
Ya, Alana sedikit tahu tentang CEO AR Group yang ternyata seorang duda. Akan tetapi, dia tidak mengenali siapa sosok tersebut. Dia hanya tahu saat asisten Jo yang memberitahukannya. Bahkan saat proyek berjalan Alana sama sekali tidak pernah ikut turun kelapangan atau bertemu CEO tersebut.
“Dia seperti mirip seseorang, tapi siapa. Akhh !! “ pekik pria itu tiba-tiba membuat Alana dan yang lainnya terkejut.
“Tuan, anda tidak apa-apa ? “ tanya Alana yang entah mengapa membuat pria itu merasa dejavu.
(Abang, Bang Las nda papa ? )
Pria tampan itu menggelengkan kepalanya. Asisten dari pria itu langsung memberikan sebotol air putih kepada tuannya, seraya memberikan sebutir obat membuat Alana dan lainnya terheran.
Papi Cakro segera mengalihkan pembicaraan. Mereka mulai membahas kemana perginya kepala mandor itu.
Sementara itu, di sisi lain, seorang wanita tengah bermanja ria dengan pria yang cukup tampan di atas ranjang. Keduanya baru saja selesai menikmati ad3g4n r4nj4ng yang keduanya lakukan.
“Hmmm, sayang. Bagaimana selanjutnya ? Apa kamu sudah menguras seluruh harta kekayaan kekasihmu itu ? “ tanya pria yang cukup tampan itu menguyel-uyel p4yud4r4 kekasih gelapnya.
“Hmm, sudah ! Pria itu sangat bodoh. Haha, mau saja ditipu olehku. Apalagi CEO mereka juga tak kalah bodohnya, ahhh.. “
“Hm, setelah ini kita akan pergi dari kota ini dan memulai hidup baru dan, tentunya… “
“Ahh, seperti yang kamu inginkan ! “ seru wanita itu yang sudah tidak tahan lagi.
Keduanya kembali bergul4t di atas ranjang. Sedangkan di perjalanan pulang dari peninjauan proyek. Asisten Jo berkali-kali menghubungi kekasihnya yang sudah beberapa hari ini sangat sulit dihubungi.
Dia hari ini berencana untuk memberikan kejutan kepada kekasihnya. Dia ingin melamar kekasihnya, dia juga sudah menghubungi sang kakek untuk menemaninya melamar sang kekasihnya itu.
Tuan Anjelo, kakek dari Asisten Jo tentu menuruti keinginan cucu satu-satunya setelah kedua orang tua Jo meninggal dalam sebuah kecelakaan. Walau sebenarnya dia sangat terpaksa menerima calon cucu menantunya yang entah mengapa tidak sebaik aslinya saat bertamu ke rumah.
“Kakek, apa yang harus Jo siapkan untuk melamar Melia ? “ tanya Jo kepada kakeknya yang menatap jalan.
“Jangan terburu-buru, kita datang saja membawa cincin peninggalan ibumu, “ kata Tuan Anjelo merasa tidak yakin dengan pilihan cucunya.
“Hm, baiklah ! “ seru Jo yang kini berfokus menyetir mobil menuju apartemen dirinya yang kini ditinggalkan oleh kekasihnya Melia.
Sesampainya di pelataran apartemen, asisten Jo langsung memarkirkan mobilnya di parkiran biasa. Dia lalu mengajak sang kakek untuk turun karena tidak sabaran untuk melamar kekasih hatinya.
“Sudahlah, kenapa harus serapi itu. Kita hanya bertemu satu orang bukan banyak orang ! “ tegur Tuan Anjelo jengah melihat sikap cucunya yang berlebihan.
“Lagian juga itu apartemenmu, hanya dia yang tinggal disana ! “ seru Tuan Anjelo kesal.
Dia berjalan mendahului cucunya yang mematung. Dia mengerti jika sang kakek tidak begitu menyukai kekasihnya.
“Suatu saat kakek akan menyukai kekasihku ini. Melia, hari ini aku akan mengikatmu ! “ serunya semangat.
Jo mengejar kakeknya yang sudah masuk ke dalam lobby apartemen. Keduanya berjalan beriringan dengan perasaan yang berbeda. Jo tidak memberitahukan kekasihnya karena dia ingin membuat kejutan di hari penting mereka.
Sesampainya di depan kamar apartemennya Jo yang terlihat gugup menghela nafasnya. Dia sangat gugup sekali membayangkan bagaimana wajah terkejutnya sang kekasih.
“Cepat buka, kaki kakek sudah kram ! “ tegur Tuan Anjelo yang masih saja kesal.
“Baiklah kek, “ kata Jo.
Jo mulai menekan pin apartemennya dengan perasaan gugup hingga saat pintu terbuka perasaan gugup berubah menjadi perasaan terkejut sekaligus bingung.
“Kenapa sangat berantakan ? “ pikirnya.
Tuan Anjelo juga sama terkejutnya, dia berjalan cepat ke arah ruang tamu dan betapa terkejutnya lagi Tuan Anjelo mendengar suara-suara l4kn4t dari dalam kamar yang pintunya terbuka sedikit.
Bahkan Jo sama terkejutnya mendengar suara yang sangat dia kenali. Dengan perasaan campur aduk, Jo membuka pintu tersebut.
Seketika pemandangan itu membuat Jo dan Tuan Anjelo mengalihkan pandangan. Kedua tangan Jo terkepal kuat, amarahnya memuncak kala melihat kekasihnya bermain gila dengan seorang pria.
“MELIAAAAAAAAAAA !!! “ suara Jo menggelegar di seluruh ruangan membuat Tuan Anjelo sontak menutup telinganya.
Degh !!
Permainan itu seketika terhenti saat Melia dan pria itu memalingkan wajah mereka.
“J–jo, “
“A–asisten Jo ?! “