Galih Pratama, ya, namanya Galih. Galih adalah seorang tuan muda dari keluarga kaya dan terkenal pintar. Galih dibangga-banggakan oleh keluarganya, terutama ayahnya. Hal ini membuat kakak dan adik Galih sakit hati dan memfitnah Galih, hingga ia diusir dari rumahnya.
Bagaimana perjalanan galih selanjutnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pilu
Perlahan lahan nyai lastri melirik ke belakang nampak, fauziah menusukan kerisnya sambil tersenyum smirk. Nyai lastri langsung membuat jarak. nampak kerisnya masih menempel di punggung nyai lastri.
"Ke... kenapa kau tidak mati...!" Tanya nyai lastri.
"Mungkin karena busur panahmu lemah." Ucap fauziah. Sebenarnya ketika berada di semak semak fauziah berubah menjadi manusia kembali. dan mengendap ngendap ke belakang membokong nyai lastri.
Nyai lastri merasakan perih yang teramat sangat, ketika keris itu menusuk di punggungnya. Nyai lastri kemudian mencoba mencabut keris itu dengan tangan kananya tetapi tidak bisa, karena tidak bisa, nyai lastri menjatuhkan busur panah yang ada di tangan kirinya kemudian menarik keris itu. Tetap saja keris itu seperti tidak bisa lepas bahkan bergeming pun tidak. Nyai lastri berkeringat dingin sekarang.
"Kenapa kau berkeringat nyai di mana kesombonganmu tadi..? Percuma saja sekuat apa pun kau mencabut keris itu tidak akan bisa itu bukan pusaka biasa, itu pusaka peninggalan ayahku hanya orang yang tidak menganut ilmu hitam yang bisa mencabut keris itu."
Nyai lastri semakin berkeringat dingin. Ia berfikir untuk kabur saat ini, dan meminta orang biasa yang tidak menganut ilmu hitam mencabut keris ini.
"Serang dia..!!" Teriak kyai dasikin. Para murid muridnya secara serentak langsung menyerang nyai lastri.
Nyai lastri beberapa kali terkena serangan. Busur panahnya juga sudah jatuh di tanah.
"Sial, terpaksa Aku menggunakan teknik terlarang itu." Gumam nyai lastri.
Nyai lastri membaca mantra asap hitam tipis menyelimuti tubuhnya kemudian menghilang.
"Nyai lastri hilang...!! ayo berpencar....!!" Teriak salah satu murid kyai dasikin.
"Tidak perlu mencari nyai lastri dia akan tewas dengan sendirinya, keris itu menyerap kekuatan hitam. Langsung saja kita bantu mas galih dia sedang melawan iblis." Ucap fauziah kemudian berlari.
Kyai dasikin dan murid muridnya tidak memperdulikan nyai lastri, mereka percaya ucapan fauziah. sedangkan untuk anggota sekte yang lain sudah di lumpuhkan semua.
***
Galih dan iblis bertatap tatapan. Dengan tatapan tajam.
"Siapa namamu manusia rendahan? Jangan sampai kau mati tidak meninggalkan nama."
"Namaku galih, ingat ingat itu sebelum kamu tewas."
"HAHAHAHA...., lelucon macam apa ini...!! aku tewas di tangan manusia.
"Namaku azazel ingat ingat itu."
Whuss!!!
Galih dan azazel melesat dengan kecepatan yang tidak dapat di lihat oleh mata telanjang.
Jedar!!
Sebuah ujung cambuk yang terselimuti api menerjang galih, dengan sigap galih memukul ujung cambuk itu dengan tongkat.
"Aghhhh." Teriak galih dari atas sambil mengayunkan tongkatnya ke bawah, kembali bayangan kera raksasa yang mengakat tongkatnya sampai menyundul langit terlihat.
"Serangan itu lagi."
Cambuk azazel secara ajaib berubah, menjadi tameng dengan pancaran aura hitam.
"Duarghhhh." Bunyi ledakan terjadi tanah sampai gempa. Azazel mundur beberapa langkah.
Melihat seranganya di tangkis galih langsung melesat dan berada di samping azazel kemudian kembali memukul tongkatnya
Whuss!! Tongkat galih mengenai udara kosong, karena azazel mundur kebelakang.
Wajah anjing di dada azazel membuka mulutnya, seketika keluar api yang sangat banyak.
Galih memutar mutar tongkatnya, api yang menyerang galih berhamburan tanpa arah. Tiba tiba api yang di semburan wajah anjing azazel berhenti dan azazel sudah di belakang galih lalu mencoba mencakar galih.
