NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Pernikahan Rahasia

Cinta Dalam Pernikahan Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: PutrieRose

Demi kehidupan keluarganya yang layak, Vania menerima permintaan sang Ayah untuk bersedia menikah dengan putra dari bosnya.

David, pria matang berusia 32 tahun terpaksa menyetujui permintaan sang Ibunda untuk menikah kedua kalinya dengan wanita pilihan Ibunda-Larissa.

Tak ada sedikit cinta dari David untuk Vania. Hingga suatu saat Vania mengetahui fakta mengejutkan dan mengancam rumah tangga mereka berdua. Dan disaat bersamaan, David juga mengetahui kebenaran yang membuatnya sakit hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PutrieRose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 MENANTU KESAYANGAN

Hari ini adalah hari berbahagia di keluarga besar Marshel. Dia akan menyambut menantu barunya. Sesuai perjanjian bahwa putranya akan kembali tinggal di sini. Sudah lama David tidak menginjakkan kakinya di rumah ini.

"Mama gak sabar tinggal bareng lagi sama putra semata wayang kita. Semoga hubungan dengan Vania bisa membuat mata hati putra kita terbuka," ucap Larissa penuh harap.

Saat mendengar deru mobil mendekat, mereka langsung berjalan keluar. Dan benar saja putra dan menantunya telah datang.

"*Jantungku kenapa berdegup sangat cepat*." Vania memegangi dadanya, ia merasa sangat *nervous* saat melihat rumah bak istana di depan matanya. Rumah ini akan menjadi tempat tinggalnya sekarang. Matanya melirik ke arah suaminya yang turun dari mobil begitu saja tanpa menunggunya.

"Tuan, nyonya Vania!" Reno lekas menarik tuannya itu untuk menunggu Vania. Dengan wajah kesal, David memberhentikan langkahnya.

Terlihat para pelayan sudah berdiri rapi menyambut kedatangan majikan baru. Mereka saling berbisik bahwa majikan barunya sangatlah cantik seperti bidadari.

"David . . ." Larissa tanpa sabar langsung memeluk putranya yang sangat ia sayangi.

"Vania, menantuku yang cantik. Cup. Cup." Begitupun dengan istri putranya, ia menciumi Vania bertubi-tubi merasa bahagia bahwa dirinya yakin memilih wanita yang tepat untuk putranya.

Masih dengan sikap malu-malu, Vania duduk untuk makan bersama. Melihat hidangan sebanyak dan selezat itu, Vania jadi kepikiran dengan adiknya Sissy.

"*Sissy sangat suka udang*."

"Kamu mau udang, Vania? Sini Mama ambilin." Vania langsung menggeleng.

"Tidak, Tante. Vania alergi udang."

"Loh, kamu alergi udang? Maaf, kita gak tahu. Oh ya, jangan panggil Tante dong. Panggil Mama aja. Mama Rissa."

Vania pun mengangguk walaupun ia merasa panggilan itu terasa sulit diucapkan karna ia masih merasa asing di sini.

"David sudah kenyang. Mau istirahat saja di kamar," ujar David dan langsung beranjak dari kursinya.

"Makananmu belum dihabiskan, David!" teriak Marshel.

"David ngantuk, Pa. Semalam tidurnya kurang," jawab David dan mendapat respon yang berbeda dari kedua orang tuanya. Larissa pun langsung menyenggol lengan suaminya seraya menahan senyum.

"Sudah, Pa. Biarin aja David istirahat. Dia kurang tidur," kata Larissa membiarkan putranya pergi ke kamar.

"Ah, sial!" gerutu David karna merasa sudah salah berbicara sehingga membuat salah paham kedua orang tuanya.

Setelah mereka selesai menghabiskan makanan, Vania diantar pelayan menuju kamar.

"Tidak perlu, saya bisa sendiri," ucap Vania merasa tidak enak karena seorang pelayan membantu membawakan tasnya. Bahkan mereka berjalan beriringan untuk mengantarkannya sampai ke kamar.

"Ini sudah tugas dan tanggung jawab kita, Nyonya. Bahwa akan selalu memastikan keselamatan Anda dan juga kenyamanan Anda, Nyonya." Dua orang pelayan yang memakai baju putih hitam itu tersenyum bersamaan.

"Kami berdua sudah ditugaskan untuk membantu dan menjaga Anda kapan pun dan dimana pun berada," ujar bergantian dengan pelayan satunya.

"Perkenalkan nama saya Andin dan ini Rara." Bahkan mereka memperkenalkan diri.

Vania hanya tersenyum mengangguk. "Mereka kelihatan baik sekali. Bisa jadi teman aku di sini."

"Selamat beristirahat, Nyonya."

Pintu ditutup dan Vania perlahan masuk ke dalam sebuah kamar yang besar. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah jendela besar yang langsung menghadap ke jalan raya. Letak kamar tersebut berada di lantai dua. Disebelah jendela ada sebuah pintu yang menghubungkan ke arah balkon.

"Indah sekali." Matanya terpana melihat hamparan bunga yang berada di halaman rumah. Kamar ini memiliki dua ruangan, dimana ruang tidur terpisah.

Ia berdiri di sebuah pintu yang tertutup. Yang mana ruang itu pasti ada suaminya di dalam.

Klek!

Belum sempat membuka, pintu itu sudah dibuka oleh David yang langsung membelalakkan matanya melihat istrinya berdiri di depan pintu. Ia hanya melirik sekilas dan berjalan menuju balkon.

"Kamu gak jadi tidur? Katanya ngantuk," tanya Vania yang berhasil membuat langkah suaminya berhenti.

