NovelToon NovelToon
Marry me, Brother

Marry me, Brother

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Pengantin Pengganti / Dokter Genius / Beda Usia / Romansa
Popularitas:428.4k
Nilai: 5
Nama Author: Astuty Nuraeni

Berawal dari niat balas dendam kepada mantan tunangannya, membuat Indhi terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan kakak angkatnya.

Tanpa di sangka, pernikahan tersebut justru memberinya kehidupan baru yang di penuhi oleh kasih. Ketulusan cinta dari sang kakak akhirnya membawa Indhi melabuhkan hatinya kepada pria yang 26 tahun terakhir telah menjadi kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sanksi

Paginya Ega dan Indhi berangkat bekerja bersama, sesampainya di Rumah Sakit mereka tak luput dari perhatian rekan-rekan kerja mereka. Cibiran demi cibiran tak elak mereka dapatkan, berita tentang ciuman mereka telah tersebar luas seantero Rumah Sakit.  Mereka menganggap Ega dan Indhi telah melewati batas persaudaraan tanpa mereka ketahui jika Ega dan Indhi bukanlah saudara kandung.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Ega cemas, pasalnya sedari masuk lingkungan Rumah Sakit mereka sudah menjadi pusat perhatian.

"Aku baik-baik saja kak," jawab Indhi seraya mengulas senyum.

Mereka berjalan beriringan sebelum akhirnya berpisah di persimpangan Rumah Sakit, Ega menuju ruangannya di Departemen Bedah sementara Indhi menuju UGD karena pagi ini ia bertugas di sana.

Kedatangan Indhi mendapat tatapan sinis dari beberapa rekan perawat, namun Indhi terkesan cuek, ia hanya melewati mereka dan duduk di mejanya. Dita yang menyaksikan sahabatnya menjadi bahan gunjingan merasa  tidak terima, ya meskipun ia sakit hati karena pada akhirnya harus kehilangan Ega untuk selamanya, namun nyatanya ia juga tak bisa menyalahkan Indhi sepenuhnya, perasaan bukanlah suatu hal yang bisa di paksakan, Dita menyadari akan itu dan berusaha untuk menerimanya. Dita menarik nafas perlahan sebelum dia mendatangi sahabatnya.

"Kamu nggak papa kan?" Tanya Dita, wajahnya nampak khawatir.

"Aku nggak papa Dit, serius," kilah Indhi dengan senyum di wajahnya.

Di tengah perbincangan mereka seorang perawat senior datang dan menghampiri Indhi.

"Dokter Indhi, anda di panggil ke ruangan Direktur," ucapnya lembut.

"Terimakasih Sus."

Perawat itu hanya mengangguk, lalu ia keluar dari UGD setelah menyampaikan pesan kepada Indhi. Selepas kepergian perawat tersebut, suara gunjingan kembali terdengar di telinga Indhi, para perawat yang berada di UGD mulai menerka-nerka apa yang akan terjadi kepada Dokter muda itu.

"Pasti di pecat!" Ucap seorang perawat.

Indhi mengatur nafasnya, ia tak boleh terpancing oleh ucapan rekan-rekannya, Indhi menepuk bahu Dita sebelum ia meninggalkan UGD dan menuju ruang Direktur. Perjalanannya menuju ruang Direktur di rasa sangat panjang, tatapan sinis dari beberapa Perawat dan Dokter yang berpapasan dengannya sungguh membuatnya risih.

Tok..tok..tok

Indhi mengetuk pintu ruangan Direktur, beberapa saat kemudian sebuah seruan menyuruhnya masuk, Indhi kembali mengatur nafasnya, ia siap dengan segala konsekuensi yang akan di terimanya.

Indhi meraih gagang pintu, ia memutar lalu mendorongnya hingga pintu sedikit terbuka. Di dalam sana, Indhi terkejut karena rupanya bukan hanya Indhi yang di panggil, namun juga Ega.

Indhi melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan Direktur, ia berdiri tepat di sebelah Ega, sesaat Ega melirik Indhi hingga netra mereka saling beradu.

"Kalian tau kenapa saya memanggil kalian kesini kan?" Ucap Direktur Rumah Sakit dengan suara datar.

Keduanya menunduk, mereka menyadari kesalahan mereka hingga berakhir di ruangan Direktur.

"Kalian sadar apa yang telah kalian lakukan? Bukankah kalian bersaudara, kenapa kalian melakukan hal yang tidak pantas, apalagi kalian melakukannya di lingkungan Rumah Sakit!" Imbuhnya dengan tatapan penuh kekecewaan.

Profesor Hilman, dia adalah Dokter Bedah senior yang kini menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit, dia juga merupakan pembimbing Ega saat dirinya menempuh pendidikan Spesialis Bedah, tak ayal perbuatan murid kesayangannya itu membuatnya kecewa.

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena tindakan kami yang sangat tidak pantas Prof, kami bersedia menerima sanksi apapun dari Rumah Sakit. Namun saya juga ingin menyampaikan kabar bahwa saya dan Dokter Indhi akan menikah."

Deg..

Indhi menoleh ke samping, tepat dimana kakaknya berdiri, ia tak menyangka bahwa Ega justru mengumumkan rencana pernikahan mereka. Ega mengatakan kalimat itu dengan sangat yakin, ia lalu meraih tangan Indhi dan menggenggamnya dengan erat.

Profesor Hilman menatap Ega dengan raut yang berbeda, ia mentertawakan ucapan Ega.

"Dokter Kevin, bukankah bercanda anda sudah keterlaluan?"

Ega memberanikan diri menatap Profesor Hilman. "Saya tidak bercanda Prof, saya serius, kami akan menikah," papar Ega dengan wajah serius.

