NovelToon NovelToon
Ancaman Hasrat Tuan Duda

Ancaman Hasrat Tuan Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / One Night Stand / Ibu Pengganti / Pengganti / Pengasuh
Popularitas:295.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Haasaanaa

Zira terjebak dalam tawaran Duda saat dimalam pertama bekerja sebagai suster. Yang mana Duda itu menawarkan untuk menjadi sugar baby dan sekaligus menjaga putrinya.
Zira yang memang sangat membutuhkan uang untuk biaya kuliah dan juga biaya pengobatan bibinya terpaksa menerima tawaran gila itu.

"Menjadi suster anakku maka konsekuensinya juga mengurus aku!" Ucap Aldan dengan penuh ketegasan.

Bagaimana cara Zira bertahan disela ancaman dan kewajiban untuk mendapatkan uang itu?

follow ig:authorhaasaanaa
ada visual disana.. ini Season Dua dari Pernikahan Dadakan Anak SMA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

00018

Keduanya masih saling tatap tajam satu sama lain, apa yang Zira katakan membuat Aldan tersentuh sebenarnya. Karena Aldan menemukan keseriusan serta ketulusan kasih sayang yang Zira miliki untuk Aila. 

“Anakku menangis bagaimana aku bisa mendiamkan orang jahat itu?” tanya Zira yang mana membuat lamunan Aldan buyar. 

“Dengar, Tuan Aldan terhormat.. Jika Aila hanya beban yang membandel untukmu, segera beri dia untukku. Aku akan jaga dia dengan baik seperti anakku sendiri!” ujar Zira dengan tatapan super musuhan dengan Aldan. 

“Ck, Zira.. Berhenti sok_”

“Sok apa? Kau sudah tuir, aku rasa.. Aila tidak keberatan kalau aku ajak dia untuk cari Papa baru,” ucap Zira yang mana langsung melangkah pergi. Eh sebelum itu Zira menghentikan langkahnya sebentar, menatap Aldan dengan sinis. 

“Mencari yang muda.. Nggak keriput kaya seseorang yang.. Emmm, taudeh!” Zira melanjutkan langkahnya. 

Meninggalkan Aldan yang ternganga akan semua yang Zira katakan. Aldan masih mencerna apa arti semua kata-kata Zira barusan, ia termenung sebentar. 

“Kurang ajar! Zira…!” Aldan langsung mengejar langkah kaki Zira yang sudah menjauh. 

“Kau ingin mencari Papa baru? Apa kau sadar arti kata yang kau ucapkan itu? Apa kau waras ha?!” Aldan terus mengoceh sepanjang jalan mengejar Zira yang sudah masuk kedalam kamar Aila. 

Sementara Zira tidak menanggapi apapun omelan Aldan terus berjalan hingga duduk di samping Aila yang tengkurap diatas ranjang. Terdengar suara tangisnya yang kencang dan menyakitkan, sayangnya hanya Zira yang bisa merasakan itu. 

“Zira.. Kita belum selesai bicara,” ucap Aldan, ia melihat kearah Aila yang menangis dengan tubuh yang bergetar. 

“Bicara apa? Kalau cuma ingin berkata-kata pedas sebaiknya tidak usah! Aku tidak sudi mendengarkan semua itu lagi,” ucap Zira yang seakan malas berbicara dengan Aldan lagi. 

Aldan geram tentunya karena Zira selalu saja membangkang apa yang ia katakan. Tanpa babibu Aldan menarik tangan Zira hingga wanita itu bangkit dari duduknya. 

“Dengar.. Kau tidak berhak membentak atau bahkan mengaturku! Kau hanya pemuasku saja, Zira.. Berhenti bertindak seolah kau istri nyataku!” ucap Aldan dengan sangat tegas. 

Zira termenung sebentar. “Lepaskan!”

“Lepaskan dikamar nanti, sekalian pakaianmu!” Aldan menarik tangan Zira dengan cekalan yang kuat. Zira berusaha melepaskan diri karna tahu apa yang akan terjadi. Tapi, Aldan tidak akan mudah dikalahkan kali ini. 

“Lepaskan aku!” 

Semua teriakan Zira tidak didengarkan oleh Aldan, ia sudah sangat sabar dari kemarin. Tapi, Zira selalu memancing kesabaran setipis tisu yang Aldan miliki. 

