Ameera Ku Sayang

Begitu selesai dengan pekerjaannya di taman, Ameera memutuskan untuk menyelesaikan membersihkan kolam renang.

Begitu kakinya menginjak tepi kolam seluruh badannya mendadak bergetar hebat, dirinya merasakan trauma akibat tenggelam tadi.

"ayo meera kamu pasti bisa... semangat! kamu pasti bisa." Ameera mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Dengan tekad yang kuat pelan tapi pasti akhirnya Ameera mampu menyelesaikan semua pekerjaannya.

merasakan tubuhnya yang lelah ia pun memutuskan kembali ke dapur untuk istirahat sejenak.

PLAKKK...

"Oh hebat ya... apa yang sudah kamu katakan pada Dio sampai dia membelamu hah?" maki Alex pada ameera.

Ameera diam dirinya masih begitu syok tiba-tiba mendapat tamparan tanpa tahu apa kesalahannya.

"Apa kau tuli hah ... atau bisu?" terika alex

"ma..maaf tuan saya tidak mengerti maksud tuan."jawab Ameera.

"oh aku tahu kau pasti menggodanya.. iyakan? sekali murahan tetap murahan." tuduh alex pada ameera.

"tidak tuan.. saya tidak melakukan apapun." Ameera mencoba menjelaskan.

"halah omong kosong.. hukumanmu akan terus berlanjut, dan ingat jangan pernah memakan apapun di dalam rumah ini. terserah bagaimana caranya kau mendapatkan makanan aku tidak peduli. ingat jangan pernah mencuri di rumahku." perintahnya pada ameera yang masih setia menunduk

Begitu alex berlalu, Ameera baru berani mengangkat wajahnya. Ia hapus air mata yang luruh, seakan tak bisa berhenti Ameera merasakan sakit hatinya, belum lagi sakit pada pipi akibat tamparan alex.

perutnya merasakan sakit, seharian dirinya bekerja tanpa asupan makanan, dan dengan teganya Alex melarang dirinya memakan makanan apapun.

tiba-tiba dia teringat makanan sisa yang dia pisahkan tadi, Ameera lekas menuju kamarnya dia mengambil sepotong roti lalu memakannya dengan mata berkaca kaca. dia merasa bersalah terhadap calon anaknya seharusnya dia bisa memberi makanan bergizi tapi sekarang hanya sepotong roti yang kadaluarsanya sudah terlewat 2 minggu.

Selesai makan tak lupa dia meminum air dari botol besarnya, hatinya kembali sakit karna yang dia minum adalah air kran.

Ameera mencoba berpikir untuk bekerja agar bisa menghidupi dirinya dan anaknya kelak, apalagi alex tidak mengijinkan dirinya mengambil makanan apapu. dirumah ini.

"Aku harus bekerja.. jika begini bagaimana aku bisa menghidupi calon bayiku kelak, aku juga tak mungkin selamanya disini pelan tapi pasti kehamilanku pasti ketahuan oleh tuan alex." gumam Ameera.

"yahh aku pasti bisa.. besok aku akan mencoba meminta izin pada tuan alex."lanjutnya lagi menyemangati dirinya sendiri.

tok ..tok.. tok..

"neng.. neng Ameera ada didalam?" panggil mbok Sumi dari luar.

mendengar panggilan mbok sumi Ameera bergegas membereskan sisa makannya dan bergegas keluar

"iyaa mbok ada apa mencari ameera?" tanya Ameera begitu membukakan pintu.

"neng Ameera tidak makan? mbok khawatir dari pagi mbok belum lihat neng makan."

"tuan alex melarang ameera mengambil makanan yang ada dirumah ini mbok."jawab ameera degan senyum tulusnya.

mbok Sumi menatap iba pada perempuan muda di depanya. terbuat dari apa hati tuannya tidak bisa melihat ketulusan dari Ameera.

"tapi neng terlihat pucat mbok ambilkan makan ya nanti neng makan di kamar saja biar tuan alex tidak tahu." kata mbok sumi.

"tidak mbok.. tidak perlu takutnya nanti mbok ikut kena marah tuan." balas Ameera.

"tapi neng bisa sakit." kata mbok Sumi.

"tak apa mbok Ameera kuat mbok." tolak Ameera memasang senyum manisnya.

"oh iya mbok ingat.. mbok punya sedikit makanan dari pasar tadi sebentar ya mbok ambilkan." mbok sumi segera berlari ke kamar mengambil makanan untuk ameera.

"ini neng jangan di tolak ini murni mbok beli pakai uang mbok sendiri dimakan ya." pinta mbok Sumi.

"terimakasih mbok.. Ameera bersyukur sekali bertemu orang sebaik mbok." Ameera dengan mata berkaca kaca.

"sudah lebih baik kamu segera makan sebelum tuan turun kebawah." saran mbok sumi

"iya mbok Ameera makan dulu, sekali lagi terimakasih mbok." jawab Ameera.