Malam sial itu membuat Ruby harus kehilangan mahkotanya demi menggantikan seorang wanita yang diincar seorang mafia yang harus menyalurkan syahwatnya karena dijebak oleh saingan bisnisnya.
"Tuan. Tolong...! jangan lakukan itu...!" Ruby mendorong pria tampan yang dikenal sebagai mafia bringas.
"Aku sudah membayarmu maka, layani aku...! " Ujar Sean menyeringai licik.
Sean mengira Ruby adalah wanita penghibur namun ternyata Ruby adalah gadis baik-baik yang masih suci. Ia yang ingin kembali ke negaranya ternyata harus menjadi korban salah tangkap oleh anak buahnya mafia.
"Bagaimana kelanjutan kisah antara Ruby dan Sean sang mafia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Ucapan Pertama
Setelah kesekian kalinya mencoba menjebol milik Rubby, Sean merasakan kenikmatan hubungan intim dari malam pengantin mereka sangat memuaskan. Lebih memuaskan bahkan ia tidak lagi berfantasi liar untuk mendapatkan kepuasan birahinya kini.
Baginya, istrinya lebih dari segalanya. Seakan paket lengkap yang memenuhi segala kebutuhannya. Apa lagi permainan kedua kalinya Rubby berusaha untuk tampil baik dalam melayani Sean di arena kasur itu.
Walaupun sebenarnya ia masih merasakan sakit seperti pertama kalinya ia perawannya direnggut Sean, namun kali ini ia melakukannya dengan senang hati.
Peluh membanjiri tubuh keduanya. Kenikmatan yang tiada tara membuat Sean seakan ingin lebih dan lebih. Namun ia begitu takut akan menyakiti istrinya yang mungkin saja tidak lagi menikmatinya karena kelelahan dan sakit pada bagian intimnya.
Setelah mencapai kepuasan, Rubby menjatuhkan tubuhnya diatas dada bidang suaminya. Keduanya tidur dengan peluh masih menempel tubuh mereka.
Beberapa jam kemudian, tangisan sang bayi menggema di ruangan itu. Sean yang lebih dulu bangun lalu memindahkan tubuh istrinya yang masih terlelap. Sean menarik jubah mandi yang tersedia di tempat itu untuk menghampiri bayinya.
"Husst sayang...! Jangan berisik..! Mommy habis kerja keras sama daddy," desis Sean berusaha menenangkan bayinya dan mengambil stok ASI yang ada di simpan di microwave agar tetap hangat saat diminum bayinya.
Baby Oliver menyesapnya dengan cepat namun matanya tetap awas melihat sang Daddy yang sedang menatapnya dengan senyum.
"Ada apa dengan daddyku? Kenapa senyum-senyum seperti itu?" begitulah yang dipikirkan baby Oliver yang sudah bisa memegang botol susunya sendiri.
Sean melirik jam yang sudah pukul dua siang." Astaghfirullah...! cepat amat jam berlalu? Aku harus meminta Valery memesan makan siang untuk kami. Dia yang lebih tahu selera makan istriku." Sean meraih ponselnya yang ia letakkan di atas nakas.
Sebaris kalimat perintah tertulis dipesan itu. Tanggapan cepat dari sang asisten pribadi istrinya yang ternyata sudah memesan makan siang mereka sekitar sepuluh menit yang lalu dan sebentar lagi akan tiba di perusahaan itu.
Rubby mengerjapkan matanya karena merasakan bagian tubuhnya yang sakit dan juga lapar. Ingin meringis namun ia tidak mau membuat suaminya cemas. Ia hanya menatap sayu wajah suaminya yang sedang bermain dengan si kecil.
Rubby menarik selimut untuk menutupi bagian dadanya. Sean yang melihat itu tidak langsung mendekati istrinya.
"Apakah kamu mau ke kamar mandi sayang?" tawar Sean karena Rubby butuh dirinya untuk mengantar wanita cantik itu yang habis ia gempur.
"Aku bisa sendiri." Rubby turun perlahan dari tempat tidur dan berusaha tetap bersikap biasa walaupun miliknya terasa ngilu seakan milik Sean masih menancap pada miliknya.
"Baiklah. Hati-hati sayang...!"
"Hmmm!" Rubby ingin membersihkan tubuhnya karena ia harus menunaikan ibadah sholat dhuhur.
Sebenarnya Sean ingin mandi bersama istrinya saat ini namun si cantik mungilnya terus mengawasinya seakan takut ditinggal olehnya.
Valery mengirim pesan jika makan siang pengantin baru itu sudah ia letakkan di meja tamu di ruang kerjanya Rubby. Beberapa menit kemudian Rubby sudah rapi dan siap menunaikan sholat agar bisa gantian dengan suaminya untuk menjaga bayi mereka.
...----------------...
Tiga bulan kemudian, saat Sean ingin kembali ke Amerika untuk melihat perusahaannya, ternyata ia dikejutkan dengan kedatangan Dick yang merupakan asisten pribadinya itu.
Rupanya Dick tidak datang sendiri, ada Nicole datang bersamanya. Saat ini Sean menempati mansion milik istrinya yang menjadi warisan Rubby dari ibunya Ananta.
"Bagaimana bisa kalian datang bersama?" tanya Sean melihat Nicole yang tampak malu-malu pada Dick.