“Aku akan menyadarkan posisimu itu seperti apa sebenarnya,” Aldan membawa masuk Zira kedalam kamar utama, menutup pintu tidak lupa menguncinya hingga Zira tidak akan bisa kabur nanti. 

Pegangan tangan Aldan terlepas karena pria itu sedang membuka kaos santainya. Zira mengambil kesempatan untuk kabur menuju balkon, ia ingin melompat tapi disaat melihat ketinggian itu membuat niat Zira hilang sudah. 

“Astaga.. Tidak akan bisa,” Zira seakan mau menangis sekarang. Ia tahu apa yang Aldan inginkan saat ini, yaitu sebuah hubungan panas untuk kedua kalinya. 

“Kau kira bisa kabur, hem?” tanya Aldan dengan posisi tangan bersedekap didada. 

Zira langsung merubah posisi hingga saat ini berhadapan dengan Aldan yang menatapnya penuh nafsu. Zira memegang erat pagar pembatas, ia tidak tahu harus kemana lagi. 

“Aku belum siap untuk melayanimu lagi, Tuan..” ucap Zira dengan suara yang sedikit begetar. 

Sebenarnya Zira masih ngeri dengan sentuhan pada kemarin malam itu. Miliknya masih terasa sangat sakit, milik Aldan yang besar itu benar-benar menyakiti. Zira tidak tahu mengapa Rania mengatakan jika berhubungan seperti itu sangat menyenangkan. 

“Aku belum siap.. Rasanya masih sangat sakit pasti,” ucap Zira kepada Aldan yang kini menatapnya datar saja. 

“Tapi, aku sudah sangat siap, Zira. Bagaimana ini?” tanya Aldan sembari tertawa kecil. Aldan meraih tangan Zira membawa wanita itu menuju pelukannya. 

“Siap tidak siap, pagi ini kau harus melayani aku!” ujar Aldan dengan sangat tegas. 

“Tidak, Tuan.. Tidak!”

Aldan menggendong Zira membawa wanita pembangkang itu untuk masuk kedalam kamar. Bahkan menjatuhkan tubuh Zira begitu saja diatas ranjang, tentu saja Zira menjerit sakit karena tubuhnya seperti tidak ada harga diri dihadapan Aldan. 

Zira mundur perlahan dikala Aldan menatapnya penuh nafsu, seakan-akan detik ini riwayat hidup Zira akan tamat. Tapi, kaki Zira sudah ditarik Aldan hingga menggantung menuju lantai. 

“Tuan.. Hentikan, maafkan aku.. Bukan maksudku, emmm..” Bibir Zira dibungkam oleh bibir Aldan disaat wanita itu ingin terus memberontak. 

Kali ini Aldan tidak akan membiarkan Zira lolos sedikit saja, sudah habis kesabarannya. “Ini hukuman karna aku memberiku cabai semalam, dan ini juga hukuman yang sama karena kau mengendarai motor semalam. Dan juga..” Aldan menarik celana piyama Zira hingga terlepas sebelum melanjutkan ucapannya. 

Tentu saja bagian atas Zira sudah terbuka sempurna, hingga dua bongkahan sintal itu seakan menantang bagi Aldan. “Ini juga hukuman yang sama karna kau.. Mengatakan ingin mencari Papa baru untuk Aila dan untukmu sendiri,” Sambungnya. 

Tubuh Zira melengkung kala Aldan terus melumat inti bongkahan itu, tidak hanya itu tangan Aldan terus melakukan kegiatan dibawah sana. Tidak ada satupun yang Aldan abaikan, ia menyentuh semua bagian tubuh Zira yang sangat ia sukai. 

“Mmmm.. Tuan, pelan-pelan..” Zira terus bergerak kesana-kemari merasakan sentuhan yang Aldan lakukan. 

“Akan ku buktikan..” Aldan menarik tubuh Zira hingga mendapatkan posisi yang sangat ia inginkan. “Bahwa kau hanya milikku.. Tidak akan bisa mencari laki-laki lain lagi, mengerti?”

Zira menjerit kecil kala adik Aldan yang berukuran besar itu menerobos masuk didalam sana. Rasanya masih sangat sakit, Zira tidak bisa merasakan apapun kecuali rasa sakit yang teramat. 

