NovelToon NovelToon
Dendam Dan Cinta

Dendam Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Trauma masa lalu
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Jayden dan Edward telah sampai di gudang penyimpanan senjata.

Ia melihat lelaki yang baru saja dihajar oleh beberapa anak buah Jayden.

Jayden langsung menghampiri Lelaki yang sedang dalam keadaan terikat itu.

"Siapa yang memerintah mu untuk menyusup kesini?" tanya Jayden.

Lelaki itu hanya tersenyum sinis dan tidak menjawab pertanyaan dari Jayden.

Jayden meminta Edward untuk mengajar lagi agar mau mengatakan yang sebenarnya.

"Dilan yang memerintahkan aku untuk membakar gudang ini!" ucap Lelaki yang ternyata salah satu anak buah Dilan.

Jayden sudah menduga kalau Dilan masih tidak mU menyerah.

Sejak kematian Michelle, ia sudah meminta Dilan untuk tidak pernah mengganggunya lagi. Tetapi Dilan masih saja menganggu hidupnya sampai sekarang.

Jayden langsung menghampiri anak buah Dilan sambil membisikkan sesuatu ke telinganya.

"Katakan itu kepada bos kamu dan satu lagi..."

DOR!

Jayden menembak kaki lelaki itu dan langsung meninggalkannya begitu saja.

Sementara itu sejak tadi Luna tidak bisa memejamkan matanya sama sekali dan ia pun memutuskan untuk keluar dari kamar.

Jam menunjukkan pukul dua pagi dimana semua pelayan masih tertidur pulas.

Luna berjalan menuju ke dapur untuk mengambil air putih.

Setelah itu ia kembali melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan.

Luna yang merasakan kantuk akhirnya tertidur di ruang makan dengan kepala yang ia sandarkan di atas meja makan.

Tak berselang lama Jayden pulang dan saat masuk ke rumah ia terkejut melihat Luna yang berada di ruang makan.

Ia langsung menghampiri Luna dan takut jika Luna akan melakukan BD lagi.

"Luna, apa yang terjadi pada kamu?" Jayden menepuk pipi Luna dengan memeriksa denyut nadinya.

Jayden langsung bernafas lega ketika melihat Luna yang ternyata hanya tidur.

"Kenapa kamu membuatku takut." gumam Jayden yang kemudian membopong tubuh Luna dan membawanya ke kamar.

Sesampainya di kamar Jayden menaruh tubuh Luna di atas tempat tidur.

Disaat akan bangkit tiba-tiba tangan Luna memeluk pinggang Jayden.

Jayden pun memutuskan untuk menemani Luna yang sedang tidur.

Ia segera melepaskan tangan Luna yang sedang memeluknya dan setelah itu ia naik ke atas tempat tidur.

Matahari sudah bersinar terang dan mereka berdua masih tertidur pulas.

Luna membuka matanya dan ia langsung terkejut ketika ada sebuah tangan yang sedang memeluknya dari belakang.

Ia langsung membalikkan tubuhnya dan melihat Jayden yang sedang memeluknya.

"Jayden, kenapa kamu tidur disini?" Luna mencoba melepaskan tangan Jayden.

"Jangan dilepas, aku ingin memelukmu sebentar." ucap Jayden dengan mata yang masih tertutup.

Luna hanya bisa terdiam saat Jayden memeluk tubuhnya.

"Jayden, kenapa kamu tidur disini?" tanya Luna.

"Semalam kamu yang memintaku untuk tidak pergi." jawab Jayden.

Jayden bertanya kepada Luna kenapa tidur di ruang makan.

Luna mengatakan kalau semalam ia tidak bisa tidur jadi ia duduk-duduk di ruang makan sampai akhirnya tertidur pulas.

"Luna, apakah kamu masih mencintai Damian?" tanya Jayden.

"A-aku sudah tidak mencintainya lagi Jayden. Sejak kejadian itu sepertinya aku sudah tidak mencintainya lagi." jawab Luna.

Tanpa Luna sadari saat dia menjawab pertanyaan dari Jayden, air matanya jatuh menetes di pipi.

Jayden yang melihatnya langsung menghapus air mata Luna.

"Jayden tolong bantu aku untuk melupakan semuanya. Aku masih takut jika bayangan itu muncul lagi." Luna menangis sesenggukan sambil memeluk tubuh Jayden.

"Aku akan membantumu untuk melupakan semuanya." ucap Jayden.

Setelah itu Jayden meminta Luna untuk segera mandi karena hari ini waktunya Luna untuk kontrol kandungan.

Luna bangkit dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi.

Jayden keluar kamar dan meminta pelayan untuk menyiapkan susu coklat dan sarapan pagi.

Setelah selesai mandi Luna segera menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

Luna memandang perutnya yang semakin besar dan tinggal beberapa bulan lagi ia akan melahirkan si kecil.

"Aku harus bisa melupakan mu Mas." gumam Luna

Luna yang sudah selesai mengganti pakaiannya langsung menuju ke ruang makan.

