Di dunia yang memadukan sihir kuno dengan teknologi modern, seorang prajurit muda bernama Shaka bermimpi besar untuk menjadi Raja Ksatria. Demi mencapai tujuannya, Shaka mendirikan guild bernama Red Wings, tempat berkumpulnya para petualang pemberani dan unik. Setiap anggota Red Wings memiliki keterampilan dan tujuan yang berbeda-beda, namun semuanya berjuang demi mimpi Shaka yang ambisius: membangun era baru bagi para ksatria.
Impian Shaka untuk menjadi Raja Ksatria tak lepas dari pengaruh legenda Jovan Ardent, seorang ksatria pertama di dunia ini yang hidup seribu tahun lalu. Jovan tidak hanya menjadi tokoh legendaris; ia dianggap sebagai pendiri tatanan ksatria yang memengaruhi seluruh dunia hingga hari ini. Selama hidupnya, Jovan membawa kehormatan dan kekuatan yang mendefinisikan para ksatria sejati dan meninggalkan jejak sejarah yang memicu munculnya banyak pahlawan, termasuk Shaka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zyura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dilema persahabatan
Clown terkejut dan berteriak, lalu berkata, "Bagaimana kau bisa sampai ke sini?!" Shaka menjawab, "Hah?! Bukankah kau yang membuka portalnya untukku?" Shaka sepertinya tidak sadar bahwa buahnya sudah aktif, dan portal itu muncul karena imajinasinya sendiri.
Clown muak dengan situasi ini lalu menyerang Shaka dengan sebuah kartu yang bisa menarik Shaka ke dalam kartu tersebut. Sebelum kartu itu sampai kepadanya, Shaka langsung menghindar dan dengan cepatnya ia menghajar Clown hingga terpental. Saat Clown masih bisa bertahan, Shaka menariknya keluar dan melemparnya dengan sekuat tenaga hingga ia terlempar ke langit tanpa tujuan yang jelas.
Shaka dan yang lainnya berhasil menghabisi para anggota Clown lalu membebaskan Panda dan seorang anak kecil bernama Ginny. Setelah itu, mereka keluar dari sirkus, tetapi Shaka dan yang lainnya merasa aneh melihat Ginny yang selalu tersenyum tanpa berkata apa pun.
Shaka bertanya, "Kenapa dia tersenyum terus?" Panda menjawab, "Anak ini dari dulu sudah menjadi budak, dia dijual belikan hingga akhirnya sampai ke daerah sini." Onyx berkata, "Shaka, mungkin saja anak ini memiliki trauma yang sangat dalam."
Shaka melihat Ginny dengan raut wajah terkejut dan kasihan, lalu memegang pundak Ginny dan berkata, "Dimana rumahmu?" Ginny hanya bisa melihat Shaka sambil tersenyum. Shaka melanjutkan, "Tidak perlu takut lagi, kami akan mengantarmu pulang. Aku janji!" ucap Shaka dengan tersenyum. Ginny merasa bahwa senyuman Shaka sangatlah tulus sehingga ia akhirnya menangis.
Lalu Onyx berbalik badan dan melihat ke arah panda dan apel. Onyx berkata dengan tegas sambil mengeluarkan pedangnya, "Biarkan kami yang mengantarnya pulang. Kami tidak bisa mempercayai kalian lagi." Panda dan apel berkata dengan sangat ragu, "Tapi kami..." Onyx memancarkan tebasan yang mengenai sebuah pohon, lalu melanjutkan, "Itu tadi adalah peringatan untuk kalian."
Panda dan apel menundukkan kepala mereka dan merenungkan diri. Shaka berkata, "Ayo ikutlah bersama kami." Onyx terkejut dan menegur Shaka, "Hei, Shaka! Apakah kau tidak ingat apa yang mereka perbuat kepada kita?!" Shaka menjawab, "Tidak apa, berikan mereka kesempatan."
