NovelToon NovelToon
KAISAR IBLIS TAK TERKALAHKAN

KAISAR IBLIS TAK TERKALAHKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Iblis / Akademi Sihir / Light Novel
Popularitas:939
Nilai: 5
Nama Author: NAJIL

Menceritakan perjalanan raja iblis tak terkalahkan yang dulu pernah mengguncang kestabilan tiga alam serta membuat porak-poranda Kekaisaran Surgawi, namun setelah di segel oleh semesta dan mengetahui siapa dia sebenarnya perlahan sosoknya nya menjadi lebih baik. Setelah itu dia membuat Negara di mana semua ras dapat hidup berdampingan dan di cintai rakyat nya.

Selain raja iblis, cerita juga menceritakan perjuangan sosok Ethan Valkrey, pemuda 19 tahun sekaligus pangeran kerajaan Havana yang terlahir tanpa skill namun sangat bijaksana serta jenius, hidup dengan perlakukan berbeda dari ayahnya dan di anggap anak gagal. Meskipun begitu tekadnya untuk menjadi pahlawan terhebat sepanjang masa tak pernah hilang, hingga pada akhirnya dia berhasil membangkitkan skill nya, skill paling mengerikan yang pernah di miliki entitas langit dengan kultivasi tingkat tertinggi.

Keduanya lalu di pertemukan dan sejak saat itu hubungan antara bangsa iblis dan ras dunia semakin damai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NAJIL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ENZO

Di tengah hutan belantara yang luas, yang tak berujung hingga mata memandang, tiba-tiba muncul sebuah portal dimensi berwarna emas kemerahan, menyala terang di langit yang gelap oleh sinar cahaya bulan purnama.

Seperti sebuah fenomena yang tak terduga, portal itu muncul begitu saja, tanpa ada yang bisa menjelaskan dari mana asalnya. Dari dalam portal tersebut, terjatuh sebuah sosok yang menyerupai manusia, namun jelas bukan makhluk biasa—seorang iblis.

Duaaaaaaaak.

Tubuh iblis itu menabrak ranting-ranting pohon besar dengan keras, lalu terjerembab ke tanah, jatuh menghantam batu besar di tengah rawa yang berlumpur. Badannya bergeliat kesakitan, terbenam dalam lumpur yang kental dan berbau busuk.

Rasa sakit dan bau menyengat itu hanya menambah amarahnya. Ia mengumpat, suara geram penuh kebencian keluar dari bibirnya, seakan dunia ini adalah tempat yang penuh ketidakadilan baginya.

"Sialan kau, tua bangkaaaaaaaaa!" teriaknya dengan suara serak penuh kekesalan, seakan memendam semua kemarahan yang sudah menumpuk selama seratus ribu tahun. "Aku pastikan kau akan membayar semua ini!" Suaranya dipenuhi ancaman yang penuh dendam, seolah setiap kata adalah sumpah yang takkan pernah terlupakan.

"Sungguh tidak ku kusangka... tua bangka itu ternyata lebih kuat dari yang aku kira," lanjutnya dengan nada masih penuh kebencian, kembali terbenam dalam pikirannya.

"Aku telah meremehkan dia hanya karena dia terlihat seperti makhluk tak berarti, ah... sialaaaaaaaan!" Kata-katanya penuh penyesalan, namun juga rasa kebencian yang semakin membara. Setiap bayangan tentang musuh yang dia hadapi semakin menguatkan tekadnya untuk membalas dendam.

Bau busuk lumpur rawa menyusup ke dalam hidungnya, membuat suasana hati iblis itu semakin buruk. Jauh sebelumnya, selama seratus ribu tahun, dia bertahan di ruang kehampaan yang disebut Segel Semesta, tempat hukuman yang tak memiliki batas atau akhir. Di sana tidak ada teman, makanan, atau suara apa pun. Akibat terlalu lama berbicara dengan dirinya sendiri, dia perlahan kehilangan kewarasannya.

Namun, kesendirian itu pula yang memberinya waktu untuk merenungi semua tindakannya. Zhask Agung, sang Raja Iblis yang dahulu dikenal sebagai makhluk kejam tak kenal ampun, sosok yang telah membuat malapetaka dan kehancuran keseimbangan di tiga alam serta memporak-porandakan Kekaisaran Surgawi hanya untuk kesenangan.