Profesor Hilman terlonjak dari tempat duduknya, ia benar-benar tak percaya dengan ucapan mantan muridnya itu.

"Ega," panggilnya tanpa membubuhkan embel-embel Dokter, hal itu menandakan Profesor Hilman ingin berbincang dengan muridnya secara pribadi. "Berapa lama kita saling mengenal, kamu fikir saya tidak kenal dengan Dokter Indhi dan status kalian? Lalu apa maksud ucapanmu? Menikah? Apa tidak ada wanita lain sampai kau mau menikahi adikmu?" Ucap Profesor Hilman seraya menatap kedua Dokter itu secara bergantian.

"Kami bukan saudara kandung Prof, saya bukan kakak kandungnya," ungkap Ega tanpa ada sedikitpun keraguan di dalam matanya. "Saya sangat menghormati anda, saya juga menganggap anda seperti orangtua saya sendiri, untuk itu saya memberitahuan kabar bahagia ini secara langsung kepada anda."

l

"Dokter Indhi, kakakmu sedang bercanda kan? Profesor Hilman masih tak percaya dengan pengakuan Ega, kini ia ingin mendapatkan jawaban dari Indhi.

Indhi meremas tangan Ega, ia memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. "Semua yang di ucapkan Dokter Kevin adalah kebenaran Prof, kami bukan saudara kandung dan kami akan menikah."

Profesor Hilman kembali duduk, ia masih terkejut mendengar kabar tersebut, namun ia juga harus segera menyampaikan niatnya mengapa mengundang kedua Dokter itu ke dalam ruangannya.

"Meskipun kalian mau menikah, namun masalah ini tetap harus di tindak lanjuti, saya tidak ingin kejadian seperti kemarin terulang lagi, untuk itu managemen Rumah Sakit sepakat meberikan kalian sanki berupa pemotongan gaji selama sebulan, mengingat kinerja kalian yang sangat bagus kami tidak akan memberikan skorsing, kalian tetap harus bekerja sesuai jadwal masing-masing. Kalian boleh keluar sekarang!"

"Terimakasih banyak Prof." Ucap kedua Dokter itu secara bersamaan, mereka lalu menundukan kepala mereka dengan hormat sebelum keluar dari ruangan tersebut.

Tanpa Indhi sadari, mereka keluar dengan posisi masih bergandegan tangan dengan Ega, mereka kembali menjadi pusat perhatian karena di anggap memamerkan kemesraan mereka.

"Pulang nanti, kita ke rumah ibu, kita harus memberi tahu ibu dan meminta restu dari beliau."

Indhi menghentikan langkahnya, hal itu sontak membuat tangan mereka terentang sehingga mereka menyadari jika sedari tadi mereka masih bergandengan tangan. Keduanya lantas melepaskan tautan tangan mereka, suasana canggung menelusup di antara keduanya.

"Bagaimana kalau ibu tidak setuju kak?"

"Kakak akan berusaha untuk meyakinkan ibu. Sekarang kembalilah bekerja, sore nanti kita bertemu di rumah ibu."

Setelah mengucapkan kalimat terebut Ega lalu meninggalkan Indhi yang masih termenung di tempatnya berdiri. Ia menatap punggung Ega yang mulai menjauh. "Maafin aku kak, kakak harus mengalami semua ini karena aku."

Tanpa mereka sadari seseorang memperhatikan mereka dengan tatapan penuh kebencian.

BERSAMBUNG..

1
SLina
jd kalau ada y tergeletak di jln dibiarin begitu saja dok?
tdk dibawa kerumah skt?
Indah Rianti
Luar biasa
Ira
m
Yulia Lilis
kasian Ega
Kusii Yaati
untung nggak salah lubang ya ga soalnya sambil merem mainnya😜😂
Kusii Yaati
aq tdk tahu di sini siapa yg hrs di salahkan indhi atau Ilham...dan kenapa hrs Ega yg jadi korbanya!!!😞
Astuty Nuraeni: asal jangan nyalahin aku ya kak😀😀😀😀😀
total 1 replies
Alline Tanjung
luar biasa
ayu nuraini maulina
biasa nya cwo yg sering nyosor ini cwe yg nyosor duluan🤭🤭
ayu nuraini maulina
semangat mas bro
ayu nuraini maulina
bukan jdhnya
Nur Haya
aq salut Ama author selain bikin cerita yg menarik ada pengalaman jg d dapat 👍 untuk kita para pembaca
Astuty Nuraeni: makasih supportnya kak♥️
total 1 replies
desita
👍
Yusi Lestari
tak terasa sudah tamat cerita.lanjut cerita selanjutnya thoorrr
Yusi Lestari
sungguh besar perjuangan seorang ibu yg rela merasakan sakit demi bisa melahirkan putra putri mereka
Yusi Lestari
bagus Indhi memang seorang dokter tidak boleh egois mementingkan diri sendiri
Yusi Lestari
jadi kangen sama almarhum Zean😭
Astuty Nuraeni: iya kak Aamiin
Yusi Lestari: iya Nuri semoga Zean bahagia disana😊
total 3 replies
Yusi Lestari
pasti itu Samuel adiknya Zean
Yusi Lestari
innalillahi wainna ilaihi rojiun selamat jalan tuan hendrawan keinginanmu untuk mendapatkan maaf dari Ega sudah terkabul😭
Yusi Lestari
setelah cerita Ega dan Indhi selesai langsung meluncur ke novel ini thoorr
Yusi Lestari
semoga dg kejadian ini Ega bisa memaafkan pak hendrawan dan hubungan mereka kembali membaik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!