“Sakit..” Lirihnya, ia menatap Aldan sendu disaat pria itu menatapnya penuh hasrat. 

“Itu karna kau belum terbiasa dengan ukuran yang aku miliki.. Setelah kau terbiasa, milikmu tidak akan sakit lagi. Kau akan merasakan kenikmatan yang sangat kau rindukan nanti,” ucap Aldan sembari meremas bongkahan itu untuk mengalihkan rasa sakit yang Zira rasakan. 

“Terasa tidak keriputnya?” tanya Aldan sembari mengusap keringat yang membanjiri pelipis Zira. Ntah kenapa kali ini Aldan memperlakukan Zira dengan sangat lembut, dan penuh kasih sayang. 

Sekalipun Zira disela kenikmatan, ia masih sadar dengan apa yang Aldan tanyakan. 

“Longgar, bahkan milikmu sangat tidak terasa sekarang. Kurang besar,” Jawaban Zira membuat Aldan menjadi kepikiran. 

“Sama sekali tidak terasa? Tadi kau bilang sakit, mana yang benar?”

“Mati aku!” Zira hampir saja ketahuan bohongnya, ia harus mencari kata-kata lain sekarang. “Aaaahhhhhh..” Tiba-tiba saja Zira menjerit karna Aldan mulai bergerak maju mundur secara perlahan tapi lama-lama semakin kencang. 

Rasa sakit tadi sudah hilang tergantikan dengan rasa aneh dan nikmat yang ingin Zira rasakan lebih lagi.

“Masih belum kau rasakan?” Tanya Aldan sembari menambah pacu kecepatannya. 

“Belum! Aku.. Aaaaa.. Ah.. Tidak merasakan apapun,” balas Zira cepat tapi sambil susah payah menahan rasa nikmat di dalam hati. 

1
Ririn Nursisminingsih
gara2 bocil semuanya
Ririn Nursisminingsih
ni anak kmarin2nangis2 minta disayang zaira kok judess sekarang
Ririn Nursisminingsih
ke 2 manusia yg sama2 egois ndak.mengakui perasaan masing2
Ririn Nursisminingsih
bapak ora tabggung jawab
Hera
👍👍🏻👍
Aiysah Maharani
bocil gk tau diri
Adawiyah Bulia
Luar biasa
Atmita Gajiwi
/Kiss//Rose//Rose//Rose//Heart/
umi azizah
lohh kakkk😭
Dian Novita Maba
cerita seru
ErNawati
lanjutttt, smngat trus buat author 👍
Delvyana Mirza
Astaga ini kemana ya,kenapa hilang tanpa kabar selajut nya ya
Ulufi Dewi
up yg bnyak Thor......
lysndra
Ada yang tau novel tentang cewe yg nikah sama om tirinya sendiri. Kalau gk salah cewe nya ini artis atau model.Orangtuanya pisah dan si ibunya ini menikah lagi dengan orang kaya dan punya anak kembar. dan ibunya ini punya ipar laki-laki dari suaminya yg baru. Dan adik iparnya ini pernah t*dur sama anak si ibunya/ om tiri nya sendiri. Plis yg tau judul nya
lysndra: mbak tau judul novelnya gak?
Fransiska Sudarti: tlg dilanjut
total 2 replies
Ulufi Dewi
gengsi
dah sakit aja baru
die
Luar biasa
Esih Mulyasih
jujur lah Aila wlu papa Aldan akan kecewa...yg penting mama zira tetep sayang kamu dan papa Aldan 🥰😍 jadikan kejadian mama zira utk pelajaran kamu Aila 😉🥰
Esih Mulyasih
jangan.... jangan....ngabur nihh si zira dg alasan jemput aila 🙈😑
Esih Mulyasih
jujur kx zira....kx ja papa Aldan pny solusi terbaik buat masalah keegoisan aila
Esih Mulyasih
zira sengaja bikin ulah biar Aldan menceraikan so...zira bisa menepati janjinya sm aila 😭
tp kenapa yaaaa...si aila bisa seegois ituu 😞🙈pdhl dh liat tuhh papa nya nangis bombay di tgl ultahnya aila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!