Bagaimana rasanya ditinggal suami saat sedang mengandung demi menikahi perempuan lain, apalagi kakaknya sendiri ? inilah cerita shanaya yang mencoba menyelesaikan masalalunya demi kebahagiaanya kedepan bersama kedua anak kembarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risss___, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
Saat ini mereka sedang sarapan pagi, Shanaya sedang mengambil air minum. Hakim memandang Abi dan Ana yang makan dengan tenang, meski makan makanan sederhana nyatanya mereka memakanya dengan lahap, hakim sungguh bahagia melihatnya. Sikembar tidak seperti Anak-anak lain, yang pemilih makanan. Mereka makan sesuai dengan apa yang Bundanya buatkan, tak meminta yang aneh-aneh.
Shanaya datang dengan nampan ditanganya yang berisi air mineral untuk mereka. Setelah meletakkan nampanya, Shanaya lalu mengambil pirin dihadapan Hakim dan mengisinya dengan nasi goreng dan telur dadar yang dibuatnya tadi.
“Makan Mas”
“Maaf lauknya cuman itu”
Ucap Shanaya, tadi saat menyimpan nampan yang berisi air. Pandanganya mengarah pada piring Hakim yang masih kosong, tadi saat mengambilkan nasi untuk sikembar dia sengaja tak mengambilkan untuk Hakim, karna diapikir lelaki itu bisa mengambilnya sendiri.
Namun ada fikiran lain dikepalanya, mungkin lelaki ini tak berniat makan makanan yang dibuatnya. Karna hanya nasi goreng dan telur dadar. Jadi dia hanya berisiatif untuk mengambilkannya makanan, mau diamakan atau tidak itu terserah Hakim. Dia hanya tak mau lelaki itu mati kelaparan dirumahnya.
“Iya Sha, makan apa saja. Asalkan kamu yang masak, pasti Mas makan”
“Apalagi Mas udah lama ngak masakin kamu”
Ucap hakim menggida, namun hanya dibalas tatapan sinis dari Shanaya
Shanaya memili melanjutkan memakan makananya sendiri daripada menanggapi ucapan ngawur Hakim. Begitupun dengan Hakim yang memakan makanan yang dibuat oleh Shanaya, sambil sesekali tersenyum. Dia merasabegitu bahagia karna Shanaya mengambilkan makanan untunya. Dia berfikir ‘Shanaya ternyata masih memperhatikanku, seperti dulu’. Apalagi masakan Shanaya yang masih sama enaknya seperti dulu, bahkan lebih enak!. Sungguh dia memrindukan masakan istrinya ini, setelah sudah lebih empat tahun tak menikmatinya lagi.
Hakim menikmati sarapan paginya dengan hati yang sungguh bahagia. Bagaimana tidak, mereka seperti keluarga bahagia. Inilah impian Hakim sedari dulu, menjalani hari-hatinya bersama istri dan anak-anaknya.
****
Setelah sarapan Shanaya lalu membereskan peralatan makan mereka, Shanaya memindahkan piring-piring kotor bekas makan mereka tadi ke wastafel, sedangkan Hakim mengikutinya dari belakang sambil membawa nampan berisi gelas kotor.
Shanaya menyimpan pring-piring itu diwasrafel, setelahnya dia berbalik ingin mengambil gelas kotor di meja makan. Namun, dia menemukan Hakim dibelakangnya, membawa gelas kotor yang hendak diambilnya tadi.
“Ngapain Mas?” tanya Shanaya heran, melihat hakim mengambil wadah sabun untuk cucu piring
“Ngakpapa Sha, kamu beresin meja aja. Biar Mas yang cuci piringnya”
“Lagian kamu juga udah rapi. nanti baju kamu kotor kalau nyuci piring lagi”
Ucap Hakim pada Shanaya. walaupun dia sedari tadi tadi merasa risih dengan pakaian yang digunakan Shanaya. Namun, dia mencoba mengerti mungkin itu pakaian yang diberikan oleh Bank tempatnya bekerja. mau bagaimanapun penampilan Shanaya, tak dapat dipungkiri semua itu dilakukan agar dia bisa bekerja untuk bertahan hidup disini bersama sikembar. tanpa Shanaya bekerja enatah bagaimana nasib sikembar.
Shanaya hanya mengangguk lalu melangkah menuju meja makan. Membereskan sisa makanan mereka tadi dan menyimpannya di lemari. Shanaya tak heran, Hakim dulu memang sering membantunya mengerjakan pekerjaan rumah jika tidak sibuk dengan pekerjaannya.
Bisa dibilang Hakim ini sebenarnya suami impian hanya minus Akhlaknya saja. Saat Anaya masih hidup pun Hakimlah yang mengerjakan pekerjaan rumah sebab kondisi Anaya yang mudah kelelahan. Jadi memasak, mencuci, menyapu, dan seluruh pekerjaan lainya dia yang mengerjakan. Hakim juga segaja tak menyewa ART karna jujur dia sedikit risih dengan orang baru terlebi orang yang tidak dia kenal pasti bagaimana karasteristiknya.