Namaku Tiara Putri Mahesa, aku menikah dengan seorang Pria bernama Rio Anggara. Seorang pemuda sukses berjabatan Manager di Perusahaan Besar, dia sangat mencintaiku. Namun sikap dan sifatnya lambat laun berubah, dia menafkahiku dengan tidak layak, bahkan kerab tidak memberiku nafkah. Padahal Tugas Seorang Suami memberi Nafkah Lahir dan Batin Terhadap Istrinya. Tak jarang aku pun bagai seorang pengemis yang harus berkali kali mengiba meminta hakku. Namun kesabaranku seolah di injak injak dengan perbuatannya di belakangku, lelah dengan kesabaran yang tak pernah di hargai. Akhirnya aku Berontak dan Mundur.
Bagaimana kelanjutan kisahku? Yuk baca kisahku
Happy Reading❤️🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cillato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu tak sengaja dengan Mertua dan Ipar
Hari ini di hari pertama aku masuk untuk bekerja, aku meminta pulang lebih cepat kepada kak bintang setelah menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat dan tepat. Aku beralasan akan pergi ke pusat perbelanjaan, kak bintang menawariku untuk mengantarkanku tapi aku menolaknya. Aku ingin pergi sendiri sambil merefresh otak ku selama ini dengan angin segar.
Jarang sekali aku bisa keluar seperti ini. Kak bintang memberiku sebuah kartu untuk ku gunakan saat transaksi apapun, ahh emang kak bintang terr the best.
Di pusat perbelanjaan nanti, rencananya aku ingin membeli beberapa potong pakaian untuk ku bekerja. Selama menikah memang aku tak pernah membeli pakaian untuk diriku sendiri, baju baju yang kupunya saat ini pun adalah baju bajuku ketika aku masih lajang. Aku berfikir kenapa bisa aku sebodoh itu, hahaha aku menertawai diriku sendiri.
**Di Pusat Perbelanjaan Mall Galeri
Saat aku sedang memilih milih pakaian, dan tanganku akan mengangkat pakaian tersebut tiba tiba dari arah belakang ada yang menyerobot pakaianku. Setelah ku lihat ternyata Kakak iparku dan disampingnya ibu mertua. Wahh dunia ini memang sangat sempit ya, bisa bisanya aku bertemu mereka juga disini. Huh niat healing kok malah sinting, ucapku menggerutu dalam hati.
"Loh mbak kan ini aku dulu yang ambil, kok mbak manda asal ambil aja sih". Ucapku padanya
"Lah ini kan sudah berada ditanganku, ya jelas jelas milik aku dong. Kalau kamu mau ambil ini, emang kamu sanggup bayar haa?". Ucapnya ketus dengan mata melotot tajam kepadaku. Ya sudah ku pastikan pasti mereka cari keributan denganku, aku malas untuk menanggapi mereka.
"Maaf ya mbak, aku punya uang untuk membeli. Apa ibu dan mbak manda gak tahu kalau aku diberi uang yang lebih sama mas rio buat shopping, ya itung itung uang jajanku sendiri". Ucapku sambil tersenyum sinis kearah dua perempuan yang ada didepanku, sengaja memang aku berkata seperti itu agar duo rombeng ini bak cacing kepanasan yang iri mendengarnya
"Gk mungkin si rio bakalan ngasih kamu uang untuk belanja lebih, udahlahh jangan bohong kamu!". Ucapnya dengan nada meninggi sambil menunjuk kearahku.
Hahaha aku berlalu begitu saja malas meladeni duo rombeng, akhirnya aku membayar semua pakaian tadi yang sudah ku pilih pilih, meninggalkan dua orang bak patung berdiam diri sambil tengah berfikir dengan mata menatap tajam kepada ku.
**Di Rumah kontrakan
Sesampainya di rumah, aku tidak melihat mobil mas rio terparkir dihalaman. Padahal biasanya jam segini mas rio sudah ada dirumah, sepertinya mas rio pergi kerumah ibunya, sudah di pastikan duo rombeng menceritakan tentang perdebatan tadi di mall. Ah biar sudah malas memikirkan mereka, ujarku dalam hati.
Akhirnya aku pergi menaruh semua papper bag yang berisi beberapa pakaian ke dalam kamar, lalu aku beranjak untuk pergi mandi.
Setelah selesai mandi, ku dengar deru mesin mobil mas rio datang.
"Ra, rara dimana kamu!". Panggilnya teriak teriak, huh pasti duo rombeng itu mengadu yang tidak tidak. Lekas ku hampiri mas rio, aku berjalan dengan santai ke ruang keluarga.
