Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15 Lancang!!
Saat ini mereka sedang berada di meja makan untuk melakukan makan siang bersama.
"Kak Xanders mau makan sama apa, biar aku ambilin" ujar Nara tiba-tiba.
Caca yang mendengar itu tentu saja jengkel.
"Gue istrinya Lo gak usah repot-repot mau ambilin makan suami orang" ujar Caca sewot.
"Sebagai adik yang baik aku cuma mau nawarin aja kok kak" kata Nara dengan tampang sok polosnya.
"Itu tugas gue ISTRINYA" Ujar Caca dengan menekan Kata Istri.
"Sudah-sudah, Nara menyiapkan makan untuk suami itu memang sudah menjadi tugas seorang istri" Maya mencoba menasehati.
"Iya ma".
Sejak tadi Nara memang terlihat berusaha mendekati Xanders. Tapi tentu saja tak akan semudah itu mendekati Xanders apalagi sekarang Caca sudah mulai mode posesif pada sang suami.
"Sudah ayo makan" ujar Maya.
Setelah makan mereka kembali bersantai di ruang keluarga untuk sekedar berbincang-bincang santai.
"Ma papa kemana kok gak ikut" tanya Caca.
Walaupun sang papa tiri sering menyakitinya, tapi Caca masih menghargai dan menghormati Delon sebagai papa sambungnya.
"Papa lagi banyak kerjaan jadi gak bisa ikut kesini, tadi pagi juga berangkat pagi-pagi banget" kata Maya.
Satu tahun belakangan ini Caca perhatikan sikap Delon terhadap mamanya memang berubah, biasanya Delon akan bersikap manis pada Maya bahkan papa dan mamanya itu sering jalan keluar untuk sekedar quality time. Tapi belakangan ini Delon sering lembur bahkan kadang jarang pulang, sikapnya pun lebih cuek pada Maya.
Xanders yang mendengar itupun hanya menyunggingkan senyum misteriusnya.
"Nara kemana ma?" Tanya Caca.
"Tadi sih bilangnya mau ke toilet tapi belum balik lagi, udah daritadi sih" kata Maya.
Caca yang merasa ada yang tidak beres pun segera mencari keberadaan Nara.
"Ma, Xanders aku ke kamar dulu ya sebentar mau ambil handphone" kata Caca beralasan, nnti ia segera beranjak untuk mencari keberadaan Nara.
Sedangkan di sisi Nara, ia sedang berjalan-jalan mengelilingi Rumah Caca.
"Gila ini rumah gede banget, barang-barangnya juga ori semua mahal dan mewah banget".
"Enak banget si Caca jadi nyonya di rumah ini, harusnya gue yang jadi nyonya disini" ujar Nara.
Langkah Nara terhenti di depan sebuah pintu, yang tak lain itu merupakan pintu kamar Caca dan Xanders.
"Ini ruangan apa ya" gumam Nara.
CEKLEK
Nara membuka pintu tersebut, seketika Netranya membulat ia berdecak kagum melihat isi dari kamar tersebut.
"WAW GILA INI KAMARNYA BAGUS BANGET" pekik Nara, ia benar-benar jatuh cinta dengan kamar ini.
Ia berjalan-jalan mengelilingi kamar, matanya menangkap sebuah foto pernikahan di atas meja. Ia ambil foto tersebut matanya tersirat penuh dendam.
"Ternyata ini kamar mereka berdua, beruntung banget si Caca. Gue gak bisa biarin ini lebih lama lagi".
"Harusnya gue yang ada di foto ini sama Xanders bukan Caca".
Saat Nara sedang asik mengamati foto itu, suara seseorang berhasil menghentikan kegiatannya.
"Lancang banget Lo masuk-masuk kamar gue sama Xanders" bentak Caca emosi.
"Kenapa? Gak suka Lo?" Tanya Nara menantang.
"Ini seharusnya jadi kamar gue sama Xanders bukan kamar Lo" ujar Nara dengan pedenya.
"Dalam mimpi Lo" sinis Caca.
"Berani ya Lo sekarang sama gue" Nara hendak menampar Caca, tapi sebelum tangan Nara menyentuh pipinya Caca lebih dulu berhasil menahan pergelangan tangan Nara.
"Dari dulu gue gak pernah takut sama Lo, tapi karena Lo adalah Gadis playing victim jadi wajar kalo semua orang lebih percaya sama Lo"
"Karena Lo adalah Ratu Drama" Tekan Caca pada Nara.
"Sekarang Lo lihat siapa yang menang? Tetep gue pemenangnya" ujar Caca.
