NovelToon NovelToon
Ancaman Hasrat Tuan Duda

Ancaman Hasrat Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / One Night Stand / Ibu Pengganti / Pengganti / Pengasuh
Popularitas:20.7k
Nilai: 5
Nama Author: Haasaanaa

Zira terjebak dalam tawaran Duda saat dimalam pertama bekerja sebagai suster. Yang mana Duda itu menawarkan untuk menjadi sugar baby dan sekaligus menjaga putrinya.
Zira yang memang sangat membutuhkan uang untuk biaya kuliah dan juga biaya pengobatan bibinya terpaksa menerima tawaran gila itu.

"Menjadi suster anakku maka konsekuensinya juga mengurus aku!" Ucap Aldan dengan penuh ketegasan.

Bagaimana cara Zira bertahan disela ancaman dan kewajiban untuk mendapatkan uang itu?

follow ig:authorhaasaanaa
ada visual disana.. ini Season Dua dari Pernikahan Dadakan Anak SMA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

00018

Keduanya masih saling tatap tajam satu sama lain, apa yang Zira katakan membuat Aldan tersentuh sebenarnya. Karena Aldan menemukan keseriusan serta ketulusan kasih sayang yang Zira miliki untuk Aila. 

“Anakku menangis bagaimana aku bisa mendiamkan orang jahat itu?” tanya Zira yang mana membuat lamunan Aldan buyar. 

“Dengar, Tuan Aldan terhormat.. Jika Aila hanya beban yang membandel untukmu, segera beri dia untukku. Aku akan jaga dia dengan baik seperti anakku sendiri!” ujar Zira dengan tatapan super musuhan dengan Aldan. 

“Ck, Zira.. Berhenti sok_”

“Sok apa? Kau sudah tuir, aku rasa.. Aila tidak keberatan kalau aku ajak dia untuk cari Papa baru,” ucap Zira yang mana langsung melangkah pergi. Eh sebelum itu Zira menghentikan langkahnya sebentar, menatap Aldan dengan sinis. 

“Mencari yang muda.. Nggak keriput kaya seseorang yang.. Emmm, taudeh!” Zira melanjutkan langkahnya. 

Meninggalkan Aldan yang ternganga akan semua yang Zira katakan. Aldan masih mencerna apa arti semua kata-kata Zira barusan, ia termenung sebentar. 

“Kurang ajar! Zira…!” Aldan langsung mengejar langkah kaki Zira yang sudah menjauh. 

“Kau ingin mencari Papa baru? Apa kau sadar arti kata yang kau ucapkan itu? Apa kau waras ha?!” Aldan terus mengoceh sepanjang jalan mengejar Zira yang sudah masuk kedalam kamar Aila. 

Sementara Zira tidak menanggapi apapun omelan Aldan terus berjalan hingga duduk di samping Aila yang tengkurap diatas ranjang. Terdengar suara tangisnya yang kencang dan menyakitkan, sayangnya hanya Zira yang bisa merasakan itu. 

“Zira.. Kita belum selesai bicara,” ucap Aldan, ia melihat kearah Aila yang menangis dengan tubuh yang bergetar. 

“Bicara apa? Kalau cuma ingin berkata-kata pedas sebaiknya tidak usah! Aku tidak sudi mendengarkan semua itu lagi,” ucap Zira yang seakan malas berbicara dengan Aldan lagi. 

Aldan geram tentunya karena Zira selalu saja membangkang apa yang ia katakan. Tanpa babibu Aldan menarik tangan Zira hingga wanita itu bangkit dari duduknya. 

“Dengar.. Kau tidak berhak membentak atau bahkan mengaturku! Kau hanya pemuasku saja, Zira.. Berhenti bertindak seolah kau istri nyataku!” ucap Aldan dengan sangat tegas. 

Zira termenung sebentar. “Lepaskan!”

“Lepaskan dikamar nanti, sekalian pakaianmu!” Aldan menarik tangan Zira dengan cekalan yang kuat. Zira berusaha melepaskan diri karna tahu apa yang akan terjadi. Tapi, Aldan tidak akan mudah dikalahkan kali ini. 

“Lepaskan aku!” 