Panda dan apel sangat berterimakasih pada Shaka, meskipun Onyx dan Rouge sangat tidak menerima mereka. Selama perjalanan, Shaka bertanya kepada panda, "Bagaimana kalian bisa mengenal Ginny?" Panda menjelaskan bahwa pada suatu hari saat mereka sedang membeli bahan makanan, mereka melihat seorang anak perempuan yang selalu tersenyum dengan tatapan kosong di sebuah gerobak, dan itu adalah Ginny.
Kondisi Ginny saat itu sangat memilukan, dengan lehernya terikat oleh tali, dan panda serta apel berasumsi bahwa Ginny adalah seorang budak. Tidak hanya Ginny, ada juga banyak orang dewasa lainnya yang menjadi budak. Mereka tidak tega melihat kondisi tersebut, lalu memutuskan untuk menghajar para penjaga yang menjadikan mereka budak.
Setelah berhasil membebaskan semua orang yang menjadi budak, mereka membawa Ginny ke Sampailah mereka di sebuah kota yang bernama Kota Valencielo.
Sesampainya di Kota Valencielo, mereka langsung berhadapan dengan clown. Pada saat itu, clown dan apel bertarung dengannya, tapi kekuatan mereka tidak sebanding dengan clown. Mereka akhirnya berhasil dikalahkan oleh clown, dan kekalahan mereka menyebabkan Ginny dibawa oleh clown.
Clown berkata, "Jika kau ingin anak ini kembali, berikan kami banyak uang!" Sejak saat itu, panda dan apel kebingungan. Dan itulah yang menjadi alasan mengapa panda dan apel mencuri barang-barang milik Shaka.
Shaka berkata, "Begitu ya." Lalu Rouge bertanya, "Lalu dimana rumah Ginny?" Panda menjawab, "Rumahnya berada di sebuah tempat bernama Last Blue. Beberapa hari lalu kami baru saja pergi dari sana. Jaraknya tidak begitu jauh, sebentar lagi sampai."
Setelah 20 menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di Last Blue, sebuah kota yang dekat dengan laut. Tidak hanya kota, tetapi tempat ini juga memiliki sebuah pedesaan, dan itulah tempat di mana Ginny berada.
Mereka pergi ke pedesaan, dan para warga desa terkejut dengan kedatangan Shaka dan yang lainnya saat melihat Ginny di sana. Orang tua Ginny langsung lari dan memeluknya, sambil mengeluarkan air mata, ibu Ginny bertanya, "Siapa kalian?"
Shaka menjawab, "Aku seorang ksatria solo, begitu juga dengan yang lainnya." Para warga menundukkan kepalanya dan mengucapkan terima kasih.
Setelah pergi dari desa, Onyx mengeluarkan pedangnya lagi dan mengancam Apel dan Panda, "Pergilah!" Apel dan Panda mundur sambil memohon, "Kami tidak tahu harus kemana lagi, izinkan kami untuk ikut dengan kalian!"
Shaka tersenyum, "Ya, baiklah, ikut saja." Onyx menyimpan pedangnya sambil berkomentar, "Lagi-lagi..." Rouge menghela nafas dan berkata, "Kita percayakan saja pada Shaka kali ini."
Mereka memutuskan untuk masuk ke kota Last Blue. Setelah memasuki kota, mereka berpisah untuk mencari barang-barang yang harus dibeli. Shaka mampir di sebuah restoran untuk makan dan menyapa pemilik restoran sambil melambaikan tangannya, "Halo, chef!"
Chef itu menjawab sambil tersenyum, "Halo! Mau makan apa kau?" Shaka tersenyum sinis dan menjawab, "Berikan menu terbaik di sini!" Chef itu juga tersenyum sinis dan menjawab, "Oh, kau mau yang terbaik? Maka akan ku berikan!"