Mulai menyadari kesalahan besar yang telah dia lakukan di masa lalu setelah tersegel dimensi semesta selama seratus ribu tahun. Meski begitu, amarahnya kepada kakek tua yang menyegelnya di tempat mengerikan tersebut tetap membara.

“Tunggu saja kalau kita bertemu lagi, tuaaaa bangka menyebalkan!”

Malam itu begitu sunyi, hanya terdengar suara jangkrik saling bersahut-sahutan. Bulan purnama menggantung di langit, cahayanya bersinar terang menerangi hamparan rawa yang hitam, pekat, dan berbau tengik.

Raja iblis perlahan bangkit, tubuhnya yang kini lemah hampir tak sanggup menopang langkahnya. Dengan napas berat, dia mulai bergerak, mencoba meninggalkan zona rawa yang penuh dengan bau busuk menyengat.

Cahaya bola mata dari buaya dan ikan buas bersinar di permukaan air, memperhatikan setiap gerakannya. Mereka seperti menunggu kesempatan untuk menjadikan raja iblis santapan makan malam. Tetapi bahkan dalam keadaan lemah, aura seorang Raja Iblis membuat makhluk-makhluk yang mencoba memangsanya itu tak berani mendekat.

“Busuk sekali aroma ini... Sialaaaaaaaaaaan! Mungkin kakek tua itu sekarang sedang tertawa puas melihatku seperti ini. Awas saja kau! Suatu saat aku akan membalas mu.” gerutunya lagi penuh kekesalan, sambil sesekali tersandung akar pohon yang menjulur dari dalam rawa.

Lapar yang tak tertahankan membuat raja iblis memegangi perutnya, suara keroncongan terdengar semakin keras. Dia terus melangkah hingga akhirnya keluar dari zona rawa yang mencekik hidungnya. Udara segar perlahan menggantikan bau busuk lumpur, meski kelelahan terlihat jelas di wajahnya.

Dia memandang ke sekeliling, menatap pepohonan raksasa dan langit malam yang penuh bintang. Tempat ini terasa asing baginya. Dia tak pernah ke tempat ini.

“Apakah ini alam neraka? Tidak, sepertinya bukan. Aku sudah menjelajahi seluruh pelosok alam neraka dan tidak pernah melihat tempat seperti ini,” gumamnya sembari menghela napas.

Dia lalu tertawa keras, tawa yang penuh kelegaan dan ironi. “Ha-ha-ha! Lupakan itu semua! Yang penting aku sudah keluar dari tempat busuk itu!”

Namun, ketika mencoba merasakan sisa energi kutukannya, raja iblis Zhask terkejut. Tubuhnya nyaris kosong dari energi. Kekuatan energi kutukannya yang dahulu begitu dahsyat kini menghilang, meninggalkan dirinya setara dengan iblis kutukan tingkat rendah.

“Segel semesta itu benar-benar menguras kekuatanku... Tubuh ini tidak lebih dari bayangan masa lalu sekarang,” gumamnya dengan nada getir, menatap langit dengan mata yang masi penuh amarah.

Meski begitu, dia tidak khawatir. Dia tahu, hanya perlu beberapa waktu untuk memulihkan kekuatannya seperti semula. Namun, kehidupan baru kali ini bukanlah tentang kekuatan seperti sebelumnya. Suara kakek tua menyebalkan itu terus terngiang dalam pikirannya:

“Pelajari cinta, dan kau akan memahami sesuatu yang jauh lebih besar dari kekuatan wahai Enzo putra Hestia.”

Raja iblis Zhask Agung mendengus kesal meningkat ucapan itu. Baginya, cinta adalah sesuatu yang aneh. Tetapi jika itu adalah jalan untuk menjadi lebih baik maka dia tidak akan keberatan asal agar impian maha dewi Hestia yang di sandarkan di pundaknya tercapai penuh kebahagiaan.

Cerita kemudian berfokus pada apa yang sebenarnya terjadi dalam seratus ribu tahun lalu.

Tepatnya seratus ribu tahun yang lalu, bangsa iblis dengan keberanian yang tak terukur mendeklarasikan perang besar dengan Istana Langit. Di bawah pimpinan Raja Iblis Zhask Agung, bangsa iblis tak hanya berambisi menguasai tiga alam, namun juga mengincar tahta tertinggi sebagai penguasa mutlak, yang tak seorang mahluk pun bisa menandingi.