Semua teriakan Zira tidak didengarkan oleh Aldan, ia sudah sangat sabar dari kemarin. Tapi, Zira selalu memancing kesabaran setipis tisu yang Aldan miliki. 

“Aku akan menyadarkan posisimu itu seperti apa sebenarnya,” Aldan membawa masuk Zira kedalam kamar utama, menutup pintu tidak lupa menguncinya hingga Zira tidak akan bisa kabur nanti. 

Pegangan tangan Aldan terlepas karena pria itu sedang membuka kaos santainya. Zira mengambil kesempatan untuk kabur menuju balkon, ia ingin melompat tapi disaat melihat ketinggian itu membuat niat Zira hilang sudah. 

“Astaga.. Tidak akan bisa,” Zira seakan mau menangis sekarang. Ia tahu apa yang Aldan inginkan saat ini, yaitu sebuah hubungan panas untuk kedua kalinya. 

“Kau kira bisa kabur, hem?” tanya Aldan dengan posisi tangan bersedekap didada. 

Zira langsung merubah posisi hingga saat ini berhadapan dengan Aldan yang menatapnya penuh nafsu. Zira memegang erat pagar pembatas, ia tidak tahu harus kemana lagi. 

“Aku belum siap untuk melayanimu lagi, Tuan..” ucap Zira dengan suara yang sedikit begetar. 

Sebenarnya Zira masih ngeri dengan sentuhan pada kemarin malam itu. Miliknya masih terasa sangat sakit, milik Aldan yang besar itu benar-benar menyakiti. Zira tidak tahu mengapa Rania mengatakan jika berhubungan seperti itu sangat menyenangkan. 

“Aku belum siap.. Rasanya masih sangat sakit pasti,” ucap Zira kepada Aldan yang kini menatapnya datar saja. 

“Tapi, aku sudah sangat siap, Zira. Bagaimana ini?” tanya Aldan sembari tertawa kecil. Aldan meraih tangan Zira membawa wanita itu menuju pelukannya. 

“Siap tidak siap, pagi ini kau harus melayani aku!” ujar Aldan dengan sangat tegas. 

“Tidak, Tuan.. Tidak!”

Aldan menggendong Zira membawa wanita pembangkang itu untuk masuk kedalam kamar. Bahkan menjatuhkan tubuh Zira begitu saja diatas ranjang, tentu saja Zira menjerit sakit karena tubuhnya seperti tidak ada harga diri dihadapan Aldan. 

Zira mundur perlahan dikala Aldan menatapnya penuh nafsu, seakan-akan detik ini riwayat hidup Zira akan tamat. Tapi, kaki Zira sudah ditarik Aldan hingga menggantung menuju lantai. 

“Tuan.. Hentikan, maafkan aku.. Bukan maksudku, emmm..” Bibir Zira dibungkam oleh bibir Aldan disaat wanita itu ingin terus memberontak. 

Kali ini Aldan tidak akan membiarkan Zira lolos sedikit saja, sudah habis kesabarannya. “Ini hukuman karna aku memberiku cabai semalam, dan ini juga hukuman yang sama karena kau mengendarai motor semalam. Dan juga..” Aldan menarik celana piyama Zira hingga terlepas sebelum melanjutkan ucapannya. 

Tentu saja bagian atas Zira sudah terbuka sempurna, hingga dua bongkahan sintal itu seakan menantang bagi Aldan. “Ini juga hukuman yang sama karna kau.. Mengatakan ingin mencari Papa baru untuk Aila dan untukmu sendiri,” Sambungnya. 

Tubuh Zira melengkung kala Aldan terus melumat inti bongkahan itu, tidak hanya itu tangan Aldan terus melakukan kegiatan dibawah sana. Tidak ada satupun yang Aldan abaikan, ia menyentuh semua bagian tubuh Zira yang sangat ia sukai. 

“Mmmm.. Tuan, pelan-pelan..” Zira terus bergerak kesana-kemari merasakan sentuhan yang Aldan lakukan. 

“Akan ku buktikan..” Aldan menarik tubuh Zira hingga mendapatkan posisi yang sangat ia inginkan. “Bahwa kau hanya milikku.. Tidak akan bisa mencari laki-laki lain lagi, mengerti?”

Zira menjerit kecil kala adik Aldan yang berukuran besar itu menerobos masuk didalam sana. Rasanya masih sangat sakit, Zira tidak bisa merasakan apapun kecuali rasa sakit yang teramat. 