Shaka memesan 10 menu terbaik di restoran itu dan memakannya dengan lahap. Setelah makan, Shaka beristirahat di sana. Sang chef menghampiri Shaka dan berkata, "Sepertinya aku pernah melihatmu." Shaka memasang wajah kebingungan, dan chef itu menunjukkan sebuah poster ksatria dengan foto Shaka yang sedang tersenyum sinis. Shaka kaget, "Wow, itu aku!"
Chef melanjutkan, "Selamat, nak. Kau sudah mendapatkan poster ksatriamu. Kau juga memiliki julukan di bawah namamu. Lihat ini." Chef menunjukkan julukan Shaka dengan jarinya.
Shaka mendapatkan julukan yang bernama "God Hand." Shaka tertawa, "Julukan ini lucu sekali!" Chef itu tersenyum, "Benar, bukan? Aku kira kau orang yang sangat pendiam dan tegas, ternyata beda dengan julukanmu."
Tiba-tiba, seseorang memasuki restoran, seorang perempuan yang membawa dua kantung plastik berisi barang-barang. Sang chef, yang tampak mengenalnya, menyapa, "Oh, Ney! Simpan saja barang-barang itu di meja ini." Ney menjawab, "Baik, paman."
Ney meletakkan barang-barang itu di meja tempat Shaka makan, lalu chef mengambilnya. Shaka melihat ke arah Ney, dan keduanya saling terkejut. Shaka berkata, "Ney?!" Ney menjawab, "Shaka?!"
Mereka berdua berpelukan dan melakukan tos. Ney dan Shaka adalah teman masa kecil di desa Twinleaf. Ney bertanya, "Sedang apa kau di sini, Shaka?" dengan senyum lebarnya. Shaka tersenyum dan menjawab, "Ceritanya sangat panjang!"
Ney mengeluarkan poster ksatria milik Shaka dan berkata, "Hei, lihat, kau benar-benar menjadi ksatria! Itu hebat!" Shaka tersenyum, "Benar, bukan? Aku sudah bilang aku akan menjadi ksatria." Mereka berdua sangat senang bisa bertemu kembali setelah sekian lamanya.
Disisi lain di kota Last Blue, Onyx menemukan sebuah toko pedang yang menarik perhatiannya. Pemilik toko tersebut adalah mantan samurai, yang membuat Onyx tertarik. Sang pemilik toko menyapa Onyx sambil membaca koran, "Selamat datang di toko kami."
Onyx tidak menyapa dan langsung melihat-lihat pedang yang ada di toko. Tanpa sengaja, dia melihat poster ksatria milik Shaka di sana, dan melihat rank Shaka di poster itu membuat Onyx terkejut, "Rank 25?!"
Dia menyimpan poster itu dan kembali melihat pedang-pedang. Dia bertanya kepada sang pemilik toko, "Hei, paman, apakah ada pedang terkuat di sini?" Sang pemilik toko menyimpan korannya dan berjalan ke ruang belakang toko, membawa sebuah pedang bernama Yoru. "Pedang ini bernama Yoru, pedang yang bisa menyerap energimu. Ini adalah pedang terkutuk."
Onyx memegang pedang tersebut, dan seketika merasakan energinya sedikit demi sedikit diserap oleh pedang ini. Alih-alih merasa takut, Onyx tersenyum sinis, merasa tertarik. "Kau jual berapa?" tanya Onyx. Sang pemilik toko terkejut dan menjawab, "Pedang ini tidak dijual! Ini adalah malapetaka. Sudah kubilang, ini pedang terkutuk! Lihat saja, sekarang dia sedang menghisap energimu!"
Onyx melihat pedang Yoru lalu berkata kepada sang pemilik toko, "Begini saja, jika aku bisa menghentikan Yoru untuk berhenti menyerap energiku, apakah kau bisa memberikan ini gratis?" Sang pemilik toko sangat ragu dan berkata, "Coba saja."
Onyx menutup matanya dan memegang Yoru dengan erat. Dia fokus pada titik energinya dan juga energi milik Yoru. Tidak lama kemudian, muncul aura hitam dari pedang Yoru dan menempel di tangan Onyx.