Raja Iblis Zhask Agung bukan sosok yang mudah untuk dilawan. Ia adalah iblis yang mengerikan dan sangat kuat, tak tertandingi oleh siapapun. Jika ada yang berani menolak perintahnya, maka kematian lah yang menanti, tanpa ampun.

Seratus ribu tahun lalu, perang besar antara bangsa iblis melawan bangsa langit terjadi dengan kekuatan yang dahsyat. Perang itu berlangsung di alam langit, tempat yang menjadi lambang kedamaian, namun kini tercabik oleh pertempuran penuh darah. Istana Langit yang megah berguncang hebat, hingga akhirnya hancur berantakan, runtuh akibat gempuran yang tak terhentikan.

Raja Iblis Zhask Agung, dengan seratus juta pasukan iblisnya yang ganas, memimpin penyerangan. Mereka menerobos gerbang dimensi antar alam dengan kekuatan yang mengerikan, dan bentrokan antara pasukan langit dan iblis pun tak bisa dihindari. Gerbang-gerbang hitam membelah langit, dan langit bangsa dewa dipenuhi dengan kilatan peperangan yang mengerikan.

Tujuan utama Raja Iblis adalah untuk merebut kursi singgasana Kaisar Langit, pemimpin tertinggi dari tiga alam: dunia, neraka, dan langit. Tak ada yang tahu apa yang sebenarnya membuatnya begitu ingin menguasai tahta itu, tetapi ambisinya yang tak terpuaskan menuntut pengorbanan dan darah.

Namun, perjuangan Raja Iblis tidak berjalan mulus seperti yang telah direncanakan. Meskipun ia memiliki pasukan yang sangat besar, ia menghadapi kenyataan pahit bahwa pasukan Langit memiliki jumlah personel yang lebih banyak, sekitar seratus lima puluh juta prajurit.

Selain itu, ada satu kekuatan yang bahkan lebih mengerikan daripada jumlah jutaan pasukan itu: tujuh Jenderal Langit Agung. Mereka dikenal sebagai sosok yang tak tertandingi, memiliki kekuatan luar biasa yang membuat mereka disebut sebagai "Tujuh Penjaga Keadilan".

Setiap dari mereka diberikan gelar sebagai jenderal tertinggi langsung oleh Kaisar Langit, dan setiap jenderal memimpin 20 juta prajurit, menjadikan mereka kekuatan yang tak bisa dianggap remeh.

Namun, Raja Iblis tidak pernah dikenal sebagai sosok yang mundur hanya karena kalah dalam jumlah pasukan. Dengan seratus juta prajuritnya dan dibantu oleh 10 Eksekutif Jenderal iblis terkuat, ia berhasil menembus pertahanan terkuat yang dimiliki bangsa langit, yaitu Benteng Kekaisaran Great Adam.

Benteng itu bukan sekadar benteng biasa. Great Adam adalah benteng legendaris yang kokoh dan tak terkalahkan, bahkan di antara kekuatan paling dahsyat sekalipun. Konon, benteng itu tercipta dari suara semesta itu sendiri dan telah berdiri kokoh sejak jutaan tahun yang lalu, menjadi simbol keadilan sejati bagi bangsa langit.

Terletak di Benua 6 Alam Langit, benteng itu adalah garis pertahanan terakhir yang melindungi Istana Langit. Sebelumnya, bangsa Iblis telah menaklukkan lima benua pertama, dan kini Benua 6, tempat Benteng Great Adam berada, telah runtuh dan hancur, meninggalkan hanya Benua 7 yang tersisa sebelum Istana Langit jatuh ke tangan raja iblis.

Keberhasilan pasukan Iblis menembus benteng tersebut merupakan bencana besar bagi bangsa Langit.

Great Adam bukan sekadar benteng, melainkan monumen suci yang tak ternilai bagi mereka. Itu adalah lambang kehormatan dan keadilan yang mereka pegang teguh selama ribuan tahun. Jebolnya benteng itu membuat rasa aman mereka hancur, dan kekuatan Langit mulai goyah.

Setelah Benteng Great Adam berhasil ditembus, pertarungan yang lebih dahsyat dan menentukan segera dimulai. Benua 7 kini menjadi ladang pertumpahan darah yang tak terhindarkan. Kedua pasukan, yang memiliki tujuan dan cita-cita yang bertolak belakang, berjuang mati-matian untuk kemenangan mereka masing-masing, dengan harga diri sebagai taruhannya.