"Ya, apa mas?". Ujarku dengan santai
"Darimana kamu punya uang untuk ke mall ha, beli pakaian pakaian yang gk berguna Kamu itu boros banget sih jadi istri!".
Ucapnya membentakku, tunggu tunggu dulu apa katanya? Aku boros jadi istri hahaha aku tersenyum sinis kearah mas rio. Uang yang diberikannya hanya satu juta untuk satu bulan itupun sudah dipotong untak bayar sewa kontrakan dan makan sehari hari.
"Dari mana aku dapat uang kamu gk perlu tahu mas, yang terpenting aku tidak memakai uang darimu. Real semua uang yang kamu beri sudah di pakai untuk kebutuhan rumah ini dan juga sudah kembali kepadamu, yang kamu makan sehari hari itu apa?". Ucapku sedikit santai, karna aku masih menjaga kewarasanku menghadapi keluarga toxic seperti ini.
"Gak usah banyak ngeles kamu, lalu darimana kamu dapat uang!
Oh aku tahu, kamu melacur kan ke pak bintang. Kamu dapat uang dari hasil menjual tubuhmu kan!!". Ucapnya nyalang membentakku.
Plakkkkk..
Ku tampar dia, dadaku bergemuruh terasa nyeri. Sakit sekali hati ini mendengar kata katanya. Aku tidak habis fikir, bagaimana dia bisa berfikir seperti itu.
"Rara, sudah berani kamu kurang ajar sama suami!". Ucapnya membentak ku, tangannya mengepal dengan mata melotot tajam menahan amarahnya.
Ku pejamkan mata ini, ku hirup udara sebanyak banyaknya untuk menghilangkan rasa sesak didada.
Ku hembuskan nafas ini dengan berat, sambil membuka mata.
"Terserah apa katamu mas, aku sudah lelah dengan semuanya. Silahkan kamu kembali ke keluarga toxic mu itu, itu kan yang kamu mau. Aku tahu, aku memang tidak pernah ada di hatimu. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku mas, yang kamu fikirkan hanyalah keluargamu lalu untuk apa mas kamu menikahiku". Ucapku dengan nada bergetar, ku tahan air mata ini agar tidak jatuh. Aku tidak ingin mas rio melihatku menangis, dan menganggap diriku ini lemah.
Aku berlalu pergi meninggalkannya, ku lihat sekilas mas rio mentapku dengan tatapan sendu. Aku tidak tahu apa yang sedang di fikirkannya
Aku masuk kedalam kamar, tumpah sudah air mata ini mengalir deras membanjiri pipiku. Aku menangis terisak, sungguh sakit sekali hati ini, dada ini terasa sangat sesak dengan apa yang diucapkannya kepadaku. Tega sekali mas rio berkata seperti itu, semakin hari aku semakin tahu sifat aslinya seperti apa.
Tak berapa lama kudengar pintu kamar terbuka, ku hapus dengan kasar air mata ini. Ku dengar langkah kaki mas rio mendekat
"Ra, mas gk bermaksud bicara seperti itu padamu. Mas minta maaf". Ucapnya
"Sudahlah mas, aku lelah aku ingin beristirahat". Ucapku menahan isak tangis agar tak terdengar, tak terasa aku menangis hingga tertidur.
Pagi hari seperti biasa, kujalani tugas sebagai ibu rumah tangga. Ku siapkan apapun kebutuhan mas rio, masih sama seperti biasanya sebelum aku bekerja.
Setelah selesai, di meja makan aku dan mas rio sama sama terdiam hanya dentingan sendok, garpu dan piring yang saling beradu. Ku rasa dia sedang memikirkan suatu hal, yang aku sendiri tidak tahu itu apa.
"Ra..". Ucapnya memanggilku
"Heemm.." Jawabku, karna aku malas kalau harus berdebat sepagi ini dengannya.
"Maaf". Ucapnya, apa dia tidak mengerti bagaimana perasaanku setelah dia mengatakan hal itu. Rasa sesak kembali menyelimuti dadaku
"Sudahlah mas, tidak perlu dibahas". Jawabku
Mas rio sudah selesai sarapan dan beranjak pergi keluar menyalakan mesin mobilnya untuk berangkat bekerja.
Kulihat mobilnya sudah bergerak hilang dijalan belokan, huh kenapa mas sekarang sikapmu berubah. Berangkat kerja tidak pernah pamit, dan tidak ada basa basi menawariku berangkat kerja bersama padahal sekarang aku juga bekerja di satu perusahaan denganmu. Di perusahaan memang tidak ada yang tahu siapa istri mas rio, karna dia tidak pernah memperkenalkanku ke teman teman kantornya.
Ku tunggu taksi online pesananku, setelah datang akupun langsung mengunci rumah dan berangkat bekerja.
usulnya