Galih sudah mengantisipasi hal tersebut. galih melompat ke atas lalu melempar tongkatnya ke arah azazel. Azazel langsung mundur menghindar tongkat galih. Tetapi tongkat galih terus mengejar. azazel menghindar dan sesekali menangkis.
"Aghhhh...!!!" Galih melesat dengan tangan yang terselimuti petir.
Slash!!
Tebasan galih berhasil mengenai perut azazel, tetapi luka tebasan yang di ciptakan galih langsung menutup kembali.
Galih langsung membuat jarak sementara tongkatnya masih menyerang azazel.
"Hah...! Hah...!." Nafas galih memburu.
"Condromowo apa kamu punya ide cara menga.... akhh." Gumaman galih di gantikan rintihan karena azazel tiba tiba di samping dan langsung memukul rahangnya.
"Aghhh...." galih langsung bangkit dan melesat ke arah azazel.
Bang!!
Galih memukul azazel. Azazel menyilangkan tanganya. Azazel terpental.
Galih mengakat tanganya di udara, seketika tongkat emasnya kembali di genggamnya.
Galih memandangi azazel yang terlihat masih sangat kuat, sedangkan dirinya sudah ngos ngosan.
"Apa kau sudah putus asa manusia."
Galih hanya diam.
Azazel kembali menyerang galih dengan cakarnya sedangkan galih bertahan, dan sesekali menangkis dengan tongkat emasnya.
Jedar!!
Satu cambukan mengarah ke galih. galih menangkis dengan tongkatnya. Galih terpental dan terjatuh di tanah.
"Condromowo ku rasa aku akan bertarung mati matian melawan dia, jangan lupa sampaikan pesan terakhriku yang ku katakan waktu itu."
Condromowo sama sekali tidak menjawab. sedangkan galih tersenyum kecut galih berfikir condromowo sudah pergi ketakutan.
"Aghhhhhhhh....!!! Teriak galih kemudian mengakat tongkatnya ratusan petir menyambar dan menyelimuti tongkat galih.
Galih langsung melompat dan memukulkan tongkatnya pada azazel.
Azazel tersenyum smirk azazel meraum dengan wajah singanya, membuat galih terhempas karena rauman azazel mengandung angin yang sangat besar.
Begitu jatuh di tanah galih langsung berdiri, dan ingin menyerang azazel kembali tetapi.
Cring!! Cring!! Cring!! Bunyi rantai rantai hitam melilit kaki galih.
Azazel mengakat tangan kananya. Tiba tiba busur panah yang sama seperti milik nyai lastri terlihat, di tangan kanan azazel.
"Mati kau...!!" Teriak azazel sambil menembakan puluhan anak panah. Galih kembali memutar mutar tongkatnya.
Duarghh!! Duarghh!! Duarghh!!
Berbeda dari anak panah nyai lastri anak panah azazel langsung meledak begitu terkena tongkat galih.
Azazel memandangi kepulan asap akibat anak panahnya. Perlahan lahan asap itu menghilang nampak galih yang masih berusaha bangkit dengan tongkat sebagai penyaganya beberapa bagian tubuhnya gosong bahkan baju yang di pakainya robek robek.
"Manusia rendahan sepertimu mana mungkin bisa membunuhku..!!" Secara ajaib busur busur panah azazel berubah menjadi pedang tajam.
"Apa ini akhir dari hidupku. Maaf kan mas zah mas belum nikahin kamu." Gumam galih. ada perasaan menyesal ketika ia tidak cepat cepat menikahi fauziah.
Whuss!!
Azazel melesat bagaikan bayangan dan menusukan pedang tajamnya.
Crok!!!
Pedang azazel tepat mengenai perut galih. Galih langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Tidak lama kemudian galih tumbang ke belakang. Di saat yang tepat fauziah kyai dasikin dan para murid muridnya datang.
"MAS.... GALIHHH...!!!" teriak fauziah kemudian Langsung berlari dan memeluk galih yang sudah bersimbah darah.
Kyai dasikin dan murid muridnya langsung pasang badan seolah siap melawan azazel.
"Bangun mas...!! Mas udah janji nikahin fauziah...!!" Ucap fauziah dengan air mata yang mengalir deras.
"Bodoh.. bodoh..!! Gara gara aku mas galih jadi seperti ini andaikan aku tidak mengajak mas galih kesini." Ucap fauziah dalam hati sambil memukul mukul kepalanya sendiri.
Sedangkan kyai dasikin memegangi tangan fauziah agar tidak menyakiti dirinya sendiri. Sementara galih masih menutup matanya tidak ada tanda tanda dia sadar.