NovelToon NovelToon
CEO DINGIN Dengan WANITA BAIK

CEO DINGIN Dengan WANITA BAIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hotler Siagian

Menceritakan seorang laki-laki dingin yang jatuh cinta terhadap seorang wanita…….

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hotler Siagian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Hal itu, membuat Alika kembali bergidik

(ngeri juga ya, mahasiswi gue udah pasti umurnya jauh sama si Calvin tapi masih mau aja)

Pak Budi memberikan survey kuesioner itu ke pada Bu Alika

Lalu, salah satu mahasiswi Alika ada yang memberanikan diri bertanya,

"Pak Calvin, Kira-kira udah ada pacar belum? Kalau semisal belum saya mau mendaftar, Pak? ", tanya mahasiswi tersebut bernama Dina sambil tersenyum

Dina merupakan mahasiswi yang bisa dibilang cantik dari teman-tsman seangkatannya. Mungkin bisa dibilang satu-satunya yang sedikit bisa menyaingi kecantikan Bu Alika

Lalu, hal itu disahuti oleh mahasiswi mahasiswi yang lain,

" Saya juga pak! "

"Saya juga, "

"Saya rela jadi yang kedua, Pak! ",

Hal itu membuat Calvin memasang muka yang sangat datar, dia tidak suka meladeni keributan seperti ini.

Calvin melihat Alika, bagaimana pertanggung jawabannya sebagai dosen. Kenapa muridnya bisa lepas kontrol seperti ini.

Sementara, wanita itu hanya memasang wajahnya masamnya,

"Aduh malu-maluin banget si mahasiswi gue yaampun", gumam Alika merutuki dirinya sendiri karena tidak mampu mengendalikan muridnya.

Tapi bukan hanya itu, dia juga sebenarnya tidak suka melihat ada wanita lain yang menyatakan cinta terang-terangan didepan Calvin

"Saya sudah akan menikah! Silahkan tanya Bu Alika", jawab Calvin menatap Alika yang sedari tadi menunduk

blush

Pipi Alika memerah, karena pernyataan Calvin

(Serius Calvin mau nikahin gue? Gue akuin kalo gue sebenernya udah mulai ada rasa sejak awal ketemu. Tapi, ya ga gini jugak kali. Masa iya dilamar depan murid-murid!), batin Alika menghayal menyangka Calvin akan melamarnya sebentar lagi.

Alika mengangkat wajahnya dan tersenyum paksa kepada para mahasiswa- mahasiswinya,

"Iya, betul," jawab Alika malu-malu.

Para mahasiswa Alika semakin tidak terkontrol. Pak Budi yang sejatinya merupakan Dekan kampus, langsung menghentikan itu semua dengan satu tangannya.

"Baik anak-anak kalau begitu, saya rasa saya dan Pak Calvin sudah tidak ada keperluan. Maka kita bisa melanjutkan kelasnya, bukan begitu Bu? ", tanya Pak Budi memberi isyarat lewat kedipan kepada Bu Alika dan Pak Calvin agar bisa mengalihakan kondisi kelasnya yang ribut.

Alika yang mengerti isyarat Pak Budi pun tertawa,

" Hahaha, benar Pak. Kalau begitu silahkan. Terimakasih banyak ya, Pak," jawab Alika menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Terimakasih, Pak!!!" saut seluruh mahasiswa Alika mengikuti berterimakasih ke Pak Budi dan Calvin.

Calvin yang melihat tingkah Alika tidak bisa menyembunyikan senyumnya,

"lucu", gumam Calvin pada dirinya sendiri

Pak Budi pun langsung menuju keluar kelas yang langsung diikuti Calvin

Alika menunggu punggung itu sampai tidak terlihat, baru setelah itu dia mendudukkan dirinya dikursi dibelakangnya

Alika mengangkat kepala, "kan, udah ga kondusif nih. Murid gue udah pasti gabisa fokus matkul, pasti cuman mau nanya Calvin" ujar Alika sambil berdecak.

Melihat seluruh mahasiswanya kembali sibuk bergosip ria tentang Calvin.

Memang meski Calvin belum lama berada di Universitas tersebut sekedar hanya mengecek pembangunan.

Tapi yang namanya wanita kalau ada berita burung pasti cepat sampai apalagi berita 'cogan' /cowok ganteng

Dan hal itu ternyata juga benar benar terjadi pada murid Alika.

Kembali memikirkan sesuatu mencoba menarik fokus mahasiswanya kedalam materi, Alika merencanakan sesuatu,

"Teman- teman seperti yang sudah kalian dengar tadi dari bapak Calvin, beliau berfikir kalau saya orang yang tau persis hubungan orangnya, kan? Jadi, siapa dari kalian yang masih ingin tau bisa angkat tangan

Suara terbanyak yang menang" ujar Alika

"Iya bu saya mau! "

"iya bu"

"saya bu"

"bu saya saya"

dan masih banyak lagi jeritan mahasiswa Alika mendorong Alika untuk bercerita tentang kisah asmara Calvin. Hampir semua kelas angkat tangan, bahkan 8 lelaki dikelasnya juga.

Alika mengerutkan kening dan tersenyum masam,

"Kita cowok sebenarnya ngga tertarik untuk tau bu, tapi karena kita dipaksa sama kucing garong seluruh kelas ini, Jadi kita nurut aja bu" melas salah seorang murid laki-laki Alika yang dipaksa untuk mengangkat tangan oleh teman perempuan sekelasnya

(Oh, ternyata mereka kalah jumlah hahaha)

Alika tersenyum, "Oke, mereka masuk jebakan hehehe" batin Alika lirih karena puas

"Oke teman- teman saya akan cerita,.... tapi, kalian harus bisa selesaikan 30 quiz ini dari saya bersama- sama ya? " Ujar Alika sambil tersenyum menang

"yaaaah ibuuuu, quizzz lagi"

"yaaah ibuuu"

"please Buu jangan quizzz",

" Siap-siap gosong nih"

"jangan dong buu saya belum belajar"

dan masih banyak lagi

Alika tersenyum, melihat idenya berhasil dengan begitu mereka lebih bisa fokus jika dipancing dengan quiz. Karena sesi quiz Alika merupakan sesi yang paling menakutkan dikelas daripada sesi uts nya.