"Nyesel kan Lo sekarang, Suami gue yang Lo kata seorang kakek-kakek peot itu ternyata seorang Xanders Juliano Smith" Caca tersenyum remeh pada Nara.
"Sekarang Lo boleh senang-senang caca, satu hal yang harus Lo tau kebahagiaan Lo ini gak akan bertahan lama karena gue akan rebut Xanders dari Lo dan gue yang akan jadi satu-satunya nyonya dirumah ini" ancam Nara.
"Silahkan, gue gak takut karena sampai kapanpun gue akan pertahanin pernikahan gue sama Xanders" jawab Caca dengan berani.
Caca menyeret Nara keluar dari dalam kamarnya.
"Kalian ngapain disini, mama tungguin dibawah lama banget" Suara Maya berhasil mengalihkan perhatian keduanya.
"Gak papa kok ma, Nara cuma lagi ngobrol-ngobrol aja sama kak Caca" ujar Nara di lembut-lembutkan.
"Ya sudah ayo kita pulang, papa mu sebentar lagi akan pulang" ajak Maya.
"Caca mama pulang dulu ya, kamu baik-baik disini, Xanders mama titip Caca ya kalau nakal jewer aja telinganya"
"Siap ma" jawab Xanders.
"Mama apaan sih" sewot Caca dengan bibir yang mengerucut kedepan.
"Hahahaha, becanda sayang ya ampun princess mama ini" Maya terkekeh melihat kekesalan sang putri.
"Ya sudah mama pulang dulu ya".
*
*
Xanders perhatikan semenjak kepulangan mertua dan adik tirinya Caca lebih banyak diam, seperti orang yang sedang badmood.
"Sayang, kenapa diem aja daritadi" tanya Xanders hati-hati.
"Gak" ketus Caca.
"Aku ada salah sama kamu? Kok kamu diemin aku kaya gini" tanya Xanders lagi.
"Enggak" jawab caca singkat.
"Terus kenapa kamu diem, kalau aku ada salah ngomong sayang jangan diem aja" kata Xanders.
"Aku udah bilang enggak ya enggak" teriak Caca jengkel.
"Hei kenapa sih, kok marah-marah gini" Xanders benar-benar bingung dengan perubahan sang istri.
"Gak usah ajak aku ngomong, aku lagi kesel" ketus Caca ia langsung berbalik membelakangi Xanders.
Ah Caca persis seperti anak kecil yang tengah merajuk karena tak dibelikan es krim.
Xanders sejujurnya ingin tertawa melihat tingkah Caca, bukan terlihat galak justru malah terlihat lucu di mata Xanders.
"Kesel kenapa sayang"
"Ya pokoknya aku lagi kesel".
"Coba cerita sama aku, kamu kesel kenapa"
"Diem deh Xanders kamu berisik banget" sewot Caca.
"Aku gak akan tau kalau kamu gak cerita sayang, makanya aku tanya ke kamu kenapa kamu kesel" ujar Xanders penuh rasa sabar.
Caca berbalik menghadap Xanders Matanya tampak berkaca-kaca, Xanders yang melihat itu semakin bingung.
"Utututuuuu sayangggg, sini pelukk" Xanders merentangkan tangannya.
Caca langsung memeluk Xanders ia menangis dalam pelukan Xanders.
"Hiks... Hiks.... A-ku kesel" ujar Caca
"Kesel kenapa, coba cerita"
"Tadi Nara masuk kamar kita, dia pegang-pegang foto pernikahan kita" adu Caca pada Xanders.
Caca terlihat sangat menggemaskan jika sedang menangis seperti ini, hidungnya memerah seperti badut jika ia tengah menangis.
Xanders sebisa mungkin menahan tawanya, takut jika ia tertawa istri mungilnya ini akan semakin menangis.
"Kenapa dia bisa masuk kesini?" Tanya Xanders.
"Dia bilang dia bakal rebut kamu dari aku" kata Caca.
"Kamu takut?" tanya Xanders
"ya-ya-yakan kamu suami aku" ujar Caca terbata.
"Hahaha bilang aja kamu jealous" ledek Xanders.
"XANDERSSSSS" teriak Caca.
Bersambung.....
NT lagi mengalami kendala ya, jadi up nya sedikit terlambat walaupun udah lulus review. kalau semisal bab muncul tapi pas di klik tulisan nya "Bab di hapus" tenang aja ya, nanti bakal muncul lagi kok bakal bisa di baca.
mohon maaf atas kendala yang terjadi ya readers😊🙏🏻
aku suka dengan jalan ceritanya begitu banyak cinta tapi tidak dengan kedua ayah tiri dan adik tirinya