"Seraaaaaaaaang!"

"Hancurkan prajurit langit sampai tak tersisa!"

"Kita tunjukkan pada mereka siapa itu yang mulia raja iblis Zhask agung!"

Semua wakil jendral iblis memerintahkan prajurit menyerbu dan menghancurkan pasukan langit sampai tidak tersisa, menebar teror malapetaka penuh kengerian dimana-mana.

Jauh sebelumnya tidak ada yang pernah menduga bahwa bangsa iblis akan melakukan pemberontakan sebesar ini, namun kini mereka secara terang-terangan mendeklarasikan perang pada bangsa langit atau lebih tepatnya kekaisaran surgawi.

"Jangan merasa hebat kalian bangsa iblis rendahan."

"Tunduk lah di bawah aturan langit!"

"Kami tidak takut sama sekali dengan bangsa iblis seperti kalian!"

Para wakil jendral langit agung tak tinggal diam membalas gempuran bangsa iblis, mereka juga memerintahkan para pasukan langit untuk melawan balik dan menunjukkan pada bangsa iblis bahwa bangsa iblis akan membayar semua ini.

Raja iblis Zhask agung merupakan raja iblis generasi pertama yang mampu menyatukan alam neraka serta memiliki kemampuan hebat tak kenal ampun pada musuh-musuhnya sekalipun harus mengorbankan semua hanya untuk meraih ambisi gila nya tersebut.

Pasukan iblis bertarung brutal dan tak terkendali menghancurkan semuanya, garda depan pasukan langit sampai di buat kerepotan dan terpaksa harus mundur perlahan demi perlahan memasuki benteng pertempuran..

"Kita mundur dan pancing mereka mendekati benteng pertahanan!"

"Jangan ada yang terlambat cepat mundur!"

Setelah semua pasukan langit sudah mundur memasuki benteng pertahanan, ribuan panah dari dalam benteng melesat dengan cepat langsung menghujani pasukan iblis secara bertubi-tubi penuh kebrutalan.

Jeritan kematian dan kesakitan bangsa iblis benar-benat terdengar begitu memekik telinga, mereka telah terjebak dan masuk dalam rencana pasukan langit, andai mereka tidak mengejar pasukan langit sampai mendekati benteng pertahanan mungkin hal itu tidak terjadi.

Pasukan Iblis yang tadinya memberikan tekanan demi tekanan kini di paksa mundur kembali oleh panah-panah api dan batu yang di luncurkan pasukan langit dari atas benteng pertahanan.

"Jangan biarkan mereka lolos! Kalian adalah bangsa perusak!"

"Tak ada ampun bagi pemberontakan Kekaisaran seperti kalian!" Teriakan itu dipenuhi amarah, rasa balas dendam yang membara, pasukan langit memanfaatkan setiap detik dalam serangan mereka.

Pasukan iblis yang terjebak dalam gempuran itu berlarian tanpa arah, tubuh mereka berhamburan ke sana kemari mencari perlindungan.

Di atas langit yang semakin gelap, muncul sosok menakutkan. Salah satu dari sepuluh eksekutif jenderal iblis, sosok yang bisa mengubah jalannya perang dengan kekuatannya yang luar biasa.

Dengan kecepatan tingkat tinggi, ia terbang ke arah pasukan pemanah langit, membakar mereka semua tanpa ampun. Api yang membakar begitu besar, seakan-akan langit ingin menelan mereka hidup-hidup.

Suara kematian terdengar mengerikan, memenuhi medan perang. "Eksekutif jenderal iblis muncul! Cepat berlindung!"

"Hubungi tujuh jenderal langit agung! Ini masalah serius, kita bukan tandingannya!"

Kepanikan mulai melanda pasukan langit. Keberanian mereka mulai tergoyahkan oleh kemunculan ancaman besar ini.

Kobaran api besar itu menghantam benteng pertahanan pasukan langit.

Langit yang tadinya cerah kini menjadi gelap dengan asap yang menghalangi pandangan. Situasi semakin tegang, dan ketegangan semakin memuncak. Para prajurit langit mulai merasa kengerian yang nyata, mengetahui bahwa mereka hanya memiliki sedikit waktu sebelum api itu melahap mereka hidup-hidup.

