NovelToon NovelToon
Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit

Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.

Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.

Zhang Ziyi namanya...

Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....

"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 4 ~ Menantang

"Nak, Siapa yang melakukan ini terhadapmu. Biar ayah beri pelajaran orang itu!" Zhang Mao berkata sembari mengepal keras tangan kanannya.

Zhang Ziyi hendak memberitahu ayahnya, bahwa yang mencelakai dirinya adalah sepupunya sendiri, Zhang Fei. Namun sebelum mulutnya mengeluarkan suara, mendadak ia menghentikannya di tenggorokan.

"Tidak! Untuk kali ini, aku tidak boleh menjadi cengeng. Cukup sebelum-sebelumnya ayah serta ibu selalu repot karena ku... Aku sudah besar. Masalahku adalah masalahku. Tidak ada kaitannya dengan ayah dan juga ibu!" gumam Zhang Ziyi dalam hati.

"Eeh, ti-tidak ayah! Ini bukan masalah besar. Aku bisa menyelesaikannya sendiri!" Zhang Ziyi mencari alasan.

Ada rasa bangga di hati Zhang Mao, kala melihat anak angkatnya itu telah berani menunjukkan sikap tanggung jawab.

Namun Zhang Hai justru bertindak lain. Ia malah semakin khawatir, anak semata wayangnya ini menyembunyikan akan siapa pelaku yang telah membuat anaknya ini sampai babak belur dan tak sadarkan diri.

"Ibu, kau tak perlu khawatir. Ini bukan masalah besar, aku bisa menyelesaikan sendiri!"

"Setidaknya kau bisa memberitahu kami siapa orang yang melakukan ini terhadapmu!" geram. Zhang Hai berbicara dengan suara agak meninggi.

Meski sedikit ragu, Zhang Ziyi akhirnya menyebutkan nama, orang yang telah melakukan tindak kekerasan ini terhadapnya. Tak mau ibunya itu bertambah geram.

"Zhang Fei, Ayah–ibu!" Zhang Ziyi berucap lirih.

Mendengar nama Zhang Fei, Kedua orang tua itu seketika terdiam. Bukan tanpa alasan, ada sesuatu yang pasti membuat keduanya terdiam membisu.

"Ayah–ibu. Kalian kenapa diam? Apakah ada yang salah dengan ucapan-ku?"

Zhang Ziyi memandangi wajah keduanya secara bergantian. Tampak mereka tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Bahkan ekspresi geram yang semula di tampakkan Zhang Hai, kini mulai menghilang.

"Tidak, nak! Tidak ada yang salah dengan ucapan-mu barusan!" ucap Zhang Hai.

"Ziyi'er, usahakan jangan mencari masalah dengan sepupumu itu!" tambah Zhang Mao.

Zhang Ziyi mengernyit. Perubahan sikap yang ditunjukkan kedua orang tuanya itu begitu membuatnya curiga.

"Apa yang di sembunyikan ayah serta ibu?"

Meski penasaran, Zhang Ziyi memilih untuk tak mempertanyakannya.

"Baiklah Ayah–ibu. Sebisa mungkin, Ziyi tak akan mencari masalah dengan Zhang Fei!" "Meski anak itu yang selalu memulainya duluan!"

Meski Zhang Ziyi biasa saja di luar, namun dalam hati ia nampak tak ikhlas. Bagaimana tidak. Pemuda yang di maksud itu yang selalu mencari perkara duluan. Meski ia berusaha menghindar, namun yakin dan percaya, Zhang Fei tak akan melepaskannya begitu saja.

Selang beberapa saat, ketiganya keluar dari kamar Zhang Ziyi, menuju meja makan.

Selesai makan siang, Zhang Ziyi meminta izin untuk mengambil misi, sekaligus berlatih.

Awalnya, Zhang Hai tak mengizinkannya, dengan alasan putranya itu baru saja sembuh. Namun karena Zhang Ziyi terus mendesak dan meyakinkan wanita itu, juga ayahnya ikut andil dalam membujuk ibunya untuk mengizinkan Zhang Ziyi mengambil misi. Zhang Hai pun akhirnya menyerah dan mengizinkan pemuda itu untuk mengambil misi.

Dengan senang hati, Zhang Ziyi melangkah keluar rumah, menuju tempat dimana para murid serta tetua biasa mengambil misi.