"Bukan urusan kamu!" jawabnya dengan ketus. Beberapa kali jawaban yang ia terima sangat tidak mengenakan hatinya. Tapi Vania mencoba bersabar karena ia sadar dirinya siapa. Mungkin mereka hanya belum saling kenal saja.

***

"Pa, jawaban David waktu itu gimana? Apa Karina mengetahui ini semua? Apa David menyembunyikannya?" Larissa kini menjadi gelisah, karna takut menantu pertamanya itu pulang dan membuat masalah. Karna jujur saja dia tidak menyukai Karina, karna menurutnya wanita itu telah membuat putranya berubah.

"Aku tidak tahu. Itu urusan mereka berdua. Kita sebagai orang tua tak perlu ikut campur," jawab Marshel dan meletakkan ponselnya ke atas meja. Ia memandangi istrinya dengan tatapan penuh arti. Dirinya kini pun bingung, jika suatu saat Karina pulang dan mengacaukan semuanya. Dan tentu namanya juga akan terseret, apalagi kalau client yang bekerja sama dengan perusahaannya mengecap dirinya yang tak baik sebagai mertua.

"Karina akan menetap di sana, kan?" tanya Larissa lagi.

Marshel hanya menghendikan bahunya.

"Apa Papa bujuk saja David untuk mencerai—"

"Ma!" Suara Marshel meninggi, dia sampai geleng-geleng kepala mendengar ucapan dari istrinya. "Aku bilang jangan ikut campur, Ma. Lagipula kenapa Mama memaksa David untuk menikahi Vania, kalau ujung-ujungnya Mama khawatir sendiri. Aku bilang kan sabar. Mungkin memang David dan Karina belum diberi keturunan. Mereka sama-sama sibuk dan—"

"Dan Karina tidak tahu diri. Sudah menjadi istri tapi masih lalai dengan tugasnya. Dia masih sibuk mengejar cita-citanya, impiannya, keinginannya tanpa sadar bahwa tujuan menikah itu apa? Mereka harus memiliki keturunan. Apalagi David anak satu-satunya kita. Darimana lagi kita akan dapat keturunan?" Larissa yang masih diselimuti amarah memilih keluar kamar daripada lanjut berdebat dengan suaminya yang selalu tak berpihak padanya.

"Menantu seperti itu dibelain terus!" gerutunya sembari jalan.

"Vania, kamu mau kemana?" Wajahnya berubah sumringah saat melihat menantu cantiknya. Dia langsung berjalan menghampiri dengan senyuman terbaiknya.

"Hm, Vania ingin ke halaman, Ma. Bosen di kamar," jawabnya.

Larissa memberi isyarat pada kedua pelayan yang menemani menantunya untuk pergi saja. Karna ia ingin jalan berduaan dengan menantunya.

.

.

.

Jalan raya yang berada di depan rumah terlihat lengah. Hanya ada beberapa mobil yang lewat. Pandangannya terus melihat ke depan pada pohon-pohon yang berdiri tegak. Isi kepalanya berkecamuk satu sama lain. Banyak hal yang ia pikirkan apalagi soal pernikahannya.

Seorang wanita tiba-tiba muncul saat tangannya dengan sengaja memetik bunga yang indah. Bibirnya tersenyum lebar dan berlari-lari mengejar kupu-kupu. Dia tertawa sendirian di hamparan bunga. Warna bajunya yang cerah seakan senada dengan warna bunga-bunga yang ada.

Cukup lama ia memperhatikan wanita itu dari atas balkon. Hingga tiba-tiba Mamanya berteriak dari bawah.

"David, ayo turun ....." pinta sang Mama dan dibalas gelengan darinya. Sedangkan wanita yang bernama Vania itu terus memandangi David dari bawah. Kedua matanya saling pandang tapi dengan ekspresi yang datar.

"*Apa yang kau lihat, David! Sadarlah! Karina lebih cantik*!" Lagi-lagi ia memperingati dirinya sendiri agar jangan lengah atau pun tertarik pada wanita lain.

1
Putri Chaniago
thor buat Vania menghilang dari kehidupan David utk sementara waktu ngapa sampai terbongkar kebohongan Karina d depan Larissa
Heri Wibowo
menutupi satu kebohongan dengan kebohongan yang lain
Heri Wibowo
gimana mau hamil disenggol saja tidak ya Vania dan untuk Karina kebohongan apalagi yang kau lakukan
Nar Sih
drama apalgi nih ,.,lanjut kakk👍
Siti Nadiyah
jgn cengeng ya Vania..kamu harus jadi wanita kuat,bagus gtu pertegas lagi hubunganmu
Siti Nadiyah
David keterlaluan....jangn jadiin Vania wanita lemah ya thor
Siti Nadiyah
sakit banget jadi Vania sumpah...gadis polos yg ga tau apa2 d jadikan tambal atas keegoisan ortu
Siti Nadiyah
klu dah kaya gini salah siapa coba..huuuuuh kasihan vania
Siti Nadiyah
aku mampir
Sumini Ningsih
kasihan sekali vania
Sumini Ningsih
kok karina udah tau
Sumini Ningsih
ini kayanya vania ga tau klo david dah punya istri
Heri Wibowo
tetap ditunggu ceritanya Kak Putri
we
Vania jgn terpesona duluan ya..
we
Aamiin Ya Rabbal'alamiin
Sumini Ningsih
mamoir thor
Putri Chaniago
mungkin bkn anaknya David
Irma Saodah
Luar biasa
Nar Sih
sepertinnya mslh baru akan segera hadir bnr kah karina hamil ..penasaran kak thorr ,dobel up dong🙏
Heri Wibowo
sepertinya David berusaha membuat nama Vania jelek di depan mamanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!