Akibat serangan besar itu, pasukan iblis yang mundur kembali bangkit, memberikan tekanan hebat pada garda depan pasukan langit yang kini terjepit di antara dua ancaman besar. Pertempuran ini belum berakhir, dan nasib mereka masih sangat terombang-ambing di tangan takdir yang tak bisa diprediksi.

"Serang kembali mereka!"

Suara perintah dari wakil eksekutif jenderal iblis menggema seperti guruh yang memecah angkasa, memacu semangat pasukan iblis yang sempat terpuruk. Gelombang pasukan kegelapan itu kembali bangkit, menyerbu tanpa ampun seperti ombak badai yang menghantam karang.

Pasukan langit berjuang mati-matian, menggenggam sisa harapan dalam pertahanan yang mulai runtuh. Setiap tebasan pedang dan benturan tameng terdengar seperti simfoni perang, penuh dentuman dan jeritan.

"Jika kita terus bertahan seperti ini, kita akan kalah!" Teriak salah satu wakil jenderal langit agung, napasnya terengah-engah di tengah kekacauan.

"Apa bala bantuan sudah datang?!"

"Belum! Mungkin sebentar lagi!" seru seorang prajurit sambil menangkis serangan yang hampir merobek tubuhnya.

Wajah wakil jenderal itu mengeras, kerut di dahinya menggambarkan tekanan yang tak terkira. "Ah, sial! Ini semakin buruk!" Ia menggeram, darah membasahi lengan armornya.

Dan kemudian, harapan muncul. Di cakrawala, formasi besar pasukan langit tampak mendekat seperti gelombang cahaya yang menghapus bayangan gelap. Suara terompet perang memecah udara, mengisi hati para prajurit langit dengan semangat baru.

Bala bantuan akhirnya tiba, ribuan pasukan bersenjata lengkap berbaris rapi, membawa kemarahan surgawi ke medan pertempuran. Begitu mereka bergabung, pertempuran kembali memanas, menjadi duel hidup-mati yang melibatkan kekuatan dari dua dunia. Jual beli serangan terjadi tanpa henti, setiap benturan membawa percikan api dan bau darah.

Pertempuran kemudian terpecah menjadi empat wilayah yang berbeda. Kehadiran para jenderal langit agung mengubah jalannya perang. Mereka turun langsung ke medan laga, aura mereka begitu luar biasa hingga membuat tanah bergetar dan pasukan iblis mundur ketakutan.

"Apa yang harus kita lakukan? Para jenderal langit agung terlalu kuat!" Komandan iblis yang biasanya penuh percaya diri kini terlihat kehilangan arah, wajahnya memucat saat melihat pasukan mereka di pukul mundur kembali tanpa ampun.

"Tenang! Yang Mulia Zhask pasti punya rencana. Percayalah, kekuatan kami tidak akan kalah dari langit!" sahut komandan lainnya, meski suaranya bergetar mencoba menyembunyikan rasa takut.

"Jangan gentar! Kita bertarung untuk Yang Mulia Zhask Agung!" teriak seorang komandan iblis, suaranya menggema, membakar kembali semangat para prajurit kegelapan yang tersisa.

Namun, tiba-tiba, dari tempat yang tak terduga, terdengar suara mendesing yang memekakkan telinga. Langit menjadi gelap seketika, diikuti oleh ledakan dahsyat yang mengguncang alam langit.

Blaaaaaaaaar!

Blaaaaaaaaar!

Blaaaaaaaaar!

Ledakan itu seperti akhir dari segalanya. Rentetan tembakan nuklir menghancurkan hampir satu juta pasukan langit dalam hitungan detik. Tubuh-tubuh mereka hancur tanpa sempat mengeluarkan jeritan terakhir. Ledakan itu menciptakan gelombang kejut yang membuat tanah bergetar hebat.

Di bagian utara medan perang, terbentuk lubang besar sedalam ribuan meter, dikelilingi asap tebal berbau sangit yang membuat prajurit yang tersisa tersentak mundur dengan tubuh gemetar.

"Apa itu barusan?!" teriak salah seorang wakil jenderal langit agung, tatapannya terpaku pada kehancuran yang baru saja terjadi.

Pasukan langit mulai berhamburan, kekacauan melanda di seluruh penjuru medan perang. Tidak ada yang bisa memprediksi langkah gilanya bangsa iblis. Kini, perang ini bukan sekadar pertarungan antara kekuatan, tetapi tentang siapa yang mampu bertahan menghadapi malapetaka yang semakin tak terkendali.