Sesampainya di sana, Zhang Ziyi langsung memperhatikan papan misi. Mencari-cari misi yang pas untuk kultivasinya saat ini. Dikarenakan ia memiliki kultivasi yang rendah, maka Zhang Ziyi mencari misi yang mudah di selesaikan.

"Rumput Hati!"

Gumam Zhang Ziyi pelan. Memperhatikan dengan seksama, misi yang akan ia ambil adalah mencari rumput hati. Letaknya sendiri berada di pinggir hutan Luori. Namun sedikit lebih dalam.

Misi tersebut bisa di bilang gampang, namun cukup berbahaya. Bagaimana tidak, jika saja ia masih di pinggir hutan Luori kala matahari telah beranjak, maka siap-siap saja. Tubuhnya akan menjadi santapan binatang buas.

Setelah melapor, Zhang Ziyi langsung bergerak menuju hutan Luori. Jarak antara klan dengan hutan Luori tidak terlalu jauh. Sekitar Lima kilo perjalanan.

Selang beberapa saat, Zhang Ziyi akhirnya sampai di hutan tersebut. Berjalan memasuki hutan, Zhang Ziyi tidak sengaja bertemu dengan Zhang Fei serta antek-anteknya.

"Sial... Kenapa aku harus bertemu manusia ini di sini." Zhang Ziyi berdecak kesal.

Melanjutkan langkah, Zhang Ziyi berjalan seraya menunduk.

Benar apa yang ia pikirkan. Zhang Fei memang tak ingin melepaskannya kala pemuda itu bertemu dengan Zhang Ziyi.

"Hei, Sepupu Bodoh!" Zhang Fei meneriaki nama Zhang Ziyi. "Hendak ke mana kau?"

Zhang Ziyi tak menanggapi. Pemuda itu tetap berjalan dengan kepala yang menunduk, mengarah pada tanah.

"Woyy.... Apakah kau tuli?" Sekali lagi, Zhang Fei berteriak lantang.

Akan tetapi, Zhang Ziyi tetap tak menanggapinya. Ia malah semakin mempercepat langkah kakinya.

Zhang Fei yang tak terima langsung mendekati Zhang Ziyi. Ditariknya keras setelan pemuda itu, hingga robek.

"Kau berani mengacuhkan ku, Pemuda Sampah!"

Zhang Fei berteriak keras tepat di hadapan wajah Zhang Ziyi. Sampai-sampai percikan air liur Zhang Fei berterbangan dan mengenai wajah Zhang Ziyi.

"Apa masalahmu? Kenapa kau selalu menggangguku?!" marah Zhang Ziyi.

"Owh, kau masih berani bersikap arogan setelah apa yang kau lakukan barusan... Heeh ... Tch!" Zhang Fei meludahi wajah Zhang Ziyi.

Zhang Ziyi sendiri mengalihkan wajahnya, sembari kedua matanya ia tutup rapat, takut ludah Zhang Fei mengenai wajahnya.

"Kau!"

Emosi Zhang Ziyi meledak saat itu juga. Dengan dada panas, pemuda itu langsung menggenggam pergelangan tangan sepupunya itu yang sebelumnya meriba bajunya.

Pemuda itu lantas menarik dan hendak membanting tubuh Zhang Fei, namun ia kalah kuat dengan Zhang Fei. Bukannya sepupunya, malah Zhang Ziyi yang terbanting keras di tanah.

"Uhuk!"

Zhang Ziyi memegangi dadanya yang sesak.

"Tch. Seorang sampah, tetaplah sampah. Tak bisa dibandingkan dengan berlian!"

"Hahaha! Pemuda bodoh, tak tahu memposisikan diri."

"Harusnya kau itu sadar akan posisimu. Jangan melawan!"

Anak buah Zhang Fei satu per satu mengata-ngatai Zhang Ziyi. Berbagai kata umpatan mereka keluarkan. Bahkan masing-masing dari mereka meludahi Zhang Ziyi.

Tak hanya itu, bahkan Zhang Fei serta antek-anteknya, menendang Zhang Ziyi. Beramai-ramai memukuli anak itu. Hingga membuat Zhang Ziyi dipenuhi dengan luka di sekujur tubuhnya.

Hanfu yang ia kenakan kini telah koyak di beberapa bagian. Wajahnya lebam nyaris tak terkenali. Darah keluar dari hidungnya serta sudut bibirnya. Bahkan Beberapa bagian tulangnya, ia rasakan patah.

