Kerajaan Danemor menjadi sebuah kerajaan yang kuat setelah Raja Adolf I telah naik takhta menggantikan raja sebelumnya, namun dibalik kuatnya kerajaan itu, menyimpan sisi kelam yang sangat mengerikan, Raja yang sangat keji terhadap musuh dan rakyatnya sendiri, pertumpahan darah sangat lumrah terjadi di kerajaan Danemor.
Kelahiran seorang anak laki laki menjadi harapan untuk semua orang untuk menggulingkan takhta Raja Adolf I, mampukah anak harapan itu mampu melakukannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sergey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentara Danemor
Aula istana.
"Menteri pertahanan, aku ingin mendengarkan laporan terbaru dari prajurit kerajaan." ucap Adolf.
"Hampir seluruh prajurit telah terlatih dengan senapan yang mulia, ditambah dengan temuan Darin yang sangat menakjubkan telah sampai di markas militer, sebaiknya anda lihat sendiri bersama saya yang mulia." ucapnya dengan antusias.
"Menarik, ayo pergi kesana."
Adolf dan menteri pertahanan pun meninggalkan istana, markas militer terletak tidak jauh dari ibukota, namun agak jauh dari pemukiman warga sekitar, hanya perlu perjalanan 1 jam dari ibukota saja dengan menggunakan kuda.
Sesampainya di markas militer Adolf langsung disambut oleh para jenderal dan prajurit yang berjejer rapi dengan tangan kanan diangkat keatas sebagai hormat kepada Adolf, menteri pertahanan dan jenderal pun menuntun Adolf ke ruang pusat komando pasukan.
Ruang yang begitu luas dengan meja panjang melingkar, ditambah dengan terang nya cahaya lampu memenuhi ruangan, membuat Adolf merasa takjub, ruangan pusat terisi 7 perwira tinggi.
"Yang mulia, senang bertemu dengan anda kembali." ucap Adurain.
"Ya senang bertemu dengan kembali."
"Yang mulia datang kemari pasti ingin melihat alat terbaru dari Darin?." ucap Pan.
"Tepat sekali Pan, bagaimana dengan jabatan mu sebagai jenderal?."
"Saya senang dengan jabatan ini, namun tetap pasukan bayangan anda akan saya kelola dengan baik."
"Bagus, kedatangan ku tidak hanya sekadar melihat alat terbaru saja, tetapi mendiskusikan bersama kalian dengan tata tertib pasukan terbaru, seragam militer, pangkat militer, dan strategi militer selanjutnya, tetapi yang pertama mari kita lihat performa alat terbarukan dari Darin."
"Baik yang mulia." ucap seluruh para jenderal serentak.
Adolf beserta rombongan meninggalkan ruangan, Pan menunjukkan jalan menuju lapangan markas, Adolf sudah terbiasa dengan suara ledakan yang nyaring di langit, ia mengamati lingkungan sekitar.
Sesampainya di pinggir lapangan, ia melihat suatu benda asing yang belum pernah ia lihat sebelumnya, dengan model besi panjang ditambah gerobak sebagai tumpuannya, ia pun bertanya pada Pan.
"Benda apa ini Pan?." ucap Adolf sambil meraba benda itu.
"Ini adalah Meriam yang diciptakan oleh Darin tuan."
"Meriam? Apa itu? Kenapa bentuk nya sangat aneh?." ucap Adolf dengan mengerutkan mata
"Bentuk nya memang agak sedikit aneh yang mulia, namun sebaiknya anda melihat sendiri."
Pan memerintahkan 4 prajurit untuk mengoperasikan meriam, para prajurit pun melaksanakan dengan hormat, prajurit 1 langsung memasukan tongkat ke lubang meriam, prajurit 2 langsung membuka penutup belakang lubang meriam dan memastikan posisi meriam tegak sedikit keatas arah pepohonan, prajurit 3 memasukan sumbu dan bola meriam, prajurit 4 menutup lubang, prajurit 1 sudah memastikan bola meriam sudah dalam posisi benar.
"Lapor meriam siap ditembakkan!." ucap prajurit 1 dengan lantang.
"Bersiap menembak!." ucap Pan.
Prajurit 2 membawa obor , dan bersiap memukulkan obor itu ke bagian tengah meriam.
"Meriam siap!!!."
Pan mengangkat tangan kiri nya, ia menutup salah satu telinga nya, kemudian dia menjatuhkan tangannya.
"Tembak!!!!!." teriak Pan.
Bummmm
Suara keras keluar dari meriam, bola meriam melesat dengan sangat cepat menuju pepohonan lapangan, bola meriam menghantam pohon besar, pohon itu langsung runtuh dan debu mengepul di udara.
"Sungguh luar biasa, kita harus melengkapi pertahanan seluruh kota dengan meriam!!!." Adolf sangat gembira.