Pertanyaannya begitu susah dan mahasiswa tidak boleh melihat buku ataupun googling harus pure bergantung dengan isi otak.

"Yaudah, kalau kalian semua nggamau jadi, saya gamau cerita hehehe. Kalo gitu, kita lanjut materi kita selanjutnya aja ya" ujar Alika seolah-olah menyelamatkan mereka semua.

Para mahasiswi - mahasiswi yang ditekan rasa penasaran kisah asmara Calvin itupun langsung kicep, 'daripada ngadepin quiznya bu Alika'

Alika tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat para mahasiswi nya yang tak berdaya, 'kasian dan pupus harapan'

Tangan Alika lihai menyambungkan kabel lcd dan HDMI itu kepada laptop berlogo apel warna gold miliknya

Terpampang jelas judul materi yang akan disampaikan Alika

'Globalization and Diversity in the workplace'

"Oke, Teman-teman sebelum kita ke materi hari ini, saya mau pemanasan dulu. Now, let's discuss what sort of globalization and cultural diversity that you have found in a work field?"

Kelas Alika akan berakhir selama 2 sks, jadi 2 jam berikutnya Alika akan langsung menemui Calvin untuk makan siang sekaligus menanyakan apa maksudnya dikelas tadi

***

"Oke, teman-teman kelasnya saya akhiri dari sini dulu ya. Saya tutup wassalamu'alaikum wr. wb" Ujar Alika menutup kelas

"Terimakasih Bu Alika"

"Terimakasih Bu guru cantikk"

"Terimakasihh banyak Ibuu"

ucap para mahasiswa-mahasiswa itu dengan gembira

Alika tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya, "iya sama- sama"

'beruntung mahasiswa-mahasiswa itu tidak merajuk karena Alika tidak jadi menceritakan cerita tentang Calvin',

Tapi, bagaimanapun kelas Alika memang menyenangkan jadi mereka langsung happy keluar dari kelas 'dapet ilmu iya, seneng juga iya'

Alika menumpuk buku dan laptopnya yang ada didepannya lalu menuju keluar kelas

Namun, saat perjalanan menuju keluar kelas, ada salah satu mahasiswa yang datang kepadanya,

"Permisi, Bu Alika. Saya Rizal,sebelumnya saya mau bilang kalau saya tidak bisa ikut bimbingan jam 1 karena saya harus keluar kota, Bu. Apakah kira-kira saya bisa melakukan bimbingan sekarang ya, Bu?" tanya mahasiswa itu

Di Universitas ini, Alika juga memiliki mahasiswa bimbingan. Jadi, kadang 'diganggu' seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari Alika

"Oke bisa, langsung ikut saya ke meja saya ya" jawab Alika yang langsung diangguki oleh Rizal

Alika berjalan cepat menuju ruangannya, dan langsung menuju mejanya

Tak sadar, jika dia telah melupakan sesuatu,

10 menit

20 menit

30 menit

Alika masih tetap sibuk memberikan koreksi pada skripsi Rizal,

Alika tidak sadar, jika ada sepasang mata yang memperhatikannya dari jauh dengan tersenyum kagum,

"Jadi, udah saya rasa gitu aja ya. Nanti kamu bisa revisi dulu, lalu kasih ke saya lagi buat saya koreksi lagi" ujar Alika kepada mahasiswa itu

"iya bu, Alika. Terimakasih banyak atas waktunya. Maaf juga bu tadi saya merepotkan" ujar Rizal merasa bersalah pada Alika

"iya tidak apa-apa"

Rizal pamit kepada Alika, dan langsung keluar dari ruangan kantor itu,

Tak lama ada seorang kurir berbaju hijau yang mengetuk pintu ruangannya,"Permisi, dengan Bu Alika"

"iya Pak, saya sendiri" Alika mendongak dan langsung menuju ke pintu tempat bapak itu menunggu

"Ada apa ya, Pak? " tanya Alika

"Ini bu, ada kiriman makanan. Oh iya, bapaknya juga berpesan... " Kurir itu merogoh gulungan kertas dalam saku bajunya

"makan"

kurir itu kebingungan melihat Alika dengan isi kertas yang dibacanya.

Nitipin pesan dikertas cuman ditulis begini aja, mungkin batinnya.

Kurir itu tersenyum kikuk, membacakan kertas pesan itu.

Bahkan, tulisan satu kata, itu saja tidak bisa disebut sebagai sebuah kalimat.

"Ooh, iya Pak ngga apa-apa saya paham maksudnya" Ujar Alika menghilangkan kebingungan bapaknya.

Alika menerima bingkisan dari bapak itu cepat, lalu saat membalikkan badan ia teringat sesuatu.

"loh, kan gue tadi udah janji sama Calvin makan siang bareng"

Alika melihat jam ditangan kananya menunjukkan jam 3,

"Lah, lupaa lagi... lupaa lagii... Alika Alika" kesal Alika pada dirinya

Alika kembali melihat bingkisan makanan yang ada di mejanya. Di pojok bawah kertas itu tertanda pemesan makanan.

"makasih Calvin" Alika tersenyum

1
Moh Rifti
next
Moh Rifti
lanjut
Moh Rifti
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!