“Apakah aku terlambat?” Sebuah suara dingin memecah hiruk pikuk pertempuran. Dari balik kepulan asap dan api, muncul sesosok pria dengan rambut putih seperti salju. Ia mengenakan zirah tempur hitam yang memancarkan aura kegelapan.

Setiap langkahnya membawa getaran, membuat tanah di sekitarnya retak. “Berani-beraninya kau bertingkah sesuka hatimu, dasar tidak berguna. Atau... aku harus memanggilmu Ares si bodoh?” ucapnya dengan nada mengejek.

Wajah Ares mengeras. Ia tahu siapa yang kini berdiri di hadapannya. "Lucifer..." desisnya, suara penuh kebencian.

"Iblis sepertimu memang harus segera dilenyapkan!"

Mendengar itu, Lucifer tertawa. Tawa rendah yang dipenuhi kesombongan. "Kau tidak pantas berhadapan denganku, Ares," ucapnya sambil melipat tangan. “Apa kau lupa? Aku adalah Entitas. Cepat panggil Gabriel atau Mikael jika kalian serius ingin menghadapi aku.”

Tekanan aura kutukan yang dilepaskan Lucifer begitu kuat hingga para prajurit langit di wilayah utara merinding ketakutan. Keringat mengalir deras di dahi mereka, tangan gemetar, sementara mata mereka berusaha menghindari tatapan iblis di depan mereka. Namun, keberadaan Ares sebagai salah satu jenderal langit agung masih memberikan mereka secercah keberanian.

Ares menggenggam pedangnya erat. "Aku tidak peduli kau Entitas atau bukan! Bagiku, kau hanyalah iblis rendahan!" bentaknya, nadanya menggelegar di udara.

Lucifer tersenyum dingin, tatapan matanya berubah tajam seperti pisau. "Jaga ucapanmu, anak kecil. Di hadapanku, kau tak lebih dari bocah ingusan. Sungguh sangat tidak pantas untuk berdiri melawan aku."

"Aku adalah jenderal langit agung! Kau pikir siapa dirimu bisa meremehkanku?!" balas Ares, kini auranya membara. Angin kencang berputar mengelilinginya, membawa kilatan cahaya yang menyilaukan.

Benturan aura keduanya menciptakan badai besar. Angin menerpa dengan keras, mengguncang tanah, membuat pasukan langit dan iblis di sekitar mereka terdiam dalam ketakutan. Mata mereka terpaku pada dua sosok itu, seolah seluruh medan perang hanya milik Ares dan Lucifer.

"Ha-ha-ha! Mengejutkan..." Lucifer terkekeh kecil. "Seorang bocah berani menantangku? Jangan bercanda!" Dengan tawa yang sinis, tubuhnya mulai memancarkan kilatan energi gelap. “Baiklah, anak kecil. Aku akan bermain denganmu.”

Lucifer masuk ke mode tempur tingkat satunya. Kegelapan menyelimuti tubuhnya, memancarkan aura kutukan yang membuat tanah di bawahnya retak lebih dalam. Prajurit langit yang lebih lemah jatuh bergelimpangan, tak mampu menahan tekanan yang begitu dahsyat.

"Kau terlalu sombong, Ares. Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir, panggil Gabriel atau Mikael. Jika tidak, aku akan menghabisimu di depan pasukanmu sendiri."

Namun, Ares tidak mundur. Ia menghunus pedangnya, cahaya kuning terang menyelimuti bilahnya, membuat kegelapan di sekitar mereka tersingkir sesaat. "Iblis rendahan sepertimu tidak layak menghadapi mereka.

Aku sendiri cukup untuk membinasakanmu!"

Pasukan langit menatap dengan campuran ketakutan dan kekaguman, sementara pasukan iblis tampak tersenyum penuh harapan pada kemenangan yang hampir di tangan mereka. Lucifer menyeringai.

"Jika itu pilihanmu, Ares... Maka bersiaplah mati."

__________________

Nama : Lucifer.

Status : Bangsa iblis/salah satu dari 10 eksekutif jendral iblis (Entitas).

Ultimate : - (belum di sebutkan).

__________________

__________________

Nama : Ares.

Status : Bangsa dewa/salah satu dari 7 jendral langit agung.

Ultimate : - (belum di sebutkan)

__________________

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!