“Sakit..” Lirihnya, ia menatap Aldan sendu disaat pria itu menatapnya penuh hasrat. 

“Itu karna kau belum terbiasa dengan ukuran yang aku miliki.. Setelah kau terbiasa, milikmu tidak akan sakit lagi. Kau akan merasakan kenikmatan yang sangat kau rindukan nanti,” ucap Aldan sembari meremas bongkahan itu untuk mengalihkan rasa sakit yang Zira rasakan. 

“Terasa tidak keriputnya?” tanya Aldan sembari mengusap keringat yang membanjiri pelipis Zira. Ntah kenapa kali ini Aldan memperlakukan Zira dengan sangat lembut, dan penuh kasih sayang. 

Sekalipun Zira disela kenikmatan, ia masih sadar dengan apa yang Aldan tanyakan. 

“Longgar, bahkan milikmu sangat tidak terasa sekarang. Kurang besar,” Jawaban Zira membuat Aldan menjadi kepikiran. 

“Sama sekali tidak terasa? Tadi kau bilang sakit, mana yang benar?”

“Mati aku!” Zira hampir saja ketahuan bohongnya, ia harus mencari kata-kata lain sekarang. “Aaaahhhhhh..” Tiba-tiba saja Zira menjerit karna Aldan mulai bergerak maju mundur secara perlahan tapi lama-lama semakin kencang. 

Rasa sakit tadi sudah hilang tergantikan dengan rasa aneh dan nikmat yang ingin Zira rasakan lebih lagi.

“Masih belum kau rasakan?” Tanya Aldan sembari menambah pacu kecepatannya. 

“Belum! Aku.. Aaaaa.. Ah.. Tidak merasakan apapun,” balas Zira cepat tapi sambil susah payah menahan rasa nikmat di dalam hati. 

1
Delvyana Mirza
Zira sakit Aldan,buka la pintu hatimu tuk dia,lamjuut thor,
💗AR Althafunisa💗
Oh... seperti itu, siapa yg ditinggal mati bininya ape 7 tahun ga bisa move on. Mau ditinggal lagi emang ah... 😡😡😡
Yuni Sbyi
kalo udah cemburu mah susah bawaan nya ingin marah aja,,gk tau bagaimana kondisi si zira
mbok Darmi
kata nya matipun ngga peduli yg sudah ngga usah dok perhatian dasar duda gendeng mau menang sendiri
Delvyana Mirza
Lama2 Kamu lucu lho,,thor buat la Zira agak peminim jangan ikutan Arogan gitu,
💗AR Althafunisa💗
Ngakakkk... 🤣🤣🤣
💗AR Althafunisa💗
🤣🤣🤣🤣🤣🤣😭😭
Delvyana Mirza
Aldan kamu itu ya,kasihan melihat Zira ma Aila di kasari terus,lapan kamu itu tobat nya jangan suka ketus2 kalau ngomong ntar fi tinggsl pergi baru rasa,
Delvyana Mirza
lanjuuut thor
Nafisa Aprilia
Kecewa
Ig:authorhaasaanaa: hei ini belum tamat loh! kenapa kamu kecewa, kenapa? ada masalah hati apa gitu? jangan rada-rada deh☺
total 1 replies
Uthie
baru mampir 👍♥️
💗AR Althafunisa💗
Lanjut ka 😍❤️
💗AR Althafunisa💗
Ceritanya keren 👍
💗AR Althafunisa💗
😭😭😭😭😭😭😭😭 sakit hati banget aku.
💗AR Althafunisa💗
Itu si Aldan mau nya diapain ya, kejam banget sama anaknya 😡😭
💗AR Althafunisa💗
aku koq sedih bangettt ya 😭😭😭😭😭😭😭😭
💗AR Althafunisa💗
Aku koq kasihan sama Aila ya, ga diperhatiin banget 😭😭😭
Delvyana Mirza
Itu suami nya Rey,hati2 dia itu kata Zira duda tantrum lho,ksmu harus was2 ya,
Nurjanah Abdullah
aku vote...semangat kak....
Ig:authorhaasaanaa: wah terimakasih yaaa🥰
total 1 replies
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!