"Tentu yang mulia, senapan laras panjang pun sekarang tak perlu lagi repot repot memasukan bubuk hitam ke senapan, tetapi cukup memasukan peluru ke dalam senjata." ucap Pan.
"Prajurit, persiapkan senapan laras panjang model terbaru dan siapkan juga target nya di tengah lapangan!."
"Laksanakan Jendral!!."
Prajurit langsung menyiapkan armor besi sebagai sasaran tembak.
"Sasaran siap!."
Pan langsung mengambil senapan panjang model terbaru, bahkan peluru sekarang tidak berbentuk bulat lagi, tetapi panjang berwarna emas, ia langsung memasukan peluru dan menarik pelatuk nya.
"Dorrr!." suara tembakan senapan panjang bergema di langit.
Pan memasukan lagi peluru nya, dan langsung menembak armor besi itu lagi.
"Luar biasa!!!."
"Model terbaru dari senapan adalah kita bisa mengisi peluru dengan lebih mudah dan efisien yang mulia, kita tak perlu khawatir lagi tentang durasi mengisi peluru dari sebelumnya." jelas Pan.
"Oke, mari kita kembali ke ruang pusat."
"Baik yang mulia."
Sampai di ruang pusat, para jenderal dan menteri langsung duduk di kursi masing masing.
"Langsung saja ke topik pembahasan, point pertama adalah seragam prajurit, aku akan mengubah model seragam prajurit karena sudah tidak efisien dan hanya memperberat pasukan dengan menggunakan set armor besi, dan perlengkapan lain, terlebih biaya untuk 1 set armor itu mahal, dengan adanya senapan terbaru, kita tak perlu lagi menggunakan armor besi, adakah yang tidak setuju?, aku ingin dengar pendapat kalian!."
"Tapi yang mulia, bukankah sangat beresiko jika kavaleri musuh menerjang? Terlebih akurasi senapan sangat rendah jika kavaleri musuh menyerang." ucap Jenderal Khan.
"Tentu kita masih mempunyai kavaleri, tak perlu khawatir tentang itu Khan." ucap Adurain.
"Masalahnya tidak hanya itu Adurain, stigma masyarakat kita masih menganggap jika prajurit memiliki armor maka akan terkesan gagah, takutnya jika masyarakat justru malah mencela penampilan baru prajurit kita, dan itu menurunkan tingkat kepercayaan diri prajurit." jelas Khan.
"Tidak masalah, yang terpenting adalah efisiensi pergerakan pasukan, kharisma akan terbentuk dengan sendiri nya jika perlengkapan pakaian kita sederhana." Ucap Adurain.
"Ada lagi yang lain?." ucap Adolf.
Seluruh ruangan menggelengkan kepala.
"Point kedua, pangkat militer, selama ini kita hanya memiliki pangkat militer seperti jendral sebagai pangkat tertinggi, kapten sebagai pangkat menengah, dan prajurit sebagai pangkat terendah, namun aku akan menambahkan pangkat terbaru, kelas Perwira, Panglima Jenderal pangkat tertinggi seluruh militer dibawah Raja, bertanggung jawab atas misi, strategi militer, dan seluruh tentara kerajaan, Jenderal dibawah Panglima, memiliki tugas memimpin 1 divisi tentara, Brigadir dibawah Jenderal, memiliki tugas untuk memimpin beberapa batalion, selanjutnya kelas menengah, Mayor, bertugas memimpin satu batalion, Kapten dibawah Mayor, bertugas sebagai memimpin satu kompi pasukan, selanjutnya kelas bawah, Letnan, memiliki tugas untuk memimpin satu peleton tentara, Sersan, dibawah Letnan Sersan, bertanggung jawab atas tim kecil peleton, kemudian yang terendah adalah prajurit, kita tidak lagi menggunakan prinsip sebagai ksatria, tetapi semua prajurit baik tingkat tinggi maupun rendah, semuanya adalah ksatria, adakah pertanyaan?."
"Lalu apa itu batalion, peleton,kompi yang mulia?" tanya jenderal Romel.
"Pertanyaan bagus Romel, divisi kita tahu sendiri berjumlah 73.000 karena terbatas nya jenderal kita, batalion maksimal nya adalah 10.000 pasukan, kompi adalah kelompok dari batalion, dengan maksimal 1000 pasukan, peleton kelompok dari kompi, maksimal 100 prajurit, kemudian regu, adalah bagian kelompok lebih kecil dari kompi, terdiri 8-20 prajurit."
"Selanjutnya siapa lagi yang bertanya?."
"bagaimana dengan cara menaikan pangkat yang mulia?." tanya menteri pertahanan.
"Jika perwira kelas tinggi, untuk panglima, jenderal, aku yang berhak menaikan, namun kalian boleh mengusulkan seseorang dengan bukti kontribusi dalam peperangan, untuk kelas tengah, maupun bawah, kamu berhak memutuskannya."
"Dimengerti yang mulia."
...----------------...