Setelah beberapa saat, aura hitam itu menghilang dan Yoru berhenti menyerap energi Onyx. Onyx tersenyum sinis dan berkata, "Bagaimana, pak?" Sang pemilik toko terkejut dan bertanya, "Bagaimana kau bisa melakukannya?"
Onyx tersenyum sinis lagi, "Pedang ini terasa cocok di tanganku. Aku ambil, pak!" Onyx keluar dari toko pedang, meninggalkan sang pemilik toko dalam keheranan.
Akhirnya, Onyx mendapatkan pedang baru. Kini dia pengguna dua pedang, tetapi dia yakin bahwa Yoru akan menghisap energinya lagi. Untuk itu, dia akan menggunakan Yoru hanya dalam situasi yang genting.
Panda dan apel berada di tengah laut, mereka sedang memancing tapi belum mendapatkan satu ikan pun. Apel bertanya kepada panda, "Hei, dimana ikannya?" Panda dengan wajah murung menjawab, "Entahlah, aku sudah lapar."
Apel membujuk panda, "Lebih baik kita kembali ke Tuan Shaka saja." Panda setuju, dan mereka pun kembali ke kota Last Blue.
Setelah menyimpan kapal, mereka melihat Rouge yang sedang membawa bahan makanan. Mereka menghampirinya, "Halo, Tuan Rouge!" Rouge terkejut dan berkata, "Oh, kalian berdua ternyata."
Panda dan apel menawarkan bantuan mereka. Rouge menjawab, "Mungkin kalian bisa membawa barang yang satu ini, itu cukup berat." Rouge memberikan satu barang bawaannya kepada panda, lalu mereka melanjutkan perbelanjaan.
Kembali ke posisi Shaka, Shaka mengajak Ney untuk ikut bersamanya, "Hey Ney, bagaimana kalau kau ikut denganku!" Ney yang tadinya tersenyum tiba-tiba memudar, membuat Shaka kebingungan.
Ney menjawab, "Maaf, Shaka. Sepertinya aku tidak bisa ikut denganmu." Shaka bertanya, "Kenapa?" Ney menjelaskan, "Aku sekarang tinggal di sini, bekerja di pasar membantu ayah dan ibuku, jadi aku tidak bisa ikut denganmu."
Shaka mengerti, "Oh begitu ya." Suasana menjadi canggung, lalu chef datang memberikan mereka kedua gelas berisikan air putih. Ney berkata, "Tidak apa, Shaka. Aku akan terus melihatmu di berita koran harian!" sambil tersenyum.
Shaka tersenyum, "Tidak apa-apa, jangan dipaksakan jika tidak bisa." Suasana kembali menjadi normal.
Ney memegang kepalanya dan berkata, "Lagipula, aku tidak bisa sihir dan bertarung pun tidak bisa. Kalau aku ikut denganmu nanti malah jadi beban." Shaka menjawab, "Tidak masalah bagiku."
Jam menunjukkan pukul 3 sore, Ney harus kembali ke tempat ayah dan ibunya. Ia pun berpamitan dengan Shaka. Chef bertanya kepada Shaka, "Apakah dia pacarmu?" Shaka terkejut dan wajahnya memerah, "Bukan!"
Chef tertawa, dan kemudian Shaka bertanya, "Apakah di sini ada penginapan?" Chef menjawab, "Kalau ada, dekat sini."
Shaka berterimakasih kepada chef lalu pergi meninggalkan restoran itu. Tak lama kemudian, Shaka bertemu dengan Onyx, dan di saat bersamaan, Rouge, Panda, dan Apel pun tiba. Shaka memutuskan untuk mencari penginapan di sekitar sana.
Rouge pun mencari tempat penginapan dan akhirnya berhasil menemukannya. Mereka pun menginap sementara di tempat itu.
-BERSAMBUNG-