Setelah puas, Zhang Fei beserta antek-anteknya, pun meninggalkan Zhang Ziyi. Tak lupa pula hinaan juga mereka keluarkan sebelum meninggalkan pemuda itu.

Saat berjarak lima meter dari Zhang Ziyi, mendadak kelima orang itu menggantikan langkah.

"Z-zhang Fe-fei!"

Suara lemas sekaligus serak itu. Zhang Ziyi berusaha mengeluarkan suaranya, meski sedikit susah.

Zhang Fei serta antek-anteknya, menoleh ke belakang.

"Ada apa lagi, bocah bodoh. Masih tak cukup? Apakah kau mau lagi?" Zhang Fei berkata remeh. Anak buahnya tertawa mendengar perkataan Zhang Fei barusan.

"Cih! Anak ini!" Zhang Ziyi membatin sesaat. Ia sudah terlanjur membenci anak itu. Pemuda itu telah bertekad akan memberinya pelajaran berharga di suatu saat nanti.

"Aku menantang mu bertarung!" Tantangan itu keluar begitu saja dari mulut Zhang Ziyi. Entah apa yang merasuki anak itu. Begitu gila sekaligus tidak melihat batasannya.

Zhang Fei mengernyit. "Apakah kau tak salah bicara?!"

Tak ada jawaban dari pemuda itu.

"Baik, aku menerimanya. Aku beri kau waktu satu bulan untuk berlatih... Jangan menyesali tantangan mu ini, Zhang Ziyi!"

Setelahnya, kelima anak itu berlalu dari sana. Meninggalkan Zhang Ziyi yang kini meratapi nasibnya yang malang.

Terlaku banyak orang yang membencinya. Terlalu banyak orang yang meremehkannya. Bahkan sepupunya sendiri tak menganggapnya. Beruntung ia masih memiliki sosok ayah serta ibu yang selalu mendukung dirinya.

Meski begitu, Zhang Ziyi kadang membenci dirinya sendiri. Terlalu lemah. Bahkan karena dia, kedua orang tuanya harus terseret. Kedua orang tuanya harus di hina. Yakin dan percaya, di luar sana. Banyak dari anggota klan yang menjelek-jelekkan kedua orang tuanya, dan tanpa mereka ketahui.

Dalam lubuk hati paling dalam. Zhang Ziyi bertekad keras. Akan Menjadi yang terkuat. Dan membalas orang-orang yang menghinanya. Membungkam mereka yang menjelek-jelekkan dia serta kedua orang tuanya.

Penghinaan ini, akan ia simpan dalam hati. Penghinaan Zhang Fei, akan ia balas di pertarungan mereka.

"Satu bulan lagi.... Yah ... satu bulan lagi!"

gumam pelan Zhang Ziyi. Pemuda itu memejamkan mata pelan, sambil mengenang kembali hari-harinya dahulu.

Jika di ingat-ingat kembali. Dari kecil, ia telah mendapat hinaan dari orang-orang klan. Bahkan sampai umurnya 12 tahun pun ia masih tetap mendapatkannya. Bahkan dirinya tak memiliki teman di klan. Bukan tak memiliki, lebih tepatnya tak ada yang mau berteman dengannya.

1
Raden Hanafi
kadang guru kadang master, gak ada pendirian sama sekali
Raden Hanafi
aura bukan nafsu
Raptor
Luar biasa
Ahmad Saekhu
buat modal slot torr
Raptor
🤣😂
Raptor
🤣
Arie Chaniago70
lanjut bro,,,,biar jelas alur cerita nya,,,,
Arie Chaniago70
gimana nya cerita nya bro,,,tak ada angin tak ada hujan,,,,bisa bisa ceritanya putus begitu aja,,,kecewa,,,banget,,,
Drs Sarbini
terimakasih Karya yg menarik.
Arie Chaniago70
hajar Zhang siksa biar nyahook,,,😀😀😀
Ahmad Saekhu
pokeke melu
Andi Kuswanto
Luar biasa
Wy Ky
keren
Arie Chaniago70
tangkap zang jadikan senjata untukelawan kaisar langit,,
Arie Chaniago70
semangat Zhang hancurkan mereka,,,
elang jawa
diancuk kakean iklan gak penting
Arie Chaniago70
jangan kalah bro sikat habis lawan,,,,
Pebri Reja ginting
mantap
Bambang Hidayat
Kecewa
Bambang Hidayat
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!