"Katanya dia kangen sama nona Rubby dan putri kalian," ucap Dick.
"Baiklah. Ku kira kalian sedang pacaran," ucap Sean dan Nicole membalasnya " tidak." Dick menjawab" ya." Tatapan Sean mengarah pada keduanya.
"Kenapa tidak kompak jawabnya? Kalian pacaran atau tidak?" geram Sean.
"Itu karena Nicole masih belum mau menjawab permintaan ku," ucap Dick lemas.
"Daddy...! Daddyyyyy....!" pekik baby Oliver yang berlari ke arah ayahnya dengan tertatih-tatih dengan hanya mengenakan handuk yang melilit setengah tubuhnya dan terlihat sangat menggemaskan. Di tambah rambutnya yang basah menguar aroma strawberry.
"Sayang." Sean buru-buru menangkap tubuh gembul putrinya yang tertawa terpingkal-pingkal karena berhasil kabur dari mamanya yang sedang mengambil baju untuknya.
Jantung Sean hampir copot karena baby Oliver menuruni tangga dengan cepat. Jika ia tidak melihatnya maka putrinya akan jatuh terguling ke bawah anak tangga.
Semua yang ada di situ hampir sport jantung tapi baby Oliver seakan tidak peduli. Ia terkekeh sambil melihat ke atas anak tangga di mana mamanya keluar tanpa mengenakan pakaian syar'i-nya.
Dick yang baru pertama melihat penampilan Rubby tanpa hijab tampak terpukau. Sementara Rubby juga mematung karena syok melihat kenakalan putrinya yang meninggalkannya di saat ia lengah. Di tambah lagi sahabatnya Nicole juga ada di tempat itu.
"Nicole...?!" pekik Rubby tertahan saat melihat wajah Sean berubah garang melihatnya keluar dengan dress tanpa mengenakan hijabnya. Padahal pelayan di rumah Rubby semuanya perempuan.
"Kembali ke kamarmu, baby?!" dingin Sean lalu menyentak bahu Dick agar tidak menatap wajah istrinya berlebihan.
Nicole yang tadinya suka dengan Dick mulai merasa kecil karena pria tampan itu menatap wajah cantik Rubby penuh kagum. Nicole mengambil baby Oliver dari gendongan Sean lalu naik ke tangga menuju kamarnya Rubby.
"Kenapa kamu sangat nakal sayang? Lihatlah...! Gara-gara perbuatanmu mamamu pasti diomelin Daddymu," ucap Nicole yang sangat sayang pada keponakannya itu. Beruntunglah baby Oliver tidak takut pada Nicole karena ia merasa punya kedekatan dengan wanita baik hati itu.
Cek...lek...
Rubby sudah berpakaian seperti biasanya ketika Nicole membuka pintu kamarnya Rubby. Rubby langsung menyambut Nicole dengan pelukan penuh kerinduan. Rupanya selama ini Nicole tidak pernah bertemu dengan Rubby dan belum paham bagaimana putrinya Rubby bisa bersama Sean.
Ia datang ke Indonesia untuk menanyakan langsung tentang Rubby dan Sean yang bisa menikah. Sementara Dick tidak mau menjelaskan apapun rahasia bosnya itu karena bagian dari aib pasangan suami istri itu.
"Apa kabar Nicole?!"
"Baik. Bagaimana denganmu? kamu harus menjelaskan padaku bagaimana kalian bertiga bisa bersama?" tanya Nicole sambil mengenakan bajunya baby Oliver.
"Semuanya atas ijin Tuhan, Nicole. Rupanya baby Jasmine diadopsi oleh Sarah, wanita yang sempat melahirkan putrinya Sean. Putrinya meninggal dunia dan mommyku menawarkan putriku pada Sarah yang saat itu sangat terpukul dengan kematian putrinya," tutur Rubby yang menceritakan semuanya membuat Nicole terharu.
"Kisah hidup kalian begitu seru. Karena cinta tulus Sean yang bisa menemukan kalian berdua satu persatu. Aku turut senang Rubby apa lagi tahu kalau Sean adalah pria yang telah menghancurkan hidupmu pada awalnya dan menebus kesalahannya dengan menikahimu. Itu sangat manis, Rubby," ucap Nicole ikut bahagia.
"Tapi, aku lihat kamu sepertinya menyukai Dick. Apakah Dick juga menyukaimu, Nicole?"
"Aku bukan wanita idaman Dick. Selera wanitanya sama seperti bosnya. Aku apalah baginya," tutur Nicole yang merasa tampangnya tidak cantik.
"Tuhan itu maha adil. Semuanya pasti punya pasangan hidup yang sudah Dia atur sebelum kita hadir di rahim ibu kita. Singkatnya jodoh itu bukan karena penampilan fisik. Percayalah pada takdir karena jodoh itu datang pada pemilik hatinya bukan karena terhipnotis pada matanya saat menemukan pasangannya yang di luar dari ekspektasi nya. Begitu nona Nicole cara memaknai jodoh pilihan Tuhan," jelas Rubby.
"Mama. Mau Daddy..!" rengek baby Oliver terdengar cadel yang tidak sabar ingin bertemu dengan Sean setelah tampil cantik.
"Ok, baby!"
Rasanya masih pengin 😭😭😭
Rubby selalu saja hidup mu dalam bahaya semoga kamu baik' saja iya Rubby