"Ayo kita sarapan dulu." ajak Jayden sambil menggandeng tangan Luna.

Sebelum berangkat ke rumah sakit mereka berdua sarapan terlebih dahulu.

Disaat sedang sarapan tiba-tiba ponsel Jayden berdering dan ia langsung mengangkatnya.

"B-baiklah aku akan kesana nanti jam 11." ucap Jayden.

Jayden menutup ponselnya dan mengatakan kalau kliennya ingin mengajaknya bertemu.

"Jayden, aku bisa ke rumah sakit sendiri." ucap Luna yang tidak mau pekerjaan Jayden terbengkalai gara-gara harus mengantarkannya ke rumah sakit.

"Kamu yakin bisa ke rumah sakit tanpa aku?" tanya Jayden.

Luna menganggukkan kepalanya dan ia mengatakan kalau ia bisa ke rumah sakit sendirian.

Jayden memanggil salah satu anak buahnya untuk mengantarkan Luna ke rumah sakit

Setelah selesai sarapan Jayden berpamitan kepada Luna.

Jayden meminta Luna untuk tidak usah masuk kerja setelah dari rumah sakit.

Luna menganggukkan kepalanya dan setelah itu Jayden melajukan mobilnya menuju ke hotel.

Anak buah Jayden menepuk pundak Luna dan mengajaknya untuk segera berangkat ke rumah sakit.

"Saya ambil tas dulu." Luna kembali masuk ke kamarnya dan mengambil tasnya.

Luna pun langsung masuk kedalam mobil menuju ke rumah sakit.

Tanpa Luna sadari kalau Sherly dan Kimberly mengikuti kemana Luna pergi.

"Sepertinya perempuan itu ingin bermain-main dengan kamu Sherly." ucap Kimberly yang memanas-manasi agar Sherly memberikan pelajaran kepada Luna.

"Tenang saja aku pasti akan memberikannya pelajaran agar dia menjauh dari Jayden. Jayden milikku sampai kapanpun.."

Kimberly masih saja memanas-manasi agar tidak mengampuni Luna yang sudah menggoda Jayden.

Tak berselang lama Luna telah sampai di rumah sakit, ia meminta anak buah Jayden untuk menunggu di mobil saja.

"Baik Nona Luna, saya akan menunggu disini saja."

Setelah itu Luna masuk kedalam rumah sakit dan segera mendaftar ke ruangan pemeriksaan khusus ibu dan anak.

"Dimana Tuan Jayden? Kenapa tidak ikut mengantar?" tanya perawat.

Luna mengatakan kalau Jayden sedang ada pekerjaan penting.

Kemudian perawat meminta Luna untuk menunggu sebentar.

Luna mengirimkan pesan kepada Jayden kalau ia sudah berada di rumah sakit.

Jayden yang masih mengobrol dengan klien mengheningkan ponselnya jadi ia tidak tahu jika Luna mengirimkannya pesan.

Perawat memanggil Luna untuk segera masuk ke ruang dokter.

Dokter meminta Luna untuk merebahkan tubuh di atas brankar.

"Saya periksa dulu ya Bu." ucap dokter.

Luna menganggukkan kepalanya saat dokter memeriksa kandungannya.

Dokter memperlihatkan bagaimana kondisi kandungan Luna.

"Kondisi kandungan anda baik-baik saja dan saya anjurkan setiap pagi anda berjalan kaki 10 atau 15 menit." ucap dokter.

Luna bisa bernafas lega ketika mendengar perkataan dari dokter dan setelah itu dokter memberikan obat dan vitamin.

Setelah selesai memeriksakan kandungannya, Luna berjalan ke kantin untuk membelikan kopi dan beberapa makanan untuk anak buah Jayden yang sudah menunggu di parkiran.

Luna masuk kedalam kantin dan memilih beberapa kue yang ada di kantin rumah sakit.

Tak lupa ia juga sudah memesan kopi dan susu coklat.

Selesai membayar semuanya Luna berjalan menuju ke parkiran.

Disaat sedang berjalan tiba-tiba ada seseorang yang menariknya

Sherly langsung mengikat dan menutup mata beserta mulut Luna.

"MMMMPPHHHH!"

Sherly dan Kimberly langsung mendorong tubuh Luna ke dalam gudang dan menguncinya dari dalam.

"Semoga kamu dan anakmu mati di dalam sana." ucap Kimberly.

Kimberly dan Sherly langsung pergi meninggalkan rumah sakit.

Di dalam gudang Luna berusaha untuk melepaskan ikatannya.

"MMMMPPHHHH! MMMPPHH!" Luna mencoba untuk berteriak meminta tolong tetapi suaranya tidak terdengar.

Luna merasakan perutnya yang sakit akibat Sherly yang mendorongnya sampai tersungkur di lantai.

"Mmmmpphhhh....."

Luna berharap ada seseorang atau siapa saja yang tahu keberadaannya saat ini.

1
